“Zero… Ada apa?” Tanya Claireze, merasa bingung melihat anak laki-laki itu menatapnya.
“Zero…”
Claireze pun seketika merasa canggung ketika Zero masih tetap menatapnya tanpa mengatakan apapun.
“Eh… Maaf tuan putri… Ada apa?” Tiba-tiba Zero tersadar ketika telah melamun sambil menatap anak perempuan tersebut.
“Seharusnya aku yang bertanya kepadamu memangnya ada apa… Ketika kau pikir aku tidak akan merasa canggung ketika melihatmu terus menatapku seperti itu,” ucap Claireze dengan wajah memerah, menjelaskan hal tersebut.
“Maaf tuan putri… Aku sebenarnya sedang memikirkan sesuatu…”
Mendengar penjelasan Zero, Claireze sontak merasa terkejut karena mengira bahwa anak laki-laki itu sedang memikirkan mengenai hal yang dibicarakan oleh mereka ketika sedang berdua di dalam kereta kuda sebelumnya.
“Jangan bilang kau sedang membayangkan bahwa hal yang sebelumnya kau pikir ketika menuju kemari,” ucap Claireze.
“Eh… Bukan itu tuan putri… Kau sudah terlalu jauh, aku juga mengerti bahwa hal itu masih tidak mungkin untuk dilakukan… Aku sebenarnya sedang memikirkan sesuatu yang lain,” ucap Zero, menjelaskan kepada Claireze dengan wajah memerah juga akibat mendengar ucapan putri muda tersebut.
“Kalau begitu apa yang kau pikirkan? Ceritakan padaku, setidaknya aku sekarang sudah bukan orang asing lagi bagimu kan.”
“Benar juga… Tapi, jika kuceritakan apa kau akan percaya atau setidaknya mau mendengarkan ceritaku itu?” Tanya Zero, merasa ragu bahwa hal yang hendak diceritakannya tersebut tidak bisa dipercaya oleh Claireze.
“Memangnya apa yang tidak mustahil di dunia ini… Bahkan kedua orangtua kita bisa melayang di udara dengan bebas tanpa menggunakan sepasang sayap atau sebuah bantuan,” ucap Claireze, menyatakan bahwa dirinya akan percaya dengan ceritakan yang hendak dikatakan oleh Zero.
Mendengar hal tersebut Zero pun tersenyum kemudian mulai menceritakan kepada putri muda tersebut dimulai ketika dirinya mengikuti ayahnya ke pegunungan salju yang berada di daerah mereka tersebut.
Zero sebelumnya tidak mengetahui tujuan dari ayahnya serta para pengikutnya pergi menjelajah untuk memberikan persembahan bagi sesosok makhluk suci yang berada di pegunungan tersebut.
Ketika suatu malam, saat mereka sampai dan berkemah di dekat sebuah altar tempat memberikan sebuah persembahan bagi makhluk suci yang mendiami tempat tersebut, anak laki-laki itu tiba-tiba mendengarkan suara yang mencurigakan dan sontak memeriksa keluar.
Zero sontak terkejut dan ketakutan ketika melihat sesosok bayangan makhluk raksasa dari balik kabut dan sengaja membuatnya tergelincir jatuh ke dalam jurang.
Pada saat itu Zero sudah merasa pasrah dengan keadaannya yang diketahui sulit untuk bisa selamat, namun tiba-tiba dirinya bermimpi bertemu dengan sosok bayangan tersebut yang merupakan makhluk suci berwujud burung raksasa.
Burung raksasa itu memberitahukan kepadanya bahwa dia selamat karena mendapatkan sebuah kekuatan dari makhluk suci itu sendiri. Ketika dirinya tersadar, ternyata anak laki-laki memang berada dalam keadaan yang baik-baik saja.
“Tunggu dulu… Aku pernah mendengar sosok makhluk suci yang tinggal di pegunungan daerah ini… Jadi kau pernah menemuinya dan mendapatkan kekuatannya?” Ucap Claireze, lantas terkejut mendengar cerita dari anak laki-laki itu.
“Tuan putri ini baru permulaannya… Hal yang membuatku khawatir adalah ketika setelah kejadian itu aku selalu mendapatkan sebuah mimpi layaknya sebuah penglihatan dari masa depan,” ucap Zero.
Anak laki-laki itu kemudian melanjutkan ceritanya ketika mendapatkan mimpi mengenai kemungkinan masa depan yang terjadi, dimana daerah tempat tinggalnya, termasuk kota Dren akan mendapatkan serangan hingga hancur. Pada mimpi tersebut Zero juga menceritakan bahwa dia melihat kedua orangtuanya terkapar tak berdaya entah apakah mereka telah mati ataupun tidak, namun dalam mimpi tersebut Zero melihat dirinya dari masa depan sedang melawan seorang Venerate yang kemungkinan juga berasal dari negeri Calferland.
“Tuan putri… Mungkin kau juga tahu bahwa negeri Calferland bukanlah negeri yang damai seperti yang kita bayangkan…”
“Aku tahu… Sebagai anak dari pemimpin negeri ini aku sesekali mendengar sebuah laporan mengenai penyerangan di sebuah wilayah yang dilakukan oleh kelompok yang berasal dari negeri ini juga… Hal itu bahkan membuat ayahku, pangeran Calferland menjadi sangat kesusahan dengan neger ini,” ucap Claireze.
Sambil mendengar penjelasan Claireze, Zero pun menatap putri serta kembali mengingat mimpi dimana dirinya melihat anak perempuan itu dimasa depan akan mengalami sesuatu yang buruk.
“Tuan putri… Apa kau percaya dengan ceritaku itu?”
“Walaupun terlihat sedikit berlebihan, namun sudah kubilang bahwa tidak ada yang mustahil di dunia ini,” ucap Claireze, percaya dengan cerita dari Zero.
“Zero… Aku yakin bahwa mimpi itu adalah sebuah pertanda agar Calferland mengalami kekacauan di masa depan,” lanjut Claireze.
“Kekacauan…” Mendengar hal tersebut, Zero seketika berdiri.
“Tuan putri… Aku sudah memutuskan, mulai sekarang aku memiliki sebuah keinginan untuk menyatuhkan kembali perbedaan yang ada serta membuat negeri Calferland menjadi damai… Kau harus mengingat janjiku itu…” Ucap Zero dengan percaya sambil menatap Claireze, hingga membuat putri muda itu terkesima melihatnya.
“Benar Zero… Kurasa aku juga harus memiliki keinginan seperti itu…” Ucap Claireze, seketika berdiri mengikuti anak laki-laki itu.
Claireze setelahnya langsung tersenyum mendengar keinginan kuat dari anak laki-laki yang kini menjadi tunangannya tersebut, Claireze berpikir di dalam benaknya bahwa selama ini juga dirinya mempunyai keinginan kuat untuk mempersatukan negeri Calferland, namun karena masih berusia sangat muda, dirinya masih tidak percaya diri untuk mengatakan hal tersebut.
Akan tetapi, setelah mendengar hal yang sama dengan Zero, putra muda itu lantas menjadi percaya diri untuk menginginkan hal tersebut.
Keduanya kemudian saling bertatapan sambil bersamaan tersenyum, merasa senang mendengarkan keinginan satu sama lain.
“Ehem… Anak-anak… Kurasa waktu kalian berduaan sudah cukup, karena kalian harus kembali lagi ke acaranya.” Tiba-tiba Clarenbald datang untuk mengganggu momen mereka tersebut.
“Eh… Baik ayah…”
Claireze dan Zero pun sontak pergi meninggalkan tempat tersebut untuk kembali ke acara pertunangan mereka bersama dengan pangeran Calferland.
***
Berpindah di wilayah lain, di sebuah daerah yang sebelumnya mendapatkan sebuah serangan, terlihat seorang pria yang merupakan Giralmus ketua clan Euriant yang melakukan penyerangan ke daerah tersebut tampak duduk di sebuah ruangan, yang tak berapa lama kemudian dihampiri oleh seorang pemuda, yang sebelumnya sempat membantunya mengalahkan ketua clan Marieux.
“Ragenald…” Melihat pemuda itu datang menghampirinya, Giralmus sontak menyapanya sambil bertanya tujuan dari pemuda tersebut datang ke ruangan itu.
“Ayah… Apa tidak secepatnya kita menyerang daerah lain?” Tanya pemuda itu, yang ternyata merupakan putra dari Giralmus.
“Jangan terburu-buru nak… Pergerakan kita kemungkinann sudah diketahui oleh para Venerate dari kota Faricile,” jawab Giralmus, menjelaskan kepada putranya bahwa mereka harus berusaha bertahan karena kemungkinan para Venerate yang berasal dari ibukota Calferland akan mencoba menghentikan mereka.
“Ngomong-ngomong Ragenald… Ayah mendapatkan sesuatu yang menarik di tempat ini…”
Giralmus kemudian mengakses kekuatannya, kemudian memunculkan sebuah benda kepada putranya tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments