Oh My Boss - My First day

Luna telah sampai di gedung apartemen milik Rein, setelah semalaman berkutat mempelajari ensiklopedia Rein dan menghapalnya, dia memantapkan hati jika hari ini dia dapat bekerja dengan baik.

Seperti yang diarahkan oleh Roy sebelumnya, dia menemui resepsionis yang kemudian membantunya menekan tombol ke penthouse setelah dia menunjukkan entry card. Sesampainya di unit apartemen atau penthouse milik Rein, Luna sejenak ragu apakah dia langsung masuk atau menekan bel terlebih dahulu, akhirnya dia memilih untuk menekan bel terlebih dahulu untuk alasan kesopanan, setelah tiga kali menekan bel dan tidak ada jawaban, barulah Luna masuk menggunakan entry card tersebut.

Luna melangkah masuk kedalam, dan mendapati penthouse tampak gelap gulita, bersusah payah Luna mencari letak saklar lampu dan menyalakan ruang tamu yang kemarin digunakan untuk interview. Ruangan itu begitu luas, dengan banyak furniture mewah dan berkelas, menunjukkan bahwa penghuninya bukan berasal dari orang sembarangan. Semua pajangan dan segala sesuatu terpajang rapi ditempatnya masing - masing. Di tembok terdapat foto Rein yang sangat besar memenuhi dinding, sejenak Luna bergidik memandang foto sebesar itu, seolah - olah Rein sedang memindai dirinya. Melihat ruangan yang sangat rapi itu, Luna bergumam "Ternyata dia rapi juga, beda banget sama gue yang rusuh dan berantakan"

"Udah datang lo?" tiba - tiba Rein muncul dari kamarnya sambil melirik jam yang bertengger diatas meja mengagetkan Luna yang masih memandangi ruang tamunya.

"Sore, mas" Luna dapat melihat jika Rein baru saja bangun tidur terlihat betapa berantakan rambutnya, tidak terlihat kesan tampan yang kemarin dia lihat dan sempat membuatnya terpesona.

"Maaf mas, ehm sebentar lagi akan ada syuting. Jadi mas Rein bisa siap - siap mandi trus langsung berangkat ke lokasi" ucap Luna dengan sedikit parno setelah melihat Rein yang sepertinya masih ingin melanjutkan tidurnya.

"Ogah, gue lagi males. Lo atur aja sama sutradara buat cari jadwal lain" kata Rein singkat.

"Eh, gimana mas?" tanya Luna bingung.

"Lo nggak budek kan, gue bilang gue ogah syuting hari ini, gue capek" balas Rein ketus.

"Buset ni orang lagi PMS apa gimana dah? Galak bener" batin Luna yang mulai sedikit kesal.

"Tapi kata mas Roy, saya harus mastiin kalau semua jadwal terlaksana dengan baik mas. Jadi mas siap - siap sekarang, saya info ke sutradaranya nanti" bujuk Luna dengan penuh kesabaran mengingat hari ini adalah hari pertamanya bekerja dan dia tidak ingin mengacaukannya.

"Aduh lo tuh ribet banget sih, lo tuh disini jadi assistant gue kan jadi lo harus turutin apa kata gue, dan sekarang gue lagi nggak mood buat syuting" seru Rein sambil berlalu.

Luna mendadak gemas sendiri dengan tingkah Rein, dia lalu menghubungi Roy untuk bertanya bagaimana baiknya, tapi Roy menyuruh Luna untuk melakukan segala cara agar Rein mau berangkat syuting hari ini, karena sudah tiga kali Rein mangkir dari syuting dan membuat semua orang kerepotan.

Mau tak mau Luna bergegas menuju kamar Rein untuk membujuknya pergi syuting, "Maaf mas tapi kata mas Roy, mas Rein harus pergi syuting hari ini atau nanti mas harus bayar penalti ganti rugi karena udah bolos syuting tiga kali" ucap Luna dari luar kamar Rein dan mengetuk pintu kamarnya.

Hening, tidak ada jawaban. Sekali lagi Luna mengetuk pintu kamarnya kali ini lebih keras, masa bodoh kalau dia marah nanti, ini hari pertamanya bekerja dan dia tidak mau semuanya berantakan karena sikap Rein yang menyebalkan.

"Mas, bangun. Ayo berangkat syuting" panggil Luna terus menerus sambil mengetuk pintu kamarnya dan membuat Rein yang berada di dalam menjadi kesal.

"Berisik banget sih lo, gue kan bilang kalau gue...." belum selesai dia berbicara, Luna menarik tangan Rein dan menyuruhnya masuk ke kamar mandi, menyerahkan baju dan handuk yang sudah disiapkan oleh Roy sebelumnya.

"Cepet mandi ya mas, saya tunggu" ucap Luna, terpaksa Rein menuruti perintah Luna dengan ogah - ogahan karena Luna mengancam akan memotret wajahnya saat bangun tidur, jika Rein tidak segera bergegas untuk mempersiapkan diri dan pergi syuting.

Rein menatap Luna, "Beraninya dia maksa - maksa gue" gumam Rein sambil meraih handuk ditangan Luna.

...****************...

Luna menunggu Rein hingga dia selesai mandi di ruang tamu sambil mempelajari jadwal yang harus dilakukan oleh Rein hari ini, syuting iklan produk kemudian ke stasiun televisi untuk syuting acara ragam disana.

Sedangkan besok, Luna akan memulai pekerjaannya di sebuah studio rekaman, karena sejak pagi Rein akan berada disana untuk merekam lagu untuk selanjutnya pergi menghadiri pesta peluncuran produk mobil terbaru.

"Jadwalnya padat juga dia, kira - kira orang seperti dia apa punya temen ya?" batin Luna.

Saat masih membalik - balik halaman jadwal kegiatan Rein, hidung Luna mencium sesuatu yang wangi dari balik punggungnya, seketika dia menoleh dan mendapati Rein yang telah selesai mandi dan bersiap - siap sudah berada dibelakangnya, rambut Rein yang basah setelah keramas dan belum selesai dikeringkan, dan wangi sabun yang menguar ke udara membuat Luna sedikit takut jika dirinya akan bau badan, karena dia masih belum mandi sejak dari kampus. Diam - diam Luna menyemprotkan parfum ke badannya untuk menutupi bau badan yang mungkin tercium dari tubuhnya.

"Lo kenapa bengong? Bukannya kita kudu langsung berangkat?" sergah Rein yang sudah terlihat rapi, wangi dan tentu saja tampan.

Luna mengernyit dengan nada bicara Rein yang jutek dan tidak bersahabat itu, menandakan moodnya benar - benar buruk hari ini.

"Ya sudah ayok mas berangkat" ucap Luna kemudian sambil beranjak berdiri dari sofa.

"Lo nggak bawa apa - apa?" tanya Rein kemudian.

Luna berbalik dan memandang Rein tidak mengerti, "Bawa apa mas?" tanya Luna tidak mengerti maksud pertanyaan Rein.

Rein yang memang sudah memiliki suasana hati yang cukup buruk menatap tajam ke arah Luna dan menyuruhnya mengingat ensiklopedia Rein yang kemarin dia terima itu. Sejenak Luna mengingat - ingat kembali apa yang harus dia bawa ketika Rein pergi syuting.

"Oh my God!!!" pekik Luna sambil menutup mulutnya.

"Mas tunggu sebentar saya siapin dulu baju - baju yang mau mas Rein bawa dan camilannya" kata Luna panik, sambil melirik jam ditangannya yang masih tersisa satu jam lagi untuk pergi ke lokasi syuting.

"Lo tuh nggak ngapalin kan? Kalau udah nggak mungkin lo lupa hal sepele kayak gini"

"Denger ya, yang bikin telat bukan gue, tapi lo yang hari pertama aja udah nggak becus kerja. Gue kira lo bisa kerja ternyata lo sama aja nggak bisanya kayak yang lain" omel Rein.

Luna tercekat dengan perkataan Rein yang menusuk itu, "Mati gue, dia udah kayak nyokap gue kalau lagi mode ngomel. Dia beda banget sikapnya sama kemarin pas interview gue jangan - jangan kepribadian ganda ni orang" batin Luna.

"Mas jangan ngomel mulu deh, ini sudah saya siapin semua di koper ini. Jadi ayo sekarang berangkat" ucap Luna seraya memperlihatkan koper besar berisi seluruh barang - barang keperluan Rein.

"Cepet banget lo nyiapinnya, yakin itu semua yang gue butuhin?" tanya Rein heran melihat Luna mempersiapkan semuanya bahkan kurang dari 5 menit.

Luna mengangguk cepat, dalam hatinya dia berterima kasih kepada Roy yang sudah menyiapkan koper tersebut untuk Rein, disertai pesan dari Roy yang mengatakan bahwa dia paham jika Luna tidak menyiapkan apapun dihari pertamanya bekerja dan memintanya untuk menyiapkan lebih baik untuk jadwal Rein besok.

Episodes
Episodes

Updated 63 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!