Part 1

Lima puluh tahun yang lalu, dunia diguncang oleh gempa yang dasyat sehingga memunculkan pulau-pulau baru yang kemudian disusul dengan kemunculan pembatas dimensi antara dunia manusia dengan dunia siluman dan monster, pembatas itu muncul di seluruh dunia termasuk kerajaan Dakota. Karenanya menjadikan kerajaan porak poranda di hancurkan oleh monster yang berseliweran kemana-mana. Hanya ksatria yang mahir dalam ilmu pedang yang dapat menangani mereka, sedangkan disaat itu keadaannya hanya sedikit yang memiliki kemampuan itu.

Perang antara umat manusia dan monster berlangsung cukup lama, Setelah sepuluh tahun di hantui oleh ketakutan akhirnya bermunculan pemuda yang memiliki kekuatan untuk membasmi para monster tersebut, orang-orang menyebut mereka dengan nama Awakeners. Kemunculan mereka tidak hanya dari kalangan ksatria tetapi juga rakyat biasa, untuk mengontrol kekuatan mereka supaya tidak adanya ancaman dari dalam negeri, dibawah pemerintahan Emperor Muller Dakota, dia membentuk fraksi dua belas zodiak dan menetapkan kekuatan awakener dalam peringkat SS sebagai peringkat tertinggi dan peringkat F sebagai peringkat terendah.

Tugas mereka masing-masing adalah menjaga pertahanan negara dari serangan musuh yang tidak hanya monster dan siluman tetapi juga dari negara lain. Bergabung dalam fraksi zodiak adalah impian semua orang karena uang akan mengalir dengan mudah dan terangkatnya martabat keluarga di kerajaan, hal itulah yang menjadikan ku tertarik untuk bergabung sebagai salah satu anggota zodiak dua belas, hanya saja karena beberapa alasan membuatku mengurungkan niatku.

Namaku Sisilia Agatha, aku dikenal sebagai penjual tanaman herbal atau lebih tepatnya pemasok, walaupun jumlah tanaman yang aku dapatkan tidak banyak tapi cukup menghidupiku seorang diri, sebagai seorang yatim piatu aku menhabiskan waktunya dihutan mencari tanaman obat, namun tidak banyak yang tau kalau aku adalah healer spesialis racun dan juga hanya Nabi sahabatku yang tau kalau aku seorang awakener dengan kekuatan purifier.

Hari-hariku sebagai pedagang kecil juga lebih banyak aku habiskan bergosip dengan dua gadis bangsawan yang sudah berteman dengan ku dari kecil karena keluarga kami yang berhubungan baik, Nabi adalah anak dari Marques Rafael, salah satu orang yang berpengaruh di kerajaan Dacota. Aku dibesarkan di kediaman mereka sampai aku memiliki kekuatan untuk hidup sendiri. Marques sudah seperti ayahku sendiri tetapi aku tidak nyaman hidup bergantung kepada orang lain terlalu lama, aku memutuskan untuk meninggalkan kediaman mereka saat aku sudah genap tujuh belas tahun, namun aku masih sering mengunjungi Nabi di kediamannya yang membuatku mengenal Stella Alberto.

Nabi adalah gadis manis yang berbakat sebagai Awakener dengan elemen air, sedang Stela sangat berbakat dalam ilmu pedang. Stela sedikit agak tomboy sedangkan Nabi cukup feminim, nah bagaiman dengan aku? Yah aku tidak punya hal yang bisa di banggakan, mempunyai wajah standar rata-rata, cukup hebat dalam memanah dan juga aku juga memahami dengan baik tentang tumbuhan obat-obatan, setelah mereka menyelesaikan studi mereka, mereka mengajakku bergabung ke dalam fraksi dua belas zodiak sebagai satu tim.

Untuk bisa tergabung dalam fraksi, pelamar akan di uji dalam bentuk tim, setiap tim harus memiliki penyerang, pertahanan dan juga support. Kami hendak bergabung ke fraksi Taurus dengan satu tim kecil, Stellalah yang memutuskan untuk bergabung kesana karena dia merupakan penggemar berat Arcduke Zurich Dagaras. Walaupun Arcduke Dagaras sangat terkenal, aku belum pernah bertemu dengannya sekalipun, tapi tidak begitu dengan Nabi dan Stella yang merupakan satu alumni akademi dengannya.

" Selain wajahnya yang ganteng habis, dia juga peringkat SS, ditambah lagi dia masih single " ujar Stela sebelum kami memutuskan tujuan masa depan kami.

" Gimana kalau aku ambil ujian fraksi Pisces aja, mereka healer yang hebat, aku dengar mereka membutuhkan tenaga apoteker, jadi mereka tidak membutuhkan awakener" ujarku menanggapi stella.

" Si, apa kamu berencana memghancurka tiga sejoli? Kita udah lama bareng, nah giliran kesempatan udah di depan mata, kamu mau berbalik arah gitu? Kamu mau belajar jadi penghianat atau apa?" jawab Stella dengan muka cemberut.

" Bukan gitu Stel, masalahnya aku ngak sehebat kalian berdua, kalian berasal dari keluarga bangsawan dan awakener berbakat, nah aku?"

" Sisilia, kami hanya beruntung lahir dalam keluarga bangsawan, lagian kamu adalah healer yang hebat Si, tentu saja kami membutuhkan kamu, apalagi dalam ujian masuk" Nabi menengahi.

" Tapi guys, gimana kalau nantinya kalian ngak lulus ujian seleksi karena satu sekompok sama orang kayak aku?" jawabku insecure.

" Emang kamu orang kayak gimana? Si, kamu tu hebat kok, kamu ceria, penuh dengan ide-ide, di tambah lagi kemampuan memanah dan medis kamu, kurang apa coba?" Tanya Nabi.

" Tapi guys.."

" Ngak usah tapi-tapian, gimana jadinya kami tanpa kamu Si, kamu tu ibarat payung saat hari hujan bagi kami, kamu tau ngak sih?"

" Ngak tau, apa maksudnya?"

" Oh my God, pokoknya kamu adalah orang yang mengayomi dan juga melindungi kami, jadi ayo kita bergabung ke fraksi Taurus sama- sama, okay?" Stella memandangku dengan tangan memohon.

" Si, bagian pertahanan adalah pekerjaan yang paling di minati, banyak banget yang datang jauh- jauh ke ibukota hanya untuk ikut ujian seleksi, kamu yang udah berada disini, masak ngak berminat sih? Ayolah Si" Nabi ikut-ikutan memohon.

" Dan juga nih ya, kenapa harus fraksi Taurus? Karena di sana tempat berkumpulnya cowok-cowok hot dan sexy, dan juga merupakan fraksi yang paling diminati, mengingat kontribusi mereka yang sangat besar kepada negara, ditambah lagi mereka dapat mengumpulkan lima puluh bintang emas dan lima belas bintang perak tahun lalu yang menjadikan mereka fraksi terbaik nomor dua di kerajaan " jelas Stella panjang lebar.

" Hmm tapi aku pernah dengar kalau leadernya di juluki monster gila berdarah dingin, dia bahkan bisa membunuh siapa saja kayak membunuh lalat, orang yang tidak punya rasa kasihan, bukankah akan berbahaya kalau kita gabung ke sana?" Aku masih ragu dengan keputusan mereka.

" Iya sih, tapi tetap aja dia adalah pria paling berbakat dan tampan, mana mungkin dia membunuh tanpa sebab, benar ngak BI?"

" Aku setuju Stel, gimana pun dia ngak bakal membunuh bawahannya, kan?"

" Boleh ngak aku minta waktu beberapa hari untuk memutuskannya? Guys, aku tau kalian pengen kita tetap sama-sama, dan aku juga, hanya saja rasa percaya diriku masih rendah banget, jadi aku pengen memikirkan matang-matang apa yang terbaik buat ku, boleh?"

" Baiklah, kita bakal nunggu keputusan mu Si, tapi aku harap kamu menerima tawaran kami, aku pengen tetap bareng kamu, setidaknya sampai aku dijodohkan ayahku, aku tidak tau orangnya siapa, tapi yang jelas aku akan menikmati masa mudaku sekarang" ujar Stella sambil memegang tangan ku.

Aku hanya mengangguk setuju, namun didalam hatiku masih banyak kebimbangan, bagaimana jika rahasia terbongkar karena aku bergabung ke sana? bukankah itu membahayakan nyawaku? ujarku membatin, namun kemudian aku kembali meyakinkan diriku bahwa tempat teraman bagiku adalah ditempat yang menurutku berbahaya, selama aku tidak membuka mulut tentang keluarga ku, tidak orang yang akan tau siapa aku sebenarnya.

Aku kembali ke rumah ku setelah berpisah dengan Stella dan Nabi, aku berjalan ke kamarku, menghempaskan badanku ke kasur, mulai memain-mainkan jariku. Menimbang-nimbang apa yang sebaiknya aku lakukan. Kalau boleh memilih, aku ingin punya pekerjaan yang tidak berisiko tetapi aku mendapatkan penghasilan tetap dan hari tua ku terjamin, pekerjaan yang paling pas untuk kategori itu adalah pegawai sipil bagian farmasi di istana, tapi untuk itu aku harus punya sertifikat medis atau aku bisa ikut tesnya tanpa sertifikat walaupun kesempatan lulusnya akan kecil.

Dan satu hal lagi yang membuat ku bimbang adalah tidak ada seorangpun yang boleh tau tentang kemampuan purifierku ini kecuali Nabi. Walaupun aku sudah berpengalaman dalam mengobati khususnya pasien yang keracunan, aku merahasiakan identitas ku dengan penyamaran.

Mereka yang butuh jasaku, akan meninggalkan pesan singkat di toko kue dekat jembatan penyeberangan di tengah-tengah ibu kota, mereka akan meninggalkan pesan dengan cara mengikatkan pita merah bucket bunga mawar yang diberikan langsung kepada Miranda pemilik toko tersebut, nantinya dia akan menghubungi dan aku dpat menemui mereka dengan memakai topeng dan mengubah penampilan ku, supaya tidak ada yang berusaha mencari tau identitas ku dan mereka tidak bisa melacak ku.

Aku meninggalkan kasur dan bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan badan, berbaring dengan santai di dalam bathtub, terkadang memain-mainkan kelopak bunga mawar yang mengapung. Sesekali aku menurunkan wajahku ke dalam air, dan menghebus-hembuskan air dengan mulutku.

Aku menghabiskan waktu saju jam untuk mandi dan bermain-main di dalam bathtub, setelah itu aku kembali ke kamarku untuk berpakaian kemudian kembali ke kasur. Aku berbaring sambil membaca buku ensiklopedia tanaman monster, salah satu dari beberapa buku peningalan kakekku.

**"

Sudah dua hari aku tidak menemui Nabi ataupun Stella, aku memutuskan untuk pergi keluar ketika pintu rumahku diketuk, aku melangkah membuka pintu, di depan pintu berdiri seorang perempuan yang paruh baya namun masih terlihat cantk, dia memakai drees berwarna merah, sebuah topi lebar menghiasi kepalanya. Dia tersenyum manis kepadaku.

" Bagaimana kabarmu? sudah lama kau tidak mengunjungi ku" tanyanya setelah aku persilahkan masuk dan duduk di kursi ruang tamu.

" Tidak baik-baik saja, tumben Madam datang kesini? biasanya anda menghubungi ku dengan cristal komunikasi" jawabku sambil meletakan beberapa makanan kecil dan minuman diatas meja.

" Aku hanya sekalian ingin mengunjungi mu, Akemi sudah menitipkanmu kepadaku" jawabnya. Miranda memang terlihat seorang penjual kue biasa, namun pekerjaan sebenarnya adalah master guild Hummingbird, pusat semua informasi di kerajaan Dakota, Guild ini hanya di ketahui oleh orang-orang yang memiliki kekuasaan saja.

" Kau semakin terlihat seperti ibu, ah aku sangat merindukan Akemi, ibu mu" tambahnya.

Aku hanya tersenyum. " Mungkin dia sudah berbahagia disana bertemu dengan ayah, kakek dan nenek"

" Kau terlihat kesepian"

" Tidak juga, aku sudah terbiasa " jawabku dengan senyuman hambar.

" Untung saja Rafel merawatmu dengan baik, kau tumbuh menjadi gadis yang manis, kau sangat kuat melewati tujuh tahun ini dengan baik, aku masih ingat kau bergelantungan di kakinya Akemi karena kau ingin ikut pergi dengan kami", Dia menghela nafas panjang.

" Melihatmu membuatku jadi bernostalgia", tambahnya, kemudian memberikan buket bunga mawar pdaku.

" bucket pertama yang aku terima di rumahku" aku mengambil bunga itu sambil tertawa kecil, " Apa madam kesini hanya untuk mengantarkan ini?"

" Tentu saja tidak, aku punya hal penting yang harus aku kasih tau kepadamu" jawabnya, dia memperbaiki duduknya yang tadi terlihat santai menjadi serius.

Aku menelan ludah menunggu kalimat yang akan keluar dari mulutnya.

" Dengar baik-baik Sisi, aku mendengar rumor di kalangan atas tentang pewaris terakhir keluarga Mcgnagal, aku tidak tau dari mana rumor itu beredar, yang pasti seseorang sedang melacak keberadaannya, kau harus berhati-hati"

Aku kaget mendengar ucapannya namun tetap menganggukan kepala.

" Sebaiknya kau tidak usah menemui klien mu ini, terlalu beresiko!"

" Tapi bagaimana kalau mereka benar-benar membutuhkan bantuan ku?"

" Si, ini akan sangat beresiko, ditambah lagi pengobatan tanpa sertifikat itu ilegal, bagaimana kalau kamu tertangkap, kalau nanti mereka mencari tau latar belakang mu bagaimana? aku tau kalau kamu sebaik ibumu, kamu tidak mampu meninggalkan orang yang tengah kesulitan, berhentilah ini demi kebaikan kamu juga"

Aku termenung sebentar kemudian menatap lurus ke Miranda, aku tau kekhawatiran yang dia rasakan, kehilangan ibuku yang sudah dianggap adiknya sendiri sudah cukup memukul mentalnya apalagi jika nantinya aku dalam bahaya, aku yakin Mirandalah yang meminta Marques Rafael untuk membesarkan ku.

" Sekali ini aja, ini yang terakhir kalinya aku lakuin ini, jadi Madam tenang aja ya, aku pasti baik-baik saja kok" Aku memegang tangan sambil menyakinkannya bahwa aku akan baik-baik saja.

Miranda hanya menghela nafas mendengar kegigihan dari putri sahabatnya itu, aura kekhawatiran terpancar dari raut wajahnya.

" Jadi dimana kamu akan menemui orang itu?" tanyanya akhirnya.

Aku membuka gulungan kertas kecil dengan pita warna merah yang mengikat bucket bunga mawar itu, "Katanya di jembatan dekat toko kuenya madam".

" Jangan lupa memakai topeng!" pesan Miranda saat aku mengantarnya ke depan pintu. Aku menganggukan kepala, dia kembali menatapku khawatir lalu tiba-tiba memelukku untuk beberapa saat, lalu dia pergi meninggalkan ku yang masih menatap punggungnya dari kejauhan.

Setelah Miranda Pergi, aku bergegas menuju jembatan tempat pertemuan, aku berdiri dengan tenang membelakangi jalanan dan mengagumi pemandangan hijau rerumputan di pinggir sungai di bawah jembatan tersebut, beberapa saat kemudian seorang menghampiriku.

" Permisi " katanya dengan sopan.

Aku menoleh kearahnya.

"Anda mau membeli beberapa kupu-kupu?" ujarnya mengucapkan kata isyarat.

Aku mengangguk, " Kupu-kupu seperti aja yang anda jual?"

Mendengar jawabanku dia tersenyum lega. "Gold Butterfly", jawabnya kemudian.

Aku mengisyaratkan agar dia memimpin jalan menuju tempat yang lebih sepi, dia menggangguk kemudian berjalan mendahuluiku.

" Saya membutuhkan bantuan anda karena tubuh anak saya menunjukan tanda-tanda keracunan, saya sudah menemui beberapa dokter tapi tidak ada yang tau penyebabnya, mereka yakin kalau anak saya di sengat oleh serangga yang telah terkontaminasi oleh monster beracun" jelasnya setelah kami sampai dibawah pohon besar yang jauh dari keramain..

" Apa anda membawa sampel darah anak anda?"

" Ah iya, informan yang memberitahu saya bahwa saya harus membawa sampel darah pasien saat saya menemui anda "

" Bagus !" Jawab ku sambil mengambil sampel darah itu dan memasukan ke cairan kimia yang selalu aku bawa kemana-mana, dari cairan itu aku dapat memahami jenis racun yang sudah menyatu dengan darah korban.

" Hemlock" gumamku hampir tidak terdengar, " Sudah berapa lama pasien sakit?"

" Saya rasa sudah dua hari dengan hari ini!"

" Dokter yang memberitahu anda soal racun ini benar, racun ini tidak mematikan tapi dapat mengganggu kerja saraf pusat dan penderita akan mengalami lemah sendi, hingga menyebar ke seluruh tubuh"

" Untungnya penawar racun ini mudah ditemukan dan di jual di toko obat-obatan, tidak banyak yang tau tentang racun hemlock, sepertinya anak pernah bersentuhan dengan hewan yang sudah terkontaminasi, apa dirumah anda ada hewan peliharaan?"

Dia menggelengkan kepala, " Dia sakit seletah pulang hiking dengan temannya, mungkin tanpa sengaja dia menyentuh hewan yang mereka temui disana".

Aku menganggukan kepala tanda mengerti lalu membuat beberapa catatan kecil, kemudian memberikannya kepada pria itu.

" Rebus semua obat yang saya resepkan ini, rebus dengan api sedang, minum sebelum dingin. Lakukan tiga kali sehari"

" Baik, terima kasih banyak" jawabnya sambil mengeluarkan kantong dari sakunya dan menyerahkannya kepadaku. Aku menerima kantong dan melihat koin emas yang ada didalamnya sambil tersenyum kemudian pamit meninggalkan pria itu.

Terpopuler

Comments

✨Susanti✨

✨Susanti✨

ceritanya bagus,
sedikit saran kak, tata bahasanya mungkin bisa diperbaiki
semangat terus Thor

2023-10-30

0

🤍Arie$_gìŕĺ🤍

🤍Arie$_gìŕĺ🤍

menarik..

2023-10-22

0

Dina Febrianti

Dina Febrianti

Lanjut kakak..👏

2023-07-06

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 94 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!