Akhir - akhir ini Ayah memang lebih selektif jika ada pria yang mendekatiku, semenjak Bima tiba-tiba memutuskan hubungan setelah kenal dengan keluargaku. Bima mungkin merasa seorang Mia tak pantas untuknya, dia menganggap selama ini orangtuaku orang berduit dan tinggal di perumahan elit. Beberapa kali dikatakan hal sebenarnya dia tak percaya, menganggap ku bergurau.
Memang banyak orang yang baru mengenalku beranggapan aku adalah orang kaya. Dengan kulit putih mulus, hidung mancung dan perawakan tinggi semampai, aku seperti cocok menyandang predikat kaya. Apapun yang kupakai selalu dianggap barang bermerek, padahal itu hanya barang - barang KW yang kebetulan aku suka warna atau modelnya.
Tak heran banyak pria yang mendekatiku dari kalangan menengah ke atas, terus tiba - tiba hilang setelah tau kenyataannya. Aku tak pernah berpura - pura kaya, Ayah hanyalah seorang fotografer amatiran yang hadir di hajatan tanpa undangan, memotret setiap yang dilihatnya, kemudian foto mereka Ayah cuci, berharap mereka mau menukarnya dengan rupiah yang akan digunakan Ayah untuk keperluan kami.
Aku juga hanya tamatan SMP, karena sadar ayah takkan mampu membiayai ku untuk lanjut ke SMA, aku memilih mengalah biarlah adik - adikku yang meneruskan sekolah mereka. Aku bisa bekerja apapun untuk membantu Ayah. Walaupun Ibu Rita sebenarnya juga bekerja, tapi ia sama sekali tak mau uangnya diganggu, hampir semua uangnya dikirim ke kampung untuk anak dan orangtuanya.
Bagiku itu tak masalah, itu haknya, tapi sering yang jadi masalah jika uangnya hilang, maka kami lah yang jadi tertuduh, disuruh mengaku, atau mencari sampai dapat, jika tidak kami harus mengganti walaupun harus dengan cara dicicil, dia akan dengan teliti mencatat pembukuannya.
Hal itulah yang membuat adik - adikku tak betah tinggal bersama Ayah, mereka lebih memilih tinggal dengan Tante Wina adik kandung Ayah.
Hanya aku yang bertahan di rumah ini, aku tak ingin Ayah merasa kehilangan anak - anaknya, setelah sebelumnya kehilangan Istri yang pergi dari rumah tanpa kabar saat Adik bungsuku baru berumur 5 bulan. Sampai saat ini Ayah tak mau membicarakannya, mungkin nanti jika Ayah sudah menganggap ku dewasa.
Aku sudah lupa wajah Ibu kandungku, banyak yang bilang wajah nya mirip aku, mungkin iya, karna Ayah hanya mewarisi tinggi untukku.
"Miaaa,"
"Ayaaah, bikin kaget aja," waduh jantungku hampir copot rasanya.
"Kenapa Ayah? Mia kaget tau,"
"Kamu sih, matanya ke TV tapi pikirannya ntah kemana, sampai - sampai Ayah matikan TV masih juga ngga nyadar." Ayah tertawa sambil memukul lembut kepala ku dengan remote.
"Sana tidur! udah malam, besok kan mau kerja."
"Ya Ayah sayang, Mia tidur dulu yaa." Sambil kupeluk ayah. Mungkin ibu Rita udah duluan ke kamar, karna beliau tak bisa jika terlambat tidur. Mungkin karna itu ayah dan ibu Rita setelah menikah tidak diberikan Allah anak lagi, Allah tau ibu Rita takkan kuat untuk bergadang.
......
Sampai di kamar aku tidak bisa langsung tidur, sudah banyak sms dan panggilan tak terjawab di hapeku. Mas Wandi menghubungi dari tadi, aku tak ingin membalasnya, besok pagi saja, pikirku mungkin dia sudah tidur saat ini.
......
Kring...kring...kring
"Hallo, assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam Mia, kenapa dari semalam Mas sms nggak dibalas, telpon nggak diangkat?"
Apa Mas Wandi marah yaa, karna ku tak balas sms nya semalam.
Bersambung...
************
Maafkan jika ada kesalahan dalam penulisan, tanda baca dan alur cerita, di mohon kesediannya untuk memberikan saran yang bisa membantu penulis dalam memperbaiki nya.
Salam hormat dari penulis pemula yang masih harus banyak belajar 💜💜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
🌙Huma✨️
like 💚💚💚
2020-10-27
0
anotherbyl
Jejak and Like pasti👌👌
2020-10-17
0
⟁ Jojo 🌱🐛
nyicil lgi kk
2020-10-12
0