“Jika mereka akan kembali hari ini, berarti ayah juga pasti akan ikut dengan mereka…” Ucap Zero dalam hati.
**
“Maaf tuan putri… pangeran… Aku harus pergi ke tempat lain dulu.” Anak laki-laki itu pun berpamitan kepada Claireze dan Jermeline untuk pergi menemui ayahnya terlebih dahulu sebelumnya berangkat ke ibukota negeri Calferland.
***
Zero kemudian berkeliling di kediaman clan Lancheur untuk mencari ayahnya. Setelah beberapa lama berkeliling, anak laki-laki itu akhirnya dapat melihat ayahnya berada di dalam sebuah ruangan pertemuan bersama dengan ibunya, serta pangeran dan putri Calferland.
“Apa ada alasan khusus mengapa putri muda Claireze harus tinggal ditempat ini untuk beberapa saat?”
Ketika berada di depan ruangan tersebut Zero dapat dengan jelas mendengarkan pertanyaan dari Guillemun mengenai Claireze yang hendak tinggal untuk sementara, selama mereka pernah ke kota Faricile.
Mendengar hal tersebut, disaat bersamaan, Zero pun langsung merasa curiga, dimana dirinya merasa bahwa sepertinya mereka melakukan hal itu dengan tujuan untuk melindungi Claireze.
“Bisa dibilang bahwa tujuan mereka, terutama clan Euriant menyerang ibukota kemungkinan berhubungan dengan Claireze, namu sampai sekarang aku yakin bahwa mereka tidak tahu bahwa Claireze adalah kunci dari tujuan mereka,” jawab Clarenbald.
*
“Tuan putri…” Ucap Zero dalam hati, seketika terkejut mendengar penjelasan dari Clarenbald.
Disaat yang bersamaan, anak laki-laki itu kembali mengingat mimpinya ketika melihat bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada Claireze di masa depan nantinya.
Walaupun hal tersebut memang masih lama terjadi, namun Zero lantas merasa khawatir dengan Claireze, disamping dirinya juga yang kini sudah menjadi tunangan dari putri muda tersebut.
**
“Tuan Guillemun, karena sudah mendengar mengenai hal ini, apa kau bisa berjanji jika terjadi apa-apa kepada kami, apakah kau mau menjadi putri kami?” Tanya Clarenbald sambil memohon kepada Guillemun.
“Tidak akan terjadi apa-apa kepada kalian… Jangan khawatir selama putri muda berada di tempat ini, dia tetap akan aman… Kau bisa memegang janjiku,” balas Guillemun, meyakinkan kepada Clarenbald serta putri Jacquelyn bahwa putri mereka akan aman menetap di daerah tersebut, sembari mereka pergi ke kota Faricile.
“Terima kasih tuan Guillemun, begitu juga nyonya Jannette… Memang tidak salah aku percaya kepada kalian.”
Guillemun serta Jannette pun merespon ucapan terima kasih dari pemimpin negeri Calferland itu dengan tersenyum kemudian menganggukkan kepala mereka secara bersamaan.
Setelah perbincangan tersebut telah selesai, semua yang berada di dalam ruangan itu pun langsung berdiri kemudian perlahan-lahan keluar dari dalam, membuat Zero yang melihatnya sontak langsung bersembunyi di balik pintu masuk ruangan tersebut.
“Guillemun…” Ketika keluar dari ruangan tersebut, Jannette sontak memanggil Guillemun yang sedang berjalan tepat di depannya.
Mendengar panggilan itu Guillemun menghentikan langkahnya kemudian menoleh ke arah Jannette.
“Apa kau sebenarnya mengkhawatirkanku?” Tanya Guillemun.
“Tentu saja… Walaupun kau merupakan salah satu Venerate terkuat di negeri ini, namun aku tetap akan merasa sedikit khawatir,” jawab Jannette.
Guillemun lantas tersenyum melihat istrinya tersebut mengkhawatirkannya, dia kemudian perlahan mendekat lalu memegang kedua bahu Jannette.
“Jangan khawatir… Aku akan baik-baik saja… Lagipula musuh yang sedang menyerang ibukota Calferland tidak yang sekuat diriku,” ucap Guillemun, meyakinkan Jannette agar tidak perlu khawatir dengan menjelaskan bahwa musuh yang menyerang kota Faricile tidak sekuat dirinya yang berada di tingkatan World Venerate, sementara disisi mereka ada World Venerate lain, yang tidak lain merupakan pangeran Clarenbald, serta perdana menteri Calferland yang sekarang berada di kota tersebut.
Setelah menjelaskan hal tersebut, Guillemun tiba-tiba terkejut ketika melihat merasakan hawa keberadaan seseorang dari balik pintu.
“Ada apa?” Tanya Jannette, lantas kebingungan melihat Guillemun perlahan-lahan menuju ke arah pintu masuk ruangan sebelumnya.
“Ada seseorang dibalik pintu itu,” jawab Guillemun.
Merasa penasaran, wanita itu pun lantas mengikuti suaminya untuk melihat seseorang yang berada di balik pintu tersebut.
“Eh…” Mereka berdua lantas terkejut ketika melihat bahwa orang yang berada di balik pintu itu, tidak lain adalah Zero, putra mereka sendiri.
“Zero… Sedang apa kau disini?” Tanya Guillemun, penasaran.
“Maaf ayah… Ibu… Aku sebelumnya ingin bertemu denganmu ayah… Setelah kucari-cari ternyata kau berada di tempat ini…”
“Entah kenapa setelah kalian akan keluar, aku dengan sigap langsung bersembunyi dibalik pintu ini,” jawab Zero, menjelaskan hal tersebut kepada kedua orangtuanya.
“Berarti kau mendengar percakapan kami tadi di dalam?” Tanya Jannette, sambil menunjukkan ekspresi terkejut.
“Tentu saja aku mendengarnya…” Jawab Zero secara terang-terangan.
“Kalau begitu Zero… Setidaknya ibu ingin kau harus merahasiakan dulu apa yang kami bicarakan kepada Claireze… Apa kau bisa berjanji, ini demi kebaikan tunanganmu itu?” Walaupun meresa terkejut tidak menyangka bahwa putranya mendengar apa yang mereka bicarakan, namun Jannette tidak mau memarahi putranya tersebut, dan lantas memberikan penjelasan bahwa pembicaraan itu tidak boleh diberitahukan kepada sang putri muda.
Zero pun merespon hal tersebut dengan menganggukkan kepalanya, berjanji bahwa dia tidak akan memberitahukannya kepada Claireze.
“Jadi ayah ingin pergi ke ibukota hari ini?” Tanya Zero.
“Iya… Sesuai yang sudah kau dengar bahwa di ibukota sekarang terjadi sebuah penyerangan,” jawab Guillemun.
“Setidaknya aku hanya ingin memberitahukan bahwa ayah harus berhati-hati,” ucap Zero.
Mendengar hal tersebut, Guillemun pun langsung mendekati Zero kemudian memegang kepala putranya sambil tersenyum.
“Iya… Ayah akan berhati-hati…” Balas Guillemun.
Zero sedikit merasa tenang ketika mendengar hal tersebut dari Guillemun, dirinya yakin bahwa ayahnya tersebut memang tidak akan kenapa-napa untuk saat ini karena saat dirinya mendapatkan penglihatan mengenai masa depan sebelumnya, ayahnya tersebut masih tetap ada sampai dirinya menjadi dewasa, walaupun masih belum yakin bahwa nasib pria itu di dalam penglihatan tersebut baik-baik saja atau tidak.
“Ayo… Ayah akan segera berangkat karena ini memang sangat mendesak.” Guillemun lalu mengajak Zero dan Jannette untuk beranjak dari tempat itu, dimana dirinya akan segera berangkat bersama dengan keluarga kepangeranan.
***
Beberapa saat kemudian, semuanya kini telah berada di tempat beradanya armada pesawat keluarga kepangeranan yang sebelumnya digunakan mereka untuk datang ke daerah tersebut.
“Claireze… Kalau begitu kami pergi dulu…” Ucap Clarenbald sambil memeluk putrinya.
Setelah pangeran Calferland itu selesai memeluk putrinya, kini giliran putri Calferland yang bergantian memeluk putrinya tersebut.
“Kau harus menjadi anak yang penurut ketika berada disini… Tenang saja, kami akan segera menjemputmu kembali setelah selesai,” ucap Jacquelyn.
“Aku mengerti, tapi pokoknya aku hanya akan kembali jika kalian berdua datang kemari untuk menjemputku,” ucap Claireze pada kedua orangtuanya.
Clarenbald serta Jacquelyn pun langsung merespon ucapan putri mereka tersebut dengan menganggukkan kepala mereka secara bersamaan.
“Kalau begitu kami pergi dulu.”
Setelah berpamitan, Clarenbald bersama dengan Jacquelyn, Jermeline, Guillemun serta prajurit dari ibukota satu per satu naik ke dalam pesawat mereka masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments