Aku berkali-kali menelan ludah, benda yang menggantung di leherku terasa semakin dingin, aku memutar otak untuk menghadapi monster berwujud manusia yang gila itu, aku memikirkan beberapa skenario dalam kepalaku.
' Jika kalian melakukan ini kepada ku, kalian akan kehilangan orang kompeten yang sangat memahami tumbuhan beracun, kalian tau? banyak senjata yang dapat dijadikan dalam perang, tumbuhan beracun dapat dijadikan sebagai senjata biologis yang dapat menghancurkan satu batalion, apa kalian yakin akan memperlakukanku seperti ini?' ujarku membatin namun setelah itu aku terbayangkan kepala ku yang menggelinding dilantai karena kearoganan ku.
' Cara ini hanya akan mempersingkat hidupku, tidak bisa tidak bisa', aku masih membatin memikirkan cara untuk mematahkan kecurigaan mereka.
' Haruskah aku jujur dan membuat kesepakatan dengan mereka? mungkin mereka akan kasihan kepadaku', pikirku lagi namun pemikiran lain menghentikan ku.
'Apa kau gila Si, saat mereka tau siapa kau sebenarnya, jangankan kepala mu, seluruh anggota tubuh mu akan diberikannya kepada monster untuk di cabik-cabik', aku bergidik ngeri, itu lebih menyeramkan dari yang aku bayangkan.
" Ayolah Sir" ujarku akhirnya dengan tertawa polos, aku berusaha menghilangkan pikiran-pikiran negatif yang merasuki ku.
Dia mengernyitkan dahinya.
" Bagaimana mungkin gadis seimut dan semanis saya ini begitu mencurigakan", aku mendorong pedang yang ada di leherku dengan jemariku namun pedang itu tidak bergerak sedikitpun.
" Apa kau pikir aku sedang bercanda?", dia menatapku lebih tajam lagi.
" Ayolah, mana mungkin anda bercanda dengan cara begini", jawabku masih mempertahankan tawa ceria nan polos ku.
" Bukankah ini terlalu kejam memperlakukan saya seperti ini? coba pikir-pikir lagi? saya hanya mengobati orang yang membutuhkan dan itupun masyarakat golongan menengah kebawah, yang artinya mereka tidak punya banyak uang untuk membayar saya, iyakan?saya bahkan tidak menargetkan para bangsawan, jadi bagian mana dari saya yang manis ini yang nampak mencurigakan, huh?" tambahku dengan cengiran yang canggung.
" Berhenti berpura-pura, cukup jawab saja bagaimana kau mengetahui soal garaga Q dan ensiklopedia yang ada ditangan emperor ?"
" Anda sudah melihat latar belakang saya kan? sudah jelas siapa yang memberitahu dan mengajariku" Jawabku akhirnya.
" Siapa yang kau maksud? Marques Rafael atau Miranda? jangan bercanda, Marques Rafael tidak punya akses ke perpustakaan pribadi baginda"
" Bagaimana dengan Miranda? Anda tau kan kalau dia adalah Guildmaster Hummingbird?"
Dia berfikir sejenak kemudian menurunkan pedangnya namun wajahnya mengisyaratkan bahwa dia masih belum percaya dengan ucapan ku dan sepertinya kecurigaannya bertambah kepada dua orang yang dia sebutkan tadi namun ada hal yang membuat ku tidak mengerti, ketika dia mendengar nama Miranda, aura wajahnya berubah menjadi lebih tenang.
" Darimana kau belajar tentang tumbuhan beracun ini? bagaimana kau tau cara mengobati garaga Q?"
" Guruku yang mengajariku"
" Siapa?", ada rona aneh yang muncul saat dia bertanya, seolah-olah dia ingin aku menyebutkan seseorang yang dia kenal.
" Dia memintaku untuk merahasiakannya, jangan tanya alasannya, aku juga tidak tau", jawabku mengangkat tanganku.
Tampaknya dia tidak puas dengan jawabanku, ketika dia hendak bertanya lagi Claude menengahi kami.
" Sudahlah Z, dia sudah menjawab semua pertanyaanmu dan lagi bukankah lebih baik kita mencari tau penyebab Red kena racun terlebih dahulu?"
Aku mengurut dada dan melirik kearah Claude, dia tersenyum penuh makna kepadaku.
Akhirnya Z berhenti menggangguku, alih-alih dia pergi meninggalkan ruang itu, Claude menenangkan ku dan mengatakan untuk tidak perlu memikirkan Z, dia juga dengan sopan memohon bantuanku untuk mencari tahu penyebab Red diracuni.
****
Malamnya aku tidak bisa tidur, aku masih memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang dilakukan oleh pelaku yang meracuni Red, aku bergantian memutar badan ku ke kiri dan ke kanan, kepalaku terasa pusing karena aku berfikir terlalu keras.
Setelah sekian lama, aku bangkit dari tempat tidur untuk minum namun tidak ada air yang tersisa di dalam ketel tersebut, dengan malas aku membawa ketel itu menuju dapur. Tidak ada lampu yang menyala di lorong menuju dapur tersebut yang menjadikan suasana lorong itu cukup sunyi dan mencekam.
Aku mempercepat langkahku menuju dapur , setelah mengisi ketel ku aku buru-buru kembali ke kamarku, aku menaiki anak tangga dengan cepat dan melintasi koridor yang sunyi dengan perasaan was-was namun aku dikagetkan oleh suara rintihan.
' Apakah itu hantu?' aku bergidik namun semakin aku berjalan suara itu semakin jelas terdengar, dengan rasa ingin tahu aku mencari sumber suara dan menghampiri. Ternyata suara itu berasal dari kamar yang tidak jauh dari tempat ku berdiri, aku mendorong pintu kamar itu perlahan, dengan hati-hati mengintip ke dalam kamar.
Disana terlihat seseorang sedang meringkuk kesakitan diatas tempat tidur, tidak terlihat jelas siapa orang itu, aku berjalan mendekatinya, dibawah cahaya remang-remang lampu aku dapat melihat wajah Z yang kesakitan, terlihat urat berwarna hitam menjalar dilehernya, dia meringis menahan sakit.
" Apa dia tidak melakukan pemurnian setelah pulang dari Bukit Tar-Tar kemaren?" gumamku melihat keadaannya yang sudah sangat parah.
Setiap kelebihan pasti ada kelemahannya, itulah kata-kata yang pernah diucapkan oleh ayahku kepadaku, seorang awakener yang diberkati oleh kekuatan super memiliki kelemahan, jika mereka terlalu memaksakan menggunakan kekuatan mereka, akibatnya mereka akan mengalami kondisi yang disebut dengan Berserk, kondisi ini punya tingkatan, stadium satu adalah kondisi dimana awakener tidak terlalu berlebihan menggunakan kekuatannya, biasanya mereka akan kembali normal setelah istirahat beberapa hari dan stadium empat adalah kondisi yang paling berbahaya, jika tidak segera dimurnikan mereka akan berubah menjadi monster yang mengamuk dan menghancurkan sekitarnya.
Biasanya untuk menghadapi mereka yang mengamuk, Fraksi Pisces di bantu oleh fraksi Virgo akan mengkarantina orang tersebut jika mereka masih bisa mempertahankan akal pikiran mereka namun jika tidak mereka akan diberikan kematian ditempat.
Aku menimbang-nimbang, apakah aku harus membantunya untuk memurnikan kekuatannya atau pergi mencari bantuan, dia meraih tanganku dan memegangnya dengan erat, aku terperanjat.
" Sir Z?" Panggilku.
Dia tidak menjawab, pegangannya semakin erat sampai tanganku terasa sakit, aku berusaha menarik tanganku namun tidak ada hasil, aku juga berusaha membangunkannya namun hasilnya juga sama saja, akhirnya aku menarik nafas dan mulai melakukan pemurnian.
Dadaku terasa sakit, kondisinya lebih parah dari yang kubayangkan, aku terus menfokuskan diriku untuk memurnikannya, tangannya yang tadi memegang ku dengan erat kini mulai terasa longgar namun kondisinya masih jauh dari kata stabil.
Keringat bercucuran dari pelipis ku, aku bisa merasakan arus kekuatannya yang sudah berubah hitam pekat berangsur-angsur berubah warna, tiba-tiba tangannya menjangkau belakang kepalaku, dia menekan ku ke kasur.
" Kau sudah sadar Sir?" ujarku kaget.
Matanya menatap lurus ke arahku, retinanya terlihat berwarna Biru gelap menandakan kondisinya masih belum stabil, senyuman kecil tersungging di bibirnya lalu dengan perlahan dia menekan bibirku dengan bibirnya, aku mendorongnya untuk menjauh namun kekuatannya lebih besar dariku.
" Teruskan lah pemurniannya" Ucapnya setengah berbisik, suaranya terdengar pelan dan lembut, dia kembali menatapku, kali ini tatapannya sangat lembut.
Aku yang merasa tidak nyaman berusaha mendorong tubuhnya dengan tanganku namun dia menjangkau kedua tangan ku dan mengunci jemariku dengan jemarinya.
' Ini pelecehan seksual' pikirku, aku belum pernah mencoba memurnikan orang lain kecuali ayahku dan Miranda, walaupun aku tau tingkatan Berserknya seorang awakener, aku belum pernah berada di posisi seperti sekarang ini.
" Bisakah kau terus melakukannya? dadaku terasa sangat nyaman dan aromamu juga sangat wangi", dia merengek sambil memelukku.
" Kau harus melepaskan ku dulu", aku memprotesnya, dia mengangkat tubuhnya dan kembali menatap kedalam mataku, dia menggelengkan kepala.
" Kenapa?" tanyanya dengan muka memelas.
Aku terperangah, tidak sekalipun pernah terlintas di kepalaku kalau Z yang biasanya menatapku seperti dia akan membunuhku dengan sekali tebasan pedangnya menatapku dengan lembut dan merengek seperti anak kecil yang menginginkan permen yang menggiurkan.
" My dear Butterfly" bisiknya di telingaku.
'Ini benar-benar gila, bagaimana bisa aku berada diposisi ini, Apa dia sadar dengan apa yang sudah dia lakukan?' aku membatin.
" Sebaiknya aku menyelesaikan ini, atau kepala ku akan terputus jika dia menyadari siapa aku" gumamku.
Aku yakin saat ini dia tidak menyadari kalau akulah yang tengah dia peluk, mungkin karena kondisinya makanya dia berhalusinasi kalau aku adalah kekasihnya, dengan kondisi yang masih berada di dalam pelukannya aku menyentuh dadanya dengan tangan kiri yang sudah dilepaskannya, dengan begitu pemurnian dapat berjalan lebih cepat dari pada hanya memegang tangan.
Aku memejamkan mataku, memfokuskan kekuatan dan pikiran ku untuk memurnikannya, arus kekuatannya sudah mulai berwarna terang, waktu terasa lama berjalan, badanku juga mulai terasa lemas karena aku sudah mengerahkan kekuatan melebihi dari yang aku bayangkan.
Kondisinya sudah mulai stabil, nafasnya yang tadi berat sekarang sudah kembali normal, hanya saja aku masih belum bisa melepaskan diri darinya, perlahan-lahan aku mendorong tubuhnya namun tubuhnya tidak bergerak sama sekali, aku merasakan jemari tangan kananku sudah longgar, aku mendorong tubuhku kesamping, berusaha keluar dari tekanan tubuhnya.
Setelah lima belas menit berjuang, akhirnya aku bisa lepas darinya, aku menghela nafas lega kemudian bangkit dari tempat tidur tersebut, aku menatapnya lama dan membalikan badannya yang tertelungkup, urat hitam yang tadinya hampir menjalar ke wajahnya sekarang sudah tidak ada, wajah yang penuh kesakitan sekarang tidak ada lagi, terdengar dengkuran lembut yang keluar dari mulutnya.
Pria itu terlihat tampan dan tidak berdosa, aku masih berdiri disamping tempat tidur itu, memandangi wajah tampannya dengan lama. ' Sayang sekali, padahal kalau dia tidur begini dia terlihat benar-benar mengagumkan tapi kalau sudah sudah bangun, tatapannya lebih dingin dari cuaca disini' pikirku.
Setelah lama mengagumi wajah pria tersebut, aku buru-buru kembali ke kamarku, aku mengurut dada saat sudah sampai di kamarku, segera menuangkan air ke dalam gelas dan dengan cepat meminumnya, aku meletakan gelas bekas minum ku di dekat ketel dan melangkah dengan berat ke tempat tidur.
Aku menghempaskan tubuhku yang sudah lemah, sepertinya aku menghabiskan sembilan puluh persen dari kekuatanku untuk memurnikannya, aku menatap langit-langit kamar sambil menarik nafas, aku sudah tidak punya kekuatan lagi untuk memikirkan siapa dan bagaiman pelaku meracuni Red, tidak lama kemudian aku pun terlelap.
*****
Paginya aku dibangunkan oleh seorang pelayan, dia menyampaikan pesan bahwa Claude mengundangku untuk sarapan bersama, aku merasa enggan untuk ikut, peristiwa semalam masih tergambar jelas di kepala ku dan pastinya bertemu dengan Z akan menjadi hal yang paling canggung yang pernah aku rasakan selama sisa hidupku.
Aku mengikuti pelayan yang membangunkan ku menuju ruang makan setelah aku selesai membersihkan diri dan berpakaian, di ruangan itu nampak sembilan belas orang yang sudah siap untuk menyantap hidangan.
" Nona Butterfly, silahkan duduk disebelah sini" seorang gadis berambut coklat melambaikan tangannya memanggilku.
" Kenapa Butterfly?" tanyaku setelah duduk disebelahnya.
" Sir Nick yang bilang kalau nama anda Gold Butterfly, nama yang unik ya", katanya tersenyum dengan manis.
Aku menatapnya dengan heran kemudian melirik Sir Nick yang sudah memegang sendok dan garpu.
' Sudahlah, lagian setelah ini kita tidak akan bertemu lagi' pikirku, aku memperhatikan sekitarku, dimeja itu ada delapan belas pria dan dua orang wanita.
" Aku Penelope seorang healer dan purifier peringkat B " katanya saat mataku bertemu dengannya, dia masih mepertahankan senyuman ramah di bibirnya.
" Salam Kenal ", jawabku sambil membungkukkan badan yang dibalas dengan anggukan kecil darinya, kemudian dia mempersilahkan aku untuk makan.
Suasana di meja makan itu begitu ramai, beberapa dari mereka berkelakar sedangkan separuh yang lain sibuk berdiskusi, aku memandang kagum kearah mereka, jadi begini rasanya berada di dalam sebuah tim, pikirku. Namun pandangan kagum ku langsung tergantikan dengan perasaan merinding, pasalnya aku merasakan dua buah bola mata memperhatikan gerak gerik ku dengan seksama.
Aku berdehem kecil sambil membelakangi mata tersebut namun tatapan itu seperti membuat lubang di belakang kepalaku, merasa tidak nyaman aku pun balik melihat kearah mata tersebut, diujung meja Z tengah menatapku, tatapannya tidak lagi dingin tapi seperti menilai ku.
' Apa dia mengingat kejadian semalam?' aku membatin, tiba-tiba saja tangan ku gemetar, aku buru-buru mengambil gelas dan minum membelakanginya.
Aku berusaha untuk menghabiskan makananku secepatnya, kemudian pamit meninggalkan ruangan tersebut dan berjalan menjauhi ruangan itu secepatnya, didalam pikiran ku aku harus segera menemukan bagaimana cara pelaku meracuni Red, sehingga aku bisa berpisah dari Z.
" Kenapa kau lari seperti orang ketakutan begitu?", tiba-tiba dia sudah berada di belakangku, aku berteriak karena kaget, kemudian mengurut dadaku.
" Sir Z, bisakah anda tidak mengagetkan saya begitu, jantung saya serasa mau copot" jawabku dengan nada kesal.
Dia tidak menjawab alih-alih dia mendekat ke arahku.
" Apa yang anda lakukan? ", ujarku dengan nada agak tinggi sambil bergerak menjauh darinya.
" Aneh", gumamnya, dia tampak berfikir sejenak sebelum kemudian memegang tanganku, aku terkejut.
" Sir, bisakah anda bersikap sopan? saya adalah seorang gadis, tidak pantas jika seorang pria memegang saya sembarangan seperti ini!" ujarku menarik tanganku darinya.
Dia melepaskan ku, " Maafkan saya".
" Apa kau ke kamarku semalam?", akhirnya kalimat yang selama ini aku hindari terucap dari mulutnya, jantungku berdegup cepat, aku berusaha untuk tetap tenang, ini detik-detik yang sangat menentukan, pikirku.
" Tidak, mengapa aku harus kesana" jawabku sambil memalingkan wajah darinya.
" Kenapa kau memalingkan pandanganmu?"
" Itu karena saya tidak nyaman berada disekitar anda".
" Kenapa?"
'Kenapa? anda bertanya kenapa? tentu saja karena tadi malam anda sudah mencium saya dengan paksa, dasar tidak tau balas budi, emangnya anda tidak sadar kalau anda sangat menakutkan? tatapan kepada saya saja sudah bisa membunuh saya, ditambah lagi anda yang selalu curiga kepada saya?asal anda tau, saya yang memurnikan anda semalam, karena jiwa kemanusiaan saya ini!' jawabku dalam kepalaku.
" Ehm tentu saja karena anda sangat tampan, berduaan dengan anda sangat tidak baik untuk jantung saya" jawabku sambil cengengesan.
Dia yang mendengar jawabanku menatapku dengan pandangan jijik, kemudian dia memutar matanya, " Pergilah, saya tidak akan menahan mu lagi".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
✨Susanti✨
nextt
2023-10-30
0
Qholbie Obie
Aku suka banget tokoh utamanya, terasa sangat hidup. ❤️
2023-07-13
1