“Ngomong-ngomong apa hanya di tempat ini kita bisa melihat pemandangan saja?” Tanya Caireze.
“Sebenarnya masih banyak, namun tempat itu jauh dari sini… Lagipula kau belum melihat pemandangan yang bisa dilihat di atas menara ini…” Jawab Zero.
“Ayo ikut aku…” Zero kemudian mengajak Claireze menaiki kembali sebuah tangga terakhir untuk benar-benar sampai di bagian paling atas dalam menara tersebut.
**
Setelah menaiki tangga tersebut, Zero beserta claireze kemudian sampai di sebuah ruangan terbuka, yang nampak memperlihatkan keadaan yang berada diluar.
Tiba-tiba Claireze pun terkejut dapat melihat dengan jelas pemandangan yang berada di depannya, dimana terdapat bertangan padang serta perbukitan rumput yang luas, serta bentangan pegunungan salju, yang jarang dilihat oleh putri muda tersebut ketika berada di ibukota negeri Calferland.
“Tuan putri… Apa kau tidak menyukai pemandangannya?” Tanya Zero, melihat Claireze tampak terdiam tidak memberikan sebuah komentar apakah anak perempuan itu menyukai tempat untuk melihat pemandangan atau tidak.
“Tidak… Ini sudah bagus…” Jawab Claireze, nampak merasa senang melihat pemandangan yang berada di depannya.
“Namamu Zero kan…”
“Iya…”
“Terima kasih Zero, sudah mengantarkanku ke tempat ini… Baru pertama kalinya aku melihat pemandangan seindah ini,” ucap anak perempuan itu, berterima kasih kepada Zero sambil memperlihatkan senyuman di wajahnya.
“Sama-sama…” Zero pun merespon ucapan Claireze sambil nampak merasa canggung serta terpesona disaat yang bersamaan karena melihat senyuman dari putri muda tersebut.
“Iya… Ini juga baru kali pertama aku melihat senyuman seindah itu…” Gumam Zero, membahas mengenai senyuman Claireze yang diperlihatkan kepadanya.
“Maaf Zero… Ada apa?” Claireze pun lantas bingung mendengar ucapan Zero yang kurang jelas.
“Tidak… Aku hanya bergumam hal yang tidak penting saja… Kurasa lupakan saja itu,” ucap Zero.
Claireze pun paham dengan penjelasan anak laki-laki itu dan tidak memperdulikan mengenai hal tersebut karena melihat pemandangan yang berada di depannya tersebut menjadi prioritasnya.
“Tuan putri… Aku akan mengunggu disini selama kau memperhatikan pemandangan di depan, namun kurasa kita tidak boleh berlama-lama disini karena pasti Yang mulia pangeran dan tuan putri akan mencarimu,” ucap Zero.
“Baik… Aku mengerti…” Respon Claireze.
***
Berpindah di kediaman clan Lacheur, dimana pangeran muda bernama Jermeline yang juga ikut merasa bosan berada di dalam ruangan tempatnya berada, sontak berdiri dan berjalan keluar dari ruangan tersebut.
***
Setelah keluar dari ruangan sebelumnya, sang pangeran muda berjalan berkeliling kediaman tersebut dengan tujuan mencari keberadaan sudaranya Claireze, yang sebelumnya sudah pergi meninggalkannya terlebih dahulu.
Akan tetapi, setelah beberapa berkeliling di kediaman tersebut, Jermeline tidak menemukan Claireze, pemuda itu sempat bertanya kepada pelayan yang ada, namun satupun dari mereka tidak mengetahui keberadaan dari sang putri muda.
“Kemana perginya anak itu?” Gumam Jermeline, bertanya-tanya mengenai keberadaan adiknya, yang sontak membuatnya sedikit merasa khawatir.
**
Jermeline terus berjalan berkeliling kediaman clan Lancheur hingga akhirnya berpapasan dengan pangeran Clarenbald, putri Jacquelyn, serta Guillemun dan Jannette yang baru saja keluar dari ruangan pertemuan.
Melihat mereka semua, pemuda itu lantas datang mendekat, berharap bahwa adiknya Claireze sedang bersama dengan mereka.
“Jermeline, kau disini… Dimana Claireze?” Tanya pangeran Clarenbald.
“Eh… Kupikir datang menemui kalian, karena sebelumnya Claireze sempat keluar dari ruangan tempat berada…” Jawab Jermeline, lantas kebingungan karena Claireze ternyata tidak bersama dengan mereka.
“Aku sudah berkeliling dan sempat menanyai beberapa pelayan, namun mereka tidak melihat Claireze,” lanjut Jermeline, menjelaskan bahwa dia sebelumnya sudah mencari Claireze.
“Memangnya kemana Claireze pergi?” Ucap Clarenbald, bertanya-tanya mengenai keberadaan dari putrinya.
“Yang mulia… Kalau begitu, kita coba mencari tuan putri muda lagi,” ucap Guillemun.
Clarenbald pun setuju dengan usulan Guillemun dan kemudian berjalan meninggalkan tempat mereka berada untuk mencari Claireze.
***
Setelah beberapa saat mencoba berkeliling, mereka berkeliling mencari keberadaan Claireze, tetapi mereka tetap tidak bisa menemukan keberadaan dari putri muda. Hal tersebut lantas membuat putri Jaquelyn pun merasa khawatir.
“Zero, kurasa besok kita harus pergi ke tempat yang kau katakan itu…”
“Tuan putri… Jika kita mau pergi kesana setidaknya harus bersama dengan para orang dewasa, karena tempat itu jauh dari sini.”
Tiba-tiba tanpa diduga, Claireze datang bersama dengan Zero sambil membincangkan sesuatu.
Melihat kedua anak itu bersama, semuanya pun nampak sedikit terkejut serta merasa kebingungan.
“Claireze…” Ucap Clarenbald.
“Ayah… Kalian sudah selesai membicarakan sesuatu… Apa mungkin kalian mencariku?” Balas Claireze, kemudian bertanya kepada ayahnya tersebut.
“Memangnya kau darimana?” Tanya balik Clarenbald.
“Maaf ayah… Karena merasa bosan aku keluar dari ruangan sebelumnya meninggalkan kakak Jermeline… Karena berpapasan dengan Zero, aku menyuruhnya untuk mengantarkanku melihat pemandangan dari kota Dren,” jawab Claireze, menjelaskan kemana dirinya pergi sampai tidak terlihat di dalam kediaman tersebut.
“Ternyata kau sedang jalan-jalan…” Respon Clarenbald, nampak merasa lega karena ternyata putrinya tersebut hanya pergi untuk melihat pemandangan.
Clarenbald lantas melihat Zero kemudian menunjukkan ekspresi senyuman tipis diwajahnya. Pangeran Calferland itu lalu datang mendekati Guillemun.
“Tuan Guillemun, kurasa mereka sudah cukup akrab sebelum saling memperkenalkan mereka dan memberitahukan mengenai yang sebelumnya,” ucap Clarenbald dengan suara berbisik kepada Guillemun.
“Eh… Kurasa kau benar Yang mulia…” Respon Guillemun, memikirkan hal yang sama walau sebenarnya masih tidak habis pikir bahwa hal mengenai sebelumnya memang akan dilaksanakan.
***
Berpindah ke tempat lain, tepatnya di wilayah bagian utara negeri Calferland, wilayah dari para Venerate bangsa Friedenic, tampak armada pesawat tempur yang berasal dari negeri Calferland hendak menyerang salah satu kota yang berada di negeri itu sendiri.
Sesuai dengan pernyataan dari Clarenbald, pangeran Calferland bahwa negeri tersebut sedang dalam sebuah konflik. dimana para clan dari berbagai daerah di negeri tersebut saling berperang satu sama lain akibat perbedaan pendapat.
Hal tersebut juga mengacu pada penglihatan Zero pada mimpinya yang merupakan akar permasalahan dimana kemungkinan masa depan yang dilihat oleh anak laki-laki tersebut bisa menjadi kenyataan jika para clan-clan yang berada di negeri Calferland tidak bisa didamaikan.
**
Tepat di tembok kota yang hendak diserang oleh armada pesawat yang berada di langit, terlihat para pasukan telah bersiap dengan snjata-senjata artileri mereka untuk mempertahankan kota mereka.
“Tembak…!”
Ketika salah satu Venerate, yang merupakan pmpinan dari pasukan tersebut memberi sebuah aba-aba, pasukan yang ada sontak melancarkan serangan tembakan secara dari artileri mereka secara beruntun ke arah armada pesawat yang berada di langit.
Akibat serangan tersebut, beberapa pesawat yang berada di langit menerimanya hingga jatuh meluncur ke permukaan.
Namun, hal tersebut langsung membuat pasukan Venerate yang berada di dalam armada yang jatuh ke permukaan lantas keluar kemudian menyerbu ke arah kota yang berada di depan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments