“Eh…” Ketika Zero menoleh ke arah belakang, anak laki-laki itu sontak terkejut melihat orang yang berbicara dengannya, tidak lain merupakan putri muda Claireze.
“Tuan putri…” Ucap Zero sambil memperlihatkan ekspresi wajah terkejut melihat putri tersebut.
“Aku sedari tadi mencarimu… Memangnya kau kemana saja?” Tanya Claireze.
“Aku… Sebenarnya aku juga sedang mencari yang lain… Karena sepertinya acara yang akan diadakan hari ini akan ditunda,” balas Zero.
Mendengar hal tersebut, Claireze pun nampak menunjukkan ekspresi wajah kebingungan karena hal yang dipikirkannya berbeda dengan apa yang dibicarakan oleh oleh anak laki-laki itu.
“Ditunda… Apa maksudmu mengenai pertunangan kita?” Tanya Claireze.
“Iya… Maksuku itu… Aku tidak melihat di kediaman ini akan diadakan acara seperti itu,” jawab Zero dengan sedikit tersipu malu karena membahas hal tersebut secara terang-terangan.
“Bagaimana jika acara pertunangan kita memang tidak akan diadakan di dalam kediaman ini…” Ucap Claireze.
“Maksudnya tuan putri…” Zero pun lantas kebingungan mendengarkan penjelasan dari putri muda tersebut yang nampak kurang bisa dipahami olehnya.
“Karena ini acara berhubungan dengan kita, maka setidaknya aku ingin beberapa hal sesuai dengan keinginanku…”
“Aku ingin acaranya diadakan diluar, dimana memperlihatkan keindahan daerah ini,” ucap Claireze.
Zero pun lantas paham dengan penjelasan Claireze, dan akhirnya bisa menjawab kebingungannya mengenai acara pertunangan mereka yang sempat dikiranya akan ditunda melhat keadaan di kediamannya tersebut.
“Bagaimana? Apakah kau setuju dengan hal itu?” Tanya Claireze.
“Tentu saja… Mengapa tidak tuan putri?” Jawab Zero, tentu saja menyetujui hal tersebut.
Claireze pun merespon jawaban Zero yang sepemikiran dengannya sambil memperlihatkan senyuman manis dari wajahnya, yang membuat anak laki-laki itu pun lantas terkesima.
Akan tetapi, disamping melihat senyuman dari putri muda tersebut, Zero kembali mengingat mengenai mmimpinya selama, dimana dirinya melihat anak perempuan tersebut dimasa depan, yang membuatnya merasa khawatir dengan apa yang terjadi nantinya.
“Zero… Ada apa? Apa mungkin kau merasa gugup mengenai acara pertunangan ini?” Tanya Claireze merasa penasaran melihat Zero tiba-tiba menunjukkan ekspresi khawatir.
“Eh… Tenang saja tuan putri… Walaupun sedikit merasa seperti itu, namun aku tetap siap…” Jawab Zero, yang sebenarnya hanya mengambil alasan lain untuk tidak membuat putri muda khawatir dengan apa yang barusan dipikirkannya.
“Tuan putri…”
Disaat mereka sedang berbincang, tiba-tiba saja beberapa pelayan datang menghampiri Zero serta Claireze.
“Tuan putri… Ayo ikut kami, kau harus segera bersiap untuk acara pertunangannya,” ucap salah satu pelayan.
“Baik…” Balas Claireze.
“Zero… Kalau begitu, sampai bertemu disana…” Ucap Claireze sebelum pergi dengan beberapa pelayan tersebut.
“Tuan muda… Kalau begitu, kau juga harus segera bersiap…” Disamping beberapa pelayan pergi bersama dengan Claireze, salah satu pelayan sontak tinggal untuk mengantarkan Zero bersiap dengan acara pertunangannya.
***
Beberapa saat kemudian di sebuah ruangan, Tampak Zero sedang mempersiapkan diri bersama dengan pelayan yang ada untuk acara pertunangannya dengan putri muda Claireze.
*
“Apa-apaan ini? Kenapa ayah dan ibu tidak terlihat?” Gumam Zero, bertanya-tanya di dalam hati karena sedari tadi tidak melihat kedua orangtuanya, dan tiba-tiba saja dirinya yang sempat mengira bahwa pertunangan tersebut akan dibatalkan kini harus mempersiapkan diri untuk hal tersebut.
**
Ketika para pelayan sedang membantu dirinya mempersiapkan diri, tiba-tiba seseorang masuk ke dalam ruangan tersebut, yang membuat Zero serta para pelayan langsung menjadi segan.
“Salam pangeran muda…”
Ternyata orang yang memasuki ruangan tersebut tidak lain merupakan pangeran muda negeri Calferland bernama Jermeline.
“Tak usah terlalu formal, santai saja… Aku hanya ingin berbicara dengan tuan muda kalian…” Ucap Jermeline, menyuruh semuanya bersikap santai, dan kembali melakukan aktivitas mereka membantu Zero.
Mendengar hal tersebut para pelayan pun lantas kembali melakukan aktivitas mereka sembari Jermeline duduk dengan santai di dalam ruangan itu.
“Namamu Zero kan… Salam kenal, aku Jermeline… Setidaknya anggap saja aku sebagai kakak dari Claireze, dan tak perlu melihat statusku di negeri ini,” Ucap Jermeline menyapa Zero sambil memperkenalkan dirinya, serta menyuruh anak laki-laki yang tengah bersiap untuk acara tunangannya tersebut bersikap santai kepada sang pangeran muda Calferland itu.
“Mohon maaf pangeran muda, apakah ada yang perlu saya bantu?” Tanya Zero.
“Bukan begitu… Justru aku kemari adalah untuk membantumu sambil melihat calon tunangan dari putri muda,” jawab Jermeline, mengatakan tujuannya datang ke ruangan tersebut menemui Zero.
Ketika salah satu pelayan hendak memakaikan dasi kepada Zero, Jermeline sontak mengambilnya lalu memakaikan dasi tersebut kepada anak laki-laki itu.
“Ngomong-ngomong di usiamu kini, kau telah berada di tingkatan mana?” Tanya Jermeline sambil memakaikan dasi kepada Zero.
“Maksudmu tingkatan Venerate?” Tanya balik Zero, ingin memastikan bahwa pertanyaan dari pangeran muda tersebut merupakan hal yang dipikirkannya.
“Tentu saja…” Jawab Jermeline.
“Aku sekarang berada pada tingkatan District Venerate…” Jawab Zero, menyatakan bahwa tingkatan kekuatannya kini berada dua tingkat lebih tinggi dibandingkan tingkatan Venerate awal.
“District Venerate… Sungguh menakjubkan untuk anak laki-laki sepertimu… Aku sebenarnya tidak terlalu terkejut, dengan melihat kedua orangtuamu merupakan salah satu World Venerate dan Continent Venerate,” respon Jermeline, nampak sedikit terkejut mendengar pernyataan anak laki-laki tersebut, yang ternyata memiliki tingkatan kekuatan diluar perkiraannya.
“Setidaknya aku merasa senang bahwa hari ini adikku Claireze bisa bertunangan dengan salah satu anggota clan yang paling dipercayai oleh keluarga kepangeranan,” ucap Jermeline sambil memasang ekspresi tersenyum.
“Baiklah Zero… Sebenarnya aku mendapat tugas untuk mengantarmu ke tempat acara pertunanganmu dengan Claireze.”
“Eh… Tapi kenapa yang mendapat tugas itu pangeran?” Tanya Zero, terkejut ketika mengetahui tujuan sebenarnya pangeran muda tersebut datang menemuinya.
“Memangnya kenapa? Walaupun merupakan seorang pangeran memangnya aku tidak boleh sesekali menjadi seorang pengawal…”
“Kalau begitu ayo kita pergi sekarang…” Ucap Jermeline, mengajak Zero untuk segera berangkat setelah anak laki-laki itu sudah selesai bersiap.
***
Tak berapa lama kemudian, Zero dan Jermeline pun keluar pada salah satu bangunan di kediaman clan Lancheur, dimana tepat di depan tampak sebuah kereta kuda yang akan mengantarkannya ke tempat acara pertunangan.
“Eh, pangeran… Kau mau apa?” Zero lantas terkejut ketika Jermeline naik ke kursi pengemudi pada kereta kuda tersebut, yang tentu saja sang pangeran itu akan bertugas menunggangi kereta kuda tersebut.
“Untuk apa lagi? Tentu saja hari ini aku akan bertugas mengawalmu tuan muda,” jawab Jermeline.
Walaupun sedikit tidak enak, namun Zero pun langsung membuka pintu kereta tersebut untuk menuju ke acara pertunangan.
“Eh…” Anak laki-laki itu tiba-tiba kembali dikejutkan ketika melihat seseorang di dalam kereta tersebut yang tidak lain merupakan Claireze, calon tunangannya.
Disamping terkejut melihat putri tersebut, Zero nampak terdiam ketika melihat Claireze nampak terlihat cantik dengan gaun indah yang dipakainya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments