Part 12

Aku membenarkan ucapan Nabi, ada yang aneh dengan kontraknya, aku memutar otakku, mengingat-ingat setiap event yang terjadi selama aku berada di utara namun sekeras apapun aku mengingatnya tidak hal lain yang membuat Zurich mengikat kontrak denganku selain karena untuk menutupi kekuatan purifierku.

" Iya sih aneh", jawabku sambil mengangguk-anggukan kepala tapi dikepalaku aku masih memikirkan setiap kejadian yang terjadi di utara.

' Apa dia tau kalau aku adalah keturunan terakhir dari keluarga mgcnagal yang di tuduh mengembangkan obat terlarang? tapi jika dia tau pasti dia langsung mengeksekusiku ditempat kan? ap dia-'

" Apa dia mengetahui identitasmu yang sebenarnya?" tanya Nabi yang membuatku berhenti berfikir dan fokus kepadanya.

" Aku juga mikir gitu, tapi jika dia memang tahu harusnya dia langsung mengeksekusiku di tempat, bukan?"

" Benar sih dan ngak juga mungkin dia menjadikan kamu Duchessnya"

Kami berdua mengangguk-anggukan kepala namun beribu pertanyaan masih bersarang di kepalaku dan aku yakin Nabi juga begitu karena saat ini aku dapat melihat kerutan didahinya saat dia sedang berfikir keras.

" Mari kita kesampingkan dulu" ujarku akhirnya, " Ada hal lain yang ingin aku bilang ke kamu dan Stella saat aku sampai di Capital!"

" Apa?"

" Pertama, aku ngak bisa ikut kalian masuk fraksi Taurus dan kamu pasti sudah tau alasannya, kedua aku sudah menemukan bagaimana cara orang itu menjatuhkan keluargaku dan aku sekarang aku yakin tujuan mereka adalah kejatuhan negara!"

" Apa maksudmu Si?"

" Alasan aku diutara adalah karena salah satu dari timnya Zurich terkena racun yang membunuh keluargaku dan tidak hanya itu kami juga menemukan fakta bahwa target mereka selanjutnya adalah para purifier".

Nabi menutup mulutnya tidak percaya dengan apa yang aku sampaikan, Nabi adalah salah satu orang yang membantuku dalam penelitianku yang aku lakukan di guild Huminggbird, selama ini aku yakin bahwa Emperor Mullerlah yang membunuh keluargaku namun sekarang aku mulai curiga bahwa Emperor Muller hanyalah bidak catur yang dipakai oleh orang itu.

" Bagaimana kau sampai pada kesimpulan itu?"

Aku menghela nafas, " Saat mengobati anggotanya, ada salah seorang purifier yang membantuku bernama Penelope dan saat itu tanpa sengaja darah dia jatuh ke cairan tester dan kamu tau apa yang terjadi? cairan itu berubah warna menjadi ungu muda!"

" Gila, ini benar-benar gila Si"

" Setelah itu aku mulai berhipotesis kalau target orang itu sekarang adalah para purifier, tapi awalnya aku tidak yakin, bisa jadi Penelope hanya tertular karena satu tim dengan Sir Red yang merupakan orang terkena yang terkena racun namun setelah aku memeriksa darah dari beberapa purifier yang ada diutara, disanalah kebenaran terungkap".

" Tapi bagaimana kamu yakin orang itu ingin menhancurkan negara?"

Aku menoleh ke sekeliling tempat itu, hanya Gawin yang berdiri sekitar lima puluh meter dari kami dan beberapa gadis bangsawan yang tertawa di bawah pohon yang tidak jauh dari Gawin, aku meminta Nabi untuk mendekatkan telinganya lalu berbisik.

" Homucullus, apa kau pernah dengar?"

Nabi menggeleng.

" Kita harus bertemu dengan Miranda dan pergi ke ruang bawah tanah tempat buku kakekku berada, aku pernah membaca nama itu disana, namun masalahnya kita harus berpisah dari pria itu", bisikku lagi.

Nabi melirik kearah Gawin lama.

" Bagaimana kalau kita ke kediaman Stella dulu, kamu harus menyelesaikan masalah mu dengan Stella dan mungkin dia bisa membantu kita berpisah darinya," balasnya sambil berbisik juga.

Aku mengangguk lalu memanggil Gawin.

" Sir, saya mau pergi ke kediaman Count Alberto jadi bisakah anda memberitahu Grand Duke kalau saya akan pulang agak telat hari ini", ujarku kepadanya saat dia telah sampai di dekatku.

" Baik Lady, saya akan mengirimkan pesannya dan mengawal dengan aman ke kediaman Count Sterno!" jawabnya dengan sopan.

" Maksud saya, anda bilang langsung ke Grand Duke bukan melalui perantara".

" Saya minta maaf Lady, tapi Grand Duke memerintahkan saya untuk terus berada disisi anda apapun kondisinya", jawabnya dengan sopan.

" Cih" ujarku sambil memutar bola mataku kemudian melirik Nabi, dia hanya mengangguk dan mengisyaratkanku untuk membiarkan Gawin, aku menghela nafas kemudian mengikuti Nabi menuju kereta kuda.

Perjalanan ke kediaman Stella tidaklah lama, hanya memakan waktu setengah jam dengan kereta kuda dari tempat kami bertemu dan karena kami sudah sering kesana, tidak heran jika kami berkunjung tanpa pemberitahuan.

Sesampainya di kediaman Stela, kami disambut dengan ramah oleh Josep, kepala pelayan kediaman Count Alberto lalu mereka menuntun kami menuju ruangan yang biasanya kami pakai untulk pesta teh ataupun untuk bergosip.

" Masih ada niat buat datang kesini toh", ujar Stella sarkas saat memasuki ruangan tempat kami berada.

" Gimana kabar mu Stel?" tanyaku dengan canggung.

" Menurut Ngana?" jawabnya dengan ketus lalu duduk berpangku tangan di depanku, dia memalingkan wajah dariku, kakinya disilangkannya.

" Stel, aku benar-benar minta maaf, ada alasannya kenapa aku tidak memberi tahumu kalau aku purifier".

" Lalu Nabi gimana?oh mentang-mentang kalian besar dirumah yang sama jadi aku orang asing gitu?" suaranya masih kesal tapi kali ini dia sudah mau melihat kearahku.

" Bukan gitu Stel".

" Aku juga tau karena tidak sengaja lihat dokumen ayahku, Sisi juga tidak pernah mengatakannya langsug kepadaku," jawab Nabi membela diri.

" Alasan!", ujarnya sambil memutar bola matanya menjauh dari pandanganku.

" Oke, aku akan kasih tau kamu, tapi pertanyaannya adalah seberapa besar kamu menganggapku teman?"

" Apa!? sekarang kamu mempertanyakan loyalitusku?" tanyanya sambil berdiri dengan suara setengah berteriak.

" Bukan gitu Stel, masalahnya hal yang akan kamu dengar adalah hal besar", jawabku meyakinkan dia.

Dia menatapku dengan pandangan curiga, lalu kembali duduk tapi masih dengan posisi saat pertama kali dia datang.

" Sebesar apa emangnya?" tanyanya tapi kali ini suaranya sudah melunak.

" Aku-" aku diam menelan ludah, terasa berat rasanya menyampaikan rahasia yang sudah lama aku pendam dalam delapan tahun ini kepada orang lain, dia menatapku dengan tajam, menungguku untuk melanjutkan ucapanku.

" Sebenarnya aku-" aku masih ragu-ragu.

" Aku apa sih Si?" teriaknya karena tidak sabar menunggu apa yang akan aku sampaikan.

" Ini hanya untuk jaga-jaga, apa kau akan merahasiakan ini walaupun kepada ayahmu sendiri, Stel?" tanya Nabi was-was.

Dia yang ditanyai begitu naik pitam, muka merah menahan amarah, dia tidak terima kedua sahabatnya itu meperlakukan dia seperti orang asing .

" Kalau kalian memang tidak ingin memberitahuku ya sudah ", ujarnya bangkit dari duduknya dan berjalan ke pintu hendak keluar.

" AKU CUCU DARI NOAH MGCNAGAL!", teriakku yang membuatnya berbalik badan dan menatapku dengan tajam.

" Apa kamu bilang?" tanyanya mendekatiku.

" Aku merahasiakan kekuatanku darimu karena kekuatanku tidak stabil dan hanya cucu Noah Mcgnagal yang punya kondisi itu, itu adalah hal yang bukan rahasia lagi di kalangan awakener, dan jika aku mengungkap kekuatanku, bagaimana jika nanti para petinggi menemukanku? kau tau sendiri bagaimana negara ini melihatku".

" Si, aku tidak sedang bercanda", katanya duduk di dekatku lalu dia melirik Nabi, berharap Nabi mengatakan itu hanyalah candaan belaka namun Nabi hanya menganggukan kepala.

Stella menghela nafas sambil menutup mulutnya, dia menolak untuk mempercayai bahwa sahabatnya adalah keturunan dari keluarga yang dituduh sebagai pengkhianat itu.

" Tapi bagaimana bisa? bukankah semua keluarga sudah-" dia menghentikan ucapannya.

" Hanya aku yang selamat dari kejadian itu karena kekuatanku yang tidak stabil sehingga racun itu tidak berpengaruh kepadaku sehingga ayahku memintaku untuk melarikan diri dan Mirandalah yang membawaku menjauh dari kejadian itu lalu Marquis Rafael yang membesarkanku".

" Racun? tunggu tunggu, aku masih berusaha mencerna berita yang mengejutkan ini" ujarnya sambil menjulurkan tangannya kepadaku.

" Jadi, kamu adalah buronan kerajaan? maksudku bagaimana cara kamu menjalani hidupmu Si?" tanyanya lalu memelukku dengan erat.

" Pasti berat untukmu", tambahnya kali ini suaranya bergetar dan aku merasakan air hangat dipundakku.

" Kenapa hidupmu bisa begitu berat Si?" tanyanya sambil terisak, tidak ada lagi kekecewaan dan kekesalan dalam nada suaranya, hanya tangisan yang menyentuh yang membuat air hangat bergulir di pipiku, Nabi bergabung dengan kami dan ikut memelukku dan Stella, kami menangis selama satu jam.

Josep masuk diiringi oleh tiga orang pelayan untuk membawa kompres air dingin, awalnya dia kaget dan kelabakan saat menemukan kami yang menangis namun akhirnya dia angkat tangan karena tidak ada satupun dri kami yang angkat bicara.

Setelah itu barulah aku menceritakan kepada Stella semua yang terjadi padaku dan bagaimana aku sampai diutara serta bagaimana aku akhirnya mengikat kontrak dengan Grand Duke Dagaras, sambil mengopres mataku yang sudah bengkak karena kelamaan menangis, dua jam kemudian aku dan Nabi memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing dan menunda dulu pertemuan dengan Miranda.

Terpopuler

Comments

Vera Desi Mamahit

Vera Desi Mamahit

eeeh, ad bahasa manado🤭🤭🤭
(menurut ngana)

2023-10-30

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 94 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!