Who is she?

"Bosen?" tanya Rein sekembalinya dari makam Soraya Ariyanadewi nama yang tercetak di batu nisan yang dikunjungi oleh Rein.

Luna gelagapan, "Hah? Nggak, nggak... nggak bosen. Santai aja. Udah selesai?" tanya Luna balik sambil menghembuskan nafasnya sedikit kencang.

"Kenapa gitu?" tanya Rein sambil menirukan Luna yang membuang nafasnya kasar.

Luna menatap Rein aneh, "Ya gue buang nafas lah, masa gue mendem nafas yang ada bisa mati dong gara - gara kehabisan nafas"

Giliran Rein yang menatap Luna aneh setelah mendengar jawaban asal itu, "Ya udah kita berangkat aja sekarang, gue nggak mau denger omelan lo sepanjang jalan gara - gara telat datang" Luna mengangguk lalu berjalan beriringan dengan Rein menuju mobil untuk selanjutnya pergi ke stasiun televisi.

"Aichi, menurut lo film gue kemarin jelek ya?" tahu - tahu saja Rein menanyakan perihal film yang baru saja kemarin tayang.

Luna diam tidak tahu harus mengatakan apa, karena menurutnya film itu memang jelek dan jujur Luna tidka mengerti dengan alur cerita film yang berantakan itu.

"Bilang aja kalau jelek, gue juga tahu kok. Gue udah baca komentar orang - orang pas film itu tayang, kebanyakan yang datang karena mereka fans gue dan gue yakin mereka juga berpendapat sama, kalau film gue jelek" lanjut Rein.

Luna lalu mengatakan bahwa memang menurutnya filmnya itu kurang bagus dan jelek, bahkan menurut Dindra saja filmnya ini jauh dari kata bagus. Tapi tentu saja dia tidak mungkin mengatakan itu didepan Rein, salah bicara dia bisa mendengar omongan pedas dari Rein lagi.

Luna bisa merasakan jika hari ini Rein sedikit mellow sejak dia mengunjungi makam Soraya, rasa penasaran membuat Luna sulit untuk menahan diri tapi dia tidak akan bertanya kepada Rein. Untuk apa dia bertanya kepada Rein jika dia memiliki teman yang teramat sangat menggemari Rein.

 

"Aichi...."

Luna menggeliat dan mengerjapkan matanya matanya mendelik melihat jam sudah menunjukkan jam 11 malam.

"Hah? Aduh mampus, udah jam segini" pekik Luna.

"Ayo pulang, dah malem juga mobil lo di tempat gue kan?" tanya Rein dan dibalas anggukan kecil Luna.

Luna mengucek matanya nggak enak karena ketiduran saat seharusnya dia kerja menemani Rein syuting acara di studio televisi itu, "Aduh sori, sori banget Rein. Gue ketiduran".

Rein mengamati Luna dari tempatnya berdiri, yang benar - benar dekat dengan Luna, "Mending kamu langsung pulang aja deh, biar mobil kamu ditempatku. Kan besok lo bakal ke tempat gue lagi, biar tar lo dianterin pulang dulu"

Luna seketika langsung salah tingkah, "Eh, nggak usah gue pulang sedniri nggak papa kok. Lagipula gue nggak mau kalau ayah sama ibu nanyain mobil gue kemana kalau gue pulang nggak bawa mobil".

Entah apa karena sudah malam atau karena Rein terlihat cukup tampan setelah menghadiri acara penghargaan di televisi itu, tapi Luna mendadak deg degan karena merasa Rein perhatian dan posisi Rein yang cukup dekat dengannya. Luna seketika tersipu malu.

"Oh ya udah, terserah lo kalau mau ambil mobil lo dulu. Seenggaknya gue jadi nggak perlu repot nganterin lo pulang kerumah lo tengah malem" balas Rein.

Acara malu - malu Luna langsung buyar seketika dan kembali menatap sebal ke arah Rein, kalau misalkan dia merasa repot kenapa dia tadi sok perhatian dan nawarin diri buat nganterin Luna pulang kerumah? Dasar cowok sadis.

Luna telah duduk didalam mobilnya, Rein menatap takjub ke arah mobil Luna yang sudah glow up karena di poles dan dicuci oleh adiknya, bahkan saat Rein mengintip kedalam mobilnya semua barang yang sebelumnya Rein lihat sudah lenyap dan hanya menyisakan kursi kosong dan tempat sampah mungil di dalam mobil.  "Mobil lo udah bersih ternyata sekarang" ucap Rein dengan nada meledek.

"Ya udah gue pulang dulu, sampai besok. Lo nggak usah begadang lagi, susah gue banguninnya" Ran mengernyit. "Lo berisik banget sih, suka - suka gue lah kalau mau begadang. Urusannya apa lo larang - larang gue"

"Oh God, please bisa nggak ni orang dibikin sariawan sebulan biar mingkem nggak judes amat kek gini" batin Luna yang malas menanggapi ocehan Rein dan langsung pamit pulang.

 

Lampu dirumah Luna sudah padam artinya orang rumah sudah pada tidur, Luna berjingkat perlahan menuju kamarnya berusaha sepelan mungkin untuk tidak membangunkan seisi rumah, terutama ibunya. Tapi usahanya itu sia - sia saat ibunya tahu - tahu muncul entah dari mana dan memberondongnya dengan berbagai macam pertanyaan yang intinya kenapa dia baru pulang di jam satu dini hari.

Luna beralasan jika dirinya tadi sedang menyelesaikan tugas kelompok dari dosen yang harus dikumpulin besok pagi dengan teman - teman kuliahnya, beruntung setelah memberi penjelasan yang 'terlihat masuk akal' itu ibunya kelihatan percaya dengan penjelasan Luna.

Dindra dan Amanda yang sahabat sekaligus satu jurusan dengan Luna pun terlebih dahulu di briefing olehnya kalau tiba - tiba ibunya menelpon dan menanyakan keberadaannya. Luna hanya perlu bertahan selama enam bulan saja berbohong seperti ini.

Luna merebahkan tubuhnya ke atas ranjang, setelah terlebih dahulu membersihkan badannya dari seharian beraktivitas. Badannya terasa remuk akibat kecapekan. Sedari pagi dirinya menemani Rein dari ke tempat pemotretan kemudian ke pemakaman, belum lagi dia capek dengan sikap Rein yang sepertinya tidak kunjung membaik.

Luna menyalakan AC dikamarnya hingga suhu paling rendah yang mungkin cocok untuk spesies beruang kutub, saking dinginnya dia kembali membuka ponselnya dan mencari nama Soraya Ariyanadewi. Luna berpendapat jika dia berhubungan dekat dengan Rein akan sangat mungkin jika namanya pasti sempat disinggung atau disebutkan di artikel manapun.

Ketemu!! Soraya Ariyanadewi, seorang gadis yang digosipkan menjadi pacar Rein selama dua tahun. Dia seorang model pendatang baru saat itu, tapi pihak agensi Rein membantah rumor hubungan itu dan mengatakan kalau Soraya yang mengejar - ngejar Rein dan berharap menjadi kekasihnya. Akibat pernyataan itu, beberapa penggemar Rein meneror Soraya dengan mengirimkan surat kaleng kepada Soraya, serta seluruh netizen yang juga membullynya di media sosial maupun di dunia nyata. Bahkan tak jarang tiba - tiba saja saat Soraya baru saja pulang dia diserang oleh orang yang mengaku sebagai penggemar Rein dengan melemparkan telur busuk kepada Soraya.

Hal ini menyebabkan Soraya yang merupakan gadis ceria dan periang berubah menjadi pendiam dan murung, dia bahkan diketahui tidak pernah lagi datang ke kampus tempat dia kuliah serta menolak tawaran kerjasama sebagai model internasional yang menjadi impiannya. Puncaknya Soraya menjadi depresi dan kemudian dia ditemukan tewas bunuh diri dengan mengiris pergelangan tangannya di dalam kamar mandi.

Episodes
Episodes

Updated 63 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!