Happy Birthday to you

"Happy birthday to you... Happy birthday to you....." lantunan lagu selamat ulang tahun menyambut kedatangan Rein begitu mereka tiba di lokasi. Beberapa kado dan hadiah yang dikirimkan oleh penggemar terlihat menumpuk di salah satu kamar tempat syuting mereka dilaksanakan.

Luna menyikut lengan Rein, "Minimal senyum kek ada yang kasih lo surprise begini, hargain dong" bisiknya.

Rein melirik ke arah Luna yang juga meliriknya tajam, sejurus kemudian Rein sudah memberikan senyum paling manis yang biasa dia perlihatkan kepada publik sambil sesekali mengucapkan terima kasih kepada beberapa penggemar yang datang.

Selanjutnya mungkin hari ini bisa disebut sebagai hari terburuk selama dia bekerja sebagai asisten Rein. Gimana nggak, sementara Rein sedang syuting filmnya, Luna harus menghadapi beberapa perwakilan penggemar yang memandangnya sinis. Mereka datang secara khusus untuk merayakan ulang tahun Rein.

Rein mungkin tidak tahu, tapi sikap mereka membuat Luna jadi serba salah, apalagi saat Rein memanggil Luna untuk membawakan sesuatu, pandangan mereka semakin menusuk dan sadis seolah akan mencincang Luna menjadi potongan - potongan terkecil. Diawasi seperti ini benar - benar membuat Luna tidak nyaman.

"Mbak, bisa ngomong sebentar?" tanya salah seorang cewek yang sejak tadi memperhatikan Luna dari kejauhan. Cewek yang datang bertiga bersama temannya ini adalah penggemar Rein.

"Ada apa ya?" tanya Luna yang mulai ngerasa nggak nyaman dengan kehadiran mereka

"Lo asistennya Rein?" tanya mereka.

Luna mendesis pelan, "Iya gue asistennya, emang kenapa?" tanyanya.

"Kok Rein bisa hire lo jadi asisten sih? Bang Roy kemana? Bukannya dia yang harusnya dampingi Rein kemana - mana?" tanya salah seorang perempuan dengan rambut extension dan makeup menor tebal plus bulu mata anti badai yang sedikit mengsol dan nggak rapih.

Dengan wajah angkuh mereka mendekati Luna perlahan - lahan menuntut jawaban, "Lo pasti ngarep buat bisa pacaran sama Rein kan? Gue kasih tahu ya, Rein itu nggak pantes buat lo"

"Terus pantesnya sama lo yang udah kayak boneka jelangkung jalan - jalan ini?" ledek Luna tak kalah sinis, seenaknya aja mereka mau intimidasi Luna di saat dia lagi kerja kayak gini. Nggak tahu apa kalau Luna bisa ngajakin mereka adu tapak macan kalau udah ngerasa keganggu.

Luna mencoba menahan emosinya yang udah sedikit kepancing, "Pekara kenapa gue yang di hire, lo tanya aja sama agensi mereka, yang jelas disini gue berusaha buat kerja secara profesional. Jadi kalau lo cuma mau intimidasi gue dengan sikap lo yang berlebihan sebagai penggemar, gue juga nggak bakal tinggal diam" jawabnya.

Mereka tertawa kecil dan sinis, tapi Luna yang dengar malah merasa ketawa mereka lebih mirip kikikan mbak K di film - film horor yang sering dia tonton.

"Nggak usah ngeles deh, kita itu paham kalau cewek kayak lo tuh cuma mau manfaatin Rein buat pansos doang dan mau cari keuntungan dengan jadi asisten Rein" mereka mengamati Luna dari dekat sampai - sampai Luna ingin mencolok mata mereka saking dekatnya mengamati dirinya.

"Terserah lo deh mau ngomong apa, tapi yang jelas gue disini kerja dan gue berusaha profesional, kalau lo bilang gue mau cari keuntungan ya nggak salah. Gue kerja pastinya buat keuntungan gue bukan buat bikin gue sengsara" ketus Luna.

"Satu lagi, better lo sikat gigi deh. Nggak sadar mulut lo bau jigong kenceng banget" sindir Luna sambil menutup hidungnya dan berlalu pergi ninggalin ketiga cewek yang tampak shock dengan ucapan Luna dan langsung mencium bau nafas masing - masing. Luna bisa melirik kalau mereka langsung malu satu sama lain dan tak lama mereka juga pergi setelah diusir oleh petugas keamanan karena syuting akan dimulai.

 

Syuting kali ini berjalan cukup lama, lebih dari 10 jam mereka baru menyelesaikan syuting kali ini sampai jauh malam. Rein pun segera masuk kedalam mobilnya dan menunggu Luna yang masih kerepotan membereskan perlengkapan Rein dan membawa kado yang dibawa penggemar Rein dibantu oleh Eric.

Rein memperhatikan interaksi mereka berdua yang kelihatan makin akrab padahal ini baru hari pertama dia bertemu. "Dia ngapain senyum - senyum gitu?" tanya Rein dalam hati.

"Hari ini gue ulang tahun, tapi dia nggak ada ngucapin apa - apa sama gue, ngasih kado kek. Ini malah diem aja? Apa dia nggak tahu kalau hari ini gue ulang tahun?" pikir Rein lagi.

Luna dan Eric masuk ke dalam mobil setelah selesai memasukkan semua perlengkapannya kedalam mobil. "Gue laper, kita makan dulu" kata Rein.

Tapi Luna menolak dengan alasan dia harus pulang cepat hari ini. Benar saja begitu sampai di apartemen Rein dan membawa semua barang - barang Rein ke dalam apartemen, Luna langsung pulang.

 

Rein merebahkan dirinya di sofa, dia merasa benar - benar lelah hari ini dan juga lapar. Segera dia ke dapur untuk memasak makanan, sepertinya stock rawon yang tempo hari dia masak bersama Luna masih tersisa jadi dia memutuskan untuk menghangatkan rawon itu sebagai makan malamnya.

Saat dia membuka kulkas dia melihat sebuah kue ulang tahun didalam kulkasnya, "Eh, sejak kapan ada kue disini? Perasaan kemarin nggak ada" tanyanya.

Rein meraih kotak kue itu dan membukanya, sebuah cheese cake dengan ukuran medium dengan hiasan stroberi dan tulisan 'happy birthday'. Di tutup kuenya terdapat sebuah kartu ucapan berwarna pink, dan saat Rein membacanya dia mendadak tersenyum tipis.

Selamat ulang tahun Rein

Semoga tahun ini lo bahagia dan nggak kesepian lagi.

Kue ini dibikin sama ibu gue, semoga sesuai sama selera lo.

Kalau misal lo nggak suka, jangan dibuang. Kasih aja sama bapak security apartemen dia doyan makanan manis.

Ps : Kurang - kurangin sifat lo yang nyebelin.

Tanpa nama pengirim di kertasnya, Rein cukup tahu jika yang memberi kue ini adalah Luna.

"Ternyata dia nyiapin ini buat gue" senyumnya.

Rein lalu memotong kue itu dan memakannya, rasanya ternyata sangat enak dan tidak terlalu manis sesuai dengan seleranya, dia terus menatap pesan ulang tahun dari Luna.

"Semoga bahagia dan nggak kesepian lagi. Kira - kira apa gue bisa dapatin itu sekarang ini" pikir Rein sambil tersenyum kecut.

Rein menyadari jika kebahagiaan adalah sesuatu yang sulit untuk dia dapatkan sekarang ini, sementara disisi lain dia mulai bisa merasakan bahwa perasaan kesepian yang selama ini selalu dia rasakan dan menghantui dirinya selama ini secara perlahan - lahan mulai tidak terasa semenjak ada Luna didekatnya.

Rein juga sudah melupakan rencananya untuk membuat Luna mengundurkan diri, bahkan dia tidak ingin jika Luna mengundurkan diri dari pekerjaanya saat ini. Menurut Rein, Luna adalah orang yang paling sesuai untuk menjadi asistennya saat ini.

Rein berjalan masuk kedalam kamarnya setelah selesai makan dan menggosok giginya, didalam kamar dia kembali tercenung. Kira - kira apa sekarang dia mulai jatuh cinta dengan Luna?

Episodes
Episodes

Updated 63 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!