“Ada apa Zero? Ayo cepat duduk disini,” ucap Claireze menyuruh Zero itu untuk duduk disampingnya karena melihat anak laki-laki itu hanya terdiam menatapnya.
Mendengar hal tersebut, Zero pun langsung naik ke dalam kereta dan duduk disamping Claireze, walau sedikit merasa canggung dengan keadaan tersebut.
“Pengawal… Ayo jalan…” Ucap Claireze, menyuruh Jermeline menjalankan kereta kuda tersebut dengan menyebut saudaranya tersebut dengan sebutan pengawal.
“Baik tuan putri…” Tanpa mengeluh dengan sebutan yang dipanggil oleh adiknya, Jermeline pun langsung memacu kuda-kudanya untuk menjalankan kereta tersebut.
**
Ketika kereta kuda tersebut berjalan menuju ke tempat acara pertunangan, Zero dan Claireze yang berada di dalam, nampak merasa canggung harus mengatakan apa untuk mencairkan suasana yang ada.
“Eh… Tuan putri… Aku bertanya-tanya kenapa kita harus berangkat bersama-sama?” Namun karena tidak mau terus merasa canggung, Zero lantas mencoba mencairkan suasana dengan menanyakan sesuatu kepada Claireze.
“Memangnya kenapa? Ada yang aneh dengan hal itu?” Tanya balik Claireze, sebenarnya merasa bahwa hal tersebut biasa saja.
“Bukankah setahuku jika kita harus datang secara terpisah terlebih dahulu, kemudian aku harus menunggumu datang di tempat pertunangan…”
Zero kemudian menjelaskan proses pertunangan yang diketahuinya kepada Claireze, yang sontak membuat putri muda itu terkejut mendengarnya karena sangat mirip dengan sebuah pernikahan, dimana Zero sebenarnya tidak mengetahui bahwa hal yang dijelaskannya kepada Claireze memang merupakan sebuah prosesi pernikahan.
“Zero… Hal yang kau katakan itu merupakan sebuah prosesi pernikahan…” Ucap Claireze.
“Ekh… Benarkah…” Ucap Zero, tekejut serta merasa malu ketika dirinya salah mengira hal tersebut sebagai sebuah prosesi pertunangan.
“Namun, setelah itu kita pasti akan melakukannya kan… Apa kau mau berjanji untuk hal itu?” Tanya Claireze.
“Iya… Aku mau.”
Dengan refleks Zero pun langsung menjawab pertanyaan Claireze, bahwa dia menginginkan hal tersebut, yang lantas membuat putri Calferland itu sontak tersipu hingga membuat wajahnya memerah.
“Hei kalian berdua… Apa yang kalian bicarakan itu? Setidaknya kalian harus beranjak dewasa dulu untuk melakukannya…” Karena mendengar hal yang dibicarakan oleh Zero dan Claireze, Jermeline yang sedang memacu kuda di luar lantas memperingati kedua anak itu.
“Tidak kakak… Bukan begitu maksud kami,” ucap Claireze, menjelaskan kepada saudaranya bahwa dia bersama Zero tidak membicarakan hal tersebut dengan serius.
***
Beberapa saat kemudian, kereta yang dibawah oleh Jermeline, serta membawa Zero dan Claireze akhirnya sampai di sebuah taman yang berada di atas bukit, dimana Claireze yang melihat keluar langsung terpukau melihat keindahan alam yang dapat dilihat dari tempat tersebut.
“Wah… Pemandangan di tempat ini terlihat lebih jelas dibandingkan ketika kita pergi ke menara sebelumnya,” ucap Claireze, nampak terpukau dengan keindahan alam yang dilihatnya.
Mendengar bahwa Claireze merasa senang, Zero pun langsung memperlihatkan ekspresi tersenyum.
***
Tak berapa lama, kereta kuda yang dibawah oleh Jermeline sampai di tempat acara pertunangan dari Zero dan Claireze, dimana acara tersebut akan diadakan di tempat luar tepat di tengah taman tersebut.
“Ayo turun… Semuanya sudah menunggu kalian…” Ucap Jermeline, menyuruh Zero dan Claireze untuk turun.
Zero pun turun terlebih dahulu untuk membantu Claireze turun dari kereta tersebut. Setelah mereka berdua turun, Zero dengan refleks merangkul tangan Claireze, yang langsung membuat putri tersebut sedikit terkejut, serta merasa sedikit canggung dilihat oleh semua orang yang berada di taman tersebut.
Mereka berdua kemudian perlahan-lahan berjalan mengikuti karpet panjang menuju ke sebuah panggung yang berada di tempat acara pertunangan tersebut.
Setelah Zero dan Claireze sampai di atas panggung tersebut, salah seseorang pun datang menghampiri mereka sambil memperlihatkan sebuah kotak yang dipegangnya.
Ketika kotak yang diperlihatkan kepada Zero dan Claireze terbuka, mereka berdua langsung terkesima melihat sepasang cincin yang terbuat dari batu kristal hitam, yang sebelumnya pernah digunakan sebagai persembahan pada burung raksasa yang tinggal di pegunungan salju sebelumnya.
Walaupun mengandung warna yang umumnya dapat menyerap cahaya, namun cincin yang terbuat dari kristal hitam tersebut tetap berkilauan ketika diperhatikan oleh Zero maupun Claireze.
Zero pertama kali mengandung salah satu cincin dan langsung memakaikannya ke jari manis Claireze, selanjutnya Claireze pun mengambil cincin yang satunya kemudian memakaikannya ke jari manis Zero.
Setelah keduanya saling menukarkan cincin satu sama lain, semua orang yang berada di tempat itu, termasuk keluarga dari Zero maupun Claireze langsung bertepuk tangan, menandakan bahwa mereka berdua kini telah remi bertunangan.
Walaupun merupakan acara yang singkat, namun baik Zero, Claireze, serta keluarga mereka nampak merasa senang dengan acara pertunangan tersebut.
**
“Guillemun… Apa setelah ini tuan putri tidak bisa tinggal disini?” Tanya Jannette, mengharapkan agar Claireze bisa tinggal di daerah itu agar tidak meniggalkan Zero kembali ke ibukota Calferland.
“Tentu saja hal itu masih belum bisa dilakukan… Walaupun sudah bertunangan, namun mereka belum menikah,” jawab Guillemun.
“Kalau begitu, bagaimana jika menikahkan saja mereka,” ucap Jannette.
“Sudahlah Jannette… Kau terlalu memikirkan hal yang terlalu berlebihan… Setidaknya tunggu mereka berdua beranjak dewasa… Dan kurasa hal itu harus mereka sendiri yang memutuskan ketika dewasa nanti,” ucap Guillemun.
“Baiklah… Setidaknya keinginanku kali ini sudah tercapai,” respon Jannette.
***
Beberapa saat kemudian, tampak Jermeline menemui Clarenblad, pangeran Calferland ayahnya tersebut karena tidak bisa menemukan Claireze adiknya.
Disamping itu, Jermeline nampak merasa curiga ketika Zero juga tidak ditemukannya, membuat pangeran muda tersebut merasa bahwa ada sesuatu yang dilakukan oleh kedua anak tersebut.
“Ayah… Padahal ini adalah acara Zero dan Claireze, tapi aku sedari tadi tidak menemukan mereka… Apa kau mengetahui dimana mereka berada?” Tanya Jermeline.
“Memangnya kenapa? Apa kau merasa cemburu adikmu bersama dengan tunangannya sekarang?” Tanya balik Clarenbald.
“Mereka sedang bersama sekarang… Dimana?” Ucap Jermeline, terkejut mendengar ucapan dari ayahnya.
“Lihat disana…”
Clarenbald pun langsung menunjuk ke sebuah arah, dimana terlihat Zero sedang duduk bersama dengan Claireze sambil menatap pemandangan yang berada di depan mereka.
Melihat kedua anak tersebut ternyata berada di dekat tempat acara tersebut, kecurigaan Jermeline sebelumnya sontak hilang serta merasa lega.
“Lupakan saja… Aku hanya merasa khawatir tidak melihat mereka sedari tadi,” ucap Jermeline, kemudian meninggalkan ayahnya.
***
Berpindah pada Zero dan Claireze yang tengah duduk bersama sambil menatap pemandangan di depan.
“Zero… Apa kau merasa senang sekarang?” Tanya Claireze.
“Tentu saja tuan putri,” jawab Zero, merasa senang telah bertunangan dengan putri muda tersebut, namun di sisi lain anak laki-laki itu sebenarnya merasa khawatir dengan mimpi yang dilihatnya, dimana dirinya tidak mau jika hal yang berada di mimpinya tersebut terjadi pada Claireze di masa depan.
Sambil memikirkan hal tersebut, Zero pun menatap Claireze dengan ekspresi khawatir, membuat Claireze merasa bingung dengan ekspresi anak laki-laki itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments