Mengantar Alvin Sekolah

Keesokan paginya, Tiara bangun pagi untuk membuat sarapan. Tiara tidak hanya membuat sarapan, tetapi dia juga membuat kue kacang merah untuk Alvin sebagai makanan ringan saat dia berada di sekolah.

Setelah selesai menyiapkan semuanya, Tiara akan membangunkan Alvin. Tapi ternyata Alvin sudah berdiri di pintu masuk dapur dan menatapnya. Tiara tidak tahu sejak kapan Alvin menatapnya. Tapi ketika Tiara akan menyambutnya, Alvin tiba-tiba lari. Tiara pun menjadi bingung.

Setelah meletakkan sarapan di atas meja makan, Tiara berbicara kepada Alvin yang duduk di sofa.

"Alvin kemari lah. Ayo sarapan dan setelah itu pergi ke sekolah." Ucapnya.

Alvin bereaksi dengan apa yang dikatakan Tiara dan turun dari sofa. Dia berjalan menuju meja makan kemudian dia mengangkat kaki kecilnya itu untuk naik ke kursi. Setelah itu dia duduk.

Tiara meletakkan bubur ayam ke dalam mangkuk milik Alvin.

"Alvin, ayo coba bubur ayam buatan Mama. Ini masih panas, jadi ingat untuk meniupnya sebelum di makan." Ucap Tiara.

Alvin menatap Tiara dan dengan cepat melihat ke arah bubur ayam itu. Dia dengan hati-hati memasukkan sendok kecil itu ke dalam mangkuk lalu dia meniup bubur itu untuk mendinginkannya. Dagunya yang gemuk bergerak dan dia tampak seperti hamster yang lucu.

Meskipun Alvin masih kecil, tapi nafsu makannya cukup besar. Dia makan semangkuk besar bubur ayam sampai dia kenyang. Bahkan Tiara yang sedang melihatnya, takut jika Alvin terlalu banyak makan saat melihat perutnya yang membuncit.

Wajah Alvin tampak memerah. Itu mungkin karena dia menyadari bahwa dia memang makan terlalu banyak. Dia tampak memegang perutnya saat dia turun dari kursi kemudian dia pergi ke sofa untuk mengambil tas sekolahnya. Setelah itu dia berlari menuju pintu untuk memakai sepatunya.

Tiara tahu bahwa Alvin tengah malu di. Jadi dia pun berteriak mengejar Alvin.

"Alvin tunggu... Mama ikut denganmu. Jangan pergi sendirian. Jadi tunggu Mama." Ucap Tiara.

Pria kecil itu pun berhenti sejenak sebelum melanjutkan memakai sepatunya kembali.

Tiara kembali berkata kepadanya.

"Alvin kaki Mama terluka. Jadi Mama tidak bisa mengikuti mu dengan cepat. Apa kau bisa berjalan lebih perlahan dan tunggulah Mama. Jika tidak Mama bisa jatuh."

Setelah mendengar hal itu, gerakan Alvin menjadi tampak lebih lambat. Pada saat dia selesai memakai sepatunya, Tiara telah mengemasi makanan ringan untuk Alvin dan memakai sepatunya untuk mengejar Alvin. Tapi Tiara tahu bahwa Alvin belum pergi. Dia sedang menunggu Tiara di sisi lain pintu. Ketika Alvin melihat Tiara, dia mulai berjalan menuju lift.

Tiara segera mengikuti Alvin dari belakang. Saat mereka sampai di depan lift, Tiara mulai merasa khawatir karena dia masih tidak tahu bagaimana cara menggunakan lift.

'Apa yang harus aku lakukan?' tanya Tiara dalam hati.

Namun pada akhirnya Tiara pun mengerti bahwa kekhawatirannya itu bahkan tidak perlu ada dalam dirinya karena Alvin memang sangat pintar. Alvin tahu bagaimana cara melakukan segalanya. Dia bahkan tidak perlu untuk melakukan apapun. Tiara merasa sedikit malu karena dia merasa seolah dirinya diasuh oleh Alvin.

Dalam hati dia pun berkata bahwa dia akan lebih bertekad untuk mempelajari keterampilan hidup yang dibutuhkan untuk hidup di dunianya saat ini, karena dia tidak ingin menjadi seseorang yang lebih buruk dari seorang anak kecil.

Ketika mereka sampai di sebuah halte bus yang ada di lantai bawah gedung apartemen itu, bus sekolah belum datang.

Tiara lalu memberikan sekotak kue kepada Alvin.

"Alvin... Mama membuatkan mu kue kacang merah. Bawalah bersamamu ke sekolah dan makanlah saat kau lapar. Ingatlah untuk membawa pulang kotak itu nanti." Ucap Tiara.

Alvin melirik Tiara dengan tatapan heran namun kemudian dia mengambil kotak itu. Dia memegangnya dengan kuat. Tak lama setelah itu bus sekolah pun datang. Alvin berjalan tanpa menoleh ke belakang. Tapi ketika dia duduk di dalam bus sekolah itu, dia dengan cepat melihat Tiara melalui jendela kaca. Tiara melihat tatapan Alvin dan langsung melambai padanya.

"Sampai jumpa Alvin sayang. Mama akan datang dan menjemputmu di sekolah nanti." Ucap Tiara.

Alvin berbalik untuk menghindari tatapan Tiara. Tapi tangannya mengencang memegang kotak itu. Dia memegang kotak itu seolah-olah itu adalah hartanya yang paling berharga.

Seorang gadis kecil yang bertubuh gemuk yang duduk di sebelah Alvin dan memiliki hubungan persahabatan yang baik dengannya pun bertanya kepada Alvin.

"Alvin apakah itu Mamamu?" Tanya gadis kecil itu.

Alvin hanya mengangguk.

"Wah jadi kau benar-benar punya Mama. Ah, aku tidak tahu itu. Aku belum pernah melihatnya mengantarmu ke sekolah sebelumnya." Ucap gadis kecil itu lagi.

Alvin menunduk. Dia melihat ke kotak yang ada di tangannya dan mengUcapkan, "aku punya Mama." Ucapnya.

Ketika gadis kecil itu melihat kotak yang dipegang Alvin, dia langsung tertarik dan bertanya kepada Alvin.

"Apa yang kau bawa itu? Aromanya sangat enak." Ucap gadis kecil itu.

Sudut bibir Alvin mulai berkedut ke atas. Tapi dia dengan terpaksa menahan senyumannya itu.

"Ini kue kacang merah yang dibuat sendiri oleh Mamaku untuk aku makan di sekolah nanti. Mama takut kalau aku akan kelaparan." Ucap Alvin dengan bangga.

Gadis kecil itu merasa iri dan menelan ludahnya dan mengangkat satu jarinya. Dia lalu berkata kepada Alvin.

"Bisakah kau memberiku untuk aku coba? Hanya satu saja."

Alvin semakin memeluk erat kotak itu dan menggelengkan kepalanya.

"Tidak Mama ku yang membuatkannya untukku jadi Kalau kau menginginkannya Mintalah Mamamu untuk membuatkannya untukmu." Ucap Alvin.

Gadis kecil itu tampak kecewa dia pun kesal lalu bicara kepada Alvin lagi.

"Alvin, kau sangat pelit. Itu hanya kue kacang merah biasa saja. Aku yakin itu bahwa tidak enak. Aku bahkan tidak ingin memakannya." Ucap gadis kecil itu.

Alvin berkedip kemudian dia menaruh tas sekolahnya di atas kotak makanan itu. Gadis kecil itu hampir menangis karena marah.

Tiara yang masih melihat bus sekolah itu tidak tahu apa yang terjadi di dalam bus sekolah.

Ketika Tiara sudah kembali ke apartemen, dia mencuci semua pakaian kotor. Setelah itu dia membersihkan apartemen itu. Karena cedera di kakinya, Tiara butuh waktu lama untuk membersihkan semuanya. Ketika dia sudah selesai, hari sudah menjelang siang. Tiara sangat lelah hingga dia tidak mau bergerak lagi. Dia hanya makan beberapa buah untuk menghilangkan rasa laparnya. Setelah itu Tiara menonton televisi untuk mempelajari lebih lanjut tentang dunia tempatnya hidup kali ini.

Tiara memusatkan semua perhatiannya pada televisi. Dia hanya mematikannya ketika tiba waktunya untuk menjemput Alvin dari sekolah.

Saat dia pergi, dia meniru semua tindakan Mbok Lia dan naik taksi berwarna biru. Semuanya berjalan lancar saat dia pertama kali naik taksi sendirian.

'Berhasil! Tiara Kau sangat hebat.' ucapnya dalam hati.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Siti Mujimah

Siti Mujimah

tiara harus banyak belajar ni..selain jd orang moderen juga jadi orang syantik

2024-01-09

2

Nur Wahyuningsih

Nur Wahyuningsih

tiara kw di sini kn jelek bikin cantik dong thoor ...lnjuuut 👍

2023-07-20

1

lihat semua
Episodes
1 Dimana Aku?
2 Siapa Aku?
3 Memikirkan Alasan Yang Tepat
4 Mendekati Alvin
5 Alvin Merindukan Papanya
6 Sarapan
7 Menjemput Alvin
8 Memeluk Alvin
9 Note Author
10 Belajar Menggunakan Ponsel
11 Bertanya
12 Memasak Untuk Alvin
13 Berdua Dengan Alvin
14 Mengantar Alvin Sekolah
15 Menjemput Alvin
16 Tentang Papa Alvin
17 Amnesia
18 Menyukai Tiara
19 Pusat Perbelanjaan
20 Kakek Buyut
21 Dimaafkan
22 Kedatangan Julian
23 Sikap Julian
24 Merasa Jelek
25 Malu
26 Canggung
27 Alvin Bahagia
28 Bertemu Sekelompok Orang
29 Tidur Bersama
30 Note Author
31 Pentas Sekolah
32 Ikut Atau Tidak?
33 Bertemu Teman-teman Julian
34 Pakaian Renang
35 Pantai
36 Bisa Memasak?
37 Masakan Tiara
38 Pergi Atau Tidak?
39 Pulang
40 Belanja
41 Kembali Ke Markas
42 GGS (Gara-gara Sambal)
43 Ingin Cantik
44 Usaha Menjadi Cantik
45 Camilan
46 Pesan Julian
47 Bantuan Jenny
48 Membalas Kebaikan Jenny
49 Tentang Pemilik Tubuh
50 Memberikan Hadiah Untuk Jenny
51 Mama?
52 Akan Pindah
53 Berkemas
54 Perjalanan
55 Pindah Rumah
56 Apartemen Baru
57 Memasak
58 Makan Malam
59 Mabuk
60 Kaki Bau
61 Membeli Furniture
62 Pakaian Baru
63 Rumah Kita
64 Keluarga Kecil
65 Merendam Kaki
66 Mengundang Semua Orang
67 Makan Malam Bersama
68 Belanja Online
69 Gaun Baru
70 Mama Cantik Bukan?
71 Lima Miliar
72 Alvin Cemburu
73 Sentuhan Julian
74 Memasak
75 Julian Kesal
76 Kedatangan Marina
77 Rencana Mengunjungi Oma Sarah
78 Lari Pagi
79 Bertemu Oma Sarah
80 Alvin Mirip Tiara
81 Tangisan Alvin
82 Tania
83 Perasaan Marina
84 Perubahan Sikap Tiara
85 Perasaan Julian
86 Mengejar Cinta Mama
87 Hadiah Untuk Tiara
88 Hadiah Lagi
89 Hari Pertama Alvin Sekolah
90 Membaik Sementara Waktu
91 Tiara Kesal
92 Kebingungan Julian
93 Penjelasan Jenny
94 Kembali Baik
95 Situasi Marina
96 Gara-gara Jenny
97 Note
98 Tiara Sakit
99 Perasaan Julian
100 Perasaan Julian
101 Akhir Bahagia
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Dimana Aku?
2
Siapa Aku?
3
Memikirkan Alasan Yang Tepat
4
Mendekati Alvin
5
Alvin Merindukan Papanya
6
Sarapan
7
Menjemput Alvin
8
Memeluk Alvin
9
Note Author
10
Belajar Menggunakan Ponsel
11
Bertanya
12
Memasak Untuk Alvin
13
Berdua Dengan Alvin
14
Mengantar Alvin Sekolah
15
Menjemput Alvin
16
Tentang Papa Alvin
17
Amnesia
18
Menyukai Tiara
19
Pusat Perbelanjaan
20
Kakek Buyut
21
Dimaafkan
22
Kedatangan Julian
23
Sikap Julian
24
Merasa Jelek
25
Malu
26
Canggung
27
Alvin Bahagia
28
Bertemu Sekelompok Orang
29
Tidur Bersama
30
Note Author
31
Pentas Sekolah
32
Ikut Atau Tidak?
33
Bertemu Teman-teman Julian
34
Pakaian Renang
35
Pantai
36
Bisa Memasak?
37
Masakan Tiara
38
Pergi Atau Tidak?
39
Pulang
40
Belanja
41
Kembali Ke Markas
42
GGS (Gara-gara Sambal)
43
Ingin Cantik
44
Usaha Menjadi Cantik
45
Camilan
46
Pesan Julian
47
Bantuan Jenny
48
Membalas Kebaikan Jenny
49
Tentang Pemilik Tubuh
50
Memberikan Hadiah Untuk Jenny
51
Mama?
52
Akan Pindah
53
Berkemas
54
Perjalanan
55
Pindah Rumah
56
Apartemen Baru
57
Memasak
58
Makan Malam
59
Mabuk
60
Kaki Bau
61
Membeli Furniture
62
Pakaian Baru
63
Rumah Kita
64
Keluarga Kecil
65
Merendam Kaki
66
Mengundang Semua Orang
67
Makan Malam Bersama
68
Belanja Online
69
Gaun Baru
70
Mama Cantik Bukan?
71
Lima Miliar
72
Alvin Cemburu
73
Sentuhan Julian
74
Memasak
75
Julian Kesal
76
Kedatangan Marina
77
Rencana Mengunjungi Oma Sarah
78
Lari Pagi
79
Bertemu Oma Sarah
80
Alvin Mirip Tiara
81
Tangisan Alvin
82
Tania
83
Perasaan Marina
84
Perubahan Sikap Tiara
85
Perasaan Julian
86
Mengejar Cinta Mama
87
Hadiah Untuk Tiara
88
Hadiah Lagi
89
Hari Pertama Alvin Sekolah
90
Membaik Sementara Waktu
91
Tiara Kesal
92
Kebingungan Julian
93
Penjelasan Jenny
94
Kembali Baik
95
Situasi Marina
96
Gara-gara Jenny
97
Note
98
Tiara Sakit
99
Perasaan Julian
100
Perasaan Julian
101
Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!