Sarapan

Setelah berpikir sejenak, aku lalu bertanya Alvin.

"Alvin, apa yang akan kau lakukan nanti? Apapun itu, aku akan menemanimu. Boleh kan?" Ucapku.

Alvin menghentikan apa yang tengah dia lakukan dan detik berikutnya dia dengan acuh tak acuh terus mengunyah makanannya seolah tidak terjadi apa-apa dan dia tidak mendengar apa yang aku katakan padanya.

Aku tahu bahwa pria kecil itu tidak mau bicara denganku. Jadi aku hanya bisa menggunakan taktik yang sama yang biasa digunakan Ibuku saat aku masih kecil dulu.

"Alvin yang baik. Alvin yang manis. Alvin sayangku, katakan kepadaku dengan jelas. Aku ingin tahu apa yang akan kau lakukan. Aku ingin melakukannya bersama Alvin." Ucapku.

Cara itu selalu berhasil setiap kali Ibu melakukannya padaku saat aku masih kecil dan sepertinya trik itu juga efektif pada Alvin karena dia langsung melototi diriku dengan garang. Dia menggunakan suaranya yang kekanak-kanakan dan dengan marah berkata kepadaku,

"Kenapa kau begitu menyebalkan? Aku akan merasa kesal sepanjang hari." Ucapnya.

Aku merasa bahwa si kecil Alvin sangat lucu ketika dia sedang marah. Terutama suaranya yang kekanak-kanakan membuat hati semua orang merasa meleleh. Aku diam-diam tertawa dalam hati. Tapi aku terus bicara padanya.

"Ayolah, jika kau memberitahuku maka aku tidak akan mengganggumu lagi. Aku sangat menyukaimu. Aku ingin bermain bersamamu." Ucapku.

Mata Alvin tampak melebar. Dia meletakkan sendok nya lalu menyilang kan lengannya yang pendek dan gemuk itu dan dengan garang dia berkata padaku.

"Jangan pikir kau bisa menipuku aku tidak akan mempercayaimu dan aku pastikan bahwa aku tidak akan memaafkan mu."

Aku mengerti mengapa anak itu sangat marah itu karena pemilik asli dari tubuh ini tidak pernah memperlakukannya dengan baik. Jadi bisa dimaklumi jika Alvin tidak mau memaafkannya. Lagi pula hal seperti ini adalah sesuatu yang tidak bisa diperbaiki dengan hanya menggunakan kata-kata manis. Aku harus memperlakukan Alvin dengan tulus dan suatu saat dia pasti akan memaafkan pemilik asli dari tubuh ini.

Aku terus menatap Alvin dengan tulus dan ingin meminta maaf atas nama pemilik asli dari tubuh ini.

"Alvin, maafkan aku. Aku memang salah sebelumnya. Tapi sekarang, aku akan berubah. Jadi perhatikan lah aku dan kau bisa memaafkan aku ketika aku sudah berubah menjadi lebih baik." Ucapku padanya

Alvin sepertinya tidak menyangka bahwa aku akan mengatakan hal seperti itu. Dia hampir saja tersedak. Lalu dia menatapku dengan tidak percaya. Aku berpikir dalam hati, aku mengerti bahwa aku pasti bertingkah sangat berbeda dari pemilik asli dari tubuh ini. Tapi mau bagaimana lagi karena aku ingin dekat dengannya, maka yang pertama aku lakukan adalah meminta maaf dengan tulus. Setelah itu, aku perlu menggunakan tindakan untuk membuktikan diriku berubah menjadi lebih baik. Meski aku tahu bahwa Mbok Lia dan Alvin mencurigai ku.

Setelah saling menatap beberapa saat, Alvin lah yang lebih dulu mengalihkan pandangannya dariku. Telinganya tampak memerah saat dia diam-diam turun dari kursinya dan berjalan menuju sofa untuk mengambil tas sebelum menuju ke pintu.

"Mbok Lia, aku harus pergi ke sekolah sekarang." Ucapnya.

Mbok Lia dengan cepat meletakkan mangkuk dan sendok di tangannya. Dia bergerak mendekat ke arah Alvin.

"Jangan terburu-buru pergi ke sekolah. Seharusnya sekarang waktunya belum tiba. Mbok akan mengantarmu. Ingat, jangan lari, nanti Den Alvin jatuh." Ucap Mbok Lia

Alvin membungkuk untuk memakai sepatunya sendiri. Tapi entah kenapa dia seperti tidak bisa melakukannya karena dia terlihat harus mencoba beberapa kali sebelum dia bisa memakainya dengan benar. Saat dia melakukan hal itu, Mbok Lia sudah menunggunya di pintu.

Mbok Lia lalu memegang tangan Alvin dan berkata kepadanya.

"Mbok akan menemanimu. Den Alvin tidak bisa pergi sendiri."

Alvin mengangguk dengan patuh. Tapi sebelum pintu ditutup dia kembali menatapku yang masih berada di ruang tamu.

Awalnya aku ingin pergi bersama mereka. Namun cedera yang ada di kakiku membuatmu sulit berjalan. Aku tidak akan bisa mengikuti mereka. Jadi aku hanya bisa menyerah dengan ide itu. Aku berjalan tertatih menuju jendela dan melihat keluar rumah.

Aku melihat Mbok Lia dan Alvin berjalan keluar dari pintu masuk utama. Di depan rumah, ada beberapa anak yang seumuran dengan Alvin yang juga berdiri di sana. Aku pikir bahwa mereka semua akan pergi ke tempat yang sama untuk belajar karena aku telah mendengar bahwa Alvin berkata sebelumnya tentang dia yang akan pergi ke sekolah yang mungkin merupakan tempat untuk belajar.

Sejak tadi Alvin terlihat selalu menunduk. Dia lalu mengangkat kepalanya ke arahku. Tatapan kami bertemu satu sama lain. Aku terkejut tapi juga senang. Jadi aku langsung tersenyum lebar dan melambaikan tangan kepadanya.

"Alvin sayang..... Alvin sayang." Ucapku.

Alvin tampak begitu terkejut dan dia langsung berbalik sehingga punggungnya menghadap ke arahku.

Tak lama setelah itu, sebuah kendaraan panjang berwarna kuning tiba. Anak-anak tampak naik ke kendaraan itu satu persatu. Sebelum kendaran itu pergi aku memperhatikan kendaraan itu melaju semakin menjauh. Kali ini aku tidak merasa terkejut lagi. Sekarang aku tahu bahwa kotak logam pendek itulah yang disebut dengan mobil. Sedangkan yang panjang disebut dengan bus. Kendaraan itu digunakan untuk bepergian.

Aku harus mengakui bahwa dunia ini benar-benar luar biasa. Tidak hanya ada benda logam yang begitu cepat untuk berpergian, tapi juga ada kotak tempat aku bisa melihat orang berbicara yang aku ketahui melewati buku disebut dengan televisi.

Tadi malam, Mbok Lia menyalakan benda yang dikenal sebagai televisi itu. Ada banyak orang muncul di sana dan mereka terdengar berbicara. Hal itu membuatku sangat ketakutan sampai mati. Cukup lama bagiku untuk menerima bahwa hal seperti itu ada.

Setelah itu aku menganggap bahwa televisi itu cukup menarik dan aku pun terus menontonnya. Tapi Mbok Lia segera mematikannya. Jadi aku tidak bisa menontonnya lagi semalam.

Karena tidak ada yang bisa aku lakukan saat ini, jadi aku memutuskan untuk menyalin tindakan apa yang di lakukan Mbok Lia tadi malam dengan menonton orang-orang yang ada di dalam televisi itu.

Televisi memutar adegan yang sama dengan yang ditonton Mbok Lia tadi malam karena aku juga menontonnya tadi malam dan aku merasa itu cukup menyenangkan. Namun fakta yang terpenting yang aku temukan adalah bahwa menonton televisi dapat membantuku mendapatkan informasi tentang benda-benda di dunia ini yang sangat aku butuhkan. Jadi aku memutuskan untuk menonton TV dengan serius dan mengambil informasi yang berguna yang aku butuhkan.

Mbok Lia tampak tercengang saat dia tiba-tiba mendapati aku yang sedang duduk dan menonton TV dengan tenang.

Dia sepertinya mulai percaya bahwa aku sebenarnya telah kehilangan ingatanku.

Mbok Lia mengatakan kepadaku bahwa dia telah merawat Alvin selama 2 tahun. Jadi dia sangat jelas tahu tentang perilaku pemilik asli dari tubuh ini. Jika aku tidak kehilangan ingatanku, maka aku tidak akan berperilaku baik seperti sekarang. Lagi pula, tidak ada alasan bagiku untuk berpura-pura atau bertingkah seperti ini di depan Mbok Lia.

Tampaknya Mbok Lia benar-benar percaya bahwa aku kehilangan ingatanku dalam kecelakaan mobil yang dikatakannya itu.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Uci Umami

Uci Umami

primitif banget kayanya

2024-03-05

1

lihat semua
Episodes
1 Dimana Aku?
2 Siapa Aku?
3 Memikirkan Alasan Yang Tepat
4 Mendekati Alvin
5 Alvin Merindukan Papanya
6 Sarapan
7 Menjemput Alvin
8 Memeluk Alvin
9 Note Author
10 Belajar Menggunakan Ponsel
11 Bertanya
12 Memasak Untuk Alvin
13 Berdua Dengan Alvin
14 Mengantar Alvin Sekolah
15 Menjemput Alvin
16 Tentang Papa Alvin
17 Amnesia
18 Menyukai Tiara
19 Pusat Perbelanjaan
20 Kakek Buyut
21 Dimaafkan
22 Kedatangan Julian
23 Sikap Julian
24 Merasa Jelek
25 Malu
26 Canggung
27 Alvin Bahagia
28 Bertemu Sekelompok Orang
29 Tidur Bersama
30 Note Author
31 Pentas Sekolah
32 Ikut Atau Tidak?
33 Bertemu Teman-teman Julian
34 Pakaian Renang
35 Pantai
36 Bisa Memasak?
37 Masakan Tiara
38 Pergi Atau Tidak?
39 Pulang
40 Belanja
41 Kembali Ke Markas
42 GGS (Gara-gara Sambal)
43 Ingin Cantik
44 Usaha Menjadi Cantik
45 Camilan
46 Pesan Julian
47 Bantuan Jenny
48 Membalas Kebaikan Jenny
49 Tentang Pemilik Tubuh
50 Memberikan Hadiah Untuk Jenny
51 Mama?
52 Akan Pindah
53 Berkemas
54 Perjalanan
55 Pindah Rumah
56 Apartemen Baru
57 Memasak
58 Makan Malam
59 Mabuk
60 Kaki Bau
61 Membeli Furniture
62 Pakaian Baru
63 Rumah Kita
64 Keluarga Kecil
65 Merendam Kaki
66 Mengundang Semua Orang
67 Makan Malam Bersama
68 Belanja Online
69 Gaun Baru
70 Mama Cantik Bukan?
71 Lima Miliar
72 Alvin Cemburu
73 Sentuhan Julian
74 Memasak
75 Julian Kesal
76 Kedatangan Marina
77 Rencana Mengunjungi Oma Sarah
78 Lari Pagi
79 Bertemu Oma Sarah
80 Alvin Mirip Tiara
81 Tangisan Alvin
82 Tania
83 Perasaan Marina
84 Perubahan Sikap Tiara
85 Perasaan Julian
86 Mengejar Cinta Mama
87 Hadiah Untuk Tiara
88 Hadiah Lagi
89 Hari Pertama Alvin Sekolah
90 Membaik Sementara Waktu
91 Tiara Kesal
92 Kebingungan Julian
93 Penjelasan Jenny
94 Kembali Baik
95 Situasi Marina
96 Gara-gara Jenny
97 Note
98 Tiara Sakit
99 Perasaan Julian
100 Perasaan Julian
101 Akhir Bahagia
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Dimana Aku?
2
Siapa Aku?
3
Memikirkan Alasan Yang Tepat
4
Mendekati Alvin
5
Alvin Merindukan Papanya
6
Sarapan
7
Menjemput Alvin
8
Memeluk Alvin
9
Note Author
10
Belajar Menggunakan Ponsel
11
Bertanya
12
Memasak Untuk Alvin
13
Berdua Dengan Alvin
14
Mengantar Alvin Sekolah
15
Menjemput Alvin
16
Tentang Papa Alvin
17
Amnesia
18
Menyukai Tiara
19
Pusat Perbelanjaan
20
Kakek Buyut
21
Dimaafkan
22
Kedatangan Julian
23
Sikap Julian
24
Merasa Jelek
25
Malu
26
Canggung
27
Alvin Bahagia
28
Bertemu Sekelompok Orang
29
Tidur Bersama
30
Note Author
31
Pentas Sekolah
32
Ikut Atau Tidak?
33
Bertemu Teman-teman Julian
34
Pakaian Renang
35
Pantai
36
Bisa Memasak?
37
Masakan Tiara
38
Pergi Atau Tidak?
39
Pulang
40
Belanja
41
Kembali Ke Markas
42
GGS (Gara-gara Sambal)
43
Ingin Cantik
44
Usaha Menjadi Cantik
45
Camilan
46
Pesan Julian
47
Bantuan Jenny
48
Membalas Kebaikan Jenny
49
Tentang Pemilik Tubuh
50
Memberikan Hadiah Untuk Jenny
51
Mama?
52
Akan Pindah
53
Berkemas
54
Perjalanan
55
Pindah Rumah
56
Apartemen Baru
57
Memasak
58
Makan Malam
59
Mabuk
60
Kaki Bau
61
Membeli Furniture
62
Pakaian Baru
63
Rumah Kita
64
Keluarga Kecil
65
Merendam Kaki
66
Mengundang Semua Orang
67
Makan Malam Bersama
68
Belanja Online
69
Gaun Baru
70
Mama Cantik Bukan?
71
Lima Miliar
72
Alvin Cemburu
73
Sentuhan Julian
74
Memasak
75
Julian Kesal
76
Kedatangan Marina
77
Rencana Mengunjungi Oma Sarah
78
Lari Pagi
79
Bertemu Oma Sarah
80
Alvin Mirip Tiara
81
Tangisan Alvin
82
Tania
83
Perasaan Marina
84
Perubahan Sikap Tiara
85
Perasaan Julian
86
Mengejar Cinta Mama
87
Hadiah Untuk Tiara
88
Hadiah Lagi
89
Hari Pertama Alvin Sekolah
90
Membaik Sementara Waktu
91
Tiara Kesal
92
Kebingungan Julian
93
Penjelasan Jenny
94
Kembali Baik
95
Situasi Marina
96
Gara-gara Jenny
97
Note
98
Tiara Sakit
99
Perasaan Julian
100
Perasaan Julian
101
Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!