Naksir? No way.....(maybe)

Surat cuti kuliah sudah ditangan, demi keamanan dia menitipkan surat itu kepada Dindra karena tidak mau jika ibunya tiba - tiba saja masuk dan memeriksa kamarnya terus menemukan surat itu. Luna yakin ibunya akan menceramahi dia sepanjang tahun jika sampai tahu dirinya cuti kuliah.

Pagi - pagi sekali Luna sudah siap - siap untuk pergi ke apartemen Rein, "Nggak sarapan dulu kak?" tanya ibunya.

"Nggak bu, aku sarapan di kampus aja, Luna udah telat" jawab Luna buru - buru pergi masuk kedalam mobilnya yang sudah dicuci bersih oleh adiknya kemarin sore.

"Ternyata mobil gue glowing juga abis dicuci, kalau kayak gini Rein nggak bakal histeris lagi" ucap Yura.

Jalanan Jakarta pagi itu tampak lengang, karena masih sangat pagi. Luna melirik masih jam 6 pagi seharusnya Rein masih belum bangun. Jadwal pemotretan hari ini dimulai jam 10 jadi dia masih punya banyak waktu untuk menyiapkan semuanya.

---

"Rein, buka pintunya" Luna menggedor kamar Rein yang masih tertutup. Luna tahu jika Rein masih tidur pulas,  setelah menyiapkan semua kebutuhan Rein jadi satu koper dia pergi ke kamar Rein dan menggedor pintunya tapi sama sekali tidak ada tanggapan.

Sudah satu jam Luna mencoba menggedor pintu kamar Rein, tapi tetap saja tidak ada respon sama sekali, Luna mulai gelisah melihat jam yang terus bergerak maju, "Aduh ini kalau dia nggak bangun - bangun bisa telat ke tempat pemotretan" keluh Luna.

"Sopan nggak ya gue masuk ke kamarnya buat bangunin dia? Sodara bukan pacar bukan, masa gue main nyelonong aja sih, meskipun dia boss gue. Tapi kalau gue nggak ngintip dan bangunin dia, bisa telat dan gue kena omel lagi sama mas Roy" gumam Luna lagi,

"Rein kalau lo nggak buka pintunya, gue masuk ya. Lo nggak telanjang kan pas tidur?" tanya Luna, sejak hari ini Luna sudah memutuskan akan memanggil Rein dengan sebutan 'lo-gue' dan nggak lagi pakai embel - embel 'mas' karena menurutnya panggilan itu hanya untuk orang yang bisa dia hormati dan menghormati dia, dan Rein tidak dalam kualifikasi itu.

Luna menuju kamar Rein dan pelan - pelan dia menekan handel pintu yang rupanya nggak terkunci sama sekali. Sementara didalam kamar, Rein masih berusaha buat mengumpulkan sisa - sisa kesadarannya setelah semalam dia begadang untuk membuat lagu, "Tu cewek gila kali nanya gue telanjang apa nggak?" toleh Rein ke arah pintu dan menyadari pintu sedikit terbuka tanda Luna akan segera masuk ke kamarnya.

Buru - buru Rein bangkit dan langsung membuka pintu kamarnya dan membuat Luna langsung jatuh terjengkang di kaki Rein, "Heh lo gila ya, gue tahu lo asisten gue tapi ngapain lo masuk ke kamar gue" seru Rein melotot tajam.

"Ya habisan lo nggak bangun - bangun dari tadi gue gedor - gedor udah kayak orang nagih duit sewa rumah yang nggak dibayar setahun" jawab Luna asal.

"Lo tunggu sana aja di ruang tamu, lo cewek ngapain masuk ke kamar cowok. Kalau ada yang tahu gimana? Nggak enak juga dilihatnya" balas Rein. Ternyata Rein cukup kolot untuk ukuran artis yang terlihat penganut hidup bebas ini.

" Emangnya siapa yang bakalan tahu orang cuma kita berdua disini" tanya Luna.

Rein menunjuk ke arah CCTV di sepanjang lorong dan beberapa tempat dirumahnya, "Lo kira meskipun kita berdua disini nggak ada yang ngawasin gitu, noh lo liat mata nenek sihir dimana - mana" jawabnya.

"Hah, nenek sihir? Maksud lo kayak mak lampir dari gunung berapi gitu. Lagian lo nggak bangun - bangun, makanya buruan bangun liat tuh udah jam berapa" jawab Luna santai.

Rein melongo mendengar jawaban Luna yang asal - asalan, "Oke sekarang gue udah bangun, udah melek, jadi sekarang lo tunggu aja di ruang tamu. Kenapa? Lo pengen banget masuk kamar gue? Naksir lo?" sinis Rein kemudian,

Luna mendadak bengong kayak ayam stroke mendengar balasan Rein yang begitu menyebalkan, kalau misal Luna bawa plester buat nutup mulut Rein mungkin detik itu juga Luna bakal ngelakban mulut Rein biar nggak nuduh Luna naksir dia, setelah kemarin Luna dituduh cewek mesum gara - gara gak sengaja ciuman sama Rein sekarang dia nuduh Luna naksir Rein. Kalau ada penghargaan artis terpede tahun ini, Luna cukup yakin kalau Rein bakalan menang.

Hanya pekara membangunkan Rein dari tidurnya aja, ujung - ujungnya Luna harus mendengar kata - kata Rein yang julidnya setara dengan admin akun gossip tanah air.

"Siapa juga yang naksir lo, nggak usah kepedean deh. Lo tuh cowok aneh, lagian hari gini, udah biasa kali masuk kamar kayak gitu. Lo pasti nggak punya temen yang kamarnya bisa lo masukin gitu aja" balas Luna kemudian yang masih tetap berdiri diambang pintu kamar Rein.

"Lo ngapain masih disini, minggir gue mau lewat. Apa lo mau mandiin gue juga?" seru Rein kemudian, seketika saja Luna menyingkir sambil merengut kesal.

"Ya udah gue tunggu di ruang tamu, awas aja kalau lo ketiduran di kamar mandi" ancam Luna, Rein mengangguk kecil sambil masuk ke dalam kamar mandi.

Luna menghempaskan badannya ke sofa berbahan kulit yang ada di ruang tamu apartemen Rein, kesabarannya betul - betul diuji menjadi assiten seorang artis tenar seperti Rein. Meskipun dia tahu ini bagian dari resiko pekerjaan, tapi tetap saja dia benar - benar merasa sebal saat Rein mulai menuduhnya macam - macam.

Luna tahu dan sadar jika Rein sebenarnya bukan orang jahat, hanya mulutnya aja yang yang kayaknya perlu dilatih buat ngomong sesuatu yang lebih enakan dikit buat didengar dan nggak bikin orang lain emosi karena mulutnya yang kayak silet diasah sepuluh kali.

Ditambah dengan perilaku Rein yang menurutnya makin lama - makin absurd saja, tiba - tiba saja dari kamar mandi Rein berteriak untuk memberikan bathrobe untuknya yang lupa dia bawa, "Lo taruh mana?" tanya Luna dari luar.

"Ada di kamar gue" jawab Rein kemudian.

"Jadi gue boleh nih masuk kamar lo, tar gue dikira naksir lagi" balas Luna ketus.

"Udah buruan ambilin, lo mau cepet berangkat nggak?" tukas Rein dengan nada sedikit meninggi.

Luna pun dengan malas masuk ke dalam kamar dan mengambil bathrobe milik Rein. Kamar mandi tempat Rein mandi letaknya terpisah dengan kamarnya dan berada di samping kamar yang dijadikan sebagai wardrobe pribadinya dan ini cukup mengherankan bagi Luna karena saat dia masuk kedalam kamar Rein dia melihat kamar mandi di dalam kamar itu, "Lah kenapa dia nggak mandi disini aja sih?" batin Luna dalam hati.

Saat sudah mengambil bathrobe dan akan keluar dari kamar Rein, tiba - tiba mata Luna tertuju pada sebuah foto perempuan yang sangat cantik dan Rein ada disampingnya, di foto itu Rein tampak tersenyum bahagia, senyum yang tidak pernah dilihat oleh Luna selama ini.

Lamunan Luna segera buyar saat dia sekali lagi mendengar teriakan Rein dari kamar mandi meminta bathrobe, "Udah gue cantelin di pintu... buruan cepet udah jam 8. Jangan sampai kita telat" teriak Luna kemudian.

"Cewek di foto tadi siapa ya? Apa jangan - jangan itu pacarnya?" tanya Luna dalam hati yang mulai penasaran dengan kehidupan pribadi Rein.

Episodes
Episodes

Updated 63 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!