Part 3

Claude terduduk di sofa dekat Red terbaring, wajahnya terlihat cemas dan putus aja, dia sesekali menatap wajah Red dan kemudian menghela nafas. Ada kesedihan dan perasaan terkhianati yang tergambar dari raut wajahnya.

" Jika asumsi anda benar, berarti seseorang sedang merencanakan sesuatu yang jahat secara diam-diam" Ujarnya menghadap kearahku setelah lama diam.

" Apa ekspedisi ini memakan waktu dua tahun untuk penyelesaiannya?, kalau iya maka menurutku si pelaku sudah merencanakan pembunuhan Red dengan matang, dilihat dari cara kerjanya aku yakin dia bukan orang biasa, terlebih lagi dia mengetahui cara menggunakan racun garaga Q dengan maksimal, sepertinya dia sudah terlebih dahulu mempelajari cara kerja garaga Q"

" Kenapa begitu?"

" Karena penggunakan garaga Q yang tidak sesuai dengan takarannya dapat membunuh korban dengan cepat, jangankan dua tahun bahkan korban dapat meninggal dalam hitungan jam, ditambah lagi ini bukan racun yang mudah didapatkan, dan hanya ada satu buku yang membahas tentang racun ini".

" Walaupun aku memutar otak, tidak ada seorangpun yang mencurigakan yang terlintas dikepalaku, terlebih lagi kami selalu makan bersama dan makanannya pun juga sama, tunggu!", dia berhenti bicara, wajahnya menjadi pucat, dia menutup mulutnya dan matanya terbelalak.

" Ini ngak mungkin, kalau racunnya dimasukan ke dalam makanan, maka racun ini sudah masuk ke dalam tubuh semua orang? ini bukan hanya rencana pembunuhan Red saja, tapi semua kru yang ikut dalam ekspedisi?" tambahnya.

Aku mengangguk pelan.

" Itulah mengapa aku bilang pertanyaan ku tadi mengandung hal negatif, karena jika dia memberikan racunnya hanya pada Red saja, susah tentu dia akan ketahuan, tapi bagaimana jika dia juga ikut makan racunnya?"

" Bukankah itu tindakan gila? Atau dia sudah tau kalau daun Linus dan bunga Jempa dapat menawar racun garaga q?"

" Itu tidak mungkin?!", jawab ku dengan cepat.

" Kenapa? jika dia tau cara meracik racunnya tidak tertutup kemungkinan dia juga punya penawar racunnya, bukan?"

Aku menggelengkan kepala, " Tidak segampang itu".

" Apa?! jadi maksud anda, setelah minum ramuan daun linus dan bunga jempa, racunnya belum hilang dari tubuh?"

Aku mengangguk.

" Jadi ramuan itu hanya sementara? bukankah anda mengatakan kalau kita punya dua bahan herbal itu Red dapat diselamatkan? maksudnya bagaimana?"

Aku diam, enggan untuk mengatakan kepadanya tahapan pengobatan selanjutnya, itu sama saja mengekpos siapa aku kepada dunia.

" Iya, tentu saja Red dapat diselamatkan hanya saja pengobatan racun garaga Q membutuhkan waktu yang lama dan butuh kekuatan dari purifier untuk menstabilkan sisa-sisa racun didalam tubuhnya" Jawabku.

Claude mengangukan kepala sambil berjalan kearah jendela, dia memandang jauh keluar, tidak sepatah katapun yang terucap dari mulutnya.

" Emm, Sir Claude ", Ucapku memanggilnya yang membelakangiku dengan suara agak keras, dia menoleh kearahku.

" Seperti yang anda tau, saya dipaksa untuk datang kesini, ini sama saja dengan penculikan, orang-orang terdekatku akan kehilangan jika aku tidak menghubungi mereka, bisakah aku menghubungi mereka dulu?"

" Saya minta maaf akan tindakan teman-teman saya, nona Gold Butterfly " Jawabnya dengan sedikit membungkuk.

Aku tergelak mendengarnya memanggil ku dengan sebutan itu, " Panggil saya Sisilia Agatha saja Sir".

" Baiklah Nona Agatha ", ujarnya sambil tertawa kecil kemudian menuntunku menuju sebuah ruangan yang terlihat seperti ruangan kerja, aku bertanya-tanya kemana dia akan membawaku karena semenjak aku disini aku belum punya kesempatan untuk melihat dunia luar.

" Kalau boleh tau sekarang kita sedang berada dimana, Sir?", tanyaku lagi setelah memasuki ruangan tersebut.

" Di markas fraksi Aquarius atau lebih tepatnya di kastil Duke Abelard", jawabnya sambil tersenyum yang membuat aku ternganga dengan jawabanya, dia tertawa melihat ekspresiku lalu menyerahkan bola kristal komunikasi kepadaku.

" Silahkan nikmati waktu anda, Nona" ujarnya kemudian menghilang di balik pintu.

Aku menentukan koordinat, kemudian bola kristal itu mulai mengeluarkan cahaya, terdengar suara telpon yang sudah tersambung.

" Madam" panggilku sebelum diseberang berbicara.

" Sisilia apakah itu kamu?" tanya suara yang aku panggil Madam, " Kamu kemana saja? sudah dua hari aku mencarimu," terdengar kecemasan didalam suaranya.

" Itu ada sedikit masalah madam," Jawabku.

" Aku sudah menghubungi Nabi dan Stella, tidak ada yang tau kemana kamu pergi, sekarang kamu dimana? kenapa baru sekarang menghubungi ku?"

" Aku...." aku terdiam sesaat, "aku di markas fraksi Aquarius".

" APA?!" pekiknya dari seberang, " Apa kau tertangkap?"

" Bukan begitu, sepertinya orang-orang disini butuh bantuannku" jawabku dengan tenang menjawab pertanyaannya.

" KAU GILA YA?!" pekiknya lagi dari seberang, " Apa kau sudah bosan hidup? bagaimana mungkin kau memasuki wilayah bangsawan? bagaimana kalau identitas mu ketahuan?" Suaranya masih terdengar keras memekik, jelas sudah dia sangat marah kepadaku.

" Miranda " ucapku sambil menenangkannya, " Tidak ada yang tau tentang identitasku, mereka hanya butuh keahlianku karena salah satu anggota mereka terluka parah".

" Memangnya Duke itu ngak punya healer apa? tidak mungkin seorang Duke seperti dia tidak memilikinya, bukan?"

"Iya, tapi masalahnya pasien ini terkena racun langka, healernya tidak punya pengetahuan yang memadai soal racun ini".

" Lalu?"

" Lalu.. ya, mereka meminta ku untuk mengobati dia" jawabku dengan tenang, terdengar helaan nafas yang panjang dari seberang.

" Dengar Sisi, bergaul dengan bangsawan seperti Nabi dan Stella tidak masalah karena mereka adalah orang-orang yang sudah mengangapmu seperti saudara mereka sendiri, tapi memasuki wilayah fraksi Aquarius yang bersebelahan dengan wilayah monster, orang normal tidak akan melakukan itu, bagaimana bisa kamu berani memasuki sarang harimau seperti itu?"

" Tenanglah Miranda, aku hanya disini sampai penawarnya selesai dibuat, aku tidak akan disini sampai sampai sehat?"

" Kamu yakin?" ujarnya dengan nada yang tidak percaya, " Pokoknya jangan sampai kau menggunakan kekuatan purifier mu, dan kalau penawar racunnya sudah selesai minta mereka untuk mengirimmu kembali kesini" .

" Iya iya, baik Madam " Jawabku sambil tertawa kecil, " Oh iya, nanti bisakah madam memberitahukan kepada Nabi untuk melanjutkan pendaftaran kami? dan tolong bilang aku akan segera menghubungi mereka jika ketika urusanku sudah selesai".

" Baiklah, tapi kau harus berhati-hati, jangan lupa pesan ku" Katanya dari seberang masih dengan nada yang cemas.

" Iya, aku akan menutup panggilannya Madam" kataku kemudian mematikan panggilan tersebut setelah mendengar kata baiklah dari seberang.

Aku membuka pintu, diluar nampak Claude tengah berbicara dengan orang yang aku temui dua hari yang lalu, pria itu menghampiriku.

" Saya Nick, Saya sangat menyesal karena sudah membawa anda dengan tidak sopan ", ujarnya sambil membungkuk.

Alih-alih menjawab permintaan maafnya aku menjawab dengan sarkas, " Masih bisa minta maaf toh? kirain cuma bisa memukul orang sampai pingsan".

Mendengar jawabanku, Claude bergabung dengan Nick untuk meminta maaf kepadaku.

" Sudahlah " jawabku pada akhirnya dan meminta mereka untuk mengangkat kepala mereka, " Saya harap kalian dapat memperlakukan aku dengan sopan setelah semua i ni", tambahku meninggalkan mereka kembali ke kamar Red untuk memeriksa keadaannya.

****

Tiga hari kemudian Z kembali dengan membawa beberapa tumbuhan dan seekor kelinci putih yang menggemaskan, saat aku bertanya apakah kelinci itu hendak dijadikan hewan peliharaan dia menjawab dengan nada datar kalau kelinci itu akan dijadikan cadangan makanan. Seketika itu aku mematung dan pergi meninggalkannya.

Aku menyibukan diri menakar dan merebus tanaman obat yang sudah dibrikan Z kepadaku, butuh waktu yang cukup lama bagiku supaya takaran ku pas dengan racun yang ada di dalam tubuh Red.

" Berapa lama lagi waktu yang kau butuhkan?", ujar Z tiba-tiba di depan pintu dapur.

" Masih dalam proses, aku tidak bisa sembarangan memberikan penawarnya karena efek samping dari daun linus cukup berbahaya", jawabku.

Dia mendekat kearahku, memperhatikan pekerjaanku dengan seksama.

" Bisakah anda keluar, aku menjadi gugup kalau ada orang yang memperhatikan ku ketika aku tengah bekerja", ucapku berhati-hati.

Dia menatapku kemudian pergi meninggalkan ku tanpa berucap sepatah katapun, aku memperhatikan punggungnya, ada yang aneh dari cara jalan dan juga ada sesuatu berwarna hitam yang hampir tidak terlihat menjalar di dekat lehaernya karena tertutup baju.

'Apakah dia terlalu banyak menggunakan kekuatannya? itu seperti tanda-tanda kekuatan ditubuhnya tidak bisa terkendali lagi' pikirku masih memperhatikan punggung pria tersebut.

' Ah, dia pasti punya purifier, kalau tidak bagaimana bisa dia bertahan sampai saat ini, mengingat dia terlihat sangat hebat, buktinya dia bisa membawa daun linus ini dalam waktu tiga hari, orang normal pasti tidak akan mampu melakukannya', pikirku lagi.

Setelah sekian lama berkutat di dapur, akhirnya aku menemukan takaran yang pas untuk menawar racun yang ada di tubuh Red, aku segera membawa air rebusan obat tersebut ke kamar Red, disana Claude, Z dan pria yang bernama Nick sudah menunggu.

" Bisakah seseorang membantu menyangga tubuh Red, karena obat ini akan lebih baik diminumkan saat dia duduk" ujarku berdiri di samping tempat tidur.

Nick segera mengambil tindakan, dengan dibantu olehnya aku bisa meminumkan penawar kepada Red dengan lebih efisien, " Hasilnya akan terlihat dalam satu jam, jadi saya akan tetap disini memonitor keadaannya".

Setelah memonitor keadaan Red selama satu jam, Z dan Claude memintaku untuk mengikutinya ke ruang kerjanya, dia mempersilahkan aku untuk duduk.

" Saya mendengar dari Claude bahwa racun Garaga Q ini bisa di masukan ke makanan, apa sebaiknya kita mengecek pasokan makan dahulu?" ujar Z setelah duduk di depan ku.

" Saya rasa akan lebih bagus kalau saya memeriksa darah semua tim yang ikut dalam ekspedisi", jawabku.

" Haruskah aku meminta Nick untuk mengumpulkan sampul darah semua anggota?" tanya Claude.

" Kita masih belum tau siapa pelakunya, lebih baik dia memeriksa sampel darah kita terlebih dahulu, supaya jelas apakah pelaku memang memasukkan racunnya ke makanan kita atau tidak", jawab Z.

" Sebelum itu, bisakah anda meminta pelayan untuk mengambilkan botol yang ada di kamar tempat saya menginap?"

Claude mengangguk kemudia meminta pelayan yang mengantar minum untuk mengambil botol yang aku maksudkan. Beberapa saat kemudian pelayan tersebut muncul dengan sebuah botol yang berukuran lima ratus mili liter.

Aku menuangkan cairan yang didalam botol itu ke dalam wajah kecil kemudian meminta Z untuk meneteskan darahnya kedalam wajah tersebut, beberapa saat kemudian cairan dan darah itu bercampur mengikuti warna darah tersebut.

" Tidak ada indikasi garaga Q masuk kedalam tubuh anda", ujarku menjelaskan kepada mereka, " sebaiknya kita juga mengecek darah Claude ".

Aku melakukan yang sama kepada Claude dan hasilnya sama seperti Z, tidak ada indikasi racun di dalam tubuh mereka. Hal ini menjelaskan bahwa pelaku tidak memasukkan racun ke makanan untuk menjalankan aksinya.

" Aneh", gumam Claude beranjak dari kursinya, "jika bukan dari makanan, lantas bagaimana cara pelaku meracuni Red?"

" Apakah Red memiliki kebiasaan mengkonsumsi permen?"

" Sejauh aku mengenal dia, dia tidak menyukai makanan yang manis" ujar Z sambil berdiri, tangannya menyentuh dagunya.

" Bukankah fraksi Pisces memiliki pengetahuan yang memadai tentang garaga Q ini? walaupun mereka masih belum bisa mengembangkan penawarnya dan aku berasumsi sebelum racun di berikan kepada Red, pelaku sudah terlebih dahulu menguji coba pada beberapa masyarakat kalangan bawah"

Z dan Claude saling beradu pandang menanggapi opiniku.

" Maksud anda belum ada penelitian yang dapat menemukan penawar dari garaga Q? bahkan fraksi Pisces dari dua belas zodiak sekali pun?".

Aku menganguk.

" Saya sudah beberapa kali menangani kasus pasien yang keracunan garaga Q ini, rata-rata dari mereka sudah tidak memiliki keluarga lagi dan juga saat saya bertemu dengan mereka, mereka sudah tidak bisa disembuhkan karena racunnya sudah menjalar di seluruh tubuh".

" Satu hal lagi, hanya satu buku yang membahas tentang racun garaga Q yaitu ensiklopedia tanaman racun yang sekarang ada di perpustakaan pribadi Emperor Felix", tambahku.

Aku tidak menyadari bahwa ucapanku dapat membahayakan nyawaku, aku dengan santai mengangkat dan meminum teh yang sudah disuguhkan namun kemudia aku merasakan sebuah benda tajam menyentuh leherku, aku menahan nafas, " Apa-apaan ini?", teriakku.

Pedang Z terhunus tepat dileherku, Claude yang melihat pemandangan itu terkejut namun Z memintanya untuk tetap diam.

" Bergerak sedikit benda ini akan memotong kepalamu, jadi jawab pertanyaanku dengan jujur!", ujarnya mendekatiku sambil menatap sejajar ke mataku.

" Siapa kau sebenarnya? bagaimana kau tau kalau Ensiklopedia tanaman racun hanya ada satu dan itu berada di perpustakaan istana? bagaimana kau tau tentang garaga Q? kau bahkan bukan awakener, kau juga mengetahui kalau Fraksi Pisces belum bisa membuat penawar racun garaga Q, bukankah aneh jika seorang pedagang kecil mengetahui itu? kau bahkan bisa melakukan praktik medis ilegal, bagaimana bisa kau yang bukan keturunan bangsawan bahkan belum pernah masuk akademi mengetahui semua itu?", Dia menghujaniku dengan pertanyaan.

" Aku......., Pertama-tama bisakah anda menyingkirkan benda tajam yang dileherku ini dulu?" ujarku dengan suara gemetar namun aku berusaha supaya tidak terlihat jelas kalau aku sedang ketakutan.

****

Terpopuler

Comments

✨Susanti✨

✨Susanti✨

next

2023-10-30

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 94 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!