Mendekati Alvin

Aku melihat Mbok Lia begitu sibuk di dapur. Aku pun memutuskan berjalan menuju dapur dengan bantuan tongkat. Aku mengambil sayuran yang diletakkan di atas meja dan memberitahu Mbok Lia bahwa aku akan membantunya.

"Aku akan membantumu." Ucapku kepadanya.

Mbok Lia tampak terkejut. Dia melihat kembali ke arahku dengan heran.

"Nyonya, anda ingin membantu?" Tanya Mbok Lia padaku.

Aku mengangguk.

"Aku akan memotong sayuran dan kau bisa memasaknya." Ucapku.

Mata Mbok Lia membelalak. Rasa terkejut di matanya terlihat sangat jelas. Aku tahu reaksi itu disebabkan oleh sikapku yang sangat berbeda dibandingkan dengan perilaku pemilik dari tubuh ini. Tanpa ingatan apapun dari pemilik asli tubuh ini, tidak ada cara bagiku untuk bisa menirunya. Jadi lebih baik aku menjadi diriku sendiri karena aku sudah punya alasan yang tepat.

Aku tersenyum kepada Mbok Lia menahan rasa bersalah dan berkata, "sebenarnya ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu." Ucapku.

Alis Mbok Lia tampak naik dan dia bertanya padaku.

"Ada apa?"

"Sebenarnya.... sebenarnya... aku tidak ingat apa-apa. Pikiranku kosong dan aku tidak tahu harus berbuat apa. Apakah kau mengerti maksudku?" Ucapku.

"Apa Anda tidak ingat apa-apa?" Ucap Mbok Lia terperangah dan dengan cepat meletakkan pisau yang dipegangnya. "Nyonya, anda tidak main-main dengan saya bukan?" Tanya Mbok Lia lagi kepadaku.

Aku melambaikan tanganku.

"Tidak, aku tidak main-main. Aku benar-benar tidak ingat apa-apa. Aku bahkan tidak ingat siapa namaku. Aku seperti ini sejak aku bangun. Tapi aku tidak berani mengatakan apa-apa dan aku juga tidak tahu apa yang terjadi kepadaku." Ucapku pada Mbok Lia.

Mbok Lia tampak mengamati ekspresi di wajahku. Dia seolah melihat bahwa aku benar-benar terlihat seperti tidak tahu apa-apa dan tatapan mataku yang jauh lebih tenang dan lembut. Aku memang terlihat sangat berbeda dari pemilik asli dari tubuh ini di masa lalu. Aku rasa Mbok Lia melihat aku benar-benar berbeda karena bahkan ketika kami berada di rumah sakit, saat aku tetap diam dan sepertinya itu tidak terlihat seperti sikap dari pemilik asli dari tubuh ini.

Mbok Lia tampaknya tidak terlalu mempercayaiku sepenuhnya. Dia lalu bertanya kepadaku.

"Kalau begitu apakah anda ingat sesuatu tentang kecelakaan mobil itu?"

'Tabrakan mobil? Jadi alasan aku datang ke sini karena pemilik asli tubuh ini telah meninggal?' tanyaku dalam hati.

Aku menggelengkan kepalaku pada Mbok Lia.

"Tidak, aku tidak ingat apapun." Ucapku.

"Lalu apa yang Anda ingat?" Tanya Mbok Lia lagi.

Aku kembali menggelengkan kepalaku.

"Aku benar-benar tidak ingat apapun. Aku bahkan lupa namamu. Tolong beritahu aku siapa namamu." Ucapku dengan sengaja kepadanya.

Padahal sebelumnya aku sudah mendengar dari si kecil Alvin memanggilnya dengan sebutan Mbok Lia.

Mbok Lia menatapku dengan curiga untuk beberapa saat. Sepertinya dia memastikan bahwa aku tidak berpura-pura. Dia tampak terus menatapku sembari terus memotong sayuran.

"Anda bisa memanggil saya Mbok Lia. Tuan juga memanggil saya seperti itu." ucapnya.

"Mbok Lia..." Ucapku.

Aku lalu mengangguk dan segera menyapanya sebelum melanjutkan untuk memisahkan sayuran itu. Aku menggunakan kesempatan bagus ini untuk bertanya kepadanya.

"Mbok Lia, apakah anak laki-laki di luar itu adalah anak ku?" Tanyaku kepadanya.

"Tentu saja itu anak Anda. Tapi Anda tidak pernah memperlakukannya sebagai anak anda sendiri." Ucap Mbok Lia dengan emosi.

"Kenapa?" Tanyaku dengan heran.

Mbok Lia dengan tidak sabar berkata, "bagaimana saya bisa tahu. Saya baru saja dipekerjakan untuk menjaga Den Alvin. Saya tidak tahu apa-apa tentang masalah keluarga anda."

Aku merasa sedikit kecewa dan menyerah untuk menanyakannya tentang hal itu. Lalu aku pun mengajukan pertanyaan yang lain.

"Lalu bagaimana dengan suamiku? Di mana dia?" Tanyaku.

Mbok Lia melirikku, dia menjawab setelah hening beberapa saat.

"Tuan merupakan seorang tentara yang melayani negara ini. Tuan sangat sibuk dan hanya kembali saat liburan. Jadi Tuan memang sering tidak ada di rumah." Balas Mbok Lia.

"Oh baiklah, jadi seperti itu." Ucapku.

Jadi ternyata suami dari pemilik asli tubuh ini merupakan seorang petugas militer.

Wah orang yang luar biasa. Dia seorang pahlawan yang melindungi negara ini. Pria seperti itu harusnya sangat baik. Jadi kenapa dia menikahi seseorang seperti pemilik asli dari tubuh ini?

Aku ingin bertanya lebih banyak tentang suamiku. Tapi Mbok Lia tidak ingin melanjutkan topik pembicaraan itu. Dia lalu memasukkan sayuran ke dalam wajan. Dia mulai menumis sayuran dan berkata kepadaku.

"Jangan tanya apapun lagi. Saya akan memasak. Jika ada hal lain yang ingin anda tanyakan, tunggu sampai Tuan kembali dan anda bisa tanyakan sendiri kepadanya."

Aku tahu jika Mbok Lia pasti ragu tentang diriku yang kehilangan ingatan. Jadi sebagai seorang pengasuh, aku rasa dia berpikir tidak baik baginya untuk berbicara banyak apalagi jika terkait tentang masalah keluarga orang lain. Jadi aku hanya bisa menutup mulutku dan berhenti bertanya lagi. Aku hanya membantunya memasak.

Ada tiga piring dan sup untuk makan malam. Di dalam piring terdapat daging dan sayuran. Makanannya jauh lebih baik daripada makanan yang biasa ada di kehidupanku sebelumnya. Aku merasa pemilik asli tubuh ini memiliki kehidupan yang cukup baik.

Aku tidak bisa tidak melihat si kecil Alvin serius makan dengan sendok nya, karena dia terlihat sangat menggemaskan. Dia hanya seorang anak kecil, tapi dia memiliki ekspresi serius seperti seorang lelaki tua.

Pipinya tampak mengembang saat dia memasukkan makanan ke dalam mulutnya dan daging di pipinya bergetar saat dia mengunyah makanan. Dia terlihat sangat menggemaskan.

Aku benar-benar ingin mencubit pipi si kecil Alvin. Tapi aku tahu bahwa dia tidak akan suka. Jadi aku hanya bisa menahan diriku.

Aku melihat si kecil Alvin mencoba mengambil kentang goreng dari salah satu piring dengan sendok nya. Setelah beberapa kali mencoba, dia tetap tidak berhasil mendapatkannya dan Mbok Lia juga tidak melakukan apapun. Akhirnya aku mau tidak mau mengambil beberapa potong kentang dengan tanganku dan meletakkannya di mangkuk si kecil Alvin.

Alvin terlihat membeku. Dia menatap kentang di mangkuknya lalu ke arahku. Matanya melebar dan menjadi sedikit merah. Bibirnya bergetar, tapi pada akhirnya dia mendengung dan mengeluarkan semua kentang dari mangkuknya dan dengan marah dia berkata kepadaku.

"Aku tidak butuh bantuan mu."

Aku merasa sedikit tidak berdaya.

"Anak tampan..." Ucapku berusaha membujuknya.

Alvin tidak menjawab ku dan menundukkan kepalanya lalu memasukkan lebih banyak nasi ke dalam mulutnya untuk dimakan. Dia tidak menyentuh piring kentang itu lagi.

Aku hanya bisa mengerutkan bibirku. Aku tidak berani memasukkan makanan ke dalam mangkuk Alvin lagi karena dia pasti akan sedih. Aku tidak pernah berpikir bahwa anak kecil itu akan sangat membenci diriku.

Tidak ini salah! Si kecil Alvin sebenarnya bukannya tidak menyukaiku, tapi dia tidak menyukai pemilik asli dari tubuh ini. Tapi sekarang aku berada di tubuh ini, dan Alvin adalah anak dari pemilik asli tubuh ini. Artinya dia adalah anakku.

Aku tidak bisa diam begitu saja untuk dibenci selamanya bukan? Aku akan berusaha agar semuanya berhasil. Aku berharap si kecil akan menyukaiku.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Elly Sari Narulita

Elly Sari Narulita

kesian kamu Alvin...sejahat itukah mm mu??

2023-09-22

0

lihat semua
Episodes
1 Dimana Aku?
2 Siapa Aku?
3 Memikirkan Alasan Yang Tepat
4 Mendekati Alvin
5 Alvin Merindukan Papanya
6 Sarapan
7 Menjemput Alvin
8 Memeluk Alvin
9 Note Author
10 Belajar Menggunakan Ponsel
11 Bertanya
12 Memasak Untuk Alvin
13 Berdua Dengan Alvin
14 Mengantar Alvin Sekolah
15 Menjemput Alvin
16 Tentang Papa Alvin
17 Amnesia
18 Menyukai Tiara
19 Pusat Perbelanjaan
20 Kakek Buyut
21 Dimaafkan
22 Kedatangan Julian
23 Sikap Julian
24 Merasa Jelek
25 Malu
26 Canggung
27 Alvin Bahagia
28 Bertemu Sekelompok Orang
29 Tidur Bersama
30 Note Author
31 Pentas Sekolah
32 Ikut Atau Tidak?
33 Bertemu Teman-teman Julian
34 Pakaian Renang
35 Pantai
36 Bisa Memasak?
37 Masakan Tiara
38 Pergi Atau Tidak?
39 Pulang
40 Belanja
41 Kembali Ke Markas
42 GGS (Gara-gara Sambal)
43 Ingin Cantik
44 Usaha Menjadi Cantik
45 Camilan
46 Pesan Julian
47 Bantuan Jenny
48 Membalas Kebaikan Jenny
49 Tentang Pemilik Tubuh
50 Memberikan Hadiah Untuk Jenny
51 Mama?
52 Akan Pindah
53 Berkemas
54 Perjalanan
55 Pindah Rumah
56 Apartemen Baru
57 Memasak
58 Makan Malam
59 Mabuk
60 Kaki Bau
61 Membeli Furniture
62 Pakaian Baru
63 Rumah Kita
64 Keluarga Kecil
65 Merendam Kaki
66 Mengundang Semua Orang
67 Makan Malam Bersama
68 Belanja Online
69 Gaun Baru
70 Mama Cantik Bukan?
71 Lima Miliar
72 Alvin Cemburu
73 Sentuhan Julian
74 Memasak
75 Julian Kesal
76 Kedatangan Marina
77 Rencana Mengunjungi Oma Sarah
78 Lari Pagi
79 Bertemu Oma Sarah
80 Alvin Mirip Tiara
81 Tangisan Alvin
82 Tania
83 Perasaan Marina
84 Perubahan Sikap Tiara
85 Perasaan Julian
86 Mengejar Cinta Mama
87 Hadiah Untuk Tiara
88 Hadiah Lagi
89 Hari Pertama Alvin Sekolah
90 Membaik Sementara Waktu
91 Tiara Kesal
92 Kebingungan Julian
93 Penjelasan Jenny
94 Kembali Baik
95 Situasi Marina
96 Gara-gara Jenny
97 Note
98 Tiara Sakit
99 Perasaan Julian
100 Perasaan Julian
101 Akhir Bahagia
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Dimana Aku?
2
Siapa Aku?
3
Memikirkan Alasan Yang Tepat
4
Mendekati Alvin
5
Alvin Merindukan Papanya
6
Sarapan
7
Menjemput Alvin
8
Memeluk Alvin
9
Note Author
10
Belajar Menggunakan Ponsel
11
Bertanya
12
Memasak Untuk Alvin
13
Berdua Dengan Alvin
14
Mengantar Alvin Sekolah
15
Menjemput Alvin
16
Tentang Papa Alvin
17
Amnesia
18
Menyukai Tiara
19
Pusat Perbelanjaan
20
Kakek Buyut
21
Dimaafkan
22
Kedatangan Julian
23
Sikap Julian
24
Merasa Jelek
25
Malu
26
Canggung
27
Alvin Bahagia
28
Bertemu Sekelompok Orang
29
Tidur Bersama
30
Note Author
31
Pentas Sekolah
32
Ikut Atau Tidak?
33
Bertemu Teman-teman Julian
34
Pakaian Renang
35
Pantai
36
Bisa Memasak?
37
Masakan Tiara
38
Pergi Atau Tidak?
39
Pulang
40
Belanja
41
Kembali Ke Markas
42
GGS (Gara-gara Sambal)
43
Ingin Cantik
44
Usaha Menjadi Cantik
45
Camilan
46
Pesan Julian
47
Bantuan Jenny
48
Membalas Kebaikan Jenny
49
Tentang Pemilik Tubuh
50
Memberikan Hadiah Untuk Jenny
51
Mama?
52
Akan Pindah
53
Berkemas
54
Perjalanan
55
Pindah Rumah
56
Apartemen Baru
57
Memasak
58
Makan Malam
59
Mabuk
60
Kaki Bau
61
Membeli Furniture
62
Pakaian Baru
63
Rumah Kita
64
Keluarga Kecil
65
Merendam Kaki
66
Mengundang Semua Orang
67
Makan Malam Bersama
68
Belanja Online
69
Gaun Baru
70
Mama Cantik Bukan?
71
Lima Miliar
72
Alvin Cemburu
73
Sentuhan Julian
74
Memasak
75
Julian Kesal
76
Kedatangan Marina
77
Rencana Mengunjungi Oma Sarah
78
Lari Pagi
79
Bertemu Oma Sarah
80
Alvin Mirip Tiara
81
Tangisan Alvin
82
Tania
83
Perasaan Marina
84
Perubahan Sikap Tiara
85
Perasaan Julian
86
Mengejar Cinta Mama
87
Hadiah Untuk Tiara
88
Hadiah Lagi
89
Hari Pertama Alvin Sekolah
90
Membaik Sementara Waktu
91
Tiara Kesal
92
Kebingungan Julian
93
Penjelasan Jenny
94
Kembali Baik
95
Situasi Marina
96
Gara-gara Jenny
97
Note
98
Tiara Sakit
99
Perasaan Julian
100
Perasaan Julian
101
Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!