Tidak Terima

Tidak Terima

Suasana pagi. Kinara duduk di depan terumah sambil melihat ke lahan pertanian yang terbentang luas kiri dan kanan rumah. Sejak pagi tadi, memperhatikan gerak-gerik Dirga yang masih tidak berbicara pada nya pagi ini. Entah apa yang salah, Kinara juga tidak mengerti.

"Bodoh amat. Pokok nya aku ingin tinggal di kota." Ucap Kinara di dalam hatinya.

"Dirga," Panggil Kinara. Dirga yang sedang membawa sepatu but keluar rumah pun membalikan tubuh melihat ke Kinara.

"Sopan sedikit. Selain aku suami mu, umur ku juga jauh lebih tua dari mu," Balas Dirga dengan raut wajah datarnya.

"Aku harus memanggil mu apa?," Tanya Kinara.

"Mas," Jawab Dirga. Kinara tertawa mendengarnya.

Hahahahaha

"Apa tidak ada sebutan lain?, terdengar menggelikan," Ucap Kinara.

"Katakan ada apa?," Tanya Dirga yang tidak memperdulikan tawaan Kinara.

"Aku mau ke kota hari ini," Ucap Kinara.

"Aku akan mengantar mu ke kota, tapi hanya untuk berbelanja. Bukan mengantar mu pindah ke sana," Ujar Dirga sambil masuk ke dalam rumah untuk bersiap.

"Eh tapi, aku ingin tinggal di sana," Protes Kinara yang ikut masuk ke dalam rumah mengikuti Dirga.

"Tidak ada. Jangan membantah. Berbelanja sesuka mu, segala selesai kita kembali ke sini," Tegas Dirga.

"Pemaksaan." Ucap Kinara.

"Kau keras, aku bisa lebih keras," Balas Dirga.

"Cepat bersiap. Aku menunggu mu di luar," Perintah Dirga sambil mengambil jaket Levis dan juga topi. Dirga keluar dari kamar.

"Dasar tua!." Gerutu Kinara pelan. Kinara mulai bersiap dengan mengganti pakaian nya dan juga memakai make up tipis.

Selang beberapa menit saja, Kinara pun keluar dengan memakai rok ketat berwarna pink selutut dan juga tantop warna cream ada sedikit corak ke pink2. Dengan rambut terurai dan juga memakai sendal tali yang simple. Kinara keluar dari kamar dan menghampiri Dirga yang menunggu nya di ruang tamu.

"Ayo," Kinara berdiri di depan Dirga sambil merapikan rambutnya.

"Apa kau seorang Tarzan?," Tanya Dirga yang memperhatikan cara berpakaian Kinara.

"Kenapa lagi?, kita mau ke kota. Apa salahnya aku memakai baju begini?," Tanya Kinara.

"Ganti baju mu. Rok nya tidak masalah. Tapi baju mu ganti sekarang," Perintah Dirga mengalihkan pandangan.

"Tidak mau!," Tolak Kinara.

"Kalau tidak mau, aku juga tidak mau mengantar mu," Balas Dirga dengan senyuman miringnya.

"Kau!." Kinara berjalan masuk ke dalam kamar dengan kesal. Kinara mengganti kan baju nya dengan jaket Levis yang menurut nya masih cocok untuk outfit yang ia kenakan. Selesai mengganti baju, Kinara pun kembali keluar dari kamar.

"Ini sudah baik. Jangan memprotes ku lagi!," Cetus Kinara menatap kesal ke arah Dirga.

"Lumayan. Ayo," Balas Dirga sambil berjalan keluar.

"Sudah beda abad. Wajar saja ketinggalan jaman," Gumam Kinara pelan.

"Sudah berhenti mengataiku. Berdosa seorang istri menghina suami nya sendiri," Ucap Dirga yang mendengarnya. Dirga merasa biasa saja di Katai Kinara begitu ia tidak marah sama sekali.

"Kenapa kau juga memakai jaket Levis?," Tanya Kinara yang berjalan di belakang Dirga. Kinara memperhatikan jaket yang di kenakan oleh Dirga dengan warna yang sama dengan nya.

"Aku sudah sejak tadi memakai jaket. Kau saja yang tidak sadar," Ucap Dirga yang terus berjalan membelakangi Kinara.

"Jangan berpikir untuk menggantinya. Tidak ada waktu menunggu mu mengganti baju lagi." Ingat Dirga.

"Aku juga tidak berpikir menggantinya. Aku akan menggantinya saat sampai di mall." Balas Kinara.

Dirga membawa Kinara berjalan beberapa menit dari rumah nya hingga sampai di depan warung kecil dan terlihat di sana ada sebuah mobil.

"Nah ini mobilnya," Tunjuk Dirga ke Kinara. Kinara yang melihat pun alangkah terkejut dan ternganga memperhatikan mobil yang terparkir di depan warung tersebut.

"Maksud mu kita memakai mobil pikap ini untuk ke kota?," Tanya Kinara tak percaya.

"Mmm. Apa kau lihat ada mobil lain. Ayo cepat masuk," Dirga membuka pintu mobil untuk Kinara.

"Ya tuhan. Kenapa ayah ku menikahkan ku dengan lelaki yang membawa penderitaan untuk ku." Keluh Kinara sambil memasuki mobil dan duduk di dalam mobil. Kinara benar-benar merasa ingin menangis melihat bagaimana kehidupan nya sekarang ini. Kinara yang dulu nya seorang wanita yang hidup berkecukupan dan memakai mobil mewah, kini ia harus menaiki mobil pikap. Kinara yang dulu nya tinggal di luar negeri atau tinggal di kota, kini harus tinggal di desa. Bagaimana tidak menangis? Jika kehidupan yang ia rasakan saat ini sangat berbanding terbalik dengan kehidupan nya dulu. Kinara masih belum bisa menerima kenyataan yang ia alami saat ini.

Di sepanjang perjalanan, Kinara hanya merenung. Tanpa sadar air mata nya menetes membasahi pipi. Dirga yang saat itu sedang mengemudi, sesekali melihat ke Kinara. Dirga melihat Kinara yang sedang menangis.

"Kau menangis?, heh kenapa?," Tanya Dirga.

"Tidak." Jawab Kinara.

"Katakan kenapa menangis?," Tanya Dirga sambil fokus mengemudi dan sesekali masih melihat ke samping ke arah Kinara.

"Aku tidak terima dengan semua ini," Jawab Kinara sambil menghapus air matanya. Dirga terdiam sambil memandangi Kinara. Melihat Kinara menangis, entah mengapa timbul rasa kasihan pada Diga. Rasa nya tak tega melihat gadis di samping nya itu menangis.

"Coba lah perlahan. Meski kau tidak terima, seiring waktu kau akan terbiasa," Ucap Dirga.

"Aku akan memberi mu izin hari ini untuk kau tinggal dan bersenang-senang di kota," Lanjut Dirga. Melihat Kinara yang blterlihat begitu tertekan tinggal di pedesaan, membuat Dirga akhirnya membolehkan Kinara tinggal di kota.

"Benarkah?, kau tidak bohong?," Tanya Kinara sambil menghapus sisa-sisa air mata nya.

"Mm. Aku serius. Tapi hanya dua hari saja," Jawab Dirga dengan tersenyum.

"Hanya dua hari?, seminggu saja," Tawar Kinara.

"Dua hari." Putus Dirga. Kinara kembali terdiam. Walau dua hari, setidaknya ia bisa menenangkan dirinya. Kinara duduk dengan menyandarkan punggung nya di kursi sambil ikut memperhatikan jalanan di depan. Dirga yang melihat Kinara yang terlihat tenang dan tersenyum begitu membuat nya ikut tenang.

* * * *

Butuh beberapa jam perjalanan, mereka pun sampai di depan sebuah mall. Kinara turun dari mobil begitupun Dirga. Kedua nya masuk ke dalam mall dan mulai melihat-lihat.

"Kita ke toko perhiasan dulu," Ucap Kinara ke Dirga yang berjalan di belakang nya.

"Kau ingin membeli perhiasan?," Tanya Dirga yang berjalan di belakang Kinara.

"Bukan. Aku ingin menjual perhiasan. Ayah ku mengambil uang, kartu dan juga mobilku. Kita membeli harus pakai uang bukan daun pedesaan," Ucap Kinara. Memang stletelah menikah, Pak Berto menyita semua barang Kinara agar putrinya tidak kabur dan foya-foya lagi.

"Kau tidak perlu menjual perhiasan. Beli saja apa yang kau mau. Aku akan membelinya," Gumam Dirga dengan santai.

"Apa kau punya uang?," Tanya Kinara tak percaya.

"Kau meremahkan suami mu. Aku sanggup membiayai mu," Jawab Dirga.

"Baiklah. Aku akan berbelanja sesuka ku." Ucap Kinara dengan tersenyum senang. Dirga yang melihat pun hanya bisa menghela nafas nya memperhatikan wanita di depan nya.

Kinara membeli apapun yang ia mau hari itu. Mulai dari baju, tas, ikat rambut, baju santai, sepatu. Di lanjut membeli buah-buahan, makanan cemilan dan berbagai hal lain nya.

Setelah puas berbelanja, Kinara pun mengajak Dirga untuk ke apartemen nya. Dirga membawa barang-barang belanjaan mereka menuju mobil dan meletakan nya di gerobak mobil di bagian belakang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!