Kakek Buyut

"Alvin, siapa yang membawamu kemari hari ini untuk bermain? Apa kau datang dengan Mbok Lia?" Tanya seorang pria tua kepada Alvin.

"Mbok Lia pulang ke rumahnya untuk merawat cucu kecilnya. Mama lah yang membawaku ke sini untuk bermain." Balas Alvin pada pria tua itu.

Pria tua itu tampak terkejut mendengar jawaban Alvin.

"Apa? Mamamu! Kenapa bisa dia yang membawamu ke sini?" Ucap pria tua itu.

Pria tua itu tahu bahwa Tiara tidak pernah peduli dengan Alvin sebelumnya.

Alvin lantas menganggukkan kepalanya.

"Memang benar. Mama lah yang membawaku datang ke sini." Ucap Alvin.

"Apakah wanita itu bisa bersikap baik? Tidak kah dia itu hanya menipumu? Apakah dia menyuruhmu melakukan sesuatu?" Tanya pria tua itu lagi pada Alvin

'Apakah wanita itu merencanakan sesuatu? Aku benar-benar tidak mengerti apa yang dipikirkan Julian saat menikahi wanita seperti itu.' ucap pria tua itu dalam hati.

Alvin menarik tangan pria tua itu dan dengan serius berkata kepadanya.

"Kakek buyut, Mama tidak menipuku. Dia memang telah menjadi orang yang baik dan dia benar-benar bersikap baik sekarang. Kakek buyut seharusnya tidak mengutuk Mama lagi." Ucap Alvin tampak sedikit kesal mendengar ucapan pria tua dihadapannya itu mengutuk Mama nya.

"Bagaimana bisa seseorang seperti Mamamu itu bisa berubah menjadi baik? Dia pasti sedang merencanakan sesuatu." Ucap pria tua itu lagi.

Saat ini Alvin tidak tahan kepada siapapun orang yang mengatakan bahwa Mama nya itu jahat. Jadi dia menarik tangannya kembali dari tangan kakek buyutnya itu. Dia menatap kakek buyutnya itu dengan serius.

"Kakek buyut yang hebat, jangan mengatakan hal buruk tentang Mamaku lagi. Kalau tidak aku akan marah padamu." Ucap Alvin dengan raut wajah serius.

Melihat cicitnya tidak mau memegang tangannya lagi, pria tua itu pun dengan cepat mencoba untuk membujuk Alvin.

"Baiklah, baiklah, baiklah... Kakek buyut tidak akan mengatakan apa-apa lagi. Kakek buyut juga tidak akan berbicara buruk tentang Mama mu lagi. Tapi kau harus ingat bahwa kau tidak boleh memberitahukan orang tuamu tentang pertemuan kita ini. Ini adalah rahasia kita." Ucap pria tua itu.

"Aku tahu dan aku akan menjaga rahasia kita." Ucap Alvin seraya menganggukkan kepalanya.

Pria tua itu menyadari bahwa hari sudah semakin sore dan tidak baik untuk terus mengobrol dengan Alvin. Jadi dia mengelus kepala Alvin dan berkata kepadanya.

"Baiklah kau harus kembali sekarang. Kakek buyut mu yang hebat ini akan menemui mu lain kali." Ucap pria tua itu.

"Baiklah sampai jumpa kakek buyut yang hebat." Ucap Alvin lalu menyalakan mobil kecilnya dan pergi mencari mamanya.

Akhirnya Alvin ditemukan oleh Tiara di tengah jalan. Tiara sejak tadi merasa ketakutan setengah mati karena tidak menemukan Alvin.

Saat dia melihat Alvin, dia segera membuang tongkatnya dan memeluk Alvin dengan sangat erat. Air mata yang dia tahan sejak tadi mulai keluar dan mengalir di wajahnya saat dia terisak.

"Kau pergi ke mana saja sayang? Mama pikir Mama tidak akan pernah melihatmu lagi. Apakah kau tahu betapa takutnya Mama?" Ucap Tiara dengan suara yang terdengar gemetar.

Melihat Tiara yang menangis seperti itu membuat Alvin jadi membeku. Dia menyadari bahwa pertemuan rahasia yang dilakukannya dengan kakek buyutnya tadi telah membuat Mama nya menjadi ketakutan. Hal itu membuat Alvin merasa begitu bersalah dan dia pun meminta maaf kepada Tiara.

"Maaf Mama, seharusnya aku tidak pergi sendirian. Tolong jangan menangis Mama." Ucap Alvin sedih.

Tiara memegang tangan Alvin dengan erat. Air matanya belum bisa dia kendalikan. Dia benar-benar berpikir bahwa dia telah kehilangan Alvin tadi. Dia juga memikirkan tentang apa yang akan dia lakukan jika Alvin diculik oleh orang jahat. Bahkan kematian dirinya saja tidak akan cukup untuk membayar semuanya, jika hal buruk itu memang terjadi.

Ketika Alvin melihat Tiara masih menangis, matanya mulai memerah. Setelah berpikir sejenak, Alvin mencoba meniru apa yang biasa dilakukan Tiara untuk membujuknya.

Alvin pun menepuk pundak Tiara dan bicara kepadanya.

"Mama yang manis, Mama yang baik, aku sudah melakukan kesalahan. maafkan aku Mama. Jangan menangis lagi oke."

Tiara menyeka air matanya dan juga mengusap air mata Alvin yang ada di pipinya sebelum bertanya kepadanya.

"Kau pergi ke mana? Kenapa kau tidak memberitahu Mama dan kau malah pergi sejauh ini sendirian?" Ucap Tiara.

Seketika Alvin menundukkan kepalanya karena dia tidak berani menatap mata Tiara. Dia mengaitkan jemari tangannya dan menjawab dengan perasaan bersalah.

"Tidak kemana-mana Ma. Aku hanya bermain." Ucap Alvin.

Dia telah berjanji kepada kakek buyutnya untuk tidak mengatakan apapun. Kalau tidak Papa nya akan marah padanya.

Tiara sendiri merasa jika Alvin tidak mengatakan yang sebenarnya. Tapi karena Alvin tidak mau mengatakannya, jadi Tiara juga tidak akan memaksa Alvin. Dia lalu menarik tangan Alvin dan memperingatkannya.

"Lain kali kau tidak boleh pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun kepada Mama, karena Mama akan merasa khawatir." Ucap Tiara.

Alvin mengangguk dengan cepat. Kemudian dia menyadari bahwa lutut kanan Tiara terluka dan luka itu tampak berdarah. Dia merasa begitu panik dengan sorot matanya yang melebar sambil menunjuk ke arah lutut Tiara.

"Mama, lutut Mama berdarah." Ucap Alvin.

Tiara tampak tidak merasakan apapun dia melambaikan tangannya.

"Mama baik-baik saja. Tadi Mama tidak hati-hati dan terjatuh. Mama akan menaruh obat nanti dan kaki Mama akan baik-baik saja." Ucapnya.

"Mama, apakah Mama jatuh saat mencari ku?" Tanya Alvin yang tanpa sadar mengerutkan wajahnya, dia ingin menyentuh luka Tiara tapi tidak berani. "Mama..." Ucap Alvin gemetar.

"Tidak , itu karena Mama tidak hati-hati. Ini tidak apa-apa. Ayo kita pulang." Ucap Tiara.

Setelah kejadian tadi, Tiara tidak berani membiarkan Alvin terus bermain lagi. Jadi dia ingin segera membawa Alvin pulang.

Alvin merasa sedih dalam hatinya. Dia juga merasa bersalah karena sudah menyebabkan Mamanya sampai terluka. Alvin akhirnya bisa merasa lega ketika dia melihat langsung Tiara yang tengah merawat lukanya saat tiba di rumah.

Saat Tiara masuk ke dapur, Alvin mengambil kesempatan untuk bersembunyi di kamar tidurnya. Kemudian dia mengirim pesan suara kepada Papanya.

"Papa, aku telah melakukan kesalahan. Hari ini aku membuat Mama terluka dan menangis. Tapi aku tidak bermaksud melakukan hal itu." Ucap Alvin dengan suara yang sedih.

Setelah Alvin selesai bicara, dia menutup kepalanya dengan tangannya dan tubuhnya tidak bergerak di tempat tidurnya. Dia tampak seperti anak kucing kecil yang tengah muram.

'Aku minta maaf Mama. Aku janji tidak akan melakukannya lagi.' ucap Alvin dalam hati.

Bersambung...

Episodes
1 Dimana Aku?
2 Siapa Aku?
3 Memikirkan Alasan Yang Tepat
4 Mendekati Alvin
5 Alvin Merindukan Papanya
6 Sarapan
7 Menjemput Alvin
8 Memeluk Alvin
9 Note Author
10 Belajar Menggunakan Ponsel
11 Bertanya
12 Memasak Untuk Alvin
13 Berdua Dengan Alvin
14 Mengantar Alvin Sekolah
15 Menjemput Alvin
16 Tentang Papa Alvin
17 Amnesia
18 Menyukai Tiara
19 Pusat Perbelanjaan
20 Kakek Buyut
21 Dimaafkan
22 Kedatangan Julian
23 Sikap Julian
24 Merasa Jelek
25 Malu
26 Canggung
27 Alvin Bahagia
28 Bertemu Sekelompok Orang
29 Tidur Bersama
30 Note Author
31 Pentas Sekolah
32 Ikut Atau Tidak?
33 Bertemu Teman-teman Julian
34 Pakaian Renang
35 Pantai
36 Bisa Memasak?
37 Masakan Tiara
38 Pergi Atau Tidak?
39 Pulang
40 Belanja
41 Kembali Ke Markas
42 GGS (Gara-gara Sambal)
43 Ingin Cantik
44 Usaha Menjadi Cantik
45 Camilan
46 Pesan Julian
47 Bantuan Jenny
48 Membalas Kebaikan Jenny
49 Tentang Pemilik Tubuh
50 Memberikan Hadiah Untuk Jenny
51 Mama?
52 Akan Pindah
53 Berkemas
54 Perjalanan
55 Pindah Rumah
56 Apartemen Baru
57 Memasak
58 Makan Malam
59 Mabuk
60 Kaki Bau
61 Membeli Furniture
62 Pakaian Baru
63 Rumah Kita
64 Keluarga Kecil
65 Merendam Kaki
66 Mengundang Semua Orang
67 Makan Malam Bersama
68 Belanja Online
69 Gaun Baru
70 Mama Cantik Bukan?
71 Lima Miliar
72 Alvin Cemburu
73 Sentuhan Julian
74 Memasak
75 Julian Kesal
76 Kedatangan Marina
77 Rencana Mengunjungi Oma Sarah
78 Lari Pagi
79 Bertemu Oma Sarah
80 Alvin Mirip Tiara
81 Tangisan Alvin
82 Tania
83 Perasaan Marina
84 Perubahan Sikap Tiara
85 Perasaan Julian
86 Mengejar Cinta Mama
87 Hadiah Untuk Tiara
88 Hadiah Lagi
89 Hari Pertama Alvin Sekolah
90 Membaik Sementara Waktu
91 Tiara Kesal
92 Kebingungan Julian
93 Penjelasan Jenny
94 Kembali Baik
95 Situasi Marina
96 Gara-gara Jenny
97 Note
98 Tiara Sakit
99 Perasaan Julian
100 Perasaan Julian
101 Akhir Bahagia
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Dimana Aku?
2
Siapa Aku?
3
Memikirkan Alasan Yang Tepat
4
Mendekati Alvin
5
Alvin Merindukan Papanya
6
Sarapan
7
Menjemput Alvin
8
Memeluk Alvin
9
Note Author
10
Belajar Menggunakan Ponsel
11
Bertanya
12
Memasak Untuk Alvin
13
Berdua Dengan Alvin
14
Mengantar Alvin Sekolah
15
Menjemput Alvin
16
Tentang Papa Alvin
17
Amnesia
18
Menyukai Tiara
19
Pusat Perbelanjaan
20
Kakek Buyut
21
Dimaafkan
22
Kedatangan Julian
23
Sikap Julian
24
Merasa Jelek
25
Malu
26
Canggung
27
Alvin Bahagia
28
Bertemu Sekelompok Orang
29
Tidur Bersama
30
Note Author
31
Pentas Sekolah
32
Ikut Atau Tidak?
33
Bertemu Teman-teman Julian
34
Pakaian Renang
35
Pantai
36
Bisa Memasak?
37
Masakan Tiara
38
Pergi Atau Tidak?
39
Pulang
40
Belanja
41
Kembali Ke Markas
42
GGS (Gara-gara Sambal)
43
Ingin Cantik
44
Usaha Menjadi Cantik
45
Camilan
46
Pesan Julian
47
Bantuan Jenny
48
Membalas Kebaikan Jenny
49
Tentang Pemilik Tubuh
50
Memberikan Hadiah Untuk Jenny
51
Mama?
52
Akan Pindah
53
Berkemas
54
Perjalanan
55
Pindah Rumah
56
Apartemen Baru
57
Memasak
58
Makan Malam
59
Mabuk
60
Kaki Bau
61
Membeli Furniture
62
Pakaian Baru
63
Rumah Kita
64
Keluarga Kecil
65
Merendam Kaki
66
Mengundang Semua Orang
67
Makan Malam Bersama
68
Belanja Online
69
Gaun Baru
70
Mama Cantik Bukan?
71
Lima Miliar
72
Alvin Cemburu
73
Sentuhan Julian
74
Memasak
75
Julian Kesal
76
Kedatangan Marina
77
Rencana Mengunjungi Oma Sarah
78
Lari Pagi
79
Bertemu Oma Sarah
80
Alvin Mirip Tiara
81
Tangisan Alvin
82
Tania
83
Perasaan Marina
84
Perubahan Sikap Tiara
85
Perasaan Julian
86
Mengejar Cinta Mama
87
Hadiah Untuk Tiara
88
Hadiah Lagi
89
Hari Pertama Alvin Sekolah
90
Membaik Sementara Waktu
91
Tiara Kesal
92
Kebingungan Julian
93
Penjelasan Jenny
94
Kembali Baik
95
Situasi Marina
96
Gara-gara Jenny
97
Note
98
Tiara Sakit
99
Perasaan Julian
100
Perasaan Julian
101
Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!