Aku masih belum bisa berubah, terlalu sulit bagiku meninggalkan kesenangan bersama teman-temanku, sekarang malah aku tidak pulang ke rumah, lebih senang melanjutkan tidur di rumah kos teman ku. Cita selalu marah-marah di rumah, mama tak berhenti menasehati ku, papa selalu menganggap ku anak kecil yang siap siaga untuk dipukulnya, adik dan kakak ku juga tak berhenti mengomel, mereka semua tambah membuat ku tak betah di rumah.
Cita kembali pulang ke rumah orangtuanya, tapi tidak membawa Rian, keluarga ku melarangnya.
"Sampai kapan kamu seperti ini wan? kalau seperti ini terus kamu bisa kehilangan istri yang pernah kamu perjuangkan." Mama menemui ku di kamar yang sudah kosong, telah ditinggalkan cita seminggu yang lalu.
"Maafkan wandi ma, wandi akan menjemput cita kembali, wandi benar-benar khilaf ma."
Utang ku sudah menumpuk, teman-teman tidak ada lagi yang mau bermain dengan ku, mereka meninggalkan ku, tiba-tiba aku begitu rindu cita, aku ingin menjemputnya, berharap dia mau memaafkan ku.
"Mama mau menemani Wandi lagi kan?" aku meminta mama walau ragu.
"Mama sebenarnya malu wan, keluarga cita merupakan tetangga kita, setiap kalian bermasalah hampir semua tetangga mengetahuinya, jika kamu memang masih ingin senang-senang, biarlah cita tetap di rumah orangtuanya." Mama berkata sambil menatapku.
"Sekarang wandi benar-benar akan berubah ma, teman-teman itu ternyata hanya untuk bersenang tidak ada yang bisa membantu ketika wandi ada Masalah."
"Semoga sekali ini kami memang berubah Wan."
***************""
"Cita ku mohon mari kita pulang, aku janji sekali ini akan merubah semua sikap ku, ku mohon cita," air mata penyesalan ku mengalir di sudut mata.
"Cita, mama minta maaf selama ini belum bisa mendidik wandi menjadi suami yang baik, tapi kali ini sepertinya wandi benar-benar menyesal, maafkan dia cita," mama membantu ku meyakinkan cita.
"Kalian masih muda, masalah dalam rumah tangga itu biasa, selesaikan lah masalah mu dulu cita, tidak baik seorang istri meninggalkan suaminya." Mama cita ikut bicara.
"Sekali lagi kamu tidak berubah aku akan benar-benar pergi dari hidup mu wandi." Cita menjawab ku dengan emosi, tapi masih ada harapan ku saat ini agar dia kembali.
"Nah gitu dong, istriku jangan ngambek lagi, nanti cantiknya hilang, kamu gak rindu dengan Rian, yuk kita pulang." Ku gandeng tangan cita yang tampak malu, dia masih mencintai ku walau pun kadar nya mungkin sudah berkurang, tapi cinta ku padanya tetap besar sebesar hasrat ku saat ini.
****######*******
Cita kembali hamil anak kedua kami, tapi kali ini aku sangat memperhatikan kehamillan nya, ku jaga asupan makanan nya, ku antar dia setiap kali akan kontrol ke dokter, semua biaya ditanggung mama, karna gaji ku habis untuk bayar hutang.
Walau aku kembali tidak bisa memberikan gaji kepadanya, cita tidak pernah marah, mungkin perhatian ku padanya sudah cukup.
"Aku senang kamu berubah seperti ini wan, kamu kembali romantis, jangan pernah berubah lagi ya wan," cita mencium rambut ku.
"Aku janji," ku raih kepala cita, ku cium lembut bibirnya, semua memang indah jika kami baik-baik saja.
,................
"Ma sepertinya cita mau melahirkan, aku gak megang uang sama sekali, uang ku habis untuk bayar hutangku yang dulu ma."
*******"*******"*****
Salam dari penulis pemula, yang memberanikan menulis novel disini.
Mohon maaf jika masih banyak kesalahan penulisan dan alur cerita, silahkan komentari, author sangat berterima kasih 🙏🏾🙏🏾🙏🏾
Kalau suka ceritanya, tolong like dan berikan tanda cintanya, vote nya juga sangat di tunggu terimakasih.🤗🤗🤩🤩**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
kia
hai kak, aku mampir bawa bintang 5 sama 16 like nih
baca, mampir, dan feedback ke ceritaku "PERNIKAHAN WASIAT" yaa (langsung klik profilku aja)
makasiii dan semangat selalu
2020-08-13
1
Sept September
jempollll buat Kakak
2020-08-06
0
Kadek
makin seru aj kk
2020-08-05
0