Putri muda bernama Claireze itu kemudian berjalan, dan tiba-tiba melihat Zero yang sedang duduk bersantai di sebuah balkon tak jauh dari tempatnya berada.
Tanpa pikir panjang, anak perempuan itu berjalan menuju ke balkon tersebut, lalu berdiri di samping Zero sambil melihat pemandangan yang berada di luar.
“Kenapa mimpi itu terlihat seperti kenyataan?” Gumam Zero, masih mengingat tentang mimpi yang dialaminya semalam, yang lantas langsung di dengar oleh Claireze, walaupun anak laki-laki itu tidak menyadari bahwa putri muda itu kini berada disampingnya.
“Memangnya mimpi apa yang kau alami semalam?”
“Eh…” Mendengar seseorang berbicara, Zero lantas terkejut, dan langsung berdiri dari tempat duduknya.
“Kau tuan putri kan…” Ucap Zero, nampak lebih terkejut ketika melihat Claireze telah berada di tempat itu.
“Jadi… Apa kau ingin menceritakan mimpi buruk yang kau alami sampai lari ketakutan seperti tadi?” Tanya putri muda tersebut.
“Itu hanya mimpi yang tidak penting saja tuan putri… Tak perlu mengkhawatirkannya,” jawab Zero.
Akan tetapi, Zero tampak merasa canggung karena tiba-tiba putri muda yang diliriknya tersebut dengan jelas sudah berada dihadapannya. Anak laki-laki itu kini tidak tidak tahu harus berbuat apa dalam keadaan seperti itu.
“Maaf tuan putri… Sepertinya aku mengganggumu, kalau begitu aku pergi dulu…” Ucap Zero, langsung berjalan meniggalkan anak perempuan itu.
“Tunggu…” Namun, Claireze tiba-tiba menahan tangan Zero, agar anak laki-laki itu tidak meninggalkannya di balkon tersebut.
“Iya tuan putri… Ada yang bisa kubantu?” Tanya Zero sambil wajahnya perlahan-lahan memerah karena tidak menyangka tangannya akan dipegang oleh anak perempuan itu.
“Apa kau tahu tempat untuk melihat pemandangan indah di daerah ini?” Tanya balik Claireze.
“Kau ingin berkeliling… Kalau begitu, aku akan menanyakan kepada para pelayan, mereka pasti mau mengantarkanmu kesana,” ucap Zero, hendak pergi untuk memberitahukan keinginan dari Claireze, namun entah kenapa pegangan tangan anak perempuan itu menjadi lebih erat memegangnya.
“Tuan putri… Bisakah kau melepaskan tanganku? Aku akan memberitahukan mengenai keinginanmu,” ucap Zero.
“Kenapa tidak kau saja yang mengantarkanku kesana… Lagipula kau pasti tahu tempat itu,” balas Claireze, ingin agar anak laki-laki itu pergi bersamanya.
“Eh… Baiklah…” Karena tidak tahu harus berbuat apa, Zero pun lantas menyetujui ucapan dari putri muda tersebut.
***
Kembali pada ruangan, dimana Guillemun, Jannette, serta pangeran dan putri Calferland berada sebelumnya.
“Jannette… Apa yang kau katakan?” Ucap Guillemun, tidak menyangka bahwa istrinya tersebut akan meminta meminta hal seperti itu.
“Hahahah…” Tiba-tiba sang pangeran Calferland tertawa ketika mendengar permintaan dari Jannette sebelumnya.
Hal tersebut langsung membuat Jannette maupun Guillemun menjadi kebingungan dengan respon pemimpin negeri Calferland tersebut.
“Yang mulia… Apakah ada yang salah mengenai hal itu?” Tanya Jannette.
“Tidak ada yang salah… Kurasa aku bisa menyetujui hal itu… Bagaimana denganmu tuan putri?” Jawab pangeran Clarenbald, kemudian bertanya mengenai pendapat dari putri Jacquelyn.
“Kurasa aku juga bisa menyetujuinya… Tapi, apa putra kalian Zero memiliki sifat yang baik?” Jawab putri Jacquelyn tampak menyetujui permintaan dari Jannette, kemudian bertanya mengenai Zero.
“Tentu saja Yang mulia… Zero merupakan anak yang baik, walaupun sebenarnya dia sering tidak akur dengan adik sepupunya, namun dia tetap anak yang baik,” jawab Jannette, menjelaskan mengenai putra kepada pangeran dan putri Calferland.
Clarenbald serta Jacquelyn pun paham dengan penjelasan Jannette, dan langsung menyetujui permintaan yang diucapkan oleh wanita itu sebelumnya.
Disamping itu, Guillemun nampak masih merasa kebingungan karena tidak menyangka bahwa sang pangeran serta sang putri akan menyutujui permintaan mengenai perjodohan Zero dan putri muda Calferland. Walaupun sebenarnya pria itu bisa menyutujuinya juga, namun hal tersebut memang tidak bisa diperkirakannya.
“Mohon maaf… Apakah kita bisa melanjutkan mengenai hal yang sebelumnya terputus?” Tanya Guillemun.
“Benar juga… Aku rasa setelah perjodohan putra kalian dengan putri muda, kau harus ikut bersama dengan kami ke ibukota,” jawab Clarenbald.
“Baik Yang mulia… Tapi, apakah mengenai perjodohan itu akan segera dilakukan?” Respon Guillemun, lalu bertanya karena terkejut mengenai perjodohan yang baru saja dibahas oleh mereka akan segera dilaksanakan sebelum dirinya pergi membantu para pasukan ibukota Calferland untuk menangani konflik di negeri tersebut.
“Tentu saja tuan Guillemun… Kau tidak perlu khawatir mengenai tanggapan dari para clan di wilayah lain, karena bagaimanapun secara turun temurun clan Lancheur telah berjasa pada negeri Calferland… Perjodohan ini adalah sebuah bentuk terima kasih dari keluarga kepangeranan atas jasa kalian,” jawab Clarenbald menjelaskan kepda Guillemun bahwa dia tidak perlu khawatir karena jasa yang pernah dilakukan oleh para anggota clan Lancheur, baik pada masa lalu sampai sekarang.
“Aku mengerti Yang mulia… Maaf jika permintaan dari istriku sebelumnya sedikit berlebihan,” respon Guillemun.
Clarenbald pun lantas menggelengkan kepalanya, merespon bahwa permintaan tersebut bukanlah sebuah permintaan yang berlebihan.
***
Berpindah pada Zero yang kini bersama dengan putri muda Claireze di tengah kota Dren, dimana anak laki-laki tersebut tampak terlihat canggung karena tidak menyangka akan mengantar putri Calferland yang sebelumnya mencuri perhatiannya tersebut.
Ketika berjalan di kota Dren, Zero beserta Claireze sampai di depan sebuah menara yang menjulang tinggi ke atas, tepat berada di tengah kota tersebut.
“Apa kita akan naik ke atas?” Tanya Claireze.
“Mohon maaf tuan putri… Jika kau tidak bisa menaiki tangga yang panjang, kita bisa mencari tempat yang lain,” jawab Zero.
Claireze tersebut sejenak memperlihatkan wajah yang bingung, membuat Zero pun lantas merasa khawatir jika hal tersebut tidak disukai oleh putri muda tersebut.
“Tidak… Aku bisa menaiki tangga sepanjang dan setinggi apapun.” Ucap Claireze dengan percaya diri sambil mengubah ekspresi wajahnya menjadi tersenyum.
“Baik…” Respon Zero.
Mereka berdua kemudian masuk ke dalam menara tersebut untuk naik sampai ke bagian paling atas dari menara tersebut.
**
Setelah berada di dalam Claireze sedikit terkejut karena tidak menyangka bahwa tangga menuju ke atas sedikit jauh dari ekspetasinya.
“Tuan putri… Jika kau tidak bisa, kita bisa pergi ke…”
“Jangan khawatir… Tentu saja aku bisa menaikinya…” Ucap Claireze, memotong ucapan Zero, kemudian langsung berlari menaiki tangga memutar yang ke atas tersebut.
“Eh… Tuan putri… Tunggu…” Melihat putri muda tersebut berlari menaiki tangga menuju ke atas, Zero pun dengan cepat langsung mengejarnya.
**
Tanpa diperkirakan oleh Zero, ternyata putri muda tersebut bisa dengan muda menaiki tangga yang panjang tersebut hingga sampai ke bagian paling atas dari menara tersebut.
“Haah… Haah…” Disamping itu, Zero yang mengejar Claireze dari arah belakang nampak kelelahan karena tidak biasanya dirinya harus berlari untuk menaiki menara tersebut.
“Kau hebat juga tuan putri bisa berlari menaiki tangga yang panjang tanpa merasa lelah sedikitpun,” ucap Zero.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments