Hari sudah menjelang malam, matahari terbenam di ufuk barat, Maria dan Isabella memandangi indahnya mentari senja yang menghiasi langit sore.
Maria dan Isabella, dua saudara yang memiliki kelebihan, dapat merasakan seseorang memiliki sifat baik dan buruk.
Isabella sendiri cukup curiga dengan pelayan laki-laki Draggenerus, Salvador, sepertinya dia mempunyai niat jahat.
Untuk mengetahui siasat jahat apa yang dimiliki oleh Salvador dan apa yang telah direncanakannya.
Maria menyuruh Isabella untuk memantau pergerakan dari Salvador, pergerakannya sangat mencurigakan, seolah-olah punya niat jahat.
Akhirnya Maria dan Isabella mengetahui siasat jahat Salvador dan dia telah merencanakannya jauh lebih awal.
Maria dan Isabella mengetahui siasat jahat Salvador yang mencoba mencelakai Hidrannaggea beserta Cygnus bayi.
...
Maria merasakan kain merah yang menyelimuti tubuh Cygnus semakin memancarkan aura kekuatan yang luar biasa, Maria dapat merasakan kain merah itu memancarkan aura kekuatan iblis yang misterius.
Maria tidak tahu dari mana berasal kain merah itu dan dari mana asal kekuatan pada kain merah tersebut. Seseorang telah mengisi kain merah tersebut dengan kekuatan iblis.
Sebelumnya Isabella memeriksa kain merah itu dan ternyata sebuah syal merah, kain merah yang merupakan syal merah itu adalah sebuah benda ajaib yang memiliki kekuatan sihir di dalamnya.
Kekuatan yang terpancar dari kain merah itu adalah kekuatan iblis, tapi jenis kekuatannya belum diketahui, hanya memancarkan sebuah aura berwarna kemerahan saja.
Isabella baru dapat merasakan aura kekuatan yang dipancarkan syal merah tersebut sangatlah kuat.
Isabella menduga syal merah memiliki kekuatan sihir iblis yang berasal dari orang lain, namun Isabella tidak mengetahui bagaimana seseorang dapat membuat syal merah itu menjadi benda ajaib yang dipenuhi kekuatan sihir iblis.
Cara apa yang dilakukan oleh orang lain agar dapat menyalurkan sihir ke dalam syal merah tersebut sehingga mengubahnya menjadi benda ajaib.
Isabella hanya menduga syal merah itu hidup dan melindungi Cygnus bayi. Misteri dari syal merah tidak mampu Isabella pecahkan.
Sore hari Hidrannaggea menyimpan kalung liontin itu untuk Cygnus bayi kelak di masa depan nanti.
Hari sudah sore, Hidrannaggea menidurkan Cygnus bayi, tidak ada hal aneh yang terjadi pada anak laki-laki yang baru lahir kemarin subuh namun Maria mengetahui akan ada yang terjadi, tidak lama lagi.
Maria mulai menyadari, dari kain merah tersebut memancarkan aura kekuatan iblis, yang menyelimuti tubuh Cygnus bayi, Maria merasakan adanya pancaran energi iblis pada tubuh Cygnus yang beresonansi dengan kekuatan iblis pada kain merah tersebut.
Kekuatan yang dipancarkan terlalu rendah, Hingga Hidrannaggea dan Draggenerus tidak merasakannya, namun entah mengapa hanya Maria yang bisa merasakannya, Isabella tidak bisa, ini menjadi misteri.
Seperti biasa Draggenerus menjaga Hidrannaggea yang tertidur bersama anak laki-lakinya yang telah diberi nama Cygnus, Begadang hingga tengah malam, kadang Gienna menggantikannya.
Gienna menjaga Hidrannaggea di dalam ruangan, sempat Gienna memberi saran kepada Draggenerus untuk menjaga kesehatannya dan tidak begadang hingga pagi.
Keesokan harinya, Cygnus bayi mulai memancarkan aura kekuatan iblis dari dalam tubuhnya, aura kekuatan Iblis yang mirip dengan seseorang yang hidup sekitar seribu tahun yang lalu.
keberadaan sosok yang memiliki kekuatan yang sama, lima ratus tahun yang lalu telah dilupakan oleh semua orang, hampir tidak ada yang tahu.
Kekuatan yang dipancarkan hampir sama dengan kekuatan iblis yang ada pada kain merah tersebut.
Maria sepertinya mengetahui kain merah tersebut melindungi Cygnus bayi dari bahaya. Maria dan Isabella menyadari ada Salvador yang hendak berniat jahat.
Maria dan Isabella mulai merasakan aura kekuatan iblis tersebut, warna merah kehitaman, warna hitam itu memancarkan aura yang berbeda, kemudian saling menyatu, Maria bisa merasakan itu kekuatan kegelapan.
Hari ini cuaca sangat cerah, Hidrannaggea dikejutkan dengan keadaan anak laki-laki yang baru diberi nama, muncul tanda sayap di dadanya yang melambangkan anak terkutuk.
Hidrannaggea juga merasakan kekuatan kegelapan serta kekuatan iblis lain yang menyatu menjadi satu pada tubuh Cygnus bayi. Hidrannaggea mengetahui kekuatan iblis itu mungkin muncul dari dalam tubuh Cygnus bayi dan mungkin berasal dari kehidupan lampau.
Draggenerus juga merasakan adanya kekuatan iblis dari dalam tubuhnya Cygnus bayi, dia juga merasakan ada kekuatan aneh yang tidak dia ketahui.
Hidrannaggea sangat bersedih, Maria dan Isabella melihat kejadian tersebut. Terpaksa Hidrannaggea harus membuang anaknya di pinggir sungai.
Hidrannaggea tidak ingin membunuh anaknya sendiri, dirinya sadar dia adalah seorang malaikat dan sadar juga anaknya yang baru lahir masih punya hak untuk hidup.
Draggenerus memeluk erat tubuh Hidrannaggea dan berusaha untuk membuatnya tidak bersedih dan menangis lagi, lalu Hidrannaggea mengusap air matanya.
Draggenerus hari ini harus pergi melakukan tugasnya untuk menyelidiki sesuatu, itu merupakam tanggungjawabnya karena petinggi para malaikat di kota Vennussa mempercayakan dirinya untuk menyelidiki hal tersebut.
Pada akhirnya Draggenerus pergi dan menyuruh Gienna untuk menjadi Hidranaggea, dirinya tidak dapat ikut bersama Hidrannaggea untuk membuang anaknya yang ternyata manusia setengah malaikat.
Hidrannaggea lalu membawa anaknya pergi ke barat, Hidrannaggea mengeluarkan sayap malaikatnya, diikuti oleh Gienna yang terbang di belakangnya, meninggalkan Kerajaan Cahaya Suci dan Ibu Kota Vennussa, Hingga sampailah di suatu desa yang makmur.
Desa itu adalah sebuah desa yang dekat dengan pepohonan maple dan air terjun, Hidrannaggea meletakkan Cygnus bayi di atas batu.
Hidrannaggea, "Maafkan ibu, tidak bisa merawatmu lagi, karena ibu sadar ibu telah melahirkanmu yang mungkin nanti akan menjadi iblis ketika dewasa, semoga ada orang yang berbaik hati yang menemukanmu dan mau merawatmu."
Hidrannaggea meletakkan Cygnus bayi bersama kain merah itu di sebuah keranjang bayi, Hidrannaggea lalu menaruh kalung liontin platinum di dekat Cygnus bayi tertidur, dia tidak menangis hanya bisa menatapi wajah ibunya untuk terakhir kalinya.
Hidrannaggea, "Semoga dengan liontin Ini engkau tahu namamu dan dari mana engkau berasal, dari mana engkau dilahirkan, sekali lagi maafkan ibu yang tidak bisa merawatmu lagi."
Hidrannaggea, "Semoga kelak kita bisa bertemu, anakku aku harap engkau baik-baik saja, jika engkau mempunyai keinginan untuk bertemu dengan kedua orang tua yang telah melahirkanmu, maka wujudkanlah keinginanmu itu dan jangan pernah untuk ragu-ragu, ibu percaya kamu akan berhasil mewujudkannya dan mungkin kelak nanti engkau akan bertemu secara tidak sengaja, walaupun kau hanya bisa memandangi ibu dari kejauhan, ibu harap tidak akan pernah melupakanmu."
Hidrannaggea dan Draggenerus akhirnya pergi meninggalkan tempat itu dan kembali ke kediamannya.
Hidrannaggea dan Draggenerus pulang dengan perasaan sedih dan Gienna bisa merasakan apa yang dirasakan oleh mereka berdua dan Gienna berusaha menenangkan Hidrannaggea.
Hidrannaggea memutuskan untuk merenung sejenak, dia menatapi danau dan duduk di bawah pohon, di sekitar bukit dekat dengan tempat tinggalnya.
Datanglah Gienna ke sana dan duduk di sampingnya, Hidrannaggea yang sedih bersandar pada dirinya Gienna.
Gienna berdiri di belakang mereka dan menjaganya, hingga sore hari mereka memandangi danau dan burung-burung kecil yang hinggap di pohon, hingga hati mereka berdua bisa tenang.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments