Side Story 3

Gadis itu duduk di depan Zurich dan Claude, walaupun kemampuannya sangat luar biasa namun pembawaan gadis itu sangat mencurigakan, dia memeriksa darah mereka lalu menjelaskan dengan sangat detail tentang garara Q, awalnya Zurich hanya berfikir kalau gadis dihadapannya itu hanya rakyat biasa yang jenius namun ketika kata-kata tentang ensiklopedia tanaman racun yang ada di tangan Emperor keluar dari mulutnya membuat Zurich menghunuskan pedangnya curiga.

Alasannya adalah karena gadis itu sangat memahami segala sesuatu tentang racun, sedangkan Emperor Muller yang merupakan penguasa sebelumnya juga meninggal karena diracuni namun jenis racun itu tidak terdeteksi tetapi setelah kematian ayahnya, Duke Dagaras terdahulu, Racun yang membunuh Emperor dan Duke itu dapat dikenali oleh fraksi Pisces melalui bantuan dari buku peninggalan Noah Mcgnagal.

Gadis itu meyakinkan mereka bahwa dia belajar ilmu medis racun ini dari seseorang yang dia juga tidak tau siapa, namun mengingat dia adalah gadis yang dibacking oleh Guild Hummingbird, Zurich tidak heran jika gadis itu bisa belajar tanpa mengetahui siapa gurunya.

Zurich yang masih curiga dihentikan oleh Claude, Claude dengan sopan memintanya untuk melepaskan gadis itu, walaupun belum sepenuhnya puas namun dia mengikuti saran Claude dan menyarungkan kembali pedangnya.

" Bagaimana pendapat mu tentang gadis itu?" tanya Zurich kepada Claude saat mereka sudah duduk ruang pertemuan yang sudah di persiapakan oleh keluarga Abelard.

" Selama kepergian anda, saya sudah memperhatikan setiap gerak gerik Nona Sisilia tapi tidak ada satupun yang aneh dari tindakannya, dia merawat Sir Alfred dengan sepenuh hati selain itu dia banyak menghabiskan waktu di kamarnya".

" Untuk saat ini kita akan terus mengawasinya, Nona Penelope bisakah anda mendekati gadis itu dan berteman dengannya?" tanya Zurich kepada salah satu gadis yang ada diruangan itu.

Dia masih belum bisa menghilangkan kecurigaannya dari gadis itu.

" Baik Sir" jawabnya.

" Sekarang saya akan menjelaskan beberapa situasi", ujarnya.

" Pertama saat saya sampai di wilayah monster saya bertemu dengan monster Troll dan dia bis berbicara bahasa kita dengan jelas, hal ini dapat memberikan informasi baru kepada kita bahwa selain monster humanoid ada beberapa monster lagi yang bisa mengerti apa yang kita bicarakan"

" Tapi selama ini kita belum pernah berjumpa dengan monster yang bisa bicara Sir, bahkan monster humanoid yang kita temui di dekat gerbang utara juga tidak berbicara dengan bahasa yang dapat kita pahami", ujar Chris.

" Benar, namun monster yang saya temui dengan jelas mengatakan bahwa bukit Tar-Tar adalah wilayah kekuasaan Sloth".

" Sloth? sejenis hewankah Sir?" tanya Claude.

Zurich Menggeleng, " Entahlah tapi yang pasti Troll itu berada di bawah kekuatan mahluk itu", ujarnya lalu dia berdiri.

" Kedua, saya bertemu dengan kawanan Chimera yang tidak bisa mati walaupun dibunuh berkali-kali", tambahnya.

Semua yang ada diruangan itu saling pandang.

" Apa mereka Chimera sungguhan Sir?" kali ini Dominic yang angkat bicara.

" Iya, saya bisa merasakan wujud mereka dengan tangan tapi api birupun tidak mempan terhadapamereka, saya rasa ada yang mengendalikan mereka dari belakang"

" Ini benar-benar informasi baru, selama ini kita hanya bertemu dengan monster- monster seperti Chimera, Orc, Goblin dan Imp, dan satu-satunya monster humanoid yang kita ketahui adalah Harpy, dengan informasi ini kita bisa lebih siaga menghadapi mereka," ujar Claude .

Semua menganggukan kepala lalu mereka melanjutkan pertemuan dengan membahas tentang pertemuan dengan Duke Abelard yang mengundang utusan mereka untuk makan malam bersama kemudian mereka memutuskan untuk mengutus Crish dan Aaron sebagai pendamping Zurich pada pertemuan itu.

" Saya sangat menyesal karena tidak bisa menyambut anda di kediaman kami, Grand Duke Zurich Dagaras", ujar pria paruh baya dengan badan yang masih kekar dan tegap itu setela Zurich dan yang lain sampai di kediaman utama Duke Abelard.

" Tidak apa-apa, Duke" jawabnya sambil melambaikan tangan, " Nampaknya monster semakin meraja lela di perbatasan".

" Benar, kami membutuhkan penghalang yang kuat untuk meminimalisir kerusakan yang disebabkan oleh para monster yang sering masuk ke desa, walaupun benteng perbatasan sudah cukup tinggi namun hal itu tetap tidak menghalangi mereka untuk menerobos masuk, ditambah lagi kita kewalahan menghadapi monster yang bisa terbang" jawabnya sambil menuntun Zurich dan yang lain ke meja makan.

Dia mempersilahkan mereka untuk duduk dan kembali berbagi informasi antara Zurich dan Duke Abelard, tidak lupa juga Duchess Abelard dan pewarisnya William Abelard ikut di dalam diskusi tersebut, sedangkan anak perempuannya izin undur diri setelah makan malam mereka.

Setelah diskusi yang lama Zurich dan yang lain undur diri untuk kembali ke bangunan khusus pengunjung markas Aquarius, dia berpisah dengan Aaron dan Chris di depan bangunan, kemudian melangkah menuju kamarnya namun rasa sakit didadanya semakin menjadi, dia menahan dadanya dengan tangan.

' Apa yang terjadi? harusnya kondisi berserkku sudah stabil setelah istirahat, tapi kenapa semakin parah begini?' pikirnya sambil tertatih-tatih menuju tempat tidurnya.

Ugh.

Rasa sakit didadanya semakin kuat bahkan seperti akan mencerai beraikan isi perutnya, dan rasa sakit itu makin menjalar menuju lehernya, dia berusaha menahan sakitnya dengan meringkuk ditempat tidur namun rasa sakit itu kian bertambah, kelingat dingin sudah membasahi tubuhnya, tidak mungkin baginya untuk memurnikan sumber kekuatannya dengan air suci karena dia sudah tidak punya kekuatan lagi untuk menarik keluar sumber kekuatannya tersebut.

' Apakah ini akhir hidupku?' pikirnya, pandangannya perlahan-lahan menjadi kabur, dia tidak bisa lagi menfokuskan panca indranya namun dia dapat mendengar langkah kaki memasuki kamarnya, terdengar gumaman kecil dari orang tersebut.

Zurich berusaha untuk melihat orang yang datang itu namun karena rasa sakit yang semakin menjadi membuatnya tidak bisa melihat jelas namun dia yakin bahwa orang tersebut adalah seorang wanita.

' apakah dia pelayan?'

Ugh.

Rasa sakit itu sudah tak tertahankan lagi, Zurich sudah tidak sadarkan diri, kondisi berserk itu sudah menguasai tubuhnya dan hanya menunggu hari saja sampai dia akan mengamuk dan menjadi monster yang membuat kerusakan.

Beberasa saat kemudian sakit yang tadi menghantam dadanya dan menyebar keseluruh tubuhnya perlahan-lahan mulai mereda, dia membuka matanya nampak seorang gadis tengah menutup matanya dan memegang tangannya untuk memurnikannya, sensasi itu membuat dia kehilangan akal sehatnya.

Gadis yang selama ini dia cari, cinta pertamanya yang hilang entah kemana, sensasi yang dia rasakan seperti membawanya ke delapan tahun lalu saat dia mengalami double awakener di bukit dekat dengan wilyah fraksi dua belas zodiak, dia yang saat itu masih berumur tiga belas tahun tidak mampu mengendalikan kekuatan besar yang ada pada dirinya sehingga dia melarikan diri ke bukit itu supaya ibunya tidak khawatir.

Di sana dia melihat seorang anak perempuan yang sangat menggemaskan tengah berlari mengejar kupu-kupu dengan senyuman lebar menghiasi pipinya yang bulat, Zurich berdiri dibawah pohon sambil berusaha menahan sakit dari manifestasi kekuatannya, matanya tidak berhenti mengikuti gadis yang berlarian sambil tertawa tersebut.

Setelah beberapa lama gadis itu berhenti, dia berjalan menuju batang pohon yang dekat dengan tempat Zurich berdiri namun dia masih belum menyadariku keberadaan Zurich, sampai akhirnya Zurich terjatuh ke tanah karena sudah tidak bisa menahan gerumuh kekuatan didadanya.

" Kau tidak apa-apa?" tanya gadis kecil itu sudah berada disampingnya, lalu dia menyentuh kening Zurich kemudian menggelengkan kepala.

" Pergilah, jangan mendekat, berbahaya!", jawab Zurich dengan lirih.

Dia memperhatikan sekujur tubuh Zurich lalu membuka kancing bajunya, dan terkejut dengan apa yang dia lihat.

" Bagaimana bisa kau sudah di kondisi Berserk padahal kau masih kecil?"

" Pergilah".

" Bagaimana bisa aku meninggalkan mu sendirian seperti ini? ayahku selalu mengajarkan ku untuk membantu mereka yang membutuhkan".

Zurich menatapnya lama, " Apa yang bisa kau lakukan? hanya purifier yang bisa membantuku!"

" Kau beruntung, aku adalah purifier", ujarnya menunjuk dirinya dengan senyuman lebar.

Zurich tertawa tidak percaya, bagaimana bisa anak yang mungkin masih berusia delapan tahun itu adalah seorang purifier, dengan hati-hati dia bangun untuk kembali ke kediamannya namun ditahan oleh gadis kecil tersebut.

" Biarkan aku membantumu", ujarnya dengan menatap ke dalam mata Zurich.

" Baiklah adik kecil, kau bisa membantuku berjalan menuruni bukit ini" jawabnya sambil bersandar ke pohon besar tersebut.

Gadis kecil itu menggelengkan kepala lalu mengenggam tangan Zurich, Aroma yang sangat manis mengelitik hidung Zurich, dia merasakan sebuah kekuatan mengalir di ke dalam tubuhnya dan rasa sakit yang dia rasakan perlahan-lahan menghilang.

Dengan wajah kaget dia melihat ke arah gadis kecil yang tengah memejamkan matanya itu, dia tersenyum, aroma yang keluar dari kekuatan permurnian gadis itu membuatnya hilang akal, dia sangat menyukai aroma tersebu sampai-sampai dia tidak ingin berbagi dengan orang lain.

" Siapa nama mu, adik kecil?"

" Hmm, karena aku sudah membantu mu, kau harus membayarku!" jawabnya.

Zurich tertawa, rasa sakiit didadanya kini sudah berganti dengan rasa nyaman yang tidak pernah dia rasakan dalam tiga belas tahun umurnya.

" Kau harus jadi temanku, nanti kalau aku sudah besar kau harus menikah denganku!"

" Kau bahkan tidak memberitahuku namamu".

" Panggil saja aku youre dear butterfly, dan aku adalah satu-satunya butterfly yang akan terbang kepadamu saat kondisi berserk ini menganggumu" jawabnya dengan senyuman cerah.

" Apa kau tidak mau memberi tahuku nama aslimu?"

" Nanti, kalau kita sudah mengenal satu sama lain".

" Lalu kenapa kau melamarku sekarang?"

" Aku hanya memintamu untuk menikahiku kalau nanti aku sudah cukup umur bukan sekarang", jawabnya sambil cemberut.

Zurich tertawa dengan keras, gadis ini adalah salah satu orang yang membuatnya merasa seperti manusia normal selain ibunya, karena kekuatannya yang besar membuat dia dijauhi oleh teman sebayanya bahkan ayahnya juga mengabaikan dia.

" Kenapa kau ingin menikah denganku?"

" Karena wajah tampan mu seperti pangeran dalam buku cerita yang selalu diceritakan ayahku saat aku mau tidur".

" Hanya karena itu? bagaimana jika aku orang jahat?"

" Maka aku akan menghukum mu dan tidak mau berteman bahkan membantumu lagi", jawabnya dengan wajah polosnya.

" Baiklah my dear butterfly", jawab Zurich akhirnya sambil menyentuh kepala gadis kecil itu gadis itu tertawa.

" Lalu kenapa namamu butterfly?"

" Karena aku menyukai mereka, mereka sangat indah dan bisa terbang bebas kemanapun mereka mau" jawabnya kemudian dia bersandar ke pohon, matanya mengikuti kupu-kupu yang berterbangan di depan mereka.

" Kau tau, untuk menjadi kupu-kupu yang mereka melalui proses yang panjang dulu, mulai dari telur terus menetas menjadi ulat yang menjijikan", dia mengangkat bahunya geli.

" Lalu ulat jadi kepompong setelah itu mereka baru jadi kupu-kupu yang indah".

" Kau sudah mengetahui itu padahal kau masih sekecil ini?"

" Jangan panggil aku anak kecil, umurku sudah sepuluh tahun" sungutnya kesal namun membuat pipi bulatnya semakin menggemaskan, Zurichpun tertawa.

Zurich kecil dan butterfy terus bertemu dan bermain di bukit itu bersama-sama, terkadang mereka memburu kelinci dan rakun yang sering muncul di dekat mereka saat mereka sedang bermain namun entah apa yang terjadi gadis kecil itu pergi meninggalkan Zurich.

Dia kembali ke kenyataan dan melihat tangannya digenggam oleh seorang gadis yang menyebarkan aroma manis yang mengelitik hidungnya. Dia menarik gadis itu ke tempat tidur.

'Benar aroma ini, aroma yang manis dan menenangkan ini, aku sudah lama tidak merasakannya, aku tidak akan melepaskannya lagi seperti dulu, atau aku tidak akan menemukannya lagi', pikirnya.

Sensasi itu berhenti saat dia sudah memeluk tubuh gadis itu," lanjutkan pemurniannya".

" Apa kau sudah sadar Sir?" ujar gadis itu terkejut.

Zurich mengangkat badannya dan menatap lurus ke mata gadis itu, milikku, milikku, pikirnya terus dalam kepalanya, gadis itu seperti menolaknya lalu dia menekan bibirnya ke bibirr gadis itu.

Bibirnya terasa lembut dan menggiurkan dimata Zurich, dia ingin memakan bibir yang ramun itu namun dia menahan diri karena jika dia melakukannya maka gadis itu pasti akan pergi lagi meninggkannya dan entah kapan dia akan dapat menemuinya lagi.

" Teruskanlah pemurniannya" ujarnya sambil berbisik dan menghirup aroma yang sangat manis itu dari tubuh gadis tersebut namun gadis itu mendorongnya dengan kedua tanggan kecilnya, Zurich dengan cepat menangkap tangannya dan mengunci dengan jemarinya, ingin rasanya dia menggigit tangan kecil yang indah itu.

" Kau harus melepaskan ku dulu" protes gadis itu terus mengeliat dibawahnya, Zurich tidak menyukai itu, dia tidak tau mengapa gadis yang meminta untuk menikahi dia diwaktu kecil itu menolaknya.

" Kenapa?" rengeknya, dia memberikan wajah sememelas mungkin supaya gadis itu membiarkannya menikmati sensasi nikmat yang dia rasakan.

" My dear butterfly" bisiknya ke telinga gadis itu, hasrat di dalam dirinya menginginkan gadis itu seutuhnya namun dia harus menahan diri karena dia tidak mau semuanya hilang karena keserahaannya yang hanya sesaat itu.

Gadis itu akhirnya berhenti mengeliat dan memberontak, membiarkan tubuhnya di peluk oleh Zurich, dia merasakan sakit didadanya mulai hilang dan digantikan oleh rasa nyaman yang luar biasa, ini kali keduanya dia merasakan itu setelah delapan tahun.

Matanya mulai mengantuk, perasaan nyaman itu membuat tidurnya pulas sampai pagi, saat bangun dia menelusuri sekitar kamar dengan matanya, tidak ada tanda-tanda keberadaan mahluk lain selain dia.

" Apa semua itu hanya mimpi?" tanyanya mengingat-ingat kembali kejadian tadi malam.

Dia mengecek tubuhnya, urat hitam yang tadinya menjalar di tubuhnya sudah tidak ada lagi, dia merasakan kebugaran yangluar biasa, " tidak mungkin itu hanya mimpi, bagaimana bisa mimpi sejelas itu".

Dia tertawa lalu memegang bibirnya, dia masih merasakan daging lembut yang menyentuh bibirnya dan tangannya masih merasakan tubuh kecil yang pas dalam pelukannya itu.

" Siapa dia?" ujarnya menarik nafas.

Dia duduk lama di atas ranjang tempat tidurnya, itu adalah malam yang paling indah yang pernah terjadi dalam hidupnya, dan perasaan yang dirasakannya ini adalah bukti bahwa gadis yang memurnikan dia tadi malam itu merupakan cinta pertamanya yang hilang.

" Aku harus menemukannya" gumamnya sambil tertawa cerah, " Butterfly, aku tidak akan pernah lagi melepaskanmu".

Saat dia hendak beranjak dari tempat tidurnya dia melihat sehelai rambut hitam panjang di atas sarung bantalnya yang berwarna putih.

" Aha, ini dia", ujarnya sambil tertawa kecil kemudian mengambil sehelai rambut berwarna hitam yang memiliki panjang sekitar dua puluh sentimeter tersebut.

Terpopuler

Comments

✨Susanti✨

✨Susanti✨

apakah sisi berambut pendek?

2023-10-30

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 94 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!