Menjemput Alvin

PoV Author

Menjelang sore, Mbok Lia hendak pergi keluar rumah untuk menjemput Alvin. Dia memandang ke arah Tiara yang tampak masih menonton TV. Dia terlihat berpikir sejenak sebelum berjalan mendekati Tiara.

"Nyonya, saya akan pergi untuk menjemput Den Alvin sekarang." Ucap Mbok Lia.

Tiara memalingkan wajahnya dari drama televisi yang sedang dia tonton dan dengan cepat berdiri berhadapan dengan Mbok Lia.

"Mbok Lia akan pergi menjemput Alvin bukan? Bisakah aku ikut denganmu?" Ucap Tiara.

"Hah!" Seru Mbok Lia.

Mbok Lia tampak begitu terkejut, tapi dia dengan cepat menolak keinginan Tiara.

"Nyonya, lebih baik anda tidak pergi bersama saya. Lagi pula kaki anda masih terluka dan tidak akan nyaman bagi anda untuk berjalan karena anda harus menggunakan tongkat. Akan lebih cepat jika saya pergi sendirian." Balas Mbok Lia.

Tiara tampak mengerutkan bibirnya. Dia benar-benar ingin pergi dan menjemput Alvin karena anak-anak pasti ingin ibu mereka pergi dan menjemput mereka.

Mereka akan merasa sedih jika tidak melihat ibu mereka. Hal seperti itulah yang diketahui oleh Tiara saat dia melihat adegan di televisi yang memperlihatkan seorang gadis kecil yang menunggu ibunya. Gadis kecil itu terus menerus menunggu ibunya untuk datang menjemputnya dan saat Ibunya tidak datang, gadis kecil itu tampak seperti akan menangis.

'Si kecil Alvin juga pasti ingin ibunya pergi dan menjemputnya bukan?' Tanya Tiara dalam hati.

"Mbok Lia, aku sangat ingin pergi untuk menjemput Alvin. Aku yakin dia juga ingin melihatku. Jadi tolong bawa aku bersamamu. Kakiku sudah baik-baik saja. Aku bisa berjalan dengan cukup cepat sekarang." Ucap Tiara.

Sebelumnya di masa lalu, bahkan saat Tiara membuat keributan di dalam rumah, Mbok Lia akan selalu menghadapi Tiara dengan kejam. Tapi sekarang melihat Tiara yang dengan lembut memohon kepadanya dan semua itu demi Alvin, hal itu membuat Mbok Lia tidak dapat menemukan alasan yang ada di dalam dirinya untuk menolak keinginan dari Tiara.

Meskipun Alvin bertingkah seperti dia membenci ibunya, namun kenyataannya anak mana yang tidak menginginkan cinta seorang ibu dalam hatinya. Alvin sebenarnya berharap Mama nya akan memperlakukannya dengan baik. Namun setelah dia merasa kecewa berulang kali, dia pun sudah belajar untuk menutupi perasaannya itu.

Jika Tiara benar-benar pergi menjemput Alvin, Mbok Lia dapat menjamin bahwa anak kecil itu pasti akan sangat bahagia dalam hatinya.

Setelah berpikir beberapa saat Mbok Lia pun akhirnya mengangguk.

"Baiklah, kalau begitu Nyonya bisa ikut dengan saya. Ayo pergi dan kita akan menjemput Alvin bersama-sama." Ucap Mbok Lia.

Tiara langsung tersenyum dan dia bergegas menuju pintu dengan tongkatnya. Dia perlahan berjongkok untuk memakai sepatunya. Tapi karena luka di kakinya, dia masih kesulitan bergerak. Mbok Lia menjadi tidak sabaran dan dia langsung berjongkok untuk mengenakan sepatu Tiara untuknya.

"Terima kasih Mbok Lia. Kau sangat baik." Ucap Tiara tersenyum manis kepada Mbok Lia.

Meski selama ini Mbok Lia tidak pernah menunjukkan ekspresi yang baik saat menghadapi Tiara di masa lalu, tapi Mbok Lia tetaplah orang yang baik.

Mbok Lia sebenarnya tidak terbiasa dengan sikap Tiara yang sopan, jadi dia merasa tidak nyaman dan mengibaskan tangannya dengan cepat.

"Ayo cepat kita pergi. Kita harus menjemput putra anda." Ucap Mbok Lia.

Tiara tersenyum dan dengan cepat mengikuti Mbok Lia dari belakang sambil berusaha untuk tidak menekan kakinya yang terasa sakit. Ketika Mbok Lia melihat bahwa Tiara harus berusaha keras untuk berjalan dan ada keringat di dahinya, hati Mbok Lia pun menjadi lembut. Dia pun membuat langkahnya menjadi perlahan dan berhenti berjalan lalu memanggil sebuah taksi untuk membawa mereka pergi ke tempat Alvin belajar.

Tiba di sekolah Alvin, anak-anak belum juga keluar. Tapi sudah banyak orang tua yang menunggu di luar sekolah. Tiara merenggangkan lehernya untuk bisa melihat melalui pagar.

Setelah beberapa saat, Tiara melihat seorang guru memimpin banyak anak keluar dari kelas. Anak-anak dengan cepat mulai melompat dan melambai pada orang tua mereka.

Tapi hanya ada satu anak yang tidak melakukan hal itu, dan anak itu adalah Alvin. Kepalanya tertunduk menghadap tanah dan dia terlihat tidak bersemangat. Dia tidak terlihat senang seperti anak-anak lainnya karena sekolah telah berakhir. Dengan sikapnya yang berbeda dari anak-anak lain yang begitu bersemangat, Tiara dapat melihat dirinya dengan jelas.

Tiara tidak tahu kenapa. Tapi melihat Alvin seperti itu, membuat hatinya merasa terluka. Dia tidak ingin melihat Alvin begitu sedih sehingga dia pun berteriak sekeras yang dia bisa.

"Alvin sayang..... Alvin sayang...." Teriaknya.

Suara Tiara yang cukup keras membuat beberapa anak menoleh ke arahnya. Hal itu juga menarik perhatian Alvin. Saat dia melihat Tiara yang tampak berdiri di luar pagar, mata Alvin membelalak. Dia begitu terkejut melihat Tiara melambaikan tangannya.

"Alvin sayang, Mama datang menjemputmu." Teriak Tiara lagi.

Bocah laki-laki yang berdiri di depan Alvin membelalakkan matanya lalu dia menyenggol lengan Alvin dan bicara kepadanya.

"Alvin, apakah itu Mama mu? Aku pikir kau tidak punya seorang Mama." Ucap anak itu.

Alvin hanya menutup mulutnya dan tidak menjawab pertanyaan dari teman sekelasnya itu. Tapi pandangannya terus tertuju pada Tiara. Anak perempuan lainnya yang merupakan teman sekelas Alvin juga ikut menatap Tiara untuk waktu yang lama. Sebelum dia dengan percaya diri bicara kepada Alvin.

"Sudah jelas jika dia itu bukan Mama nya Alvin karena dia sangat jelek dan dia memiliki masalah dengan kakinya saat berjalan. Dia dan Alvin sama sekali tidak terlihat mirip dan Alvin tidak pincang saat dia berjalan. Jadi sudah jelas bahwa dia bukan Mama nya Alvin." Ucap gadis kecil itu.

Bocah laki-laki yang bicara kepada Alvin tadi mengamati penampilan Tiara dan setuju dengan gadis kecil itu sehingga dia mengangguk dan kembali berkata kepada gadis kecil itu.

"Kau benar. Dia seharusnya bukan Mama dari Alvin. Dia terlihat terlalu jelek." Ucapnya.

Alvin yang awalnya menatap ke seberang pagar, lantas melototi kedua anak yang bicara buruk tentang Mama nya. Ekspresi di wajahnya berubah menjadi marah.

"Itu mama ku dan mama ku tidak jelek. Mama kalian lah yang jelek." Ucap Alvin sangat kesal.

Anak laki-laki dan perempuan itu tidak senang ketika mereka mendengar ucapan Alvin, terutama gadis kecil itu. Dia langsung menjawab Alvin dengan suara yang keras.

"Mama ku tidak jelek. Mama ku yang tercantik. Mama mu lah yang jelek. Jika kau tidak percaya kepadaku, mari kita bandingkan dan lihat siapa yang jelek." Ucap gadis kecil itu.

Alvin menjadi marah. Dia terdengar bernafas dengan kasar dan mengangkat tinjunya yang besar di depan gadis kecil itu dan mengintimidasinya.

"Kau tidak perlu membandingkan mereka. Mama ku tidak jelek. Jangan pernah mengatakan bahwa Mama ku jelek. Kalau tidak, aku akan memukul mu." Ucap Alvin.

Gadis kecil itu ketakutan dengan kepalan tangan Alvin dan suaranya yang marah.

"Aaahhh...."

Gadis kecil itu mulai menangis.

"Mama... Mama." Ucap gadis kecil itu.

Anak laki-laki dan gadis kecil itu berteman baik. Jadi ketika anak laki-laki itu melihat temannya diganggu, dia dengan cepat menjadi marah dan mendekat untuk mendorong Alvin. Alvin langsung terhuyung-huyung dan ketika dia mendapat pijakannya lagi, dia langsung mendorong anak laki-laki itu dengan keras.

Anak laki-laki itu agak kurus, sehingga dia dengan mudah terjatuh karena dorongan Alvin yang keras. Bokongnya terasa sakit dan setelah itu dia langsung menangis keras, bersamaan dengan gadis kecil tadi.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

fiza

fiza

rasanya mcm pernah baca,si tiara tu kurus tulang sbb suka berparti dan minum alkohol dan klo mabuk slalu marah2 bibi dan alvin..xsalah cm sama tajuk cerita my sweet wife..😘

2024-05-15

0

Siti Mujimah

Siti Mujimah

namanya anak-anak y..harap maklum

2024-01-09

0

Elly Sari Narulita

Elly Sari Narulita

hehehehe...anak anak cerdas....tau mana yg jelek dan yg cantik 😀

2023-09-22

0

lihat semua
Episodes
1 Dimana Aku?
2 Siapa Aku?
3 Memikirkan Alasan Yang Tepat
4 Mendekati Alvin
5 Alvin Merindukan Papanya
6 Sarapan
7 Menjemput Alvin
8 Memeluk Alvin
9 Note Author
10 Belajar Menggunakan Ponsel
11 Bertanya
12 Memasak Untuk Alvin
13 Berdua Dengan Alvin
14 Mengantar Alvin Sekolah
15 Menjemput Alvin
16 Tentang Papa Alvin
17 Amnesia
18 Menyukai Tiara
19 Pusat Perbelanjaan
20 Kakek Buyut
21 Dimaafkan
22 Kedatangan Julian
23 Sikap Julian
24 Merasa Jelek
25 Malu
26 Canggung
27 Alvin Bahagia
28 Bertemu Sekelompok Orang
29 Tidur Bersama
30 Note Author
31 Pentas Sekolah
32 Ikut Atau Tidak?
33 Bertemu Teman-teman Julian
34 Pakaian Renang
35 Pantai
36 Bisa Memasak?
37 Masakan Tiara
38 Pergi Atau Tidak?
39 Pulang
40 Belanja
41 Kembali Ke Markas
42 GGS (Gara-gara Sambal)
43 Ingin Cantik
44 Usaha Menjadi Cantik
45 Camilan
46 Pesan Julian
47 Bantuan Jenny
48 Membalas Kebaikan Jenny
49 Tentang Pemilik Tubuh
50 Memberikan Hadiah Untuk Jenny
51 Mama?
52 Akan Pindah
53 Berkemas
54 Perjalanan
55 Pindah Rumah
56 Apartemen Baru
57 Memasak
58 Makan Malam
59 Mabuk
60 Kaki Bau
61 Membeli Furniture
62 Pakaian Baru
63 Rumah Kita
64 Keluarga Kecil
65 Merendam Kaki
66 Mengundang Semua Orang
67 Makan Malam Bersama
68 Belanja Online
69 Gaun Baru
70 Mama Cantik Bukan?
71 Lima Miliar
72 Alvin Cemburu
73 Sentuhan Julian
74 Memasak
75 Julian Kesal
76 Kedatangan Marina
77 Rencana Mengunjungi Oma Sarah
78 Lari Pagi
79 Bertemu Oma Sarah
80 Alvin Mirip Tiara
81 Tangisan Alvin
82 Tania
83 Perasaan Marina
84 Perubahan Sikap Tiara
85 Perasaan Julian
86 Mengejar Cinta Mama
87 Hadiah Untuk Tiara
88 Hadiah Lagi
89 Hari Pertama Alvin Sekolah
90 Membaik Sementara Waktu
91 Tiara Kesal
92 Kebingungan Julian
93 Penjelasan Jenny
94 Kembali Baik
95 Situasi Marina
96 Gara-gara Jenny
97 Note
98 Tiara Sakit
99 Perasaan Julian
100 Perasaan Julian
101 Akhir Bahagia
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Dimana Aku?
2
Siapa Aku?
3
Memikirkan Alasan Yang Tepat
4
Mendekati Alvin
5
Alvin Merindukan Papanya
6
Sarapan
7
Menjemput Alvin
8
Memeluk Alvin
9
Note Author
10
Belajar Menggunakan Ponsel
11
Bertanya
12
Memasak Untuk Alvin
13
Berdua Dengan Alvin
14
Mengantar Alvin Sekolah
15
Menjemput Alvin
16
Tentang Papa Alvin
17
Amnesia
18
Menyukai Tiara
19
Pusat Perbelanjaan
20
Kakek Buyut
21
Dimaafkan
22
Kedatangan Julian
23
Sikap Julian
24
Merasa Jelek
25
Malu
26
Canggung
27
Alvin Bahagia
28
Bertemu Sekelompok Orang
29
Tidur Bersama
30
Note Author
31
Pentas Sekolah
32
Ikut Atau Tidak?
33
Bertemu Teman-teman Julian
34
Pakaian Renang
35
Pantai
36
Bisa Memasak?
37
Masakan Tiara
38
Pergi Atau Tidak?
39
Pulang
40
Belanja
41
Kembali Ke Markas
42
GGS (Gara-gara Sambal)
43
Ingin Cantik
44
Usaha Menjadi Cantik
45
Camilan
46
Pesan Julian
47
Bantuan Jenny
48
Membalas Kebaikan Jenny
49
Tentang Pemilik Tubuh
50
Memberikan Hadiah Untuk Jenny
51
Mama?
52
Akan Pindah
53
Berkemas
54
Perjalanan
55
Pindah Rumah
56
Apartemen Baru
57
Memasak
58
Makan Malam
59
Mabuk
60
Kaki Bau
61
Membeli Furniture
62
Pakaian Baru
63
Rumah Kita
64
Keluarga Kecil
65
Merendam Kaki
66
Mengundang Semua Orang
67
Makan Malam Bersama
68
Belanja Online
69
Gaun Baru
70
Mama Cantik Bukan?
71
Lima Miliar
72
Alvin Cemburu
73
Sentuhan Julian
74
Memasak
75
Julian Kesal
76
Kedatangan Marina
77
Rencana Mengunjungi Oma Sarah
78
Lari Pagi
79
Bertemu Oma Sarah
80
Alvin Mirip Tiara
81
Tangisan Alvin
82
Tania
83
Perasaan Marina
84
Perubahan Sikap Tiara
85
Perasaan Julian
86
Mengejar Cinta Mama
87
Hadiah Untuk Tiara
88
Hadiah Lagi
89
Hari Pertama Alvin Sekolah
90
Membaik Sementara Waktu
91
Tiara Kesal
92
Kebingungan Julian
93
Penjelasan Jenny
94
Kembali Baik
95
Situasi Marina
96
Gara-gara Jenny
97
Note
98
Tiara Sakit
99
Perasaan Julian
100
Perasaan Julian
101
Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!