Chapter 4 - Kota Dren

Zero pun terdiam mendengar penjelasan dari Guillemun, ayahnya karena sementara merasa terkejut bahwa kejadian dimana dirinya bertemu dan berbicara dengan makhluk suci berwujud seekor burung raksasa sebelumnya ternyata sebuah mimpi.

Akan tetapi pertemuannya dengan makhluk suci yang sebelumnya, bisa dianggap oleh Zero sebagai sebuah kenyataan, dikarenakan anak laki-laki itu sangat mengetahui betul bahwa dirinya mengalami cidera yang parah ketika terjatuh ke dalam jurang.

*

“Rasa sakit sebelumnya memang benar-benar sudah hilang…” Ucap Zero dalam hati, nampak terkejut bahwa dirinya memang masih baik-baik saja.

Zero mengetahui perkataan dari makhluk suci sebelumnya bahwa demi untuk menolongnya yang telah berada diantara hidup dan mati, makhluk suci tersebut rela memberikan kekuatannya pada anak laki-laki tersebut, yang membuat Zero pun akhirnya percaya bahwa dia kini benar-benar telah menjadi pemegang dari kekuatan makhluk suci tersebut.

**

“Maaf ayah… Karena kemarin hari aku sebenarnya terbangun hanya karena ingin buang air…” Ucap Zero, memberikan alasan lain kepada ayahnya mengenai dirinya yang semalam keluar dari dalam tenda mereka.

“Ayah mengerti… Yang penting kau baik-baik saja… Setidaknya jika kau ingin melakukan itu, lebih baik beritahu ayah juga, karena semalam kabut yang berada diluar sangat tebal… Ayah yakin kau pasti kesulitan melihat sampai terjatuh ke dalam jurang itu…” Ucap ayahnya sambil memberikan anaknya sebuah nasehat.

“Iya ayah…” Respon Zero sambil memasang ekspresi tersenyum, walau merasa sedikit bersalah harus berbohong, tidak mengatakan hal yang sebenarnya terjadi kepada ayahnya tersebut.

“Kalau begitu, kita akan kembali ke kota sekarang juga…”

“Kita akan kembali… Bagaimana dengan makhluk suci itu?” Tanya Zero sambil terkejut dengan pernyataan ayahnya.

“Kristal hitam yang ditempatkan di altar kemarin hari telah menghilang… Ayah rasa semalam saat kita semua tidur, makhluk suci yang tinggal di pegunungan ini datang mengambilnya,” jawab Guillemun.

Disamping menjawab pertanyaan dari Zero, tiba-tiba Guillemun nampak merasakan sebuah hal yang terbesit ke dalam pikirannya.

“Zero… Apakah semalam kau tidak bertemu dengan makhluk suci itu?” Tanya Ayahnya, penasaran.

“Eh… Makhluk suci… Tidak… Aku tidak melihat apapun… Selain kabut yng tebal semalam…” Jawab Zero dengan terbata-bata, kembali berbohong kepada ayahnya.

Walau sempat mersa curiga, namun Guillemun tetap mempercayai ucapan dari anaknya tersebut, dan lantas melupakan bahwa dirinya bertanya mengenai hal sebelumnya.

***

Beberapa saat kemudian, Guillemun serta para bawahannya berkemas merapikan kembali tenda-tenda yang dibangun mereka. Setelah selesai, mereka semua pun memulai perjalanan menuruni pegunungan salju tersebut untuk kembali ke kota tempat tinggal mereka.

Berbeda ketika berangkat menaiki pegunungan tersebut, dimana Guillemun serta para pengikutnya mengambil rute memutar yang memiliki jarak lebih jauh, kini saat menuruni pegunungan tersebut, mereka semua memilih rute yang lebih pendek dari sebelumnya, namun memiliki medan yang jauh lebih terjal. Hal tersebut dikarenakan agar mereka tidak akan memakan waktu lebih lama untuk ke kota tempat tinggal mereka.

–20 Maret 3014–

Setelah berhasil menuruni pegunungan salju tersebut melewati rute yang lebih terjal, Guillemen, Zero, serta para pengikut mereka akhirnya tiba di kota Dren, sebuah kota pusat pemerintahan dari daerah bernama Wieriztland di negeri Calferland.

Guillemun serta semua yang turun dari pegunungan salju sebelumnya, telah menempuh perjalanan dengan menggunakan beberapa kendaraan ketika sampai dikota tersebut. kendaraan-kendaraan yang dipakai oleh mereka kemudian menuju ke sebuah kediaman dari clan bernama Lancheur, dimana clan tersebut merupakan clan terbesar di daerah tersebut.

Saat memasuki kediaman dari clan Lancheur, kendaraan-kendaraan yang dinaiki oleh Guillemun, Zero, dan para pengikut mereka berhenti. Tak berapa lama mereka semua pun satu per satu mulai turun dari kendaraan mereka masing-masing.

Setelah mereka semua turun dari dalam kendaraan, terlihat seorang wanita datang menghampiri mereka, yang tidak lain merupakan ibu dari Zero.

“Ibu…” Ucap Zero, melihat ibunya datang menghampiri mereka.

Dengan menunjukkan ekspresi wajah yang cukup kesal, ibu dari Zero tersebut tanpa pikir panjang langsung mendekat dan menarik telinga anaknya tersebut.

“Aah… Tunggu dulu ibu?” Ucap Zero, merasa kesakitan ketika telinganya ditarik.

“Zero… Beraninya kau mengikuti ayahmu walau sudah tidak diijinkan pergi… Awas saja jika lain kali kau mengikuti ayahmu secara diam-diam lagi… Ibu pasti akan pergi menyusulmu dan menyeret kau kembali kemari,” ucap ibu Zero, membentak anak laki-laki tersebut.

“Iya… Aku mengerti ibu… Setidaknya lepaskan dulu telingaku,” balas Zero, berjanji tidak akan melakukan hal tersebut lagi sambil memohon kepada ibunya untuk melepaskan telinganya yang sedang ditarik.

“Jeannette… Kumohon lepaskan dia… Jangan seperti ini…” Melihat hal tersebut, Guillemun pun merasa kasihan dan langsung melepaskan tangan istrinya yang sedang menarik telinga Zero.

“Aduh…” Ketika ibunya Zero yang bernama Jeannette tersebut melepaskan telinga Zero, tiba-tiba wanita itu langsung menendang kaki Guillemun dengan keras.

“Guillemun… Ketika Zero mengikutimu, kau seharusnya membawanya kembali kemari…” Ucap Jeannette, kini memarahi suaminya tersebut karena tidak melakukan sesuai yang dikatakannya.

“Bagaimana bisa? Aku terpaksa harus membawa Zero karena tidak sempat sampai kesana,” balas Guillemun sambil memegang salah satu kakinya yang sebelumnya ditendang.

“Itu hanya alasanmu saja… Bagaimana mungkin hal itu mustahil bagi seorang World Venerate membawa seseorang kemari, kemudian kembali lagi ke pegunungan…”

“Zero anak kita satu-satunya… Seharusnya kau tidak membawa ke tempat yang berbahaya seperti itu…”

Namun, Jeanette pun tidak memperdulikan penjelasan yang diberikan oleh Guillemun, karena tidak mustahil bagi pria itu membawa kembali Zero dengan menggunakan kemampuan terbang miliknya yang memiliki kecepatan sekitar seribu kilometer per jam.

“Iya-iya… Aku mengerti… Setidaknya hentikan dulu ocehannya… Ayo kita masuk terlebih dahulu, karena aku sudah merasa lelah…” Ucap Guillemun, mendorong Jeannette masuk, karena sudah tidak tahu harus melakukan apa untuk meredakan omelan istrinya tersebut.

***

Beberapa saat kemudian, rasa kesal dari Jeannette redah, Zero pun pergi ke sebuah taman yang berada di kediamannya tersebut untuk memikirkan mengenai ucapan yang dikatakan oleh makhluk suci yang tinggal di atas pegunungan salju sebelumnya.

Karena penasaran kekuatan yang diberikan oleh makhluk suci tersebut, Zero pun seketika berkonsentrasi sambil memasang sebuah kuda-kuda.

“Breaker wind…” Zero mengakses kemampuannya, dan hanya bisa melancarkan sebuah hempasan angin berskala kecil.

“Breaker water…”

“Breaker flame…”

Anak laki-laki itu kemudian mencoba teknik yang lain, namun serangan proyeksi yang dilancarkannya baik dalam elemen air maupun elemen api, hanya dalam skala yang sangat kecil.

“Apa-apaan ini?”

“Memangnya kekuatan macam apa yang diberikan oleh makhluk suci itu?” Sambil memperhatikan ke arah pegunungan salju, Zero pun bertanya-tanya karena tidak ada yang berubah dari dirinya setelah mengalami kejadian sebelumnya.

“Hei bodoh… Jika kau latihan di tempat itu… Kau bisa menghancurkan tamannya.” Tiba-tiba terdengar suara seseorang memperingati anak laki-laki itu.

Episodes
1 Chapter 0 - Prolog
2 Chapter 1 - Zero
3 Chapter 2 - Sosok misterius
4 Chapter 3 - Pemegang kekuatan sang makhluk suci
5 Chapter 4 - Kota Dren
6 Chapter 5 - Kemungkinan masa depan
7 Chapter 6 - Mimpi yang sama
8 Chapter 7 - Pangeran Calferland
9 Chapter 8 - Konflik di negeri Calferland
10 Chapter 9 - Permintaan yang tidak terduga
11 Chapter 10 - Menjadi cukup akrab
12 Chapter 11 - Rencana pertunangan
13 Chapter 12 - Mimpi itu kembali lagi
14 Chapter 13 - Seseorang dalam mimpi tersebut
15 Chapter 14 - Bertugas sebagai pengawal
16 Chapter 15 - Senang dan khawatir disaat bersamaan
17 Chapter 16 - Sebuah keinginan yang sama
18 Chapter 17 - Meningkatkan kekuatan
19 Chapter 18 - Penyerangan di ibukota Calferland
20 Chapter 19 - Tujuan menyerang ibukota Calferland
21 Chapter 20 - Ancaman terhadap perdana menteri
22 Chapter 21 - Pengkhianatan Venerate yang paling dipercaya
23 Chapter 22 - Ancaman yang membuat Guillemun terdiam
24 Chapter 23 - Pengaktifan kekuatan pelepasan kedua
25 Chapter 24 - Venerate penyihir bangsa Friedenic
26 Chapter 25 - Tongkat raja bangsa Seremoschan
27 Chapter 26 - Telah berjanji
28 Chapter 27 - Bentuk pelepasan kedua senjata suci legendaris
29 Chapter 28 - Enggan untuk menyerah
30 Chapter 29 - Kematian pangeran Calferland
31 Chapter 31 - Terpaksa melarikan diri
32 Chapter 31 - Gejala yang tidak diketahui
33 Chapter 32 - Kota Faricile berhasil dikuasai penyerang
34 Chapter 33 - Terpaksa harus menerima takdir
35 Chapter 34 - Kehadiran Regenza
36 Chapter 35 - Ancaman sang makhluk suci
37 Chapter 36 - Pernyataan sang makhluk suci
38 Chapter 37 - Memecah kekuatan dari senjata suci
39 Chapter 38 - Kapak berkarat
40 Chapter 39 - Cara lain sesuai dengan pengalaman
41 Chapter 40 - Tongkat perwujudan dari kekuatan itu sendiri
42 Chapter 41 - Berita yang menggoncangkan seluruh negeri Calferland
43 Chapter 42 - Penobatan Ragenald menjadi pangeran agung
44 Chapter 43 - Berharap akan bisa bertemu dengan mereka
45 Chapter 44 - Mengubah negeri Calferland menjadi lebih baik
46 Chapter 45 - Negeri Calferland masih tetap sama seperti dulu
47 Chapter 46 - Kabur dari akademi
48 Chapter 47 - Mendapatkan hukuman
49 Chapter 48 - Rencana melarikan diri
50 Chapter 49 - Perjalanan tanpa persiapan
51 Chapter 50 - Tersesat di pegunungan
52 Chapter 51 - Meminta pertolongan Regenza
53 Chapter 52 - Tersesat di negeri seberang
54 Chapter 53 - Bertemu dengan orang yang dikenal
55 Chapter 54 - Kedatangan para Venerate Gimoscha
56 Chapter 55 - Dua kubu benua
57 Chapter 56 - Rencana penculikan
58 Chapter 57 - Teknik pemecah musim
59 Chapter 58 - Mimpi penglihatan masa depan kembali terjadi
60 Chapter 59 - Zero dan Claireze tertangkap
61 Chapter 60 - Wali kapten Gimoscha
62 Chapter 61 - Kemunculan Quilus
63 Chapter 62 - Rencana membentuk aliansi dengan clan Lancheur
64 Chapter 63 - Seseorang yang mengenali Claireze
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Chapter 0 - Prolog
2
Chapter 1 - Zero
3
Chapter 2 - Sosok misterius
4
Chapter 3 - Pemegang kekuatan sang makhluk suci
5
Chapter 4 - Kota Dren
6
Chapter 5 - Kemungkinan masa depan
7
Chapter 6 - Mimpi yang sama
8
Chapter 7 - Pangeran Calferland
9
Chapter 8 - Konflik di negeri Calferland
10
Chapter 9 - Permintaan yang tidak terduga
11
Chapter 10 - Menjadi cukup akrab
12
Chapter 11 - Rencana pertunangan
13
Chapter 12 - Mimpi itu kembali lagi
14
Chapter 13 - Seseorang dalam mimpi tersebut
15
Chapter 14 - Bertugas sebagai pengawal
16
Chapter 15 - Senang dan khawatir disaat bersamaan
17
Chapter 16 - Sebuah keinginan yang sama
18
Chapter 17 - Meningkatkan kekuatan
19
Chapter 18 - Penyerangan di ibukota Calferland
20
Chapter 19 - Tujuan menyerang ibukota Calferland
21
Chapter 20 - Ancaman terhadap perdana menteri
22
Chapter 21 - Pengkhianatan Venerate yang paling dipercaya
23
Chapter 22 - Ancaman yang membuat Guillemun terdiam
24
Chapter 23 - Pengaktifan kekuatan pelepasan kedua
25
Chapter 24 - Venerate penyihir bangsa Friedenic
26
Chapter 25 - Tongkat raja bangsa Seremoschan
27
Chapter 26 - Telah berjanji
28
Chapter 27 - Bentuk pelepasan kedua senjata suci legendaris
29
Chapter 28 - Enggan untuk menyerah
30
Chapter 29 - Kematian pangeran Calferland
31
Chapter 31 - Terpaksa melarikan diri
32
Chapter 31 - Gejala yang tidak diketahui
33
Chapter 32 - Kota Faricile berhasil dikuasai penyerang
34
Chapter 33 - Terpaksa harus menerima takdir
35
Chapter 34 - Kehadiran Regenza
36
Chapter 35 - Ancaman sang makhluk suci
37
Chapter 36 - Pernyataan sang makhluk suci
38
Chapter 37 - Memecah kekuatan dari senjata suci
39
Chapter 38 - Kapak berkarat
40
Chapter 39 - Cara lain sesuai dengan pengalaman
41
Chapter 40 - Tongkat perwujudan dari kekuatan itu sendiri
42
Chapter 41 - Berita yang menggoncangkan seluruh negeri Calferland
43
Chapter 42 - Penobatan Ragenald menjadi pangeran agung
44
Chapter 43 - Berharap akan bisa bertemu dengan mereka
45
Chapter 44 - Mengubah negeri Calferland menjadi lebih baik
46
Chapter 45 - Negeri Calferland masih tetap sama seperti dulu
47
Chapter 46 - Kabur dari akademi
48
Chapter 47 - Mendapatkan hukuman
49
Chapter 48 - Rencana melarikan diri
50
Chapter 49 - Perjalanan tanpa persiapan
51
Chapter 50 - Tersesat di pegunungan
52
Chapter 51 - Meminta pertolongan Regenza
53
Chapter 52 - Tersesat di negeri seberang
54
Chapter 53 - Bertemu dengan orang yang dikenal
55
Chapter 54 - Kedatangan para Venerate Gimoscha
56
Chapter 55 - Dua kubu benua
57
Chapter 56 - Rencana penculikan
58
Chapter 57 - Teknik pemecah musim
59
Chapter 58 - Mimpi penglihatan masa depan kembali terjadi
60
Chapter 59 - Zero dan Claireze tertangkap
61
Chapter 60 - Wali kapten Gimoscha
62
Chapter 61 - Kemunculan Quilus
63
Chapter 62 - Rencana membentuk aliansi dengan clan Lancheur
64
Chapter 63 - Seseorang yang mengenali Claireze

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!