Setelah Mas Wandi jujur menceritakan semua tentang anak dan istrinya, aku ingin tetap melanjutkan hubungan, pernikahan kami akan di langsungkan minggu ini, aku sudah melupakan semuanya, bagiku anak-anak mas Wandi sudah ku anggap anak sendiri. Ternyata urusan penting yang tidak mau dibicarakan mas Wandi adalah surat cerainya yang belum pernah di urus nya, bersyukur keluarga mas wandi ada yang bisa membantu menyelesaikannya.
Hari Suka cita datang, Mas Indra dan istrinya ikut datang ke pesta kami membawa anaknya yang masih berumur 3 bulan.
"Selamat ya Mia, semoga selalu langgeng, banyak rezeki dalam keluarga baru." Mbak Dewi memeluk ku sayang, walau baru bertemu tiga kali, kami seperti sudah sangat akrab.
"Makasih ya mbak, udah bersedia datang dari jauh ke rumah kami."
##############
Dua hari di rumah Ayah, aku di ajak mas Wandi ke rumah mama. Rian dan Rani sudah menganggap ku seperti mama mereka, mereka pun telah memanggilku 'mama', tak ada rasa dia anak tiri ku, aku mengurus semua keperluan sekolah dan makan mereka. Mama dan Papa mas Wandi pun tidak menganggap ku menantu di rumah ini, aku di perbolehkan melakukan apapun seperti di rumah sendiri, setelah semuanya berangkat untuk bekerja dan sekolah, aku tinggal sendiri di rumah ini, mas Wandi melarang ku bekerja.
"Mas, minta uang dong, aku mau belanja sayur," setelah seminggu menikah, baru ini aku meminta uang ke mas Wandi.
"Gak punya dek, kan aku masih utang di kantor untuk biaya pernikahan kita," Mas wandi menjawabnya.
"Trus aku harus minta siapa?"
"Minta sama mama aja."
"Malu mas, masak setelah menikah masih minta mama," aku malu, rasanya tak pantas bagiku masih minta uang mama.
"Gak papa." Mas wandi meyakinkan ku.
"Ada apa?" mama ternyata sudah ada di belakang ku.
"Anu ma,....ini....aku mau belanja tapi mas wandi lagi gak ada uang, aku boleh minta uang mama?" aku bertanya takut.
"Kh, gak papa, ini," mama menyodorkan uang 50 ribu,
"Nanti masak aja apa yang kamu mau, tapi tolong itu baju mama yang masih di mesin cuci bantu jemur yaa."
"Iya Ma, makasih," jawabku.
*************
Hari-hari di rumah membuat ku bosan apalagi mas Wandi tak pernah memberikan ku uang.
"Mas aku jualan kue-kue aja ya, sambil nambah-nambah penghasilan." Aku meminta izin pada suamiku.
"Jangan bikin malu, kami ingin semua orang tau aku belum bisa memberi mu uang hah?"
"Bukan begitu mas, aku bosan seharian di rumah, lagian aku biasa megang uang sendiri."
"Gak boleh, mama kan udah tiap hari ngasih kamu uang." Mas wandi menjawab ku.
"Tapi aku ingin punya uang untuk beli perlengkapan pribadiku, yang dikasih mama kan uang belanja sayur," masih ku coba membujuk mas Wandi.
"Keluarga ku malu, jika kamu jualan seperti itu, aku gak mengizinkan, jangan lagi kamu tanyakan." Mas Wandi marah sambil melempar sendok ke arah ku.
Untung saja sendok itu tidak mengenai muka ku, mama yang mendengar keributan di dapur segera datang
"Ada apa Mia?" tanya mama
"Mia mau izin sama mas Wandi untuk jualan kue ma," jawabku sambil terisak.
"Untuk apa? kamu kalo mau butuh sesuatu minta sama mama aja."
"Mia ingin punya uang sendiri ma, selama ini mia kan biasa kerja."
"Sekarang kamu tuh udah jadi istri orang, harus dengar kata suami, kamu mau masuk neraka, karna melawan perintah ku." Mas Wandi berteriak ke arah ku.
***************"
Salam dari penulis pemula, yang memberanikan menulis novel disini.
Mohon maaf jika masih banyak kesalahan penulisan dan alur cerita, silahkan komentari, author sangat berterima kasih 🙏🏾🙏🏾🙏🏾
Kalau suka ceritanya, tolong like dan berikan tanda cintanya, vote nya juga sangat di tunggu terimakasih.🤗🤗🤩🤩**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Sasa (fb. Sasa Sungkar)
aq lanjut dr sini
2020-10-21
1
Kadek
wah makin seru nihh semnagt gihh
2020-08-11
0
Sept September
asyekkkkkkkk
2020-08-08
0