Part 11

Kediaman Grand Duke Dagaras lebih megah daripada kediaman Duke Abelard di utara, apalagi jika dibandingkan dengan kediaman Nabi, benar-benar tidak ada apa-apanya, sepanjang perjalan menuju pintu masuk kediaman itu, mata kita akan dimanjakan oleh taman bunga yang terawat dan dekorasi-dekorasi indah yang menambah kemegahan kediaman tersebut.

Masih belum hilang rasa kagumku, seorang kepala pelayan menuntunku untuk masuk ke sebuah ruangan, ruangan itu sangat luas dan terlihat meja kerja yang berdekatan dengan jendela, setelah mempersilahkanku untuk duduk, Zurich memasuki ruangan kemudian duduk diseberangku.

" Pada akhirnya kau tetap menginjakan kaki di kediamanku" ujarnya dengan senyuman puas.

' Bacot!' umpatku dikepala, aku memutar bola mataku dan membuang muka darinya.

" Kau terlihat sangat marah", ujarnya.

" Dengar yang mulia, Saya memang polos tapi bukan bodoh, anda seenaknya saja memutuskan imprint sepihak lalu anda memaksa saya mengisi posisi Grand Duchess, menurut anda saya sampai menangis sambil memohon kepada anda untuk merahasiakan kekuatan saya itu hanya candaan? yang mulia bercanda ada batasnya!" jawabku dengan suara dan tatapan yang serius.

Dia tidak menjawab hanya menatapku lama.

" Saya merahasiakan kekuatan saya bukan karena saya ingin, tapi ada masalah di dalam kekuatan saya yang sampai sekarang masih saya pelajari"

" Masalah? apa itu alasan kau menyembunyikannya?"

" Salah satunya iya, tapi saya masih belum bisa memberi tahu anda, saya harus punya bukti yang kuat sehingga anda dapat mempercayai saya".

" Kenapa kau tegang begitu? apa salahnya menjadi Duchessku? semua gadis di sini mengimpikan posisi yang aku kasih cuma-cuma kepadamu!" ujarnya, suaranya terdengar angkuh ditelingaku.

" Lalu kenapa tidak anda berikan saja kepada mereka yang memimpikan itu? kenapa saya? anda bahkan tidak mengenal saya, anda menjebak saya untuk mengikat kontrak dengan anda sehingga saya terjebak dan kebebasan saya anda renggut begitu saja, apa anda tidak merasa bersalah?"

Dia diam.

" Yang mulia, sebenarnya apa yang saya lakukan sehingga anda membenci saya sampai segitunya?"

Dia menoleh kearah jendela, menatap jauh keluar, tangannya menyilang di dadanya, setelah beberapa saat dia menghela nafas dan melihat kearahku dengan pandangan yang tidak bisa aku artikan.

" Aku tidak membencimu!" jawabnya akhirnya.

" Lalu kenapa? tidak mungkin anda menyukai saya, bukan?"

Dia menggeleng, " Aku membutuhkamu", ucapnya singkat dengan suara yang berat, entah mengapa kata-kata itu seperti enggan untuk keluar dari mulutnya, sepertinya harga dirinya akan hancur jika dia memberitahu lebih jelas.

" Saya?" tanyaku tidak percaya sambil menunjuk ke wajahku.

" Omong kosong apa yang anda bicarakan yang mulia?"

Dia berdiri dari duduknya lalu melangkah ke arah jendela, kedua tangannya kini hilang dibalik saku celananya.

" Kau mengingatkanku pada seseorang! hanya itu yang bisa aku kasih tau, kau bahkan tidak mempercayaiku untuk menjelaskan rahasiamu"

" Oke Fine, jika anda bertemu kembali dengan orang itu, apa anda akan melepaskan saya?"

Dia menoleh kearahku, " Baiklah".

" Kalau begitu saya akan kembali ke rumah saya", ujarku sambil berdiri kemudian melangkah ke pintu.

" Tidak" ujarnya yang membuatku terhenti dan berbalik kearahnya.

" Yang mulia, kalau hanya membantu anda, saya tidak harus berada disini bukan?"

" Tidak, kau harus tetap disini, aku masih belum percaya kepada mu!"

" Apa!?"

" Kau harus di dekatku supaya aku bisa mengawasimu dan memastikan kalau kau tidak berbahaya bagi kerajaan".

" Oh ayolah " ujarku sambil menghela nafas, " Apa anda akan tetap mengurung saya di sini dan pura-pura menjadi Duchess?"

Dia tersenyum, " Pintar!"

" Mengapa harus Duchess? saya bisa jadi pelayan", protesku kepadanya namun dia menggelengkan kepala dan berjalan mendekatiku.

" Posisi Duchess akan lebih aman, karena jika kau pelayan maka akan bermunculan rumor-rumor yang akan mencemarkan nama baik keluarga Dagaras" jawabnya menatap lurus ke mataku.

" Tapi saya tidak mau identitas saya diketahui oleh orang banyak, menjadi Duchess artinya saya siap pada resiko seseorang akan mencari tahu tentang masa lalu saya, lalu bagaimana anda akan menjelaskan tentang saya kepada sepupu anda, Emperor Felix?"

" Kau tenang saja, aku sudah mengatur semuanya, aku akan menunggu mu sampai kau bersedia memberi tahu tentang masa lalumu, dan selama kau disisiku, aku akan melindungi dari segala macam bahaya, dan akan aku pastikan tidak ada yang akan tau masa lalumu!"

Aku menatapnya lama, sangat lama sampai akhirnya aku menganggukan kepala.

" Berapa lama masa berlaku kontrak ini, yang mulia?"

" Dua tahun, jika dalam dua tahun kau mampu membuktikan bahwa kau bukan ancaman bagi negara,maka aku akan melepaskanmu!"

" Bagaimana saya bisa mempercayai anda?"

Dia terkekeh.

" Kali ini aku tidak menipumu, aku bersumpah atas nama keluargaku", ucapnya.

****

Setelah aku memijakan kaki di kediaman Grand Duke dagaras, aku tidak bisa lagi keluyuran kesana kemari, hari-hariku tersa membosankan terkurung di sangkar emas itu, aku dikenal buka sebagai penjual kecil lagi namun sebagai tunangan Grand Duke Dagaras, tentu saja hal itu membuat para pelayan dirumah itu kaget, bahkan ada beberapa dari mereka yang segaja mencari gara-gara denganku namun aku hanya mengabaikannya, karena aku yakin waktu dua tahun itu akan berlalu dengan cepat.

" Bagaimana bisa kau membawa pria ke tempat pertemuan rahasia kita, Si?" amuk Nabi saat kami bertemu lagi setelah dua minggu aku terkurung di kediaman Zurich.

" Kamu fikir aku mau diikuti kemana-mana?" tanyaku dengan nada lemah, " Dia bahkan tidak mengizinkan aku menemuimu jika aku tidak membawa pengawal."

" Apa dia menyukaimu?"

" Apa otakmu sudah tidak waras?"

" Coab pikirkan lagi, kenapa dia terlalu over protective kepadamu? bahkan dia menugaskan kapten fraksi taurus untuk mengawalmu, bukankah itu luar biasa?"

" Kepalamu luar biasa" dengusku lalu menyeruput teh yang sudah disuguhkan oleh pelayan, saat ini kami berada di taman yang tidak jauh dari kediaman Nabi, didekat taman itu ada sebuah danau yang biasanya digunakan oleh bangsawan untuk berkencan.

Selain tempat yang indah, ada meja-meja dan kursi yang dapat digunakan sebagai tempat untuk pesta teh bagi bangsawan sehingga menjadikan tempat itu selalu rame di datangi oleh gadis-gadis bangsawan entah itu untuk berkencan ataupun hanya sekedar piknik bersama teman-temannya.

" Apa kamu sudah bicara dengan Stella?" tanyaku akhirnya.

Dia menggangguk.

" Lalu? apa dia masih marah kepadaku?" tanyaku dengan was-was.

" Aku sudah mengundangnya untuk datang kesini hari ini supaya kesalah pahaman ini segera teratasi, memang aku sudah memberi dia penjelasan namun menurutku akan lebih bagus jika kamu yang menjelaskannya kepada dia".

" Sepertinya dia benar-benar marah" gumamku.

Nabi menepuk-nepuk pundakku beberapa kali lalu dia menghela nafas.

" Siapa sangka kau akan tertangkap oleh Grand Duke Zurich Dagaras yang merupakan cinta pertama temanmu sendiri".

" Aku bahkan tidak punya perasaan kepadanya" jawabku dengan murung.

" Kamu belum menceritakan semuanya kepadaku, bagaimana kau bisa sampai diutara? bukankah membutuhkan waktu dua bulan jika naik kereta kuda kesana?"

" Aku tidak tau Bi, saat aku membuka mata aku sudah berada diruangan yang asing bagiku dan saat itu Grand Duke Dagaras memperkenalkan dirinya sebagai Z, dan dia memintaku untuk mengobati timnya yang keracunan".

" Lalu suatu malam tanpa sengaja, aku menemukan dia sedang dalam kondisi berserk, dan kamu tau selanjutnya bagaimana"

" Jadi karena kamu memurnikan dia, lalu dia menipumu untuk mengikat kontrak dengannya gitu?"

Aku mengganggukan kepala.

" Apa menurutmu ngak aneh Si? Grand Duke bukanlah orang yang licik seperti itu, menurutku ada hal lain yang masih belum kamu ceritakan kepadaku"

" Apa maksudmu?"

" Maksudku apa ada hal yang terjadi selama kau berada disana? kenapa tiba-tiba dia ingin kamu menjadi Duchessnya? kenapa dia menghadiahkan kelinci kepadamu? tidak mungkin seorang pria yang selama ini terkenal dingin tiba-tiba memperlakuakn seorang gadis dengan sangat baik".

" Katanya supaya dia lebih mudah mengawasiku, jadi aku bisa membuktikan kalau aku tidak membahayakan negara".

Nabi terkekeh mendengar jawabanku.

" Mengawasi? kamu?" ucapnya kemudian kembali tertawa terbahak-bahak.

" Bi, kamu itu bangsawan jadi bersikaplah seperti salah satunya, bagaimana bisa seorang gadis tertawa seperti itu" ujarku jengkel.

" Gimana aku ngak ketawa, lucu soalnya, mengawasi gadis kecil seperti kamu kenapa harus dirumahnya? yang kita bicarakan Grand Duke Zurich Dagaras lo Si, dia punya puluhan ksatria yang hebat, bahkan fraksinya menjadi salah satu fraksi terbaik tahun lalu, kalau dia mau ksatria itu bisa mengawasi gerak gerikmu dimanapun kau berada, ngak harus dirumahnya, bukankah aneh jika alasannya cuma untuk mengawasimu?"

Terpopuler

Comments

✨Susanti✨

✨Susanti✨

🙄🙄🤔

2023-10-30

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 94 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!