Reta'S Dream
Juli 2014
Bisa kita lihat dari jendela sebuah rumah sederhana yang ada dipinggir kota, seorang gadis kecil yang tengah duduk termenung dengan sebuah buku sketsa lusuh yang sudah ia coret-coret dengan sebuah pensil yang sudah sangat pendek karena sudah lama digunakan.
Gadis itu Reta Edelwis. Gadis yang mampu menghabiskan seluruh harinya hanya didalam kamar dengan buku dan pensil yang kadang hanya ia gunakan untuk mencoret-coret tidak jelas.
"Pangeran Asgard Zyanal Nortwhed." gumamnya sambil memandang langit-langit kamarnya dengan senyum yang merekah.
Reta mengambil pensilnya dan menggambar seorang pria yang sedang menunggangi kuda dengan pedang yang terselip di pinggangnya
Reta tersenyum memandangi hasil karyanya.
"Ganteng. Bahkan lebih ganteng dari pacarnya kak Raya." Reta terkekeh kecil sambil membayangkan tokoh yang ada di gambarnya itu menjadi nyata.
"Pasangannya siapa ya? Hm.. engak-enggak, pengeran Asgard ini bucinnya Reta." Reta kembali terkekeh.
Sampai suara panggilan menginterupsinya.
"Reta!!! Ini udah sore, kamu gak mau makan?" suara itu memasuki telinga Reta, dan itu sungguh mengganggu.
"Iya bu!!! Ini Reta mau makan."
"Cepat!"
Dan dengan terpakasa Reta meninggalkan dunia impiannya dan juga buku dan pensilnya menuju ruang makan.
...****************...
Februari 2021.....
Pagi ini suasana terlihat cerah, sesuai dengan matahari yang juga kini menyinari bumi ini, tapi matahari itu sama sekali tidak menyinari ku.
Tidak.
Tidak, jangan artikan ini secara harfiah, karna tentu saja matahari juga menyinari ku karna aku juga tinggal di bumi, tentu saja.
Hari ini adalah hari yang benar-benar....... biasa saja, karna memang sepeti itulah hidupku, tidak ada yang menarik, semuanya mengalir begitu saja, tidak punya teman dekat, tidak punya kekasih, tidak punya wajah yang cantik, dan pastinya tidak punya uang.
Aku mendengus sambil melihat kearah temen-teman sekelas ku yang kini sedang berbincang. bahkan mereka menganggap ku tidak ada.
Tidak apa.
Aku masih punya diriku sendri untuk menghibur diriku sendiri. Oke ini memang membingungkan.
Aku mengalihkan pandanganku dari mereka dan kembali fokus dengan novel romansa yang tadi pagi sempatku pinjam diperpustakaan, karna aku tau, Pak Ridwan selaku guru sejarah tidak akan masuk kedalam kelasku hari ini, karna itu, dari pada aku seperti orang bodoh yang melamun, walau sebenarnya aku suka melamun, lebih baik aku membaca, siapa tau suatu hari nanti hidupku bisa semenarik cerita di novel romansa.
Aku masih terus membaca hingga aku mendengar orang menarik kursi disebelahku.
Aku melirik kesamping dan mendapati seorang pria yang sudah duduk disebelahku
Tidak, kalian jangan berfikir jika pria yang duduk disebelahku ini adalah seorang pria yang tampan bagai dewa-dewa yunani karna pria yang duduk disebelahku ini hanya seorang pria dengan rambut acak-acakan, yang selalu mendapat pandangan buruk, baik dikalangan guru-guru maupun teman-teman seangakatanku.
Dan sialnya dia selalu menjadi teman semejaku!!!!
Ini terjadi sudah sejak aku menginjakkan kakiku di sekolah ini, bahkan banyak orang yang selalu, mencocok-cocokkan aku dengan dia
"Reta" panggil pria itu yang membuat aku memandang kearahnya.
Masih sama seperti saat pertama aku melihatnya, kusut, kucel, mata merah, bau rokok, dan jangan lupakan otaknya, yang mungkin saja kadarnya seperti otak Albert Einstein yang di bagai seratus tujuh puluh lima, sangat minim.
"Apa?"
"Lo percaya gak, kalau gue bisa baca nasib orang?" Tanyanya sambil menatapku dengan mata merahnya.
"Gak" jawabku acuh.
Aku tidak lagi mempedulikannya dan kembali memfokuskan diri dengan buku di depanku.
"Padahal gue mau nunjukin nasib lo, padahal jarang-jarang gue sebaik ini, tapi..... karna nasib lo ini cukup menarik..."
Aku menutup buku ku secara kasar hingga menimbulkan bunyi yang menyita semua perhatian orang yang ada didalam kelas.
Aku kembali menatap kearah pria yang ada disampingku dengan wajah yang kubuat sekesal mungkin, karna memang aku sangat kesal.
"Lo, bisa gak sih, gak usah ganggu gue!" Aku berteriak padanya, karan memang aku sudah sangat-sangat kesal.
"Gue gak merasa gangguin lo kok, gua kan berniat baik."
"Pleasee deh, kalian berdua, pertengkaran rumah tangga jangan dibawa ke sekolah, gue kan jadi baper." seisi kelas langsung tertawa mendengar celotehan salah satu ratu kecantikan dikelasku, berbeda denganku yang teramat kesal, tambah lagi dengan melihat wajah datar pria disampingku.
Jika seperti ini saja, mereka baru menganggap ku ada.
Aku berdiri dari kursi dan meninggalkan bacaan ku berniat keluar kelas untuk menghirup udara segar.
"Lah mau kemana, Ta?" Tanya seorang pria tampan yang kini menjabat sebagai ketua kelas.
"Ke toilet." jawabku acuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Marisa Putri
kerennn
2024-05-21
0