Interview

"Aduhh mana nggak ada yang cocok ini, gimana dong Din?" rengek Luna kesal.

"Lo ya, dikira nyari kerja kek nyari cilok bisa langsung dapat aja gitu, ya sabar atuh. Nggak bisa asal sulapan juga, Kalau misal ada yang cocok sekalipun juga belum tentu lo langsung keterima. Harus interview dulu" ujar Dindra.

"Lo kok jadi matahin semangat gue sih, bukannya nyemangatin gue buat dapat kerjaan cepet" omel Luna seraya mencebikkan bibirnya.

"Ya gimana, lo maunya yang kerja kantoran, ruangan ber AC, dapat gaji langsung gede, sedangkan lo masih nggak punya pengalaman apa - apa. Magang juga nggak pernah" sindir Dindra.

"Lo ditawarin jadi model juga nggak mau karena nyokap ama bokap lo nggak bakal bolehin, sayang banget sih padahal gajinya kan lumayan Lun. Apa lo sembunyi - sembunyi aja dari nyokap - bokap lo?" usul Dindra yang langsung ditolak mentah - mentah oleh Luna. Kalau sampai Luna ketahuan menjadi model, dia cukup yakin ayahnya akan langsung mencukur habis rambutnya dan ibunya akan menjadikannya babi guling.

"Oh God, I need Money, Gue udah gak tega kalau mau belanja - belanja lagi, tapi lo tahu kan banyak baju, tas dan sepatu lucu - lucu yang pengen gue beli" sahut Luna.

Dindra sudah tidak tahu lagi bagaimana menghadapi sahabatnya yang terbiasa membeli apapun yang dia inginkan sekarang harus menahan diri untuk membeli sesuatu, bahkan untuk membeli secangkir coffee latte kesukaannya di starbucks dia juga menahan diri demi penghematan. Sampai akhirnya Hanna harus setengah memaksa agar Luna mau menemaninya nongkrong di starbucks karena hari ini sedang tumbler day dan bisa dapat diskon hingga 50%.

"Semoga lo cepet dapat kerjaan ya, biar bisa penuhin hasrat belanja lo" seru Luna seraya membayar pesanan mereka dan melihat Luna tersenyum senang dengan coffee latte pesanannya.

Mereka segera mengambil tempat duduk di dekat bar dan kembali men-scroll website lowongan pekerjaan dan mata Luna tertuju pada satu lowongan, sebagai personal assitant yang bekerja dari jam 3 sore sampai jam 10 malam saja, di lowongan tersebut dijelaskan bahwa pekerjaannya hanya mengatur jadwal saja, disitu juga tertera email untuk mengirimkan CV, merasa cocok Jeanny segera membuat CV dirinya dan mengirimkan CV tersebut diiringi doa paling dahsyat yang dia tahu supaya dia bisa diterima bekerja. Apalagi melihat tawaran gajinya cukup menggiurkan. berkisar 10 juta perbulan, dengan gaji sebanyak itu, Luna bisa membayar biaya kuliahnya dan juga SPP adiknya tiap bulan dan dia masih bisa memenuhi hasrat belanjanya.

...****************...

Sudah semingguan ini Luna menunggu notifikasi panggilan interview dari beberapa lowongan yang sudah dia coba untuk apply selama seminggu kemarin, tapi saat dia melihat inbox emailnya yang hanya berisi promosi brand - brand online shop yang biasa dia beli, dia melenguh kesal.

"Duh sulit banget sih cari kerja, mana duit bulanan tinggal dikit gara - gara kemarin khilaf beli tas. Masa minta sama ayah lagi?" ucap Luna dalam hati dan langsung menggelengkan kepalanya, mengusir jauh - jauh ide untuk meminta tambahan uang jajan lagi kepada ayahnya.

Dia kemudian mulai mencari - cari pekerjaan lagi di situs lain yang juga sarat dengan berbagai macam lowongan pekerjaan, sampai kemudian dia mencoba iseng mengecek folder spam di emailnya dan disana rupanya ada panggilan interview di sebuah apartemen yang ada di pusat kota dan waktunya dua jam lagi.

Luna terhenyak saat melihat tanggal email tersebut dikirimkan ternyata tiga hari yang lalu, dia menepuk jidatnya sendiri dan segera bersiap - siap untuk interview, karena baru pertama kali melamar kerja Luna tidak tahu harus memakai pakaian seperti apa, tidak dijelaskan dalam email dia harus memakai pakaian seperti apa. Akhirnya dia memilih setelah hitam putih lengkap dengan blazer hitam dengan sepatu vantofel hak pendek di kakinya.

"Gue kayak anak magang di kantor ayah dulu njir" ucapnya setelah memandang dirinya sendiri di cermin. Dia segera memesan taxi online dan pergi ke apartemen yang dimaksud yang termasuk dalam apartemen mewah itu. Setelah sampai dia segera menuju ke resepsionis dan mengatakan akan melakukan interview di penthouse apartemen ini. Diantar oleh petugas resepsionis, Luna naik menuju lantai teratas apartemen ini.

Sesampainya diatas sudah ada 5 orang yang menunggu di luar apartemen bersama dengan seorang pria yang memegang beberapa berkas yang sepertinya adalah orang yang mengatur peserta interview.

Seluruh peserta interview adalah wanita dan melihat penampilan mereka membuat Luna merasa insecure, mereka mengenakan pakaian casual formal yang elegan, berbeda dengan dirinya yang seperti peserta magang baru. Sejenak Luna merutuki kenapa tidak memakai blouse yang baru dibelinya itu.

Pria berkacamata hitam dengan masker menutup wajahnya itu tampak memperhatikan Luna dari atas hingga ke bawah sebelum bertanya namanya dan menyuruhnya untuk menunggu.

Satu persatu peserta dipanggil masuk untuk melakukan interview, tidak jelas seperti apa pertanyaan atau bagaimana proses interview berlangsung. Luna hanya mencoba menerka - nerka dari setiap ekspresi wajah para peserta yang keluar dari ruang interview.

Tiba giliran Luna dipanggil, saat Luna masuk dia menyadari tatapan geli dari seorang wanita modis dan cantik serta seorang pria berkacamata dihadapannya. Ruang interview merupakan sebuah ruang tamu di penthouse tersebut, Luna dapat melihat berbagai pajangan dan sebuah pigura foto besar, "Gila gede banget tuh foto, lebih gede dari poster babang Kwon Ji Yong di kamar gue. Tapi fotonya kek pernah lihat, siapa ya?" tanya Luna dalam hatinya.

"Nama?" sebuah pertanyaan dari pria disampingnya membuyarkan lamunannya.

"Luna Aichi Dirgantara, tapi biasa dipanggil Luna" jawab Luna sambil mengatur nafas dan degup jantungnya karena gugup.

Wanita dan pria itu membaca berkas Luna dengan seksama

"Baiklah Luna Aichi Dirgantara, Kenapa kamu mau jadi personal assitant?" tanya wanita itu sambil tersenyum menatap Luna.

"Buset resmi banget kek berasa disidang" batin Luna geli saat wanita itu memanggilnya dengan nama lengkapnya.

"Saya mau jadi personal assistant, karena saya udah ngelamar kesana kemari dan belum ada panggilan sama sekali selain disini, sedangkan saya harus dapat kerjaan buat biayain kuliah sama spp adik saya karena ayah saya sudah dipecat" jawab Luna jujur, dalam hatinya sedikit mengutuk kejujurannya ini dan berpikir apa dia salah menjawab atau tidak.

Wanita yang baru saja bertanya kepadanya, seketika tertawa terbahak - bahak, "Kamu lucu sekali. Baru kamu yang menjawab alasan kenapa melamar sebagai personal assistant dengan jawaban yang baru saja kamu sampaikan. Yang lain menjawab pertanyaannya dengan basa-basi, menambah pengalaman, belajar dan lain sebagainya" kekeh wanita itu.

Pintu ruangan interview dibuka dan pria yang mendata dirinya beserta pelamar yang lain masuk dan langsung duduk di samping wanita itu. Pria itu lalu melepas masker, kacamata dan topinya. Sejenak Luna mengagumi wajah tampan yang tersembunyi dibalik masker tersebut, pria itu kemudian membisikkan sesuatu kepada wanita itu.

"Cakep juga ni cowok" batin Luna mengagumi sosok pria dihadapannya itu.

"Oke, Luna Aichi Dirgantara kamu diterima sebagai personal assistant, sebelumnya saya jelaskan dulu aturan kerja kamu dan gaji kamu. Perkenalkan saya Angeline Tanjaya, dia Roy dan kamu pasti tau siapa dia kan?" tanya Ibu Angeline menepuk bahu pria disampingnya itu.

Luna memperhatikan pria dihadapannya mencoba mengenali siapa dia, tapi berapa lamapun Luna melihatnya dia tidak tahu siapa pria tersebut.

Episodes
Episodes

Updated 63 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!