Namaku Wandi, anak ketiga dari lima bersaudara, aku seorang pegawai di kantor kelurahan. Kedua orangtuaku bekerja pada bidang yang sama, mereka punya jabatan yang disegani baik di kantornya dan di tempat kami tinggal. Aku hanya berdua laki-laki, anak pertama Mas Indra hanya jarak 2 tahun dengan ku, setiap anak mama hanya berjarak satu tahun, karna dulu banyak yang bantu Mama di rumah, jadi beliau tidak terasa repot saat kami kecil, sekarang mama masih sehat bugar walaupun sudah banyak cucunya.
Saat SMA aku mencintai seorang teman sekolah sekaligus tetanggaku, Cita namanya, cantik, putih dan bermata indah, aku begitu mencintaimu hingga sangat marah jika ada yang mencoba menggodanya, ada melihatnya saja bisa kutegur orang itu, karna rasa cinta ku yang begitu besar dan tak ingin ada yang mengambilnya dari ku, aku harus cepat menikahinya, memiliki seutuhnya.
Setelah tamat SMA aku meminta orangtuaku untuk melamarnya, tapi mereka malah menertawakan.
"Kamu akan kasih makan apa anak orang?" Masih kuingat pertanyaan papa, padahal bagiku itu urusan nanti.
"Baiknya kamu kuliah aja dulu, zaman sekarang kalau tidak kuliah, susah untuk cari kerja yang kamu inginkan." Mama menambahkan sambil mendekatiku.
"Anu ingin tetap menikahinya, terserah Mama dan Papa tidak merestuinya." Aku langsung ke kamar dan membanting pintunya, mungkin keras kepala ku ini keturunan dari sifat Papa.
Setelah kutunggu seminggu ternyata Papa dan Mama hanya menganggap ku bergurau. Tidak ada respon atas permintaan ku untuk melamar Cita. Ku ajak Cita untuk membicarakan masalah ini, sepertinya Cita juga sangat mencintaiku, kami memutuskan untuk kabur ke kampungnya Cita, yang jaraknya 6 jam dari kotaku sekarang.
Di kampung Cita ada Pamannya yang sangat menyayangi Cita, dia yakin Pamannya akan mau menikahkan ku dengannya.
Aku masih punya sisa uang walau tak banyak, karna aku paling tidak bisa menyimpan uang, borosku menurun dari Mama, aku selalu ingin kelihatan gaya dan tidak memakai baju yang sama. Semua barang yang ku punya adalah merek merek terkenal yang iklannya banyak di majalah remaja. Kebalikan dari Cita uang tabungannya sangat banyak, orangtua nya punya toko perabotan, Cita tidak boros orangnya, barangnya hanya merek biasa dan murahan, tapi karna memang dasarnya cantik, semua kelihatan mewah.
Dengan hanya berbekal baju beberapa lembar di tas masing-masing kami mulai menaiki bis yang akan membawa ke kampung Cita.
"Wan, kamu benaran serius mau menikah denganku? apa ini tidak terlalu nekat?" Cita sepertinya mulai ragu.
"Kamu ragu, atau kamu sudah mencintai laki-laki lain?" aku tak mau jika dia berhenti mencintai ku, aku harus memilikinya.
"Gak kok, asal bersamamu aku rela dibawa kemana pun." Cita bersandar di pundak ku, dia benar-benar mencintaiku, aku lega. Berarti kegantengan ku diakui hahhaa....
##########
"Assalamualaikum Paman, Bibi." Cita sedikit berlari ke arah rumah Paman nya, aku belum pernah kesini, tapi aku mengenal Paman, beliau pernah ke rumah Cita waktu itu.
"Waalaikumsalam,.... Citaaa...dengan siapa?" Paman bertanya sambil melihat ke arah ku, beliau lupa.
"Ini Wandi paman, dulu pernah Cita kenalkan mungkin Paman lupa, waduuhh Paman kesayangan Cita udah tua nih." Cita bergelayut manja pada Pamannya. "Mana Bibi dan Sinta, Paman?"
"Mereka pergi ke pasar." Paman Cita masih melihat ke arahku.
+++++++++++++++
Salam dari penulis pemula, yang memberanikan menulis novel disini.
Mohon maaf jika masih banyak kesalahan penulisan dan alur cerita, silahkan komentari, author sangat berterima kasih 🙏🏾🙏🏾🙏🏾
Kalau suka ceritanya, tolong like dan berikan tanda cintanya, vote nya juga sangat di tunggu terimakasih.🤗🤗🤩🤩**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Sept September
jempollll buat Kakak 😀
2020-08-04
0
Sugianti Bisri
lanjut 👍👍👍👍
2020-07-28
1
🍾⃝Tᴀͩɴᷞᴊͧᴜᷡɴͣɢ🇵🇸💖
Zita, ado beberapa yang lupa kapital pada awal kalimat mu.
Semangat yaa
2020-07-27
1