Chapter 5 - Kemungkinan masa depan

Tampak seorang anak laki-laki memperingati Zero dengan apa yang dilakukannya.

“Tenang saja… Aku hanya mengetes kekuatanku saja… Lagipula serangan yang kulancarkan barusan tidak seberapa untuk merusak satu pun tanaman di tempat ini,” balas Zero.

“Walaupun kau hanya mengetes kemampuanmu itu, tapi tetap itu namanya latihan…” Ucap anak laki-laki tersebut.

Zero pun langsung memasang ekspresi wajah yang kesal, karena tidak menyukai apa yang diucapkan oleh anak laki-laki tersebut.

“Hei bodoh… Kau mau mencari masalah denganku?” Tanpa pikir panjang, Zero datang menghampiri anak laki-laki itu, kemudian menarik rambutnya.

“Urgh… Lepaskan aku…” Anak laki-laki itu lantas meronta, merasa kesakitan saat rambutnya ditarik oleh Zero.

Ketika anak laki-laki itu hendak membalas, melakukan hal yang sama, Zero dengan sigap langsung mencengkram tangannya.

“Aah…! Tolong aku!” Masih belum puas, Zero kemudian melingkari tangannya pada leher anak laki-laki itu, hingga membuatnya berteriak meminta tolong.

“Zero!” Tiba-tiba Jannette, ibu dari muncul, dan langsung melepaskan anak laki-laki itu dari cengkraman Zero.

“Apa yang kau lakukan pada Vingto?” Tanya Jannette.

“Ibu… Dia duluan yang mencari gara-gara padaku…” Jawab Zero.

“Tidak bibi… Aku hanya memperingatinya untuk tidak latihan di taman ini… Karena itu kemungkinan akan merusak tanaman yang berada disini,” balas anak laki-laki bernama Vingto tersebut, menjelaskan maksudnya yang sebenarnya hanya memperingatkan Zero saja.

“Zero… Kau seharusnya tidak bersikap kasar pada saudaramu…” Ucap Jannette, memperingati anaknya tersebut untuk tidak bersikap kasar.

Zero pun hanya bisa terdiam sambil memalingkan wajahnya ke arah lain, tidak mau menatap ibunya yang telah memberikan peringatan kepadanya.

“Vingto… Kau tidak apa-apa?” Tanya Jannette mengenai keadaan dari anak laki-laki bernama Vingto tersebut.

“Iya bibi… Aku baik baik saja…” Jawab anak laki-laki itu.

“Ayo kita masuk saja…”

Jannette kemudian membawa anak laki-laki tersebut pergi dari tempat itu meninggalkan Zero sendirian. Nampak Zero pun langsung menunjukkan ekspresi wajah yang kesal karena ibunya memihak anak laki-laki tersebut, namun dari pandangan ibunya sebenarnya melihat bahwa Zero-lah yang bertindak kasar akibat terprovokasi dari ucapan anak laki-laki bernama Vingto tersebut.

Anak laki-laki bernama Vingto tersebut merupakan adik sepupu dari Zero yang berasal dari clan Lancheur. Walaupun merupakan saudara, namun Zero dan Vingto sering tidak akur sejak mereka saling mengetahui satu sama lain.

Kadang kala ketika perseteruhan mereka terjadi baik Zero maupun Vingto secara bergantian memulai masalah tersebut, dan harus dipisahkan oleh kedua orang tua mereka masing-masing.

***

Waktu berlalu, ketika telah larut malam, Zero pun akhirnya masuk dalam kamarnya untuk beristirahat tidur.

Sambil berbabaring di atas tempat tidur, anak laki-laki itu memikirkan kembali mengenai ucapan dari makhluk suci yang ditemuinya di dalam mimpi, dimana hal tersebut masih mengenai kekuatan yang diberikan kepadanya untuk menyelematkan hidupnya.

“Entahlah apa pun itu yang pasti aku masih baik-baik saja…” Gumam Zero, tidak mau memikirkan hal itu, walaupun pada akhirnya akan tetap membuatnya kembali merasa penasaran.

Tiba-tiba terdengar ketukan dari pintu kamarnya, yang membuat Zero pun lantas terkejut.

Tak berapa lama, pintu kamarnya terbuka dan ternyata yang memasuki kamarnya tersebut adalah Jannette ibunya.

“Ibu…” Ucap Zero.

“Kau belum tidur?” Tanya Jannette.

Ketika hendak menjawab pertanyaan Jannette, Zero pun lantas mengingat kejadian sebelumnya ketika ibunya memarahi dirinya yang tengah berkelahi dengan Vingto.

Anak laki-laki itu lantas memalingkan wajahnya ke arah lain sambil menunjukkan ekspresi kesal.

“Zero… Apa kau masih marah pada ibu?” Tanya Jennette lagi sambil duduk disamping Zero yang tengah berbaring.

“Tidak…” Jawab Zero.

“Maafkan ibu karena memarahimu sebelumnya, tapi ibu melihat bahwa kau mencekik Vingto… Itu sangat berbahaya, bagaimana jika terjadi apa-apa kepada saudaramu itu,” Ucap Jannette, menasehati putranya.

“Iya-iya aku mengerti…” Respon Zero, mengindahkan nasehat dari ibunya tersebut, walaupun sebenarnya tidak mau rela jika dirinya bersalah sebelumnya.

Mendengar hal tersebut Jannette pun tersenyum, kemudian berdiri dan pergi menuju ke pintu keluar dari ruangan tersebut.

“Baiklah Zero… Waktunya kau untuk tidur sekarang.” Ucap Jannette, kemudian menutup pintu ruangan tersebut untuk membiarkan Zero tidur.

Setelah Jannette pergi meninggalkannya, Zero pun perlahan menutup matanya, mencoba untuk tidur.

****

“Haah… Haah…”

Tiba-tiba, tanpa anak laki-laki itu sadari dia kini telah berada di suatu tempat, dimana bangunan disekitarnya terlihat hancur porak-poranda layaknya berada di tengah sebuah medan pertempuran.

Sambil kebingungan, Zero pun berlari ketika mendengar suara ledakan hampir di segala arah yang dilewati olehnya.

“Ayah…! Ibu…!” Teriak Zero berlari tanpa arah, mencari kedua orang tuanya yang tidak diketahui berada dimana.

Ketika hendak merasa sangat ketakutan, tiba-tiba anak laki-laki itu menyadari bahwa tempat dimana dirinya berada kini tidak lain merupakan kota Dren tempat tinggalnya.

Saking terkejutnya Zero pun terhenti sambil mencari arah menuju ke kediaman clan Lancheur, tempat tinggalnya untuk melihat keadaan dari tempat itu.

***

Setelah beberapa lama berlari sambil menerka-nerka arah dari kediaman clan Lancheur, Zero pun akhirnya bisa sampai ke tempat tersebut.

Akan tetapi, saat dia berada di depan kediamannya, kediaman tersebut telah hancur, sama seperti bangunan-bangunan di kota Dren yang sebelumnya dilewati olehnya.

“Apa yang terjadi sebenarnya?” Ucap Zero, bertanya-tanya mengenai apa yang dilihatnya.

“Ibu… Ayah… Kalian berada dimana?” Karena merasa sangat ketakutan, Zero pun hanya bisa menangis sambil jatuh berlutut, tidak menemukan kedua orang tuanya.

“Hei anak muda…”

Ketika mendengar suara memanggil dirinya, Zero pun lantas menoleh, dan sontak terkejut bahwa burng raksasa yang merupakan makhluk suci, yang tinggal di pegunungan salju tersebut telah berada disampingnya.

“Kau…”

“Jangan salah sangka dulu… Semua ini bukanlah perbuatanku…” ucap makhluk suci itu.

“Namun apa yang kau lihat ini adalah kemungkinan akan terjadi dimasa depan nanti… Salah satu kekuatan yang kumiliki adalah melihat kemungkinan yang akan terjadi dimasa depan nantinya melalui sebuah mimpi,” lanjut makhluk suci itu berkata, menyatakan bahwa apa yang dilihat oleh anak laki-laki itu adalah sebuah mimpi, namun merupakan sesuatu yang kemungkinan bisa terjadi.

“Ini adalah mimpi… Kemungkinan yang akan terjadi dimasa depan?” Tanya Zero, masih kurang paham dengan penjelasan makhluk suci itu.

“Mungkin kau masih kurang paham, tapi penglihatan ini selalu dilihatku pada ketika aku bermimpi,” jawab makhluk suci itu.

Burung raksasa tersebut kemudian menjelaskan bahwa dirinya selalu melihat penglihatan, dimana negeri Calferland pada suatu hari akan terjadi sebuah perang internal akibat perbedaan pendapat dari para clan-clan yang berada di dalamnya.

“Anak muda… Ini hanya kemungkinan saja… Jika kau tidak mau hal ini terjadi, maka aku sarankan kau harus berjuang untuk menytuhkan kembali pendapat yang sering bertentangan di negerimu ini…”

“Kekuatan yang aku berikan padamu itu bukan hanya cuma-cuma diberikan kepadamu…”

Episodes
1 Chapter 0 - Prolog
2 Chapter 1 - Zero
3 Chapter 2 - Sosok misterius
4 Chapter 3 - Pemegang kekuatan sang makhluk suci
5 Chapter 4 - Kota Dren
6 Chapter 5 - Kemungkinan masa depan
7 Chapter 6 - Mimpi yang sama
8 Chapter 7 - Pangeran Calferland
9 Chapter 8 - Konflik di negeri Calferland
10 Chapter 9 - Permintaan yang tidak terduga
11 Chapter 10 - Menjadi cukup akrab
12 Chapter 11 - Rencana pertunangan
13 Chapter 12 - Mimpi itu kembali lagi
14 Chapter 13 - Seseorang dalam mimpi tersebut
15 Chapter 14 - Bertugas sebagai pengawal
16 Chapter 15 - Senang dan khawatir disaat bersamaan
17 Chapter 16 - Sebuah keinginan yang sama
18 Chapter 17 - Meningkatkan kekuatan
19 Chapter 18 - Penyerangan di ibukota Calferland
20 Chapter 19 - Tujuan menyerang ibukota Calferland
21 Chapter 20 - Ancaman terhadap perdana menteri
22 Chapter 21 - Pengkhianatan Venerate yang paling dipercaya
23 Chapter 22 - Ancaman yang membuat Guillemun terdiam
24 Chapter 23 - Pengaktifan kekuatan pelepasan kedua
25 Chapter 24 - Venerate penyihir bangsa Friedenic
26 Chapter 25 - Tongkat raja bangsa Seremoschan
27 Chapter 26 - Telah berjanji
28 Chapter 27 - Bentuk pelepasan kedua senjata suci legendaris
29 Chapter 28 - Enggan untuk menyerah
30 Chapter 29 - Kematian pangeran Calferland
31 Chapter 31 - Terpaksa melarikan diri
32 Chapter 31 - Gejala yang tidak diketahui
33 Chapter 32 - Kota Faricile berhasil dikuasai penyerang
34 Chapter 33 - Terpaksa harus menerima takdir
35 Chapter 34 - Kehadiran Regenza
36 Chapter 35 - Ancaman sang makhluk suci
37 Chapter 36 - Pernyataan sang makhluk suci
38 Chapter 37 - Memecah kekuatan dari senjata suci
39 Chapter 38 - Kapak berkarat
40 Chapter 39 - Cara lain sesuai dengan pengalaman
41 Chapter 40 - Tongkat perwujudan dari kekuatan itu sendiri
42 Chapter 41 - Berita yang menggoncangkan seluruh negeri Calferland
43 Chapter 42 - Penobatan Ragenald menjadi pangeran agung
44 Chapter 43 - Berharap akan bisa bertemu dengan mereka
45 Chapter 44 - Mengubah negeri Calferland menjadi lebih baik
46 Chapter 45 - Negeri Calferland masih tetap sama seperti dulu
47 Chapter 46 - Kabur dari akademi
48 Chapter 47 - Mendapatkan hukuman
49 Chapter 48 - Rencana melarikan diri
50 Chapter 49 - Perjalanan tanpa persiapan
51 Chapter 50 - Tersesat di pegunungan
52 Chapter 51 - Meminta pertolongan Regenza
53 Chapter 52 - Tersesat di negeri seberang
54 Chapter 53 - Bertemu dengan orang yang dikenal
55 Chapter 54 - Kedatangan para Venerate Gimoscha
56 Chapter 55 - Dua kubu benua
57 Chapter 56 - Rencana penculikan
58 Chapter 57 - Teknik pemecah musim
59 Chapter 58 - Mimpi penglihatan masa depan kembali terjadi
60 Chapter 59 - Zero dan Claireze tertangkap
61 Chapter 60 - Wali kapten Gimoscha
62 Chapter 61 - Kemunculan Quilus
63 Chapter 62 - Rencana membentuk aliansi dengan clan Lancheur
64 Chapter 63 - Seseorang yang mengenali Claireze
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Chapter 0 - Prolog
2
Chapter 1 - Zero
3
Chapter 2 - Sosok misterius
4
Chapter 3 - Pemegang kekuatan sang makhluk suci
5
Chapter 4 - Kota Dren
6
Chapter 5 - Kemungkinan masa depan
7
Chapter 6 - Mimpi yang sama
8
Chapter 7 - Pangeran Calferland
9
Chapter 8 - Konflik di negeri Calferland
10
Chapter 9 - Permintaan yang tidak terduga
11
Chapter 10 - Menjadi cukup akrab
12
Chapter 11 - Rencana pertunangan
13
Chapter 12 - Mimpi itu kembali lagi
14
Chapter 13 - Seseorang dalam mimpi tersebut
15
Chapter 14 - Bertugas sebagai pengawal
16
Chapter 15 - Senang dan khawatir disaat bersamaan
17
Chapter 16 - Sebuah keinginan yang sama
18
Chapter 17 - Meningkatkan kekuatan
19
Chapter 18 - Penyerangan di ibukota Calferland
20
Chapter 19 - Tujuan menyerang ibukota Calferland
21
Chapter 20 - Ancaman terhadap perdana menteri
22
Chapter 21 - Pengkhianatan Venerate yang paling dipercaya
23
Chapter 22 - Ancaman yang membuat Guillemun terdiam
24
Chapter 23 - Pengaktifan kekuatan pelepasan kedua
25
Chapter 24 - Venerate penyihir bangsa Friedenic
26
Chapter 25 - Tongkat raja bangsa Seremoschan
27
Chapter 26 - Telah berjanji
28
Chapter 27 - Bentuk pelepasan kedua senjata suci legendaris
29
Chapter 28 - Enggan untuk menyerah
30
Chapter 29 - Kematian pangeran Calferland
31
Chapter 31 - Terpaksa melarikan diri
32
Chapter 31 - Gejala yang tidak diketahui
33
Chapter 32 - Kota Faricile berhasil dikuasai penyerang
34
Chapter 33 - Terpaksa harus menerima takdir
35
Chapter 34 - Kehadiran Regenza
36
Chapter 35 - Ancaman sang makhluk suci
37
Chapter 36 - Pernyataan sang makhluk suci
38
Chapter 37 - Memecah kekuatan dari senjata suci
39
Chapter 38 - Kapak berkarat
40
Chapter 39 - Cara lain sesuai dengan pengalaman
41
Chapter 40 - Tongkat perwujudan dari kekuatan itu sendiri
42
Chapter 41 - Berita yang menggoncangkan seluruh negeri Calferland
43
Chapter 42 - Penobatan Ragenald menjadi pangeran agung
44
Chapter 43 - Berharap akan bisa bertemu dengan mereka
45
Chapter 44 - Mengubah negeri Calferland menjadi lebih baik
46
Chapter 45 - Negeri Calferland masih tetap sama seperti dulu
47
Chapter 46 - Kabur dari akademi
48
Chapter 47 - Mendapatkan hukuman
49
Chapter 48 - Rencana melarikan diri
50
Chapter 49 - Perjalanan tanpa persiapan
51
Chapter 50 - Tersesat di pegunungan
52
Chapter 51 - Meminta pertolongan Regenza
53
Chapter 52 - Tersesat di negeri seberang
54
Chapter 53 - Bertemu dengan orang yang dikenal
55
Chapter 54 - Kedatangan para Venerate Gimoscha
56
Chapter 55 - Dua kubu benua
57
Chapter 56 - Rencana penculikan
58
Chapter 57 - Teknik pemecah musim
59
Chapter 58 - Mimpi penglihatan masa depan kembali terjadi
60
Chapter 59 - Zero dan Claireze tertangkap
61
Chapter 60 - Wali kapten Gimoscha
62
Chapter 61 - Kemunculan Quilus
63
Chapter 62 - Rencana membentuk aliansi dengan clan Lancheur
64
Chapter 63 - Seseorang yang mengenali Claireze

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!