“Eh…” Menyadari bahwa dirinya sudah cukup lama menatap wajah Claireze, Zero pun dengan sigap langsung menggapai tangan putri muda tersebut untuk kembali berdiri.
Ketika berdiri, Zero tiba-tiba kembali terkesima melihat Claireze, hingga membuatnya terdiam menatap wajah anak perempuan itu.
Claireze tiba-tiba menjadi canggung saat anak laki-laki itu masih tetap menggenggam tangannya. Sang putri muda tidak tahu harus mengatakan apa agar anak laki-laki itu melepaskan tangannya.
“Tuan putri apa ada yang salah?” Tanya Zero, melihat Claireze tiba-tiba menatapnya dengan ekspresi layaknya orang yang sedang gugup sambil melihat wajah dari anak perempuan itu nampak memerah.
“Apa kau sedang sakit?”
“Eh…” Dengan refleks Zero mengangkat salah satu tangannya lalu memegang dahi Claireze, membuat anak perempuan itu lebih merasa canggung.
“Wah… Wah… Padahal baru kemarin kalian bertunangan, ternyata sudah sampai sedekat ini.”
Tiba-tiba Jermeline, saudara dari Claireze datang menghampiri mereka, membuat Zero dengan sigap langsung melepaskan kedua tangannya dari dahi Claireze serta tangan anak perempuan itu.
“Maaf pangeran, aku tidak bermaksud berpikir seperti itu… Sebenarnya aku hanya ingin mengecek mungkin saja putri Claireze sedang mengalami demam atau semacamnya karena melihat wajahnya memerah,” ucap Zero menjelaskannya agar pangeran muda tersebut tidak salah paham dengan apa yang terjadi.
“Tidak ada yang salah dengan itu… Tapi, kemungkinan putri muda akan demam tinggi jika kau mengeceknya karena mungkin suhu tubuhnya akan naik drastis ketika bersentuhan denganmu…” Ucap Jermeline.
“Ditambah lagi kau sebelumnya cukup lama menggenggam tangannya…” Lanjut Jermeline, menjelaskan mengapa wajah Claireze memerah.
Mendengar penjelasan tersebut Zero pun lantas merasa malu karena secara tidak sengaja sudah membuat Claireze merasa canggung.
“Maafkan aku tuan putri, aku tidak bermaksud seperti itu… Maafkan aku karena sudah tidak sopan kepadamu.” Zero lantas meminta maaf atas perbuatannya yang sebenarnya tidak dipermasalahkan oleh Claireze.
“Tidak apa-apa Zero… Aku hanya sedikit terkejut dengan yang tadi,” balas Claireze, mencoba menenangkan anak laki-laki itu agar tidak perlu merasa bersalah.
“Hahaha…” Disamping itu, Jermeline lantas tertawa melihat Zero mengetahui bahwa telah menggenggam tangan Claireze cukup lama.
“Sudahlah… Kau tidak usah merasa bersalah dengan hal itu…” Sambung Jermeline, meyakinkan anak laki-laki itu juga.
“Ngomong-ngomong ada hal yang ingin kuberikan tahukan kepadamu Zero bahwa kami hari ini akan segera kembali ke kota Faricile.”
“Benarkah…” Mendengar ucapan dari Jermeline, Zero tiba-tiba langsung memasang ekspresi wajah yang murung karena merasa sedih harus berpisah dengan Claireze yang kini sudah menjadi tunangannya.
Begitu juga Claireze, dimana putri muda itu lantas memperlihatkan ekspresi yang murung karena sebenarnya tidak mau pergi begitu cepat dari daerah tersebut serta meninggalkan Zero.
“Aku belum selesai berbicara… Sebenarnya ada sedikit perubahan rencana, dimana Claireze untuk sementara akan berada di tempat ini.”
Zero serta Claireze lantas terkejut ketika mendengar pernyataan dari sang pangeran muda tersebut, walaupun merasa senang dengan informasi itu, namun mereka berdua nampak merasa penasaran kenapa Claireze akan tinggal lebih lama lagi di tempat itu.
“Apa hanya aku yang akan tinggal? Tapi ada apa sebenarnya?” Hal itu lantas membuat Claireze pun bertanya kepada saudaranya tersebut.
“Aku juga tidak tahu, tapi ayah maupun ibu mengatakan bahwa kau harus tinggal lebih lama lagi dengan keluarga tunanganmu, kemungkinan untuk lebih mengenal mereka… Lagipula ayah dan ibu mengatakan bahwa kau merasa senang berada disini…” Jawab Jermeline, menjelaskannya kepada Claireze.
Akan tetapi, disamping itu Jermeline nampak menyembunyikan sesuatu yang diketahuinya, namun tidak mau memberitahukan alasannya kepada adiknya tersebut.
***
Beberapa saat yang lalu di ibukota negeri Calferland, ketika fajar masih belum menyingsing, tampak beberapa kilometer dari arah timur terlihat beberapa armada pesawat tempur dari pasukan clan Euriant sedang mendekati kota tersebut.
Saat mengetahui hal itu, para Venerate yang berada di ibukota Calferland lantas berkumpul, karena mengetahui bahwa armada pesawat tersebut akan mencoba untuk menyerang kota itu.
**
Di dalam ruang kontrol dalam salah satu armada pesawat tersebut nampak ketua clan Euriant yang tidak lain merupakan Giralmus.
“Sebenarnya penyerangan ini akan ditunda, tapi karena proses penyaluran kekuatan dari batu kristal itu telah berhasil dalam waktu yang singkat maka secara tidak langsung kota harus memanfaatkan kesempatan ketika pangeran Calferland sedang mengunjungi daerah Wieriztland,” ucap Giralmus.
“Apakah kau sudah siap dengan tingkatan barumu Ragenald?” Lanjut Giralmus, bertanya megenai kesiapan dari Ragenald, ketika pemuda itu datang memasuki ruang kontrol.
“Tentu saja ayah… Aku sekarang merasakan kekuatan yang lebih besar setelah berhasil naik ke tingkatan World Venerate,” jawab Ragenald, dimana dirinya kini telah menyentuh tingkatan tertinggi dalam rana Venerate, dan menjadi Venerate yang setara dengan pemimpin negeri Calferland.
***
Berpindah ke kota Faricile, dimana terlihat seorang pria datang menghampiri para pasukan Venerate yang telah bersiap melawan armada pesawat clan Euriant yang mendekat.
“Siapa mereka, clan Marieux atau clan Euriant?” Tanya pria itu mengenai pasukan dari armada pesawat yang mendekat.
“Itu clan Euriant…” Jawab salah satu Venerate, mengetahui bahwa armada pesawat tersebut merupakan pasukan clan Euriant dilihat dari lambang sebuah bermahkota yang berada pada badan dari pesawat-pesawat tersebut.
“Walaupun harus menganggu kunjungan mereka ke daerah Wieriztland, namun pangeran dan putri harus mengetahui penyerangan ini… Cepat beritahukan mereka sekarang,” ucap pria tersebut, memberikan perintah untuk memberitahukan hal tersebut kepada Clarenbald dan Jacquelyn.
***
Beberapa saat kemudian, kembali ke kota Dren, tepatnya di kediaman clan Lancheur, tampak seorang prajurit tergesa-gesa menuju ke suatu tempat.
“Ada apa?”
Ketika prajurit tersebut sampai di depan sebuah ruangan yang merupakan kamar dari pangeran serta purti Calferland, penjaga yang berdiri di depan ruangan tersebut lantas menghentikannya serta bertanya dengan tujuan prajurit tersebut datang ke tempat itu.
“Ini darurat… Kami mendapatkan informasi bahwa terjadi penyerangan di kota Faricile.”
Mendengar informasi tersebut, dua prajurit yang berjaga di depan kamar pemimpin negeri Calferland. Mereka dengan sigap langsung membuka pintu ruangan tersebut dan masuk ke dalam untuk memberikan tahukannya kepada Clarenbald dan Jaquelyn.
***
Tak berapa lama kemudian, setelah informasi tersebut diketahui oleh beberapa orang, terlihat pangeran serta putri Calferland menemui Guillemun di dalam sebuah ruangan.
“Yang mulia… Sepertinya kita harus segera berangkat sekarang,” ucap Guillemun.
“Benar… Tapi aku memiliki sebuah permintaan… Aku ingin agar putri muda tetap berada di tempat ini selama kita pergi ke kota Faricile…” Ucap Clarenbald.
“Tentu saja Yang mulia… Lagipula akan sangat beresiko jika tuan putri harus kembali kesana,” ucap Guillemun, menyetujui permintaan dari pemimpin negeri Calferland itu.
***
Kembali ke waktu setelah Zero terbangun dan bertemu dengan Claireze kemudian Jermeline, serta mengetahui bahwa Claireze akan tinggal lebih lama di daerah tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments