Dua keluarga masih berada di meja makan dan menikmati waktu bercengkrama entah itu pembahasan bisnis yang dibicarakan oleh Alexander dan Aaron ataupun pembicaraan soal beberapa brand dan perhiasaan yang sedang di bahas Amber bersama istri Aaron. Mereka tampak sibuk berbincang bersama, sedangkan Peter telah pergi meninggalkan meja makan lebih dulu disusul Catherine yang di minta Amber untuk mengikuti pria itu.
Entahlah apa hubungan mereka berdua sekarang, yang jelas terlihat sekali Peter dan Catherine sangat dekat meskipun terlihat dari gestur tubuh Peter, tampak pria itu tidak begitu senang menanggapi setiap pembicaraan mereka tapi tatapan Peter tetap fokus pada wanita itu.
Sedangkan Lavina masih berada di meja makan setelah selesai menikmati beberapa makanan bersama Cedric. Melihat yang lainnya sedang sibuk dan fokus pada pembicaraan masing-masing, Cedric mengajaknya segera pergi dari sana meninggalkan mereka.
“Kami pamit dulu,” ujar Cedric hendak memutar kursi rodanya.
“Tunggu dulu, ada yang ingin kami sampaikan juga dan kalian harus mendengarkan. Tunggu Peter dan Catherine kembali,” cegah Amber.
Lavina yang sudah berdiri dari kursinya kini kembali duduk setelah mendengarkan perkataan Amber, begitu juga dengan Cedric yang memutuskan untuk tetap berada di sana meskipun sebenarnya ia tak begitu tertarik dengan apapun yang akan mereka sampaikan.
Tak berselang lama, Peter dan Catherine telah kembali. Sejak tadi Lavina memperhatikan wajah cantik Catherine yang terlihat begitu bahagia seperti saat ini, wajah cantik itu tak pernah lepas dari senyuman yang terus mengembang seolah sedang memberitahu pada orang-orang sekitar kebahagiaannya.
Catherine memiliki postur tubuh ramping dan sedikit lebih tinggi dari Lavina, ia memiliki tahi lalat di bawah matanya dan saat sedang tersenyum tahi lalat itu akan menghilang tertutup kantung matanya. Jika dilihat dari wajahnya, umurnya terlihat lebih tua beberapa tahun dari Lavina.
“Tampaknya Catherine sangat bahagia sekali pergi berkeliling bersama Peter,” ujar Amber yang tersenyum pada wanita itu.
“Ahh tidak, aku hanya senang di mansion ini ada taman dan kolam ikan,” jawabnya sambil tersenyum senang.
“Apa kamu menyukai taman di sini?” tanya Amber lagi.
“Ya, aku menyukai suasananya. Benar-benar menyejukkan.”
“Baiklah kalau begitu kau bisa sering berkunjung ke sini dan pergi ke taman bersama Peter, dia juga sangat senang pergi ke taman belakang. Benarkan, Peter?” tanya Amber.
“Ya, kamu bisa kembali ke sini dan pergi ke taman bersamaku,” jawab Peter.
“Benarkah? Terima kasih,” jawab Catherine terlihat sangat bahagia sambil menatap Peter.
Lavina yang mendengar percakapan mereka saat ini hanya diam saja tanpa menatap pada sumber suara yang sedang di dengarnya itu. Hanya saja mengapa hatinya sedikit cemburu hanya karena taman yang biasanya selalu di kunjungi dan tempat satu-satunya yang membuatnya nyaman di kediam Alexander sekarang sudah di sukai wanita lain lagi.
Padahal Lavina juga hanya orang asing di rumah ini, namun ia merasa sudah merasa taman di mansion tersebut adalah miliknya karena di taman itulah Lavina bisa menenangkan dirinya dan taman itu juga yang menjadikan dirinya dekat dengan Peter, cinta pertamanya yang kini menjadi kakak iparnya. Dan sekarang setelah Lavina sudah bisa dekat dengan Peter meskipun hanya sebatas teman bercerita, pria itu justru membawa wanita lain juga ke sana dan setelah ini mungkin Lavina tidak lagi memiliki ruang untuk pergi ke sana karena posisinya sudah digantikan.
Apakah Lavina begitu sedih? Tapi untuk apa? Dirinya juga harus sadar jika sekarang Peter adalah kakak iparnya dan ia sudah memiliki suami meskipun Lavina tidak mencintainya. Lalu untuk apa dia masih berharap bisa dekat dengan Peter? Bukankah dirinya sangat jahat?
“Kami sudah membuat keputusan untuk kalian berdua, pertunangan kalian akan kami majukan,” Aaron mulai berbicara yang membuat Lavina terkejut dan menatap ke arah Aaron dan bergantian pada Peter dan Catherine yang tampak biasanya saja seolah sudah tahu.
Jadi apa maksud Aaron? Pertunangan kalian kalian akan di majukan? Maksudnya pertunangan Peter dan Catherine kah? Apa mereka akan bertunangan? Secepat inikah?
Lavina masih terkejut dan bertanya-tanya, ia menatap ke arah Peter ingin melihat tanggapan dari pria tersebut yang tampak tak keberatan dengan apa yang disampaikan Aaron.
“Baik, aku tidak masalah. Kalian bisa mengaturnya, jika di majukan lebih awal pasti lebih baik,” jawab Peter yang membuat Amber begitu senang mendengarkan jawaban dari putra pertamanya.
“Bagaimana Catherine, apa kamu keberatan?” sekarang giliran Amber yang bersuara.
“Tidak, aku menurut saja,” jawabnya sama sambil menatap Peter yang menganggukkan kepalanya dan keduanya meleparkan senyum meskipun Lavina bisa melihat Peter hanya tersenyum samar namun wanita itu tampak sangat senang.
Dan kini entah kenapa perasaan Lavina menjadi tak menentu, ia merasakan sedih sekaligus merasakan kecewa. Apakah ia masih begitu mencintai Peter, hingga mendengar pria itu akan kembali bertunangan dengan orang lain dirinya tak terima? Lalu Lavina harus apa dan apa haknya sekarang?
Dulu waktu Albert memberitahu jika Helena akan bertunangan dengan Peter, ia begitu terluka dan tak terima karena cinta pertamanya yang sudah 7 tahun tak pernah ia jumpai tiba-tiba kembali hadir dan bertemunya lagi, namun justru akan bertunangan dengan kakak kandungnya sendiri. Hingga akhirnya karena tak terima dengan pertunangan yang didasarkan karena perjodohan untuk bisnis tersebut, Lavina sampai nekat dan memiliki ide cukup gila untuk menggagalkannya dengan menjebak Peter.
Meskipun pada akhirnya justru dirinya yang dijebak dan menjadi korban hingga akhirnya dirinya menikah dengan Cedric. Tapi setidaknya ia berhasil menggagalkan perjodohan Peter dengan kakaknya itu meskipun terkesan sangat jahat tapi Lavina belum bisa terima orang yang dicintainya justru bersama kakak kandungnya.
Tapi sekarang berbeda, belum genap sebulan pasca insiden tak tertuga yang menggagalkan pertunangan Peter, pria itu tiba-tiba sudah kembali di jodohkan dengan wanita kelas atas dan bahkan akan segera bertunangan.
Jadi, apakah semuanya akan berakhir seperti ini? Lavina gagal mendapatkan cinta pertamanya kemudian terjebak dalam pernikahan yang tak pernah diinginkannya bersama pria yang tak pernah dikenalnya hingga terjebak di mansion ini.
Sejak tadi, Cedric terus menatap wajah istrinya yang duduk disampingnya, melihat wajah Lavina yang terlihat sedih mendengar tentang tunangan Peter, ia curiga jika wanita itu sebenarnya menyukai kakaknya. Apakah selama ini mereka benar-benar dekat dan Lavina menaruh hati untuk kakaknya?
...***...
Lavina tampak benar-benar dalam keadaan kacau, rasa lelah, letih juga sakit hati semua tengah dialaminya. Sejak mengetahui berita tentang kabar pertunangan Peter hatinya makin merasa kecewa, apakah ia masih mencintai pria itu?
Meskipun belum sedekat itu dengan Peter, namun Lavina sangat senang bisa berada dekat dengan pria itu walaupun tetap harus mengaja batasan karena ia sekarang tahu posisinya sudah berubah menjadi adik iparnya dan memang tidak ada kesempatan untuk Lavina bersama Peter.
“Apa yang sedang kamu pikirkan?” tanya Cedric saat Lavina tengah melamun dan memegang secangkir teh hangat yang sejak tadi belum dicicipinya.
“Cedric, apa yang kamu harapkan dari pernikahan kita?” tanya Lavina tiba-tiba yang membuat Cedric merasa terkejut dengan pertanyaan wanita itu.
Lavina meletakan kembali gelas yang masih penuh tersebut dan masih menatap Cedric menunggu pria itu menjawab.
Jika beberapa jam lalu, perasaannya mulai campur aduk tak karuan setelah Cedric memulai ciuman panas mereka. Tapi sekarang, Lavina tiba-tiba memikirkan perasaannya yang sepertinya masih belum berubah.
Meskipun kini dirinya sudah dekat dengan Cedric, tapi ia hanya menganggap pria itu sebagai temannya saja dan ia juga merasa menyesali ciuman panas mereka sebelumnya karena ia takut Cedric akan mengira jika dirinya sudah mencoba membuka hatinya.
“Sebuah keluarga,” Cedric menghela nafasnya dan kemudian menatap ke arah lain menghindari tatapannya bertemu dengan Lavina, “Aku ingin sebuah keluarga yang tak pernah aku dapatkan, aku ingin memiliki keluarga.” jelasnya berulang mengatakan kata ‘keluarga' yang membuat kening Lavina berkerut bingung.
“Bukankah sekarang kamu sudah memiliki keluarga yang lengkap dan utuh?”
Cedric tersenyum getir menatap Lavina, “Apa kamu pikir kami adalah keluarga?”
Lavina tak bisa menjawab ucapan Cedric setelah pria itu melemparkan pertanyaan yang membuatnya bingung dengan maksudnya. Apa yang sebenarnya Cedric katakan, mengapa terlalu banyak hal yang membuat Lavina tak mengerti dengan pria itu dan juga keluarga Alexander.
“Amber bukanlah ibu kandungku, aku tidak lahir dari rahim Amber seperti Peter dan Eleanor.” ungkap Cedric yang membuat Lavina terkejut mendengar pengakuan pria itu.
Benarkah apa yang pria itu katakan? Apakah dirinya begitu membenci Amber hingga tak mau mengakui pria itu sebagai Ibunya? Lavina masih diam mencoba mencerna baik-baik apa yang dikatakan Cedric.
Selama ini ia memang tak pernah mengenal keluarga Alexander, meskipun keluarga tersebut sangat terkenal dan beberapa kali wara-wiri di televisi karena di kenali sebagai pengusaha sukses di Asia, namun Alexander sangat menjaga privasi keluarganya.
Karena itu pula, Lavina baru mengetahui jika Peter adalah anak dari keluarga Alexander saat akan dijodohkan dengan Helena—kakaknya dan ia juga baru bertemu dengan Cedric dan Eleanor saat acara pertunangan yang kala itu berubah menjadi acara pernikahanya dengan Cedric.
“Apa kamu begitu membenci nyonya Amber?” tanya Lavina.
Cedric melajukan kursi rodanya ke meja kerjanya dan kemudian membuka laci di sana dan disusul Lavina yang masih penasaran.
Pria itu mengambil kunci dari laci tersebut menarik sebuah kotak berukuran cukup besar yang membuat Lavina penasaran dengan isi kotak itu. Dan Cedric langsung membuka kunci gembok pada kotak tersebut dan mengeluar sebuah album foto yang diserahkan pada Lavina.
“Ini adalah kenanganku dan ibuku,” ujarnya.
Lavina sempat ragu membuka album tersebut karena bagaimanapun itu adalah privasi milik Cedric dan tak seharusnya Lavina perlu tahu tentang itu walaupun kini ia sudah berstatus istrinya.
“Ini adalah privasimu, aku tak ingin melihatnya.” Lavina kembali meletakan album tersebut tanpa membukanya.
“Apa kamu tidak ingin melihat wajah Bunda? Dia sangat cantik,” Cedric langsung membuka album foto tersebut dan menunjuk salah satu foto dari wanita yang terlihat sangat cantik tengah mengendong seorang anak kecil, “Ini fotoku bersama Bunda,” jelas Cedric.
Lavina akhirnya tertarik memperhatikan potret-potret yang tercetak di album tersebut. Dari semua potret tersebut hanya berisi kenangan dari Cedric dengan ibunya yang memiliki paras cantik menawan yang mata dan bibir sangat percis dengan Cedric.
“Dan ini, foto terakhir kami,” Cedric menunjuk foto bagian akhir di mana terlihat waktu yang begitu cepat berlalu dan Cedric juga tampak terlihat seperti baru beranjak dewasa tengah di merangkul Ibunya.
“Foto terakhir?”
Cedric tahu maksud pertanyaan Lavina langsung menjelaskannya.
“Foto ini diambil tujuh tahun lalu, sebelum kecelakaan.”
Lavina terdiam sesaat sebelum akhirnya sebuah pertanyaan yang sangat membuatnya penasaran keluar, “Jadi kamu dan ibumu mengalami kecelakaan bersama?”
Cedric tak menjawab, ia tampak tak ingin mengingat dan menceritakan kejadian lampau yang sangat menyakitkan itu dan Lavina mengerti, ia pun berhenti untuk bertanya apapun karena tak ingin Cedric menjadi sedih.
“Bunda adalah simpanan Alexander, saat itu Amber belum mengetahui tentang hubungan mereka hingga aku masuk sekolah dasar, Alexander mulai meninggalkan kami dan kembali pada keluarganya,” ungkap Cedric yang di dengar oleh Lavina dengan serius. “Sebelum kecelakaan terjadi, Amber datang ke rumah kami dan ingin membawaku untuk tinggal bersamanya karena itu perjanjian Alexander dengan wanita itu. Tapi aku menolakn dan membawa Bunda untuk kabur. Tapi, aku justru membawanya pergi begitu jauh,” mata Cedric mulai berkaca-kaca menceritakan tentang dirinya yang membuat Lavina dengan tanpa sadar langsung memeluk pria itu karena merasa kasihan dengan apa yang dialaminya.
Pantas saja, selama ini Cedric terlihat sangat tidak menyukai keluarga Alexander terutama Amber. Meskipun sikap wanita paruh baya itu terlihat tetap tenang pada Cedric tapi keduanya memiliki luka yang sama yang Lavina bisa mengerti akan sulit bagi keduanya untuk bisa berdamai.
Tapi bukankah ini semuanya ditimbulkan karena Alexander? Bukankah pria itulah yang memulai semuanya hingga melukai banyak orang? Tapi mengapa pria paruh baya itu justri tetap terlihat baik-baik saja setelah membuat anak-anaknya terluka.
“Kamu tidak perlu merasa kasihan, aku baik-baik saja,” kata Cedric saat Lavina memeluknya.
Lavina langsung melepaskan pelukannya setelah menyadari apa yang dilakukannya. Ia hanya refleks memeluk pria itu karena merasa sedih mendengar cerita tentang Cedric yang sebenarnya. Ternyata memang benar, Alexander adalah orang yang jahat di balik posisinya yang menjadi panutan di negara mereka saat ini.
“Cedric, sekarang aku mengerti apa yang kamu maksud untuk mengharapkan keluarga di pernikahan ini.” Lavina menarik nafasnya dan menutup matanya sebentar, ia sedang menimbang ucapan selanjutnya yang ingin ia katakan sejujurnya pada pria itu meskipun akan membuatnya bertambah terluka. “Maaf, tapi aku belum bisa menerima pernikahan ini dan aku tidak bisa--,” Lavina menggantung ucapannya karena merasa takut melukai pria itu lebih jauh.
“Aku tahu, kamu tidak perlu khawatir dan merasa bersalah.”
“Cedric, maaf jika ucapanmu melukaimu. Tapi kamu harus tahu, membangun sebuah keluarga harus didasari dari rasa saling mencintai dan menyayangi. Sedangkan pernikahan kita di mulai karena sebuah ketidaksengajaan dan sejujurnya, aku masih belum bisa menerima pernikahan ini,” kata Lavina jujur.
Menurutnya lebih baik mereka membicarakan tentang ini sekarang dengan jujur, Lavina tidak ingin nantinya Cedric berharap banyak padanya sedangkan hatinya masih belum bisa menerima pria itu.
“Aku tidak akan memaksa orang yang tidak ingin bersamaku, jangan pikirkan.”
Lavina merasa bersalah dengan Cedric setelah mengatakan tentang perasaannya yang sebenarnya. Namun ia juga tidak ingin jika melukai pria itu lebih jauh lagi nantinya disaat perasaannya masih tertaut dengan orang lain.
“Apa aku boleh bertanya?” kata Cedric.
“Apa?”
“Apa ada orang yang kamu cintai saat ini dan masih belum kamu lupakan?” tanya Cedric.
“Ya, aku mencintai orang lain,” terang Lavina yang membuat Cedric mengangguk mengerti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments