Chapter 3 - Pemegang kekuatan sang makhluk suci

Di dasar jurang tersebut, Zero pun terkapar tak berdaya, tidak bisa menggerakan tubuhnya akibat mengalami cidera yang parah pada beberapa bagian tubuhnya.

Sembari masih tetap sadarkan diri, anak laki-laki itu menatap ke atas, dimana dia melihat sesosok bayangan dengan sepasang mata menyala, yang tidak lain merupakan makhluk suci, yang sedang memperhatikannya di dalam dasar jurang tersebut.

*

“Ayah, maafkan aku… Aku tidak tahu bagaimana kau akan menjelaskan kepada ibu mengenai apa yang terjadi kepadaku…” Ucap Zero dalam hati, merasa menyesal akibat secara sembarangan keluar dari tendanya, hanya karena merasa penasaran mengenai suara yang didengar olehnya tadi.

“Hei… Setidaknya jangan hanya menatapku seperti itu… Ini terlihat sangat memalukan,” lanjut anak laki-laki itu berbicara dalam benaknya, ketika melihat makhluk suci yang belum menampakkan wujud aslinya tersebut masih tetap memperhatikannya.

**

Tiba-tiba keadaan Zero mulai melemah, hingga membuat pandangannya perlahan-lahan mulai kabur. Pada akhirnya, anak laki-laki tidak sadarkan diri, akibat keadaannya yang sudah sangat parah.

****

“Eh…” Dalam sekejap, Zero kembali tersadar telah berada di atas pegunungan salju tersebut.

“Apa ini pegunungan yang sama?” Ucap Zero, bertanya-tanya mengenai tempatnya berada.

Sambil melihat ke sekitaran pegunungan tersebut, Zero tampak heran karena mengetahui bahwa sebelumnya dirinya terjatuh ke dalam jurang setelah terkejut mendengar suara gemuruh petir.

Akibat merasa heran tiba-tiba berada di tempat tersebut, Zero pun mulai berpikir liar bahwa hal yang kemungkinan terjadi adalah makhluk suci yang sempat dilihatnya, telah menyembuhkannya dan membawanya ke tempat tersebut.

Akan tetapi, Zero memikirkan hal yang lain lagi, dimana kemungkinan besar bahwa dirinya tidak selamat akibat terjatuh dari jurang tersebut, dan tempat dimana dirinya kini merupakan sebuah akhirat.

Memikirkan hal tersebut lebih lama lagi membuat anak laki-laki itu lantas merasa ketakutan, hingga tidak bisa berkata-kata lagi.

Namun, Zero pun menjauhkan pikiran tersebut, dan seketika mulai berjalan sambil percaya bahwa dirinya masih berada di atas pegunungan sebelumnya.

***

Setelah berjalan beberapa lama, Zero mulai menyadari bahwa dia tetap saja kembali ke tempat semula ketika dirinya tersadar.

Mengetahui bahwa dirinya tetap kembali ke tempat semula, anak laki-laki itu pun lantas kembali merasa takut.

“Ayah…!” Sambil berlari di atas pegunungan tersebut, sesekali Zero memanggil ayahnya, yang tidak kunjung-kunjung ditemukan olehnya.

Disaat merasa ketakutan, tiba-tiba terdengar suara kicauan. Ketika menoleh ke arah atas, Zero pun terkejut melihat seekor burung berukuran raksasa terbang mengitarinya.

Ketika burung raksasa tersebut mendarat tepat di depannya, Zero hanya bisa terdiam melotototinya, karena merasa bahwa melarikan diri merupakan hal yang percuma.

“Maafkan aku jika sebelumnya aku sempat mengganggumu… Tapi, aku sebenarnya hanya merasa penasaran dengan suara aneh yang sempat aku dengar sebelumnya,” ucap Zero dengan perasaan was-was, bermohon kepada burung tersebut.

Tiba-tiba langit yang berada di atas perlahan-lahan berubah menjadi mendung, membuat Zero pun terkejut, menerka-nerka bahwa kemungkinan hal tersebut merupakan efek dari kekuatan makhluk suci yang berada di depannya, karena kemungkinan tidak merasa senang melihat anak laki-laki tersebut.

“Maafkan aku… Kumohon jangan bunuh aku… ”

Disaat Zero bermohon pada makluk suci tersebut, sontak sebuah suara gemuruh petir yang sangat kuat terdengar, membuat anak laki-laki itu pun lantas terkejut.

“Ah… Ibu…!” Zero pun langsung berteriak memanggil ibunya, sambil menutup erat-erat kedua telinganya.

Tidak lupa juga anak laki-laki itu menutup kedua matanya, kemudian duduk membungkuk karena saking ketakutannya.

*

“Hei anak muda… Ternyata kau sepengecut ini…”

**

“Eh…” Seketika Zero mendengar sebuah suara yang cukup jelas dari dalam kepalanya, yang membuatnya dirinya lantas kebingungan, dan langsung membuka kedua mata serta telinganya.

Anak laki-laki itu kemudian menatap makhluk suci yang berada di depannya dengan menunjukkan ekspresi yang nampak heran.

“Maaf… Apa kau yang sebelumnya berbicara?” Tanya Zero pada makhluk suci di depannya tersebut.

“Tentu saja… Memangnya siapa lagi yang berada disini…” Jawab makhluk suci itu.

“Uwaah… Dia ternyata bisa bicara…” Zero pun langsung terkejut mendengar suara dari makhluk suci tersebut.

“Hei bodoh, dengar dulu… Ada yang ingin kukatakan kepadamu,” ucap makhluk suci itu.

“Baiklah… Aku akan mendengarnya…” Balas Zero, langsung mengikuti ucapan makhluk suci itu, karena ada sesuatu yang ingin disampaikan olehnya.

“Ternyata kau patuh juga…” Respon sang makhluk suci, melihat Zero yang sebelumnya nampak ketakutan, kini menjadi penasaran dengan apa yang hendak dikatakan oleh makhluk suci itu.

“Pertama-tama aku ingin memperkenalkan diriku… Namaku adalah Regenza, orang-orang dari kaummu sering menyebutku sebagai sang raja langit, walaupun aku sebenarnya tidak terlalu memperdulikan hal tersebut, karena memang banyak makhluk suci yang lebih pantas mendapatkan julukan itu,” ucap sang makhluk suci, memperkenalkan dirinya.

Zero pun hanya bisa terdiam, mengetahui bahwa makhluk suci yang berada di hadapannya tersebut tampak lebih bersahabat dari yang pikirkan olehnya.

“Dan ini hal penting yang harus kukatakan anak muda… Setelah sebelumnya kau terjatuh di dalam jurang, kau sebenarnya tidak akan bisa selamat akibat keadaanmu yang sudah sangat parah…” Lanjut makhluk suci itu berkata.

Mendengar hal tersebut, Zero pun seketika terkejut. Dirinya tidak menyangka bahwa kejadian yang sebelumnya saat dirinya terjatuh ke dalam jurang memang benar-benar terjadi. Anak laki-laki itu pun lantas merasa bingung mengapa dia tiba-tiba berada di tempat itu, menemui sang makhluk suci, sementara keadaannya masih baik-baik saja.

“Kalau begitu… Mengapa aku masih baik-baik saja?” Karena penasaran, Zero pun lantas bertanya kepada makhluk suci itu.

“Karena aku menolongmu… Aku sedikit merasa bersalah karena telah membuat kaget… Padahal aku sebenarnya tidak bermaksud untuk melakukan hal tersebut,” jawab makhluk suci itu.

“Satu hal lagi yang harus kau ketahui… Bahwa setelah menyelamatkanmu, aku terpaksa memberikan kekuatanku padamu… Dan sekarang kau telah menjadi satu-satunya pemegang dari kekuatan yang kumiliki.”

“Aku menjadi pemilik kekuatanmu…” Ucap Zero, nampak tidak paham dengan penjelasan dari makhluk suci tersebut.

“Hmph… Perlahan-lahan kau pasti akan memahaminya… Setidaknya untuk kali ini aku hanya akan mengatakan hal itu…”

Setelah makhluk suci itu, menjelaskan bahwa perlahan-lahan Zero hendak mengetahuinya, tiba-tiba pandangan dari anak laki-laki itu sontak menjadi kabur.

–19 Mei 3014–

“Haah… Haah…” Seketika, saat dia tersadar, dirinya kni telah terbaring di dalam sebuah tenda, dimana ayahnya tampak berada di dalam.

“Akhirnya kau sudah sadar…” Ucap Guillemun, merasa lega melhat anaknya tersebut telah sadarkan diri.

“Eh… Apa yang terjadi padaku ayah?” Tanya Zero.

“Kami sebelumnya mencarimu… Tiba-tiba saat kami menemukanmu kau sudah berada di dalam sebuah jurang, tidak sadarkan diri… Saat itu ayah sempat merasa sangat khawatir dengan keadaamu… Tapi ternyata kau masih baik-baik saja,” jawab Guillemun, menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, serta menjelaskan bahwa anaknya tersebut tidak apa-apa.

Episodes
1 Chapter 0 - Prolog
2 Chapter 1 - Zero
3 Chapter 2 - Sosok misterius
4 Chapter 3 - Pemegang kekuatan sang makhluk suci
5 Chapter 4 - Kota Dren
6 Chapter 5 - Kemungkinan masa depan
7 Chapter 6 - Mimpi yang sama
8 Chapter 7 - Pangeran Calferland
9 Chapter 8 - Konflik di negeri Calferland
10 Chapter 9 - Permintaan yang tidak terduga
11 Chapter 10 - Menjadi cukup akrab
12 Chapter 11 - Rencana pertunangan
13 Chapter 12 - Mimpi itu kembali lagi
14 Chapter 13 - Seseorang dalam mimpi tersebut
15 Chapter 14 - Bertugas sebagai pengawal
16 Chapter 15 - Senang dan khawatir disaat bersamaan
17 Chapter 16 - Sebuah keinginan yang sama
18 Chapter 17 - Meningkatkan kekuatan
19 Chapter 18 - Penyerangan di ibukota Calferland
20 Chapter 19 - Tujuan menyerang ibukota Calferland
21 Chapter 20 - Ancaman terhadap perdana menteri
22 Chapter 21 - Pengkhianatan Venerate yang paling dipercaya
23 Chapter 22 - Ancaman yang membuat Guillemun terdiam
24 Chapter 23 - Pengaktifan kekuatan pelepasan kedua
25 Chapter 24 - Venerate penyihir bangsa Friedenic
26 Chapter 25 - Tongkat raja bangsa Seremoschan
27 Chapter 26 - Telah berjanji
28 Chapter 27 - Bentuk pelepasan kedua senjata suci legendaris
29 Chapter 28 - Enggan untuk menyerah
30 Chapter 29 - Kematian pangeran Calferland
31 Chapter 31 - Terpaksa melarikan diri
32 Chapter 31 - Gejala yang tidak diketahui
33 Chapter 32 - Kota Faricile berhasil dikuasai penyerang
34 Chapter 33 - Terpaksa harus menerima takdir
35 Chapter 34 - Kehadiran Regenza
36 Chapter 35 - Ancaman sang makhluk suci
37 Chapter 36 - Pernyataan sang makhluk suci
38 Chapter 37 - Memecah kekuatan dari senjata suci
39 Chapter 38 - Kapak berkarat
40 Chapter 39 - Cara lain sesuai dengan pengalaman
41 Chapter 40 - Tongkat perwujudan dari kekuatan itu sendiri
42 Chapter 41 - Berita yang menggoncangkan seluruh negeri Calferland
43 Chapter 42 - Penobatan Ragenald menjadi pangeran agung
44 Chapter 43 - Berharap akan bisa bertemu dengan mereka
45 Chapter 44 - Mengubah negeri Calferland menjadi lebih baik
46 Chapter 45 - Negeri Calferland masih tetap sama seperti dulu
47 Chapter 46 - Kabur dari akademi
48 Chapter 47 - Mendapatkan hukuman
49 Chapter 48 - Rencana melarikan diri
50 Chapter 49 - Perjalanan tanpa persiapan
51 Chapter 50 - Tersesat di pegunungan
52 Chapter 51 - Meminta pertolongan Regenza
53 Chapter 52 - Tersesat di negeri seberang
54 Chapter 53 - Bertemu dengan orang yang dikenal
55 Chapter 54 - Kedatangan para Venerate Gimoscha
56 Chapter 55 - Dua kubu benua
57 Chapter 56 - Rencana penculikan
58 Chapter 57 - Teknik pemecah musim
59 Chapter 58 - Mimpi penglihatan masa depan kembali terjadi
60 Chapter 59 - Zero dan Claireze tertangkap
61 Chapter 60 - Wali kapten Gimoscha
62 Chapter 61 - Kemunculan Quilus
63 Chapter 62 - Rencana membentuk aliansi dengan clan Lancheur
64 Chapter 63 - Seseorang yang mengenali Claireze
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Chapter 0 - Prolog
2
Chapter 1 - Zero
3
Chapter 2 - Sosok misterius
4
Chapter 3 - Pemegang kekuatan sang makhluk suci
5
Chapter 4 - Kota Dren
6
Chapter 5 - Kemungkinan masa depan
7
Chapter 6 - Mimpi yang sama
8
Chapter 7 - Pangeran Calferland
9
Chapter 8 - Konflik di negeri Calferland
10
Chapter 9 - Permintaan yang tidak terduga
11
Chapter 10 - Menjadi cukup akrab
12
Chapter 11 - Rencana pertunangan
13
Chapter 12 - Mimpi itu kembali lagi
14
Chapter 13 - Seseorang dalam mimpi tersebut
15
Chapter 14 - Bertugas sebagai pengawal
16
Chapter 15 - Senang dan khawatir disaat bersamaan
17
Chapter 16 - Sebuah keinginan yang sama
18
Chapter 17 - Meningkatkan kekuatan
19
Chapter 18 - Penyerangan di ibukota Calferland
20
Chapter 19 - Tujuan menyerang ibukota Calferland
21
Chapter 20 - Ancaman terhadap perdana menteri
22
Chapter 21 - Pengkhianatan Venerate yang paling dipercaya
23
Chapter 22 - Ancaman yang membuat Guillemun terdiam
24
Chapter 23 - Pengaktifan kekuatan pelepasan kedua
25
Chapter 24 - Venerate penyihir bangsa Friedenic
26
Chapter 25 - Tongkat raja bangsa Seremoschan
27
Chapter 26 - Telah berjanji
28
Chapter 27 - Bentuk pelepasan kedua senjata suci legendaris
29
Chapter 28 - Enggan untuk menyerah
30
Chapter 29 - Kematian pangeran Calferland
31
Chapter 31 - Terpaksa melarikan diri
32
Chapter 31 - Gejala yang tidak diketahui
33
Chapter 32 - Kota Faricile berhasil dikuasai penyerang
34
Chapter 33 - Terpaksa harus menerima takdir
35
Chapter 34 - Kehadiran Regenza
36
Chapter 35 - Ancaman sang makhluk suci
37
Chapter 36 - Pernyataan sang makhluk suci
38
Chapter 37 - Memecah kekuatan dari senjata suci
39
Chapter 38 - Kapak berkarat
40
Chapter 39 - Cara lain sesuai dengan pengalaman
41
Chapter 40 - Tongkat perwujudan dari kekuatan itu sendiri
42
Chapter 41 - Berita yang menggoncangkan seluruh negeri Calferland
43
Chapter 42 - Penobatan Ragenald menjadi pangeran agung
44
Chapter 43 - Berharap akan bisa bertemu dengan mereka
45
Chapter 44 - Mengubah negeri Calferland menjadi lebih baik
46
Chapter 45 - Negeri Calferland masih tetap sama seperti dulu
47
Chapter 46 - Kabur dari akademi
48
Chapter 47 - Mendapatkan hukuman
49
Chapter 48 - Rencana melarikan diri
50
Chapter 49 - Perjalanan tanpa persiapan
51
Chapter 50 - Tersesat di pegunungan
52
Chapter 51 - Meminta pertolongan Regenza
53
Chapter 52 - Tersesat di negeri seberang
54
Chapter 53 - Bertemu dengan orang yang dikenal
55
Chapter 54 - Kedatangan para Venerate Gimoscha
56
Chapter 55 - Dua kubu benua
57
Chapter 56 - Rencana penculikan
58
Chapter 57 - Teknik pemecah musim
59
Chapter 58 - Mimpi penglihatan masa depan kembali terjadi
60
Chapter 59 - Zero dan Claireze tertangkap
61
Chapter 60 - Wali kapten Gimoscha
62
Chapter 61 - Kemunculan Quilus
63
Chapter 62 - Rencana membentuk aliansi dengan clan Lancheur
64
Chapter 63 - Seseorang yang mengenali Claireze

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!