“Kenapa aku berada disin lagi?” Ucap Zero, bertanya-tanya mengapa dirinya kembali memimpikan hal ini kembali.
Sambil merasa ketakutan karena mimpi tersebut dirasa sangat begitu nyata baginya, anak laki-laki itu kembali berjalan di dalam kota Dren yang telah porak-poranda akibat sebuah penyerangan.
***
Zero terus berjalan hingga dia kembali sampai di depan kediamannya, yang tidak adalah kediaman dari clan Lancheur.
Jika pada mimpi yang pertama Zero tidak masuk ke dalam kediamannya tersebut akibat bertemu dengan makhluk sucii yang tinggal di pegunungan salju, kini anak laki-laki tersebut memberanikan diri masuk ke dalam kediamannya tersebut untuk melihat keadaan yang berada disana.
Sejauh yang mata memandang, Zero hanya bisa melihat bangunan-bangunan di dalam kediamannya terbakar. Di dalam benaknya, anak laki-laki itu bertanya apa sebenarnya yang telah terjadi sampai membuat keadaan kotanya menjadi seperti ini.
**
Zero berjalan memasuki sebuah bangunan utama dalam kediaman tersebut. Ketika melihat keadaan di dalamnya, dengan terkejut anak laki-laki itu melihat kedua orang tuanya, Guillemun dan Jannette, telah terkapar tak berdaya.
“Ayah…! Ibu…!” Teriak Zero, sontak langsung menghampiri kedua orang tuanya tersebut.
Akan tetapi, anehnya Zero tidak bisa menyentuh kedua orang tuanya tersebut, layaknya dirinya merupakan sebuah ilusi dalam mimpi tersebut.
“Kau sepertinya belum percaya dengan penglihatan ini rupanya…”
Tiba-tiba makhluk suci yang merupakan burung raksasa itu, muncul didekat Zero, hingga membuat anak laki-laki itu pun terkejut.
“Apa yang sebenarnya terjadi?” Tanya Zero, penasaran serta merasa khawatir melihat keadaan dari kedua orang tuanya yang tidak bisa diketahuinya apakah masih hidup atau tidak.
“Seperti yang kau lihat ini adalah penglihatan masa depan, mengenai apa yang akan terjadi di wilayah ini, serta wilayah-wilayah lain di negeri Calferland…”
“Kau tidak bisa menghindari visualisasi ini, selain memutuskan untuk berusaha mengubahnya…” Jawab makhluk suci tersebut, kembali menyatakan kepada Zero bahwa apa yang dilihat oleh anak laki-laki itu merupakan sebuah kemungkinan masa depan yang akan terjadi, dan hal tersebut tidak bisa begitu saja dapat dihindari olehnya.
“Bagaimana aku bisa mengubahnya? Aku bahkan tidak tahu caranya bagaimana?” Tanya Zero sekali lagi, lantas menjadi kebingungan harus berbuat apa.
“Jangan khawatir… Selama kau masih memiliki keinginan untuk mengubahnya, kau pasti perlahan-lahan akan mengetahui bagaimana cara untuk mengubah kemungkinan masa depan ini,” jawab makhluk suci itu.
Disamping Zero beserta makhluk suci itu tengah berbincang, tampak di langit yang bisa dilihat oleh mereka, dimana atap tersebut telah jebol, terlihat dua Venerate sedang bertarung melancarkan serangan satu sama lain di langit.
Ketika serangan mereka berdua saling bertabrakan, terciptalah sebuah efek ledakan yang sangat besar, hingga membuat bangunan tempat Zero, makhluk suci tersebut, serta kedua orang tua dari anak laki-laki itu, berguncang dengan keras.
Melihat hal tersebut Zero pun nampak khawatir dengan Guillemun dan Jannette yang tidak bisa berbuat apa-apa keadaan itu.
“Kurasa alasan lain mengapa aku memberikan kekuatanku kepadamu, karena sebuah takdir, dimana kau memang akan mendapatkan kekuatan itu,” ucap makhluk suci sambil melihat kedua Venerate yang sedang bertarung di langit.
“Apa maksudmu dengan takdir?” Tanya Zero, kurang paham dengan penjelasan makhluk suci itu.
“Apakah kau bisa melihat pria yang sedang bertarung itu?” Tunjuk makhluk suci itu menggunakan sayapnya pada salah satu Venerate yang baru saja menghempaskan Venerate yang dilawannya.
Mendengar hal tersebut, Zero pun lantas menengok ke arah Venerate yang ditunjuk oleh makhluk suci tersebut.
Setelah melihat Venerate tersebut lebih detail, Zero tampak merasa bahwa Venerate yang dilihatnya tampak tidak asing baginya.
“Apa kau mengenalnya?” Tanya sang makhluk suci.
“Aku tidak yakin… Sepertinya dia tampak tidak asing, namun jika kuingat-ingat kembali, orang itu tidak pernah kutemui sebelumnya,” jawab Zero.
“Heh, itu karena pria itu berasal dari masa depan… Pria yang sedang kau lihat itu adalah kau beberapa tahun dari sekarang…”
“Apa? Itu aku…” Mendengar hal tersebut, Zero pun lantas terkejut, karena tidak menyangka mampu melihat sesuatu yang mustahil untuk bisa dilihatnya.
Tak berapa lama Venerate yang dinyatakan sang makhluk suci merupakan Zero dari masa depan, tiba-tiba mengakses kekuatan miliknya, hingga membuat langit yang berada di atasnya sontak langsung dipenuhi oleh awan mendung.
Dalam sekejap sambaran petir secara beruntun meluncur dari langit, menerjang apapun yang berada di dibawahnya.
“Hei nak… Jangan lupa bahwa kau harus berusaha mengubah kemungkinan masa depan yang kau lihat ini… Jika tidak, maka kau harus pasrah dengan apa yang akan terjadi di tempatmu ini,” ucap sang makhluk suci memperingati Zero.
Ketika mendengar peringatan tersebut, tiba-tiba sebuah sambaran petir meluncur tepat di depannya, hingga membuat pandangan anak laki-laki itu menjadi sangat silau.
–22 Maret 3014–
“Uwaahh…!” Teriak Zero, tiba-tiba terbangun dari mimpinya tersebut.
“Tolong…!” Karena masih merasa ketakutan dengan mimpi tersebut, Zero dengan cepat bangun dari tempat tidurnya, dan berlari keluar dari dalam kamarnya.
***
Berpindah di halaman kediaman clan Lancheur, dimana Guillemun, Jannette, beserta para penghuni dari kediaman tersebut tengah menanti kedatangan dari rombongan kendaraan yang datang.
Rombongan kendaraan yang datang tersebut, berhenti di depan Guillemun dan yang lain. Tak berapa lama setelahnya orang-orang yang berada di dalam kendaraan tersebut satu per satu mulai turun.
Tepat di depan Guillemun dan Jannette, terlihat seorang pria turun dari sebuah kendaraan, yang tidak lain merupakan pangeran Clarenbald IV, pemimpin negeri Calferland.
Setelah pria itu turun dari kendaraannya, terlihat seorang wanita bersama dengan anak laki-laki dan anak perempuan turun dari kendaraan yang sama.
“Selamat datang Yang mulia di kota Dren…” Ucap Guillemun, menyapa pemimpin negeri Calferland itu dengan senyuman.
“Selamat datang juga tuan putri Jacquelyn...” Lanjut Guillemun, menyapa wanita yang barusan turun dari kendaraan, ternyata merupakan seorang putri, yang jika dibandingkan dengan sebuah negeri kerajaan, maka putri tersebut merupakan seorang ratu.
“Terima kasih sudah menyambut kami kemari tuan Guillemun… Nyonya Jannette,” respon pangeran Calferland.
“Ternyata pangeran Jermeline dan putri Claireze juga datang kemari… Selamat datang di kota Dren...” Guillemun juga tidak lupa menyapa dua anak yang datang bersama pangeran Calferland dan putri Jacquelyn, yang merupakan dua anak dari pemimpin negeri Calferland tersebut.
“Walaupun ini merupakan sebuah kunjungan untuk memberitahukan sesuatu kepadamu, tapi karena daerah ini merupakan daerah terindah di negeri kita, aku tidak lupa mengajak mereka berdua kemari,” ucap Clarenbald.
“Benar juga Yang mulia… Daripada kita berdiri disini, bagaimana jika kita masuk terlebih dulu ke dalam?” Respon Guillemun, kemudian bertanya kepada pangeran tersebut untuk masuk ke dalam.
“Tolong…!” Pangeran Clarenbald lantas menyutujuinya, namun ketika hendak masuk dituntun oleh Guillemun dan Jannette, mereka sontak terkejut mendengar seseorang berteriak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments