Menjemput Alvin

Ketika Tiara tiba di sekolah Alvin, dia tahu bahwa dia datang terlalu awal karena tidak banyak orang yang menunggu di pintu gerbang sekolah. Dia lalu berjalan ke pagar dan menunggu di dekat dinding sambil menatap ke arah sekolah Alvin. Dia memutuskan bahwa ketika dia kembali ke rumah nanti, dia harus belajar cara membaca waktu secepat mungkin karena dia ingin tahu jam berapa sekarang di masa depan.

Dia tidak tahu sudah berapa lama waktu berlalu. Tapi akhirnya jam sekolah pun berakhir. Para guru mulai memimpin anak-anak keluar. Tiara melihat si kecil Alvin pada pandangan pertamanya. Alvin tampak memegang erat kotak itu sejak pagi tadi.

'Apakah dia lupa bahwa dia bisa memasukkan kotak itu ke dalam tas sekolahnya?' tanya Tiara dalam hati.

Alvin melihat keluar pagar. Ketika dia melihat Tiara ada disana, dia dengan tenang berbalik dan dengan perlahan mengantri untuk bisa keluar dari pintu gerbang seperti teman-temannya yang lain dan kadang-kadang dia melirik ke arah Tiara.

Ketika Tiara memperhatikan tindakannya itu, dia ingin tertawa.

Para guru bertemu Tiara kemarin jadi mereka membiarkan Alvin pergi bersama Tiara. Sebelum mereka pergi, seorang guru berkata kepada Tiara.

"Mama Alvin, sekolah akan segera ditutup untuk liburan dan kami akan mengadakan pentas seni sebelum liburan. Anak-anak akan tampil di atas panggung. Sekolah kami berharap semua orang tua akan datang menonton dan menyemangati anak-anak mereka. Saya tidak yakin dengan hal ini, tapi apakah anda dan Papa Alvin dapat menghadiri pentas itu?" Ucap guru itu.

Sang Guru memutuskan untuk bertanya karena orang tua Alvin tidak hadir tahun sebelumnya. Saat itu Alvin mengatakan bahwa orang tuanya sedang sibuk. Tapi gurunya berharap orang tuanya akan hadir tahun ini.

Tiara tidak tahu apa itu pentas seni. Tapi dia mengerti maksud yang dikatakan guru itu. Sekolah Alvin akan mengadakan sesuatu seperti sebuah acara dan mengundang semua orang tua anak-anak untuk hadir. Maka tentu saja Tiara akan datang.

Jika orang tua semua anak di sekolah Alvin akan datang dan hanya orang tua Alvin yang tidak datang, betapa menyakitkannya hal itu bagi Alvin. Itulah yang dipikirkan Tiara dalam hatinya.

'Hadir! Aku pasti harus hadir dalam acara itu.' ucap Tiara dalam hati.

Tiara lalu mengangguk kepada guru Alvin.

"Bu guru, saya pasti akan hadir. Tapi Papa Alvin sedang sibuk. Saya tidak yakin apakah dia punya waktu untuk datang." Ucap Tiara.

Guru sekolah Alvin itu tampak tersenyum.

"Tidak masalah. Senang sekali Anda bisa datang, dan akan lebih baik lagi jika Papa Alvin juga bisa datang." Ucap guru itu.

Setelah Tiara selesai bicara dengan guru sekolah Alvin, Tiara memegang tangan Alvin untuk berjalan pulang. Alvin tidak melepaskan tangan Tiara kali ini, tapi dia tetap mengabaikan Tiara. Meski begitu, Tiara sudah merasa puas.

Ketika mereka sampai di rumah, Tiara menyadari kotak makanan berisi kue yang dia buat tadi pagi sudah kosong. Semua kue itu sudah habis. Jadi dia pun bertanya kepada Alvin.

"Alvin, apakah kue kacang merah buatan Mama itu sangat enak?" Tanya Tiara.

Alvin menjatuhkan tubuhnya di atas sofa dan berbaring. Dia menjawab setelah berpikir beberapa saat. Namun ketika dia bicara, dia terdengar seperti enggan bersuara.

"Lumayan." Ucapnya.

Tiara menyembunyikan senyumannya.

"Lumayan? Lalu, apakah Mama harus membuat kue ubi dan labu untukmu besok? Itu juga sangat enak." Ucap Tiara.

Alvin terus membalasnya dengan suara dingin.

"Terserah." Ucapnya.

Tiara menahan dirinya untuk menepuk bokong Alvin yang tampak begitu gemuk. Dia lalu berjalan mendekati Alvin untuk melihat apa yang Alvin lakukan. Alvin tampak menatap tablet itu lagi.

Tiara tahu bahwa Alvin sedang menunggu jawaban dari Papanya.

Tiara juga tahu bahwa Alvin pasti merindukan Papanya, dan untuk mengalihkan perhatiannya, Tiara pun bicara kepada Alvin.

"Alvin, Mama telah belajar bagaimana caranya menggunakan benda itu untuk berkomunikasi sekarang. Terima kasih telah mengajari Mama." Ucap Tiara dengan ceria.

Alvin akhirnya menatap Tiara. Dia tampak seperti seorang guru yang kejam dan bertanya kepada Tiara.

"Apa kau benar-benar belajar cara menggunakannya?" Tanya Alvin serius.

Tiara mengangguk dengan sungguh-sungguh.

"Itu benar. Mama telah belajar bagaimana menggunakannya sekarang." Ucap Tiara.

Alvin lalu memberikan tablet yang ada di tangannya kepada Tiara.

"Bicara saja tidak cukup. Kau harus membuktikannya." Ucap Alvin.

"Ah...!" Seru Tiara.

Tiara tidak berpikir bahwa Alvin akan mengujinya. Tiara berpikir dalam hati, apakah dia perlu mengirim pesan suara kepada Papa Alvin yang merupakan suaminya sekarang.

'Tidak... tidak... aku tidak bisa. Aku belum siap.' Ucap Tiara dalam hati.

Melihat Tiara tidak bergerak, Alvin bicara dengan mata yang melotot.

"Bukankah kau bilang bahwa kau sudah mempelajarinya? Perlihatkan padaku sekarang. Kirim pesan kepada Papa sekarang." Ucap Alvin serius.

Ketika Tiara melihat Alvin tampak serius, dia tidak bisa menolak keinginan Alvin. Jadi Tiara hanya bisa memaksakan dirinya. Dengan begitu gugup, dia menarik nafas dalam-dalam dan mengambil tablet itu. Dia lalu menyentuh tombol speaker, dan dengan gugup dia pun berkata...

"Tuan, eh... maksudku Suami ku. Kau harus menjaga dirimu sendiri dengan baik. Jangan khawatirkan aku dan Alvin."

Tiara segera melepaskan tombol speaker itu setelah selesai bicara. Dia menatap layar itu dengan gugup karena dia tidak yakin apakah dia sudah melakukannya dengan benar atau tidak.

Jari gemuk Alvin mengklik pesan suara yang baru saja dikirim kemudian suara Tiara terdengar.

"Tuan, eh... maksudku Suami ku. Kau harus menjaga dirimu sendiri dengan baik. Jangan khawatirkan aku dan Alvin."

Tiara lalu bertanya kepada Alvin.

"Alvin, apakah Mama sudah melakukannya dengan benar?"

Alvin mengangguk dengan enggan.

"Eh, Papa seharusnya bisa mendengarnya." Ucap Alvin

Ketika Tiara tahu bahwa Papa Alvin dapat mendengar pesan darinya itu, jantungnya mulai berdetak kencang. Dia bertanya-tanya bagaimana Papa Alvin akan merespon pesan suara darinya itu. Mungkin dia akan berpikir itu aneh karena Tiara dan pemilik asli dari tubuhnya saat ini sangat berbeda. Bahkan cara mereka berbicara pun berbeda.

Tapi apa yang bisa dia lakukan nya?

Tiara tentu tidak bisa meniru sifat pemilik asli dari tubuhnya itu. Jadi bagaimana mungkin dia bisa mengutuk suaminya. Apalagi suaminya itu sangat baik.

Tiara tidak hanya, tidak bisa mengutuk suaminya. Tapi dia juga harus memperlakukan suaminya itu dengan baik di masa depan, karena dia mendapatkan uang untuk membesarkan Alvin. Semua uang yang akan dia gunakan adalah milik Papa Alvin. Jadi bagaimana mungkin dia tidak memperlakukan Papa Alvin dengan baik.

Selain itu, sebagai seorang istri Sudah menjadi kewajiban Tiara untuk menjaga suami dan anak-anaknya karena dia sekarang adalah Mama dari Alvin dan juga istri dari Papa Alvin. Jadi dia harus menjaga mereka berdua dengan baik.

...----------------...

Ribuan kilometer jauhnya...

Pada dini hari di sebuah pangkalan militer. Lampu sebuah ruangan masih menyala. Sosok seorang pria tinggi tampak duduk di dekat meja dan dia tengah melihat ke bawah. Dia tengah asik menulis laporan.

Beberapa saat kemudian, pintu tampak dibuka oleh seorang pria lainnya yang berusia sekitar tiga puluhan, tampak masuk dan langsung duduk di sebuah kursi cadangan. Dia mengenakan seragam militer.

"Hai Kak Julian. Kau baru saja kembali. Kenapa kau begitu terburu-buru menulis laporan itu? Apakah kau tidak lelah setelah berhari-hari bertugas? Bahkan matamu tampak merah.' Ucap pria itu.

Julian tidak merespon dan melihat ke atas. Dia tidak memiliki ekspresi di wajahnya dan juga tidak ada emosi dalam suaranya.

"Tidak apa-apa. Aku akan tidur setelah menyelesaikan laporan ku."

"Kak Julian, berapa hari kau akan berlibur kali ini? Apakah kau akan mengunjungi Alvin? Dia tidak mendapat kabar darimu selama berhari-hari. Jadi, dia pasti sangat merindukanmu." Ucap pria itu lagi.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

IndraAsya

IndraAsya

lanjut 💪😘

2023-07-19

1

Desi Forever

Desi Forever

makin deg degan

2023-07-19

0

Nenk NOER

Nenk NOER

Yess...Ayah Alvin akan pulang...Aku tambah penasaran aja... lanjut Thor

2023-07-18

0

lihat semua
Episodes
1 Dimana Aku?
2 Siapa Aku?
3 Memikirkan Alasan Yang Tepat
4 Mendekati Alvin
5 Alvin Merindukan Papanya
6 Sarapan
7 Menjemput Alvin
8 Memeluk Alvin
9 Note Author
10 Belajar Menggunakan Ponsel
11 Bertanya
12 Memasak Untuk Alvin
13 Berdua Dengan Alvin
14 Mengantar Alvin Sekolah
15 Menjemput Alvin
16 Tentang Papa Alvin
17 Amnesia
18 Menyukai Tiara
19 Pusat Perbelanjaan
20 Kakek Buyut
21 Dimaafkan
22 Kedatangan Julian
23 Sikap Julian
24 Merasa Jelek
25 Malu
26 Canggung
27 Alvin Bahagia
28 Bertemu Sekelompok Orang
29 Tidur Bersama
30 Note Author
31 Pentas Sekolah
32 Ikut Atau Tidak?
33 Bertemu Teman-teman Julian
34 Pakaian Renang
35 Pantai
36 Bisa Memasak?
37 Masakan Tiara
38 Pergi Atau Tidak?
39 Pulang
40 Belanja
41 Kembali Ke Markas
42 GGS (Gara-gara Sambal)
43 Ingin Cantik
44 Usaha Menjadi Cantik
45 Camilan
46 Pesan Julian
47 Bantuan Jenny
48 Membalas Kebaikan Jenny
49 Tentang Pemilik Tubuh
50 Memberikan Hadiah Untuk Jenny
51 Mama?
52 Akan Pindah
53 Berkemas
54 Perjalanan
55 Pindah Rumah
56 Apartemen Baru
57 Memasak
58 Makan Malam
59 Mabuk
60 Kaki Bau
61 Membeli Furniture
62 Pakaian Baru
63 Rumah Kita
64 Keluarga Kecil
65 Merendam Kaki
66 Mengundang Semua Orang
67 Makan Malam Bersama
68 Belanja Online
69 Gaun Baru
70 Mama Cantik Bukan?
71 Lima Miliar
72 Alvin Cemburu
73 Sentuhan Julian
74 Memasak
75 Julian Kesal
76 Kedatangan Marina
77 Rencana Mengunjungi Oma Sarah
78 Lari Pagi
79 Bertemu Oma Sarah
80 Alvin Mirip Tiara
81 Tangisan Alvin
82 Tania
83 Perasaan Marina
84 Perubahan Sikap Tiara
85 Perasaan Julian
86 Mengejar Cinta Mama
87 Hadiah Untuk Tiara
88 Hadiah Lagi
89 Hari Pertama Alvin Sekolah
90 Membaik Sementara Waktu
91 Tiara Kesal
92 Kebingungan Julian
93 Penjelasan Jenny
94 Kembali Baik
95 Situasi Marina
96 Gara-gara Jenny
97 Note
98 Tiara Sakit
99 Perasaan Julian
100 Perasaan Julian
101 Akhir Bahagia
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Dimana Aku?
2
Siapa Aku?
3
Memikirkan Alasan Yang Tepat
4
Mendekati Alvin
5
Alvin Merindukan Papanya
6
Sarapan
7
Menjemput Alvin
8
Memeluk Alvin
9
Note Author
10
Belajar Menggunakan Ponsel
11
Bertanya
12
Memasak Untuk Alvin
13
Berdua Dengan Alvin
14
Mengantar Alvin Sekolah
15
Menjemput Alvin
16
Tentang Papa Alvin
17
Amnesia
18
Menyukai Tiara
19
Pusat Perbelanjaan
20
Kakek Buyut
21
Dimaafkan
22
Kedatangan Julian
23
Sikap Julian
24
Merasa Jelek
25
Malu
26
Canggung
27
Alvin Bahagia
28
Bertemu Sekelompok Orang
29
Tidur Bersama
30
Note Author
31
Pentas Sekolah
32
Ikut Atau Tidak?
33
Bertemu Teman-teman Julian
34
Pakaian Renang
35
Pantai
36
Bisa Memasak?
37
Masakan Tiara
38
Pergi Atau Tidak?
39
Pulang
40
Belanja
41
Kembali Ke Markas
42
GGS (Gara-gara Sambal)
43
Ingin Cantik
44
Usaha Menjadi Cantik
45
Camilan
46
Pesan Julian
47
Bantuan Jenny
48
Membalas Kebaikan Jenny
49
Tentang Pemilik Tubuh
50
Memberikan Hadiah Untuk Jenny
51
Mama?
52
Akan Pindah
53
Berkemas
54
Perjalanan
55
Pindah Rumah
56
Apartemen Baru
57
Memasak
58
Makan Malam
59
Mabuk
60
Kaki Bau
61
Membeli Furniture
62
Pakaian Baru
63
Rumah Kita
64
Keluarga Kecil
65
Merendam Kaki
66
Mengundang Semua Orang
67
Makan Malam Bersama
68
Belanja Online
69
Gaun Baru
70
Mama Cantik Bukan?
71
Lima Miliar
72
Alvin Cemburu
73
Sentuhan Julian
74
Memasak
75
Julian Kesal
76
Kedatangan Marina
77
Rencana Mengunjungi Oma Sarah
78
Lari Pagi
79
Bertemu Oma Sarah
80
Alvin Mirip Tiara
81
Tangisan Alvin
82
Tania
83
Perasaan Marina
84
Perubahan Sikap Tiara
85
Perasaan Julian
86
Mengejar Cinta Mama
87
Hadiah Untuk Tiara
88
Hadiah Lagi
89
Hari Pertama Alvin Sekolah
90
Membaik Sementara Waktu
91
Tiara Kesal
92
Kebingungan Julian
93
Penjelasan Jenny
94
Kembali Baik
95
Situasi Marina
96
Gara-gara Jenny
97
Note
98
Tiara Sakit
99
Perasaan Julian
100
Perasaan Julian
101
Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!