Paman Cita masih menatap ke arah ku, ada pancaran penuh tanda tanya di matanya, aku merasa jengah, keberanian ku surut.
"Saya Wandi paman, temannya Cita," ku ulurkan tangan kananku ke arah paman yang disambutnya dengan ragu, langsung ku cium hormat tangannya, itu yang selalu di ajarkan oleh orangtua ku untuk selalu hormat pada yang lebih tua, siapa pun dia.
"Ayo masuk, bibi dan sinta mungkin sebentar lagi pulang."
"Bentar ya wan, aku buatkan minum dulu." Cita berjalan ke dapur. Aku menunggu di ruang tamu ditemani pamannya cita, semoga pamannya cita tidak banyak bertanya harap ku.
"Tadi berangkat jam berapa?" paman cita mulai bertanya, ah ini hanya basa-basi tak apa pikirku.
"Jam 8 paman," jawabku.
"Naik apa?"
"Bus Primadona."
"Oh, paman juga suka naik bus itu, apalagi sekarang susunan bangkunya lebih lapang dan lebih bersih, sopirnya juga tidak ugal-ugalan," paman berusaha mencairkan suasana mungkin karna melihat aku yang ketakutan.
"Hehhehe, iya paman," jawabku pendek, mencoba tersenyum lebar.
"Rumah paman juga sekarang tambah lapang, dapurnya cita suka," cita berjalan ke arah kami sambil membawa nampan berisi minuman dingin, syukurlah, aku tak sendirian lagi hihihihi.
"Silahkan minum dulu yaa, paman mau melanjutkan buat kandang ayamnya." Paman beranjak keluar.
"Kita bicaranya nanti saja, tunggu bibi dan sinta pulang, Cita seakan tau apa yang akan aku tanyakan. "Sekarang kita ke luar aja, temani paman."
"Enak ya disini paman, bisa berkebun dan memelihara ternak," ku ajak paman bicara akrab, Semoga paman bisa akrab dengan ku.
"Iya, makanya saat papa cita mengajak paman mencari kerja di kota, paman tidak mau, tidak cocok rasanya, lebih enak disini."
"Paman ini jiwa berkebun dan peternak, kalau papa jiwa berdagang, yah makanya bisa sukses di bidangnya masing-masing," cita tak mau kalah membanggakan papanya.
"Kalian istirahat dulu, pasti capek seharian di jalan tadi, ayoo paman tunjukkan kamar tamu yang bisa dipakai wandi." sambil merangkul cita, paman mengajak kami ke dalam.
Rumah paman cita cukup besar dengan banyak kamar, sepertinya rumah ini sering dijadikan tempat berkumpul jika keluarga besar mereka pulang kampung.
"Nah, ini kamar untuk wandi, tapi mandi dulu sana biar segar, kamar mandinya di sebelah situ," paman menunjukkan kamar yang tdak begitu luas tapi sangat bersih.
"Cita nanti tidur di kamar sinta saja, sinta pasti sangat senang."
#################
Malamnya
"Paman maksud kedatangan kami ke sini, ingin meminta paman untuk menikahkan kami," cita memulai obrolan
"Iya paman, saya sangat mencintai cita dan ingin menikahi cita," kataku menimpali.
"Cita sudah memohon ayah mau menikahkan kan kami, tapi ayah tak percaya akan keseriusan kami, sebagai adik nya papa, paman pasti bisa menjadi wali sah nya cita," cita kembali bicara.
Paman awalnya sedikit terkejut, tapi setelah itu berkata
"Secara agama paman boleh menikahkan jika papanya cita berhalangan, tapi bukan karna tidak mau, nanti paman akan coba bujuk papa ya
"
"Jangan bilang kami disini paman, cita gak mau nanti dijemput paksa papa untuk pulang, kami sudah serius paman."
"Sekarang tidur dulu, besok kita bicarakan lagi, dalam keadaan tenang."
##############
Besok paginya saat sarapan cita asyik bercanda dengan sepupunya cita, Sinta seumuran dengan Rani adikku. Ada deru mobil yang sangat kami kenal "Paman menghubungi papa?????"
*****"*"""""""*******
Salam dari penulis pemula, yang memberanikan menulis novel disini.
Mohon maaf jika masih banyak kesalahan penulisan dan alur cerita, silahkan komentari, author sangat berterima kasih 🙏🏾🙏🏾🙏🏾
Kalau suka ceritanya, tolong like dan berikan tanda cintanya, vote nya juga sangat di tunggu terimakasih.🤗🤗🤩🤩**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Sept September
like yaaaa
2020-08-04
0
Sugianti Bisri
lanjut Thor 💪💪💪
2020-07-29
0
Kadek
semangt ya kk
2020-07-25
1