Kuku Patah

Kuku Patah

Setelah berjam-jam lama nya Kinara mencuci baju dengan menggunakan tangan. Akhirnya perkerjaan nya terselesai kan dan kini Kinara hanya menjemur baju-baju yang sangat banyak itu ke tempat penjemuran di bagian belakang rumah. Dengan keringat dan juga nafas yang tersenggal akibat sangat kelelahan, Kinara masih tetap menyelesaikan perkerjaan nya hingga benar-benar selesai.

Setelah selesai menjemur, Kinara pun kembali masuk ke dalam rumah. Kinara bermaksud untuk mencari Dirga. Saat berjalan ke arah ruang tamu, terlihat Dirga yang ternyata berada di sana sendirian. Kinara berjalan dengan sangat kelelahan ke arah Dirga. Pun Dirga yang melihat Kinara, beranjak berdiri.

"Apa sudah selesai?," Tanya Dirga.

"Hmm. Apa kau punya kamar untuk ku beristirahat?," Tanya Kinara.

"Ke kamar ku saja. Ayo," Ajak Dirga. Kinara pun mengiyakan dan berjalan menuju kamar suami nya.

Sesampai nya di dalam, Kinara memperhatikan sekeliling kamar yang terlihat sangat rapi. Seisi kamar tertata sangat rapi dan juga sangat bersih.

"Sini, aku membantu memijat tangan mu. Tangan mu pasti lelah mencuci sebanyak itu," Tawar Dirga.

"Tidak perlu. Kau tidak perlu berpura-pura perhatian begitu pada ku," Tolak Kinara sambil duduk di tepian sofa dan kemudian menjuntaikan kedua kaki nya kebawah.

"Kuku ku lihat ugh," Kinara memperlihatkan kuku-kuku panjang nya yang patah dan juga cat kuku yang juga sudah berantakan. Bagaimana tidak patah?, Kinara mencuci baju berjam-jam dengan tangan nya. Seumur hidup, ini pertama kali nya Kinara mencuci baju menggunakan tangan begitu.

Tangan-tangan Kinara juga terluka akibat terendam air dan juga karena gesekan dari baju-baju yang ia cuci. Melihat pemandangan ini, membuat Dirga merasa bersalah pada Kinara. Dirga menarik laci dan mengambil obat luka dan juga kapas.

"Kemari," Pinta Dirga sambil manarik pelan kedua tangan istrinya. Kinara terdiam dan membiarkan begitu saja. Kinara membiarkan suami nya mengoleskan obat luka dengan kapas di luka-luka kecil di tangan nya.

"Selesai. Istirahat lah di kamar," Ucap Dirga selesai mengobati luka dan menyimpan kembali obat dan kapas ke dalam laci lemari.

"Aku juga berpikir begitu. Tubuh ku sakit semua. Tangan dan kaki ku juga pegal semua ugh," Balas Kinara sambil merebahkan tubuhnya di tempat tidur.

"Sini kaki mu," Dirga duduk di tepian sofa di kaki Kinara. Kinara terkejut melihat Dirga yang menyentuh kaki nya.

"Heh! Kau mau apa?," Kinara menjauh kan kaki nya dari Dirga.

"Memijat. Sudah jangan protes. Aku hanya memijat kaki mu saja," Ucap Dirga sambil menarik kaki Kinara dan memijat nya. Kinara terdiam dan memperhatikan wajah suaminya dengan serius. Di lihat dari raut wajah nya, Dirga memang serius memijat kaki. Kinara pun akhirnya membiarkan begitu saja suami nya memijat kedua kaki nya karena kaki nya memang pegal.

"Kau kaya kenapa tidak membeli mobil mewah?," Tanya Kinara sambil melihat Dirga yang memijat kaki nya.

"Memangnya kaya sangat perlu memakai mobil mewah?," Tanya Dirga dengan menaikan satu alis nya ke atas.

"Tentu saja. Bagaimana ada orang yang kaya dan punya uang tidak memiliki mobil mewah," Keluh Kinara dengan helaan. Kinara benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran suaminya.

"Kau masih sangat muda. Wajar saja yang kau pikirkan hanya sekedar kemewahan," Balas Dirga sambil terus memijat.

"Bukan perkara muda atau tua. Ini perkara pribadi masing-masing. Orang tua juga memiliki mobil mewah. Kau saja yang terlalu kuno dengan pribadi mu," Ucap Kinara dengan santai. Dirga yang mendengar pun melihat ke arah Kinara.

"Apa yang kau lihat?, yang ku katakan memang benar," Lanjut Kinara yang membalas tatapan Dirga padanya.

"Apa kau sangat ingin membeli mobil?," Tanya Dirga.

"Kenapa?, kau ingin membelinya?," Kinara berbalik bertanya.

"Aku bisa membelinya jika pernikahan kita di tambah dengan durasi lebih satu tahun," Balas Dirga dengan senyum khas nya.

"Jidatmu. Lebih baik tidak perlu mobil mewah!," Cetus Kinara. Dirga hanya membalas nya dengan senyuman.

"Kapan kita pulang?," Tanya Kinara.

"Kenapa?, kau merindukan pedesaan?," Tanya Dirga.

"Maksud ku pulang ke apartemen ku," Jelas Kinara dengan kesal.

"Oh. Tidak tau," Jawab Dirga. Dirga sengaja ingin membuat Kinara kesal.

"Jika kau tidak ingin pulang, tinggal saja di sini. Aku ingin pulang ke apartemen ku secepatnya," Ingat Kinara.

"Kenapa?," Tanya Dirga.

"Di rumah ini tidak ada satu orang manusia pun yang menyukai ku. Kau lihat bagaimana mereka memperlakukan aku seenaknya," Keluh Kinara. Teringat bagaimana ibu mertua nya memarahi nya tadi, membuat Kinara benar-benar ingin cepat-cepat kembali ke apartemen.

"Jangan di ambil hati. Nama nya juga orang tua," Balas Dirga mencoba menenangkan istrinya.

"Kapan kita kembali ke apartemen?," Tanya Kinara lagi. Demi apapun, Kinara benar-benar tidak sabar ingin keluar dari rumah ini.

"Nanti malam kita akan kembali ke apartemen untuk mengambil barang-barang dan langsung pulang ke pedesaan malam ini juga," Jelas Dirga.

"Pulang ke pedesaan?, tidak bisa di tambah satu hari lagi menginap di apartemen?," Tanya Kinara dengan memohon.

"Tidak. Kita hanya dua hari di kota," Jawab Dirga.

"Hah. Tidak ada yang menyenangkan. Sudah berhenti memijat ku!," Kinara menepis kedua tangan Dirga dan membalikan tubuhnya membelakangi suaminya.

Melihat Kinara yang berbalik badan, membuat Dirga memutuskan untuk ikut berbaring di samping Kinara.

* * * * *

Di malam harinya. Seusai makan malam, Dirga pamit pulang ke ibunya. Begitu pun Kinara yang juga tetap ikut bersalaman dengan ibu mertuanya walau ibu mertuanya tidak memperdulikan nya sama sekali. Keduanya masuk ke dalam mobil dan menjauh dari rumah untuk kembali ke apartemen.

Saat sampai di apartemen, Dirga mengambil semua barang-barang untuk di bawa ke desa dan meletakan nya ke dalam mobil pikap. Untuk mobil sewaan nya, sudah di kembalikan saat sampai tadinya. Kini ia kembali menggunakan mobil pikap.

Kinara langsung masuk ke mobil dan menunggu Dirga yang masih membawa barang. Selesai membawa barang, Dirga pun masuk ke dalam mobil dan mulai mengemudi.

"Apa kita bisa berhenti di nail art?," Tanya Kinara.

"Tidak. Ini sudah larut," Tolak Dirga sambil fokus mengemudi.

"Hah. Jika begini, aku bisa cepat tua karena menikah dengan lelaki seperti diri mu," Keluh Kinara sambil memperhatikan kuku-kuku nya yang telah patah.

"Hanya masalah kuku, sampai sebegitunya," Dirga menggelang kepala memperhatikan tingkah Kinara.

"Bukan hanya kuku. Apa kau tau, semenjak menikah dengan mu, aku bahkan tidak bisa perawatan. Aku tidak menyangka nasib ku sangat buruk," Ucap Kinara sambil merenung memperhatikan jalanan di depan.

Mendengar perkataan Kinara, membuat Dirga kembali terdiam dan sesekali melihat ke arah Kinara.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!