Aku berjalan kearah toilet dan langsung mengurung diriku saat sampai disana.
Kalian jangan berfikir toilet sekolahku kotor seperti toilet sekolah kalian, karna jujur saja, toilet ini sangat bersih, dan mungkin saja lebih bersih dari kamarku yang selalu berantakan dengan pakaian kotor dan sobekan kertas yang berceceran.
Aku mengambil ponsel yang kusimpan disaku rok abu-abuku.
Aku mulai menggulir layarnya dengan jari-jari kerempeng ku.
Aku membuka akplikasi chat berwarna hijau disana, namun sama sekali tidak menemukan apapun.
Aku beralih ke ke aplikasi yang bahkan aku tidak tau gambar apa yang ada di logonya, yang disebut Instagram dengan semua orang.
Sama saja, tidak ada apa-apa disana.
Aku hanya menemukan kumpulan foto pria korea yang bertengger didalam beranda.
Aku menggulir layarnya.
Andai saja aku punya pacar setampan mereka, pasti hidupku ini akan sangat indah.
Saat aku sedang asik mengagumi wajah-wajah yang muncul dilayar ponselku, tiba-tiba sebuah pesan masuk, yang membuat aku terpaksa melihatmya
Ibuuuuuuuuuu
Uang jajan kakak, bisakan minggu depan ibu kirim.
Soalnya ibu lagi gak ada uang sekarang.
Kalau kakak gak ada uang, minta aja sama kak Rana, pasti dia ngasih.
Begitulah isi pesan yang membuat hariku semakin menyebalkan.
Sekarang aku memang tidak tinggal dengan orang tuaku, karna suatu hal
Aku tinggal dengan Bibi dan paman disini dan juga Kak Rana, kakak perempuanku yang juga bekerja di daerah ini.
Apa tadi?
Meminta uang pada kak Rana?
Hm..... pasti diberi, tapi ya sebelum dia memberi pasti akan ada ucapannya yang membuatku tidak pernah ingin meminta padanya.
Aku kadang berfikir, kenapa manusia tidak bisa membuat skenario untuk hidupnya sendiri, pasti tidak akan ada orang yang tidak bahagia didunia ini
Entah sudah berapa lama aku mengurung diriku didalam toilet, hingga aku bisa mendengar suara riuh diluar sana.
Awalnya aku ngin mengabaikannya karna kukira itu hanya Pertengkaran biasa atau apalah itu yang pastinya tidak membuatku tertarik.
Hingga.....
Kepulan asap memasuki toilet tempat aku mengurung diri, seketika aku dibuat tidak bisa bergerak melihat betapa banyak kepulan asap disana.
Aku cepat-cepat menyadarkan diri dan membuka pintu, namun.....
Tidak bisa.
Pintunya terkunci.
Aku berteriak sambil menggedor pintu itu berharap ada yang dengar dan menyelamatkanku.
Dadaku mulai sesak, mataku mulai perih seiring dengan makin tebalnya asap.
Aku terbatuk-batuk.
Rasanya ada ssesuatu yang menusuk dadaku hingga aku jatuh terduduk dengan tubuh yang sangat lemas.
Aku merasa sebentar lagi ajal akan menjumpai ku.
Kini aku hanya bisa menangisi nasibku yang benar-benar menyedihkan.
Kali ini aku tidak lagi berharap ada orang yang menyelamatkanku.
Aku hanya berharap setelah ini aku memiliki kehidupan yang aku inginkan, kehidupan yang selalu aku damba-dambakan, kehidupan dimana banyak orang yang akan peduli padaku.
Kini kurasakan kesadaranku sudah mulai menipis, hingga aku mendengar seseorang mendobrak pintu.
"Reta!!!" Teriak orang itu yang masih bisa kudengar, terdengar nada kecemasan disana.
Tidak aku tidak pernah mendengar suara itu.
Samar-samar bisa kulihat bayangan seorang pria bertubuh jangkung membopong tubuhku keluar dari toilet, dan setelah itu semuanya gelap......
benar-benar gelap.
ya aku pingsan, aku bahkan tidak tau apa lagi yang terjadi setalah itu.
Dan siapa pria itu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments