Fan meet part 2

Luna terang langsung canggung ditunjuk langsung oleh Rein, "Menurut kamu dari rate 1-10 berapa yang bisa kamu kasih ke film ini?" tanya Rein tanpa tedeng aling - aling.

Luna meneguk ludahnya, "Sengaja banget dia nanya begitu, kalau gue jawab jujur tar gue ditimpukin satu bioskop, misal jawab nggak jujur gue yang nggak enak sama diri gue sendiri" batin Luna.

Menurut Luna karena dia nggak terlalu familiar dengan film dalam negeri dan lebih banyak nontonin drama cina atau korea jadinya menurut dia film Rein skala 3/10. Bagi Luna alurnya nggak jelas dan terlalu banyak bias di film yang bikin bingung, Luna juga bukan yang nggak suka dengan film horor yang dibalut sentuhan romantis, justru diantara dia, Amanda dan Dindra justru Luna yang paling getol untuk nonton film horor. Tapi film Rein ini bisa dibilang gagal total.

"Emm, lumayan" jawab Luna akhirnya.

"Waduh lumayan, lumayan apa ini lumayan bagus atau lumayan jelek?" tanya MC dengan nada sedikit melambai itu."Iya lumayan, lumayan parah" batin Luna dalam hati.

"Ya lumayan aja" jawab Luna dan langsung menyerahkan mic ke asisten MC dan duduk di kursinya.

"Gimana ini Rein, kakaknya bilang lumayan.... Oke selanjutnya kita akan milih fans yang akan berfoto dengan Rein kira - kira siapa yaa......" layaknya undian berhadiah semua orang kompak mengacungkan tangannya agar bisa dipilih dan MC menyuruh mereka menurunkan tangannya agar dia bisa melihat jelas para penonton dan bisa memilih dengan benar.

Luna bisa melihat kalau Rein berbisik kepada MC, dan tak lama MC itu langsung menunjuk Luna untuk berfoto dengan Rein. "Mbak yang tadi, selamat kamu menang berfoto bersama dengan Rein. Tepuk tangan semuanya" sorak kekecewaan terdengar di penjuru bioskop.

"Tenang - tenang nanti semua akan kebagian foto dengan tanda tangan Rein setelah ini, untuk mbaknya ayo silahkan turun kesini. Kapan lagi ya foto sama artis terkenal seperti Rein" ucap MC acara itu.

"Siapa juga yang mau foto sama dia, Fuh" batin Luna mencibir.

"Maaf mas, saya boleh ajak dua temen saya nggak. Saya nggak enak kalau foto sendirian" seru Luna, MC segera menoleh kearah Rein yang mengangguk setuju.

Dindra jangan ditanya sesenang apa saat impiannya berfoto dengan Rein pada akhirnya terkabul, "Lunaa, lo mau apa hari ini gue traktir. Thank you udah ngajakin gue buat foto bareng Rein" pekik Dindra bahagia, Luna pun hanya balas mengangguk dengan canggung.

Didepan fans sikap Rein benar - benar berbeda seratus delapan puluh derajat jika dibandingkan saat bersama dengan Luna, senyum yang ramah, fans service, mengikuti keinginan fans untuk bisa berfoto bersama, berbicara manis. Luna bergidik sendiri ketika dia membayangkan Rein yang kalau dirumah super rapi, dan tidak suka melihat barang berantakan sedikit atau dia bakalan ngamuk sambil salto, belum dengan nada bicaranya yang lebih mirip ngajakin orang berantem sambil terbang ketimbang ngomong santai sambil ngopi. Berbicara manis? Lupain, itu tidak akan pernah Rein lakukan kecuali didepan fansnya.

"Sini - sini mbak kok jauhan sih sama Rein, udah kayak pacaran LDR aja" ledek MC pada Luna yang berdiri sedikit menjauh dari Rein. Disamping kiri Rein berdiri Dindra dan Amanda sementara disisi kanan berdiri Luna yang terlihat canggung, apalagi saat Roy akan menyapanya dengan cepat dia menyilangkan jarinya untuk pura - pura tidak mengenalnya. Dia tidak mau Dindra histeris guling - guling kalau tahu dia jadi asisten Rein sekarang, menurut Luna belum saatnya Dindra tahu.

Selesai sesi foto bersama, MC menanyakan beberapa pertanyaan kepada Luna, "Jadi sudah berapa lama kamu ngefans sama Rein?" tanyanya.

Ekspresi wajah Luna seketika berubah kecut, "Hah, ngefans sama dia? Nggak pernah kali" jawab Luna dalam hati.

"Sok banget pas interview bilang nggak kenal gue" bisik Rein lirih dan terdengar di telinga Luna.

Tak mau kalah Luna pun membalas, "Gue juga sebenernya ogah kesini kalau nggak demi temen gue yang freak banget ngefans sama lo" bisik Luna tak kalah lirih.

"Kayaknya kepala lo masih demam ya, makanya asal banget kalau ngomong" lanjut Luna lagi seraya tersenyum sinis saat Rein menoleh padanya.

Dindra maju untuk menjawab pertanyaan MC, "Ah sebenernya yang ngefans saya mas, mereka berdua ini cuma saya tarik kesini buat nemenin saya aja. Yang ini sukanya jejepangan, nah yang satu ini sukanya oppa - oppa korea, saya doang yang masih cinta produk lokal" kekeh Dindra.

"Ini temen saya ini malah nggak tahu awalnya Rein itu siapa, dia apalnya sama artis korea doang mas" lanjut Dindra lagi.

Bisa dibayangkan lirikan maut macam apa yang diberikan oleh Luna kepada Rein yang juga meliriknya sinis saat mendengar penjelasan Dindra.

"Wah - wah ternyata ada ya yang nggak kenal sama Rein, kok bisa sih mbak nggak kenal sama artis sebesar Rein gini?" tanya MC pada Luna yang tampak keki ditanya seperti itu.

"Ini masih lama nggak sih, saya nggak mau diprotes sama fansnya yang nunggu buat fansign" seru Luna dengan nada sedikit jutek, karena dia sudah jengah berdiri diperhatikan banyak orang ditambah dengan Rein disebelahnya yang terus meliriknya sadis, mungkin kalau ada lomba lirikan sadis julid tetangga Rein bisa keluar sebagai pemenang.

Berbeda dengan Roy yang tampak menahan geli dengan ekspresi wajah Luna dan Rein yang mencoba mengelak satu sama lain jika mereka saling mengenal, bahkan dimatanya sikap mereka seperti bocah yang sedang berkelahi, kekanakan.

MC pun segera mempersilahkan Luna, Dindra dan Amanda untuk kembali ke tempat duduknya setelah memberikan foto Rein lengkap dengan tanda tangannya.

 

Dindra tidak berhenti tersenyum memandangi tiga foto bertanda tangan Rein di tangannya, "Thank you Luna, Manda... Kalian emang bestie forever buat gue" seru Dindra senang.

Luna dan Amanda saling berpandangan, " Ya gue buat apaan juga Din, orang gue nggak ngefans" balas Amanda.

"Eh tapi ya, menurut gue atau kalian juga ngerasa sih kalau film Rein tuh ngebosenin tadi" seru Amanda memandang dua sahabatnya itu.

Dindra lalu menyandarkan punggungnya di kursi tempat mereka menunggu pesanan pizza mereka datang, "Iya sih. Gue juga nggak ngira filmnya begitu. Niat gue nonton itu film cuma karena ada Rein aja, dan gue pikir filmnya bakalan oke. Kasian banget dia dimanfaatin sama sutradaranya buat dongkrak popularitas filmnya" jawab Dindra dengan sorot mata iba.

"Dongkrak gimana Din?" tanya Luna penasaran.

Sebelum bercerita, Dindra lebih dulu menghembuskan nafasnya, "Jadi gini... Lo inget kan yang waktu gue galau pas Rein kepergok ikut party temennya yang model bareng ceweknya vania yang sekarang udah jadi mantan sih"

"Hah kapan putusnya?" potong Luna cepat.

"Lo ya kebiasaan suka potong omongan orang, Rein sama Vania putus sekitar seminggu lalu kayaknya, penyebabnya gara - gara Vania kayaknya selingkuh dan cuma pansos aja sama Rein"

"Lanjut nggak nih?" tanya Dindra

"Iya lanjut - lanjut" balas Amanda seraya mengibaskan tangannya.

"Pas mereka party kan ditemuin narkoba tuh di lokasi, dan syukur alhamdulillah Rein dinyatakan negatif, iya lah ya nggak mungkin banget Rein gue aneh - aneh make narkoba" kata Dindra.

"Gimana mau aneh - aneh kalau dia ada auto imun" seru Luna keceplosan.

"Hah? Auto imun? Jangan ngaco  Lun, Rein itu sehat. Rumor dia sakit auto imun tuh udah dibantah sama nyokapnya yang jadi direktur agensinya" kilah Dindra dan membuat ekspresi Luna keheranan, kenapa ibunya justru menyangkal kalau Rein memang punya auto imun.

"Terus si sutradara ini, ngegaet Rein buat main di filmnya ini, awalnya si Rein nggak mau alias nolak tapi nggak tahu ya kenapa akhirnya dia terima juga project ini dan dipasangin sama artis pendatang baru yang ternyata selingkuhan si sutradara, jadi ya buat ngeredam gossip gitu lah. Gue tahu rumor artis ini selingkuhan sutradara ya dari forum penggemar Rein gitu"

"Si artis baru ini bener - bener nggak bisa akting, kacau banget deh pokoknya bahkan mereka harus take adegan yang sama berkali - kali gara - gara si artis baru ini suka salah dialog. Kebayang dong capeknya Rein syuting sama anak bawang begini, syuting yang harusnya selesai dalam satu bulan jadi molor akibatnya Rein sempet dirawat dirumah sakit gara - gara kecapekan eh besokannya dia udah muncul aja di acara musik. Kasian kan ayang gue?" Pertanyaan Dindra mengakhiri penjelasannya yang lebih lengkap dari akun gosip manapun yang pernah Luna follow. Mungkin kalau Dindra bikin akun khusus ngejulid artis bakal langsung booming kali.

Luna diam mendengarkan penjelasan Dindra, dan larut dalam pikirannya sendiri. Semakin lama dia menjadi sedikit bersimpati atau lebih tepatnya kasihan dengan Rein yang tidak bisa merasakan gimana rasanya 'bebas'. Seumur hidupnya dia diperas untuk menjadi artis hingga dia bisa berada di posisi sekarang, perjuangan dia bener - bener nggak mudah.

"Emang Rein nggak pernah istirahat panjang atau hiatus gitu?" tanya Luna dengan rasa penasaran di benaknya.

Dindra menggeleng, "Rein itu jarang bisa istirahat panjang, makanya kadang dia tuh sampai ketiduran di lokasi syuting saking capeknya. Kehidupan artis benar - benar mengerikan" sahutnya lagi.

Episodes
Episodes

Updated 63 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!