Sudah seminggu aku berada di markas fraksi Aquarius, keadaan Red perlahan-lahan sudah mulai membaik, dia sudah bisa bangkit untuk duduk namun masih belum bisa berjalan, aku meminta bantuan Penelope untuk membantuku mengawasi perkembangannya.
" Aku akan mengambil sampel darah Red, bisakah kau membantuku?", tanyaku mempersiapkan segala sesuatu.
" Baiklah " jawabnya sambil meminta izin kepada Red.
" Bagaimana perasaan anda sekarang Sir?", tanyaku kepadanya, dia membalas dengan senyuman tipis dan lemah.
" Sudah lebih baik dari kemaren", jawabnya.
Aku menganggukan kepala, " Kita akan melihat dulu kondisi racun didalam darah anda, untuk menghilangkan racun ini memang cukup memakan waktu, ditambah lagi terapi purifier setelahnya untuk mengangkat habis residu racun didalam tubuh anda".
" Terima kasih Miss Butterfly", jawabnya.
Aku terdiam dan meliriknya dengan heran.
" Mengapa Butterfly?", tanyaku tidak habis pikir, semua orang yang bertemu denganku memanggilku dengan nama tersebut kecuali Sir Claude.
" Bukankah Butterfly adalah nama anda?", tanyanya heran dengan reaksiku, " Miss Penelope yang bilang begitu", tambahnya.
Aku melihat kearah Penelope, dia hanya mengangkat bahu.
" Semua orang disini mengenal anda dengan nama Butterfly, karena Sir Nick yang memberitahu", ujarnya akhirnya.
Aku tergelak, " Nama asliku Sisilia".
" Tapi bolehkah aku memanggilmu dengan nama Butterfly, habisnya terdengar imut", ujarnya dengan senyuman manis sambil menyerahkan sampel darah Red.
" Mana yang kau suka saja", jawabku mengambil sampel darah itu dan memasukan kedalam cairan tester.
" Bagaimana? apa racunnya sudah hilang?" tiba-tiba Z sudah berada dibelakangku, aku terpekik kaget.
" Ya ampun Sir, bisakah anda memberi aba-aba sebelum anda bicara?" desisku dengan mengurut dada.
' Kenapa dia disini? kenapa? padahal aku sudah susah payah menghindarinya,aahhhhhhh canggungnya' aku membatin.
Dia masih menatapku, menunggu jawabanku.
"Ehem", aku terbatuk kecil, " Bisakah anda menjauh sedikit Sir?" ujarku mengisyaratkan dengan tanganku agar dia menjaga jarak.
" Kenapa?"
' Malah nanya kenapa lagi, dia yang tidak ingat kejadian kemaren malam mana paham perasaanku yang canggung ini'
" Konsentrasi saya jadi buyar Sir".
" Kenapa?"
' Kok kenapa lagi sih? orang ini sepertinya masih mencurigaiku, bagaimana ini?', aku membatin lagi, aku memutar otak, mencari cara agar dia berhenti mendekatiku dengan tiba-tiba.
" Saya sih ngak masalah kalau anda mau dekat-dekat Sir", jawabku dengan senyuman usil, aku mengedipkan kedua mataku beberapa kali lalu memegang kedua pipiku dengan tanganku.
" Kapan lagi coba saya bisa didekatin pria setampan anda, kyaaaa" pekikku sambil menutup mataku dengan jemariku, aku berpura-pura terpesona olehnya, aku mengintip reaksinya dari balik jemariku, dia membantu , wajahnya yang datar berubah jadi masam kemudian bergerak menjauh dariku.
' Yesss berhasil' pikirku sambil menahan tawa senang dan menoleh kearah Penelope dan Red, mereka menatapku dengan pandangan terheran-heran, Penelope memiringkan kepalanya kesamping, bola matanya membesar, tangannya mengisyaratkan pertanyaan apakah aku masih waras, atau apakah aku sudah bosan hidup.
Aku menjawabnya dengan isyarat diamlah.
" Berapa lama lagi waktu yang dibutuhkan agar dia kembali normal?", tanya Z pada akhirnya setelah dia beranjak ke samping tempat tidur Red.
" Butuh waktu sebulan agar obat dapat menawar racun ditubuhnya, namun butuh waktu tiga bulan untuk terapi purifier agar dia bisa beraktifitas seperti biasa".
" Kenapa lama sekali? bukankah kau bilang kau handal menangani pasien keracunan?"
' saya juga manusia kali Sir, mana mungkin ngasih obat ke pasien lalu pasiennya bisa langsung sembuh, butuh proseslah, emangnya anda pikir saya tuhan yang simsalabin langsung sehat aja orang?' jawabku dalam kepalaku.
" Karena kita hanya bisa menawar racunnya perlahan Sir, anda tau kenapa daun linus hanya tumbuh di wilayah monster yang notabenenya dipenuhi oleh tumbuhan dan hewan beracun?" jawabku sambil mencoba tersenyum walaupun dikepalaku aku menyumpahinya beberapa kali.
" Karena pengunaan daun linus yang tidak sesuai takaran dapat menyebabkan pasien mengalami halusinasi yang hebat, ditambah lagi obat ini dapat membuat penggunanya ketagihan sehingga mereka tidak mau lagi makan makanan yang sehat dan hanya ingin mengkonsumsi daun ini".
" Jadi artinya daun linus ini juga tumbuhan beracun?" ujar Penelope duluan sebelum Z membuka mulutnya.
" Iya, makanya kita melawan racun dengan racun, begitulah rumusnya, terkadang sesuatu yang kita anggap beracun dan buruk itu malah memberikan hal positif, tergantung bagaimana kita menanganinya", jawabku dengan bijak.
Penelope mengangguk paham, Red melihatku dengan senyuman dan pandangan terkagum-kagum sedangkan Z hanya melihatku dengan pandangan yang tidak bisa aku artikan, kemudian Penelope memberikan wadah yang berisi penawar racun kepada Red, dia meminumnya dengan sekali teguk.
" Lalu kenapa terapi purifiernya lebih lama dari mengkonsumsi obat penawar?"
" Ada dua alasan mengapa garaga Q ini merupakan racun berbahaya, pertama jika racun ini tertelan dalam kuantiti yang banyak maka organ tubuh yang paling utama diserang adalah pembuluh darah yang menuju ke ginjal, kenapa? karena ginjal adalah organ tubuh kita yang berfungsi sebagai tempat penyaring darah, jika ginjal sudah gagal melakukan fungsinya maka timbullah berbagai macam penyakit lain, lalu yang kedua adalah jika garaga Q ini hanya terhirup oleh orang yang merupakan seorang awakener, maka tubuhnya akan mendorong orang tersebut ke kondisi berserk, seperti yang kita tau kondisi berserk merupakan kondisi yang sangat berbahaya bagi awakener" jawabku menjelaskan dengan panjang lebar.
" Sedangkan Sir Red adalah seorang awakener, walaupun racunnya sudah hilang, residunya masih tertinggal di dalam tubuh, jika dibiarkan saja maka dalam waktu dua bulan Sir Red akan berada di kondisi berserk, karena dipicu oleh garaga Q, kondisi itu akan bertambah parah setiap harinya sampai dia berubah jadi monster" tambahku.
" Lalu kenapa Sir Red tidak menunjukan tanda-tanda berserk sekarang ini?" tanya Penelope.
" Aku berasumsi bahwa sisi positif dari racun garaga Q ini dapat menekan kondisi awakener yang mengalami berserk stadium empat sementara waktu namun racun ini tidak boleh berlama-lama di dalam tubuh karena dapat mengakibatkan semua organ didalam tubuh akan berhenti berfungsi".
Mereka mengangguk tanda mengerti.
" Itulah mengapa fraksi Pisces tidak memakai racun ini untuk menangani awakener yang berserk karena sampai saat ini mereka belum menemukan penawarnya", tambahku menyudahi, kemudia aku meminta Red untuk kembali berbaring.
Aku mengecek detak jantungnya dari pergelangan tangannya sambil memejamkan mata, aku mengangguk pelan kemudian menutupi dadanya dengan selimut lalu pamit meninggalkannya diikuti oleh Z dan Penelope.
Dikoridor Z menghentikanku.
" Kau ikutlah denganku", ujarnya sambil mengisyaratkan ku untuk mengikutinya, aku mengangguk dan berjalan dibelakangnya setelah berpamitan dengan Penelope.
Kami memasuki ruang kerjanya, dia memintaku untuk duduk, lalu memberikan sebuah sangkar kecil yang berisi kelinci putih.
" Ini?"
" Kau bisa memeliharanya" jawabnya berjalan ke meja kerjanya.
" Bukankah ini cadangan makanan anda Sir?" tanyaku dengan cengiran polos.
' Ada angin apa? kenapa dia baik banget sampe ngasih kelinci imut ini kepadaku? kenapa akhir-akhir ini dia bertingkah aneh sih', pikirku.
Dia tidak pernah lagi menatapku dengan tajam namun lebih kepada tatapan yang aku tidak paham maksudnya apa, terkadang sesekali dia mendekatiku dengan jarak yang sangat dekat kemudian menatapku lama lalu meninggalkan aku yang keheranan begitu saja.
Pintu diketuk dari luar, setelah mendengar perintah masuk dari Z, Claude masuk dengan membawa buku kecil dan beberapa lembar kertas.
" Apa anda sudah mendapat gambaran bagaimana cara Red diracuni Miss?" tanya Claude setelah dia duduk, Z bergabung dengan Claude untuk duduk di seberangku.
" Saya sudah menanyakannya kepada Sir Red, katanya dia sangat menyukai makanan manis, terlebih lagi dia selalu minum teh pakai es setiap kali dia memakan makanan penutup, menurut analisis saya kemungkinan pelaku menggunakan kebiasaan Sir Red ini sebagai perantara untuk meracuninya, kalau dugaan saya benar, pelaku memasukan racunnya ke dalam air yang akan dibekukan mejadi batu es, makanya racun tersebut tidak terdeteksi oleh Sir Red yang merupakan seorang Healer", jelasku panjang lebar.
Mereka manggut-manggut.
" Sekarang yang jadi masalahnya adalah siapa yang melakukan hal tersebut?" ujar Claude membuat catatan di buku kecilnya.
" Kita akan mendiskusikannya lagi nanti!" jawab Z sambil berdiri, " Setidaknya kita sudah mendapatkan Clue pentingnya".
" Kalau begitu, apakah saya sudah boleh kembali ke Capital Sir? Saya sudah membuat takaran obat penawar Sir Red, Miss Penelope sudah bisa menanganinya dan anda juga sudah menemukan clue siapa pelakunya, bukankah tugas saya disini sudah beres?" tanyaku kepada Claude dengan senyuman lebar.
" Tidak, masih belum!" jawab Z menoleh kearahku.
Aku mengupatnya dikepalaku namun masih dengan senyuman yang berseri-seri aku berdiri dan mendekat kearahnya, " Begini Sir, saya bukannya tidak ingin berlama-lama disini, saya sangat senang berlama-lama didekat anda", aku menganggukan kepalaku, " tapi saya punya hal yang sangat penting yang harus saya lakukan di Capital".
Dia melirikku dengan muka datar, kemudia memutar badannya menghadap kepadaku, sekarang aku baru sadar kalau pria itu sangat tinggi, selama ini dia memang selalu mencoba mendekatiku tapi dia selalu membungkukan badannya sehingga aku tidak terlalu memperhatikan jarak tinggi kami.
Aku yang hanya sedadanya mendongak melihat ke matanya.
" Kau masih mau melanjutkan praktek medis ilegalmu setelah apa yang kau lewati?" tanyanya setelah beberapa detik mata kami saling bertemu.
" Tentu saja tidak Sir, ada hal lain yang harus aku lakukan".
Dia masih menatapku kemudian menyetuh kepalaku dengan tangannya, aku reflek melangkah mundur, dia yang kaget melihat reaksiku melihat kearah tangannya yang menyentuhku dengan wajah bingung.
' Apa-apaan, dia yang megang duluan dia pula yang kebingunan, dia kenapa sih?' pikirku.
" Ummm" aku melihatnya sambil nyengir, " Maaf Sir, saya tidak biasa disentuh orang, jadi reflek aja menghidar".
Dia masih menatap tangannya.
Aku menoleh kearah Claude, dia terlihat tidak mempermasalahkan tindakan ku, " Bukankah lebih baik kita membiarkan Miss Sisilia kembali ke Capital dulu, nanti kalau kita membutuhkannya lagi kita memanggilnya kembali" ujarnya membelaku.
' good job Sir Claude' ucapku dengan mataku kepadanya.
" Tunggulah sampai racun Red benar-benar sudah hilang, Miss Penelope tidak memiliki pengetahuan yang memadai soal racun ini, kita membutuhkan Red untuk bisa melanjutkan misi dan kita masih sangat membutuhkan analisa Miss Butterfly untuk bisa menyelesaikan kasus ini" jawab Z.
Aku mengangkat bibir atasku, kenapa dia ikut-ikutan manggil aku Butterfly, pikirku.
" Dan lagi kau harus menjaga kelincinya, jika ada yang salah dengannya aku akan membuat perhitungan dengan mu"
" Aw Sir, bagaimana mungkin saya akan menelantarkan hadiah dari anda? saya akan mempertaruhkan jiwa dan raga saya untuk menjaga dan merawatnya sepenuh hati" jawabku dengan senyuman lebar.
" Tapi bisakah anda mengizinkan saya untuk kembali?" tambahku memohon kali ini dengan ini sedikit dengan nada merayu.
Dia hanya diam sambil berjalan menuju meja kerjanya namun aku dapat melihat ujung bibirnya yang terangakat.
' Apa dia tersenyum? dia tersenyumkan?' aku membatin.
" Jika tidak ada lagi yang ingin kau sampaikan, silahkan kembali ke aktifitas mu" ujarnya setelah dia duduk di depan meja kerjanya.
Dengan muka cemberiut aku beranjak ke pintu kemudian membanting dengan keras pintu ruangannya tersebut, wajahku memerah menahan kekesalan ku, aku mengangkat sangkar yang berisi kelinci tersebut.
" Kenapa tuanmu sangat menyebalkan hah?" ujarku pada kelinci itu, dia yang awalnya melihatku memutar badannya.
" Kau sama saja seperti tuanmu, mulai sekarang aku akan memangilmu tuan Z junior" dengusku, kemudian beranjak menuju kamarku.
***
" Kau mau tidak menemani aku berkeliling?" tanya Penelope saat dia berkunjung ke kamarku, " Kau belum melihat-lihat pemandangan di kastil ini kan?"
Aku menggeleng.
" Kau tau, kastil Duke Abelard ini sangat luas, bangunan ini hanyalah sebagian kecil dari markas Aquarius yang diperuntukkan bagi tamu yang berkunjung, jika kita jalan-jalan menelusuri kastil ini, mungkin kita akan bertemu dengan..." dia menghentikankan ucapannya yang membuat membuatku penasaran.
Dia mendekat kearahku, " Aku dengar selama Duke pergi ke Selatan, yang memegang kendali di dalam fraksi adalah Duke muda Abelard", bisiknya.
" Lalu?"
" Apa kau tidak tau kalau Duke muda itu tidak kalah tampannya dibandingkan dengan Komandan Z?, di Capital orang-orang memanggil mereka sebagai sitampan yang lahir di tempat yang salah".
" Alasannya?" aku mulai tertarik dengan ceritanya.
" Karena Komandan yang lahir didaerah yang penuh pepohonan dan bunga memiliki sifat dingin seperti es di daerah utara sedangkan Duke muda yang lahir di utara memiliki sifat yang ramah seperti musim sepi di Capital" jelasnya.
Aku menjadi penasaran dengan pria yang di sebutkannya itu, kemudian aku terkikik membayangkan Sir Z dengan sifat ramahnya, pasti akan sangat mengerikan, pikirku.
Aku kemudian mengikutinya berjalan-jalan mengelilingi kastil, hanya hamparan putih salju yang menghiasi pekarangan kastil itu, kastil itu sangat luas, kami terus berjalan sambil bercekrama sampai akhirnya Penelope mematung, aku yang menyadari itu menoleh kearahnya, mukanya terlihat memerah memandang ke depan, tidak jauh dari tempat kami berdiri tampaklah seorang pemuda berambut hitam tengah menatap jauh kearah selatan.
Pria itu mengenakan seragam ksatria berwarna putih dengan dekorasi biru, menandakankan bahwa dia adalah ksatria dari fraksi Aquarius yang identik dengan warna putih dan biru, badannya tinggi tegap, tangannya digendong dibelakang, sesekali dia menutup mata sambil tersenyum.
Dia menoleh kearah kami setelah menyadari dua pasang mata tengah memperhatikannya lalu berjalan kearah kami.
" Hey Miss Penelope", sapanya setelah sampai, dia tersenyum dengan ramah, matanya yang ikut tersenyum dan lesung pipinya menambah kesan manis diwajahnya.
' Ah jadi ini si pria musim semi? senyumnya benar-benar menyilaukan' pikirku.
" Salam kepada Duke muda Abelard", Penelope memberi hormat kepadanya dengan wajah merona, akupun meniru cara dia memberi salam kepada pria itu, dia melambaikan tangan kemudian melihat kearah ku, aku yang dilirik oleh pria tampan itupun menjadi gugup.
" Sa...Sayaaaa Butter", aku menampar mulutku yang bicara terbata-bata, " Sisilia Sir", ucapku akhirnya sambil menyentuh dadaku dengan tangan.
" Butter Sisilia?", dia tergelak, " Itu nama yang menarik".
Dihadapkan dengan pria seperti dia membuatku kehilangan kata-kata, sekarang aku mengerti kenapa Penelope mengajakku berkeliling, aku melirik Penelope yang masih tersenyum dengan wajah memerah kepadanya.
" Maksud saya, nama saya Sisilia, tapi disini lebih dikenal dengan nama Butterfly Sir", jawabku.
Dia mengangguk kecil, senyuman ramah belum hilang dari wajahnya, " Apa kalian ingin berkeliling?"
Kami mengangguk.
" Baiklah, hari ini saya akan jadi pemandu".
" Tidak usah Sir, kami tidak ingin merepotkan anda!" Jawab Penelope cepat namun berbeda dengan apa yang diucapkannya, dia melangkah ke samping Duke Muda tersebut.
" Tidak apa-apa kok"
" Baiklah kalau anda memaksa", ucapnya dengan malu-malu, lalu dia mengisyarakatkan aku untuk meninggalkan mereka berdua dengan matanya.
Aku membalas dengan tatapan kenapa?
Dia yang melihat jawabanku membesarkan bola matanya, memutar kepala dan bola matanya kesamping, isyarat cepat pergi.
" Uhm Sir, saya mau bertemu dengan Sir Clude dulu, saya merasa berat meninggalkan kalian berdua, tapi saya baru ingat ada yang harus saya diskusikan dengannya" ujarku sambil tersenyum dengan canggung.
" Baiklah kalau begitu" katanya sambil mengarahkan Penelope untuk mengikutinya.
Setelah mereka menjauh aku berdecak, " Ketara sekali kalau dia menyukai pria itu".
Aku menggeleng-gelengkan kepala, masih memandangi punggung mereka yang menjauh, Penelope menoleh kebelakang lalu mengacungkan jempolnya kepadaku, aku mengangguk kemudian berbalik hendak kembali ke bangunan tempat ku menginap namun mukaku menghantam sesuatu yang keras dan solid.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
✨Susanti✨
nexttt
2023-10-30
0
Guchuko
Tiap menit cek aplikasi, masih belum update juga 🤔
2023-07-14
0
Dark Dynamix
Gak bisa berhenti!
2023-07-14
0