Aku melewati beberapa pintas menuju tempat penyewaan kereta kuda, jalanannya cukup sepi dan sempit tapi diapit oleh dua bangunan tinggi pertokoan yang memberikan kesan seram dan sunyi, sampai di pertigaan ketika aku hendak melangkah keluar dari jalanan tersebut, tiga orang berjubah hitam mencegatku.
Aku berhenti, " Siapa kalian!?" Tanyaku waspada sambil mundur beberapa langkah.
" Maaf akan kelancangan kami, kami butuh bantuan anda, Gold Butterfly" kata salah satu dari mereka.
"Saya tidak mengerti apa yang kalian bicarakan!" Jawabku sambil berbalik hendak pergi namun dihadang oleh satu dari mereka.
Dari auranya dia terlihat seperti seorang ksatria namun secara penampilan dia hanya seperti prajurit bayaran biasa.
" Saya minta maaf nona, tapi kami benar-benar membutuhkan bantuan anda, kami membutuhkan keahlian dari Gold Butterfly yang terkenal".
" Apa yang anda katakan? Saya sama sekali tidak mengerti apa yang anda bicarakan!" Jawabku pura-pura bodoh sambil melirik ke kiri dan ke kanan.
Aku bukannya tidak mau membantu, hanya saja jika identitasku ketahuan, nyawaku akan terancam, bahkan orang-orang disekitarku akan ikut terancam, aku tidak mau mengambil resiko, di lihat dari cara mereka menghadang ku, aku yakin mereka sudah mencari tau tentang latar belakang ku dan berlama-lama di sini hanya akan membahayakanku.
Aku meronggoh saku ku, untungnya aku selalu membawa bubuk bius dan beberapa pisau kecil yang sudah aku lumuri dengan obat pelumpuh.
" Kalau anda bersikeras, jangan salahkan kami membawa anda dengan paksa" katanya pria yang menghadangku tadi bergabung dengan kelompoknya.
Aku mundur beberapa langkah dari mereka, mereka pun maju beberapa langkah bersiap kalau-kalau aku akan melarikan diri.
Tanpa pikir panjang aku melemparkan bubuk bius ke mereka, kemudian lari dengan sekuat tenaga. Aku yakin, sedikit banyaknya bubuk itu dapat mengalihkan perhatian mereka untuk sementara.
Namun di luar dugaan ku, tidak satupun dari mereka yang terkena serangan ku, mereka mengejar ku dengan cepat dari belakang, aku mengambil pisau lempar kecilku dan melemparkan kearah mereka.
Satu orang tumbang.
Aku kembali berlari, tetapi perbedaan stamina kami memanglah sangat jauh, aku sudah tidak sanggup berlari lebih jauh lagi. Aku memeriksa sekitar untuk mencari tempat bersembunyi namun tiba-tiba saja mata ku terasa berat dan aku tak sadarkan diri.
Aku membuka mataku yang berat, pundakku terasa pegal dan kakiku juga terasa nyeri. Aku melihat loteng yang sangat asing bagi ku, aku bangkit untuk duduk, tanganku memijit-mijit leherku yang pegal. sambil memperhatikan ruangan di sekitarku.
' ini dimana? Apa yang terjadi dengan ku? Apa orang-orang itu berhasil membawa ku? Apa ini penjara? Ah, tapi tidak mungkin penjara senyaman ini' aku bertanya-tanya dalam hati, mengingat aku terbaring di sebuah kamar yang bersih dengan kasur yang cukup empuk.
" Kau sudah sadar ?" Terdengar suara yang dingin dari sudut ruangan.
" Siapa!?" Tanyaku kaget menoleh kearah suara.
Disana terlihat seorang pemuda tampan, dengan rambut pirang dan batang hidung yang tinggi, garis wajahnya tegas dan berkelas memberikan kesan seorang bangsawan kelas atas namun pakaian yang dipakainya seperti seorang tentara bayaran, yang jelas dimataku dia bukan orang yang biasa.
Dia berdiri kemudian berjalan ke arahku. Badannya tinggi tegap dengan proporsi yang sempurna, dia menatapku dengan matanya yang biru berkilauan, pandangannya lurus sejajar dengan mataku.
Pipiku memanas dan jantungku berdegup cepat.
' Oh my God, apakah ini surga? Apa dia malaikat? Kalau begini aku tidak apa- apa berada di sini lama-lama, pemandangan yang luar biasa, wow wow'
" Ikut aku! " Katanya sambil melangkah menuju pintu dan tangannya mengisyaratkan agar aku mengikutinya.
Aku masih diam, hanya mataku yang mengikutinya kearah pintu. Sadar kalau aku belum juga beranjak dari ranjang, dia berbalik sambil mengernyitkan dahinya, matanya seperti mengatakan apakah aku sedang bermain-main dengannya, matanya yang tadi tenang sekarang berubah menjadi dingin dan tidak bersahabat.
" Apa yang kau tunggu!? apa kau mau di jebloskan ke penjara atas tuduhan praktek medis ilegal? tidak buruk juga" katanya sambil keluar.
" Ap...apa!?"
Aku begegas mengejar si pria tampan yang sudah menjauh itu.
" Apa maksudnya praktek medis illegal?" tanyaku sambil mengatur nafasku sesampai di dekatnya.
" Berhenti berpura-pura, kau pikir aku tidak tau latar belakang mu ?"
Aku membatu.
" Apa perlu aku sebutkan pelanggaran apa saja yang sudah kau lakukan?" tambahnya.
Dia melirikku yang membatu lalu melangkah ke ujung koridor. Aku hanya mengikutinya menaiki anak tangga tanpa berbicara sepatah katapun, dikepalaku berkecamuk beribu pertanyaan, keringat dingin jatuh dari pelipisku.
' Aku seharusnya mendengarkan peringatan Miranda, apa pria ini yang di maksudnya? tapi aku tidak pernah melonggarkan penjagaanku selama ini, apa pelanggaran yang dimaksud termasuk masalah keluarga ku?'
berjalan lurus ke ujung koridor kemudian berbelok ke kanan dan berhenti di depan pintu sebuah kamar.
" Ayo "
Dia membuka pintu kamar, aku mengikutinya masuk, disana seorang pria muda terbaring diatas ranjang yang cukup besar dan kuat. Sekeliling kamar terlihat diisi dengan beberapa furniture mewah dan dilengkapi dengan pemanas ruangan yang belum pernah aku lihat sebelumnya.
Pria itu terlihat lemah dan pucat, dia meringis kesakitan, beberapa butir keringat keluar dari pelipisnya, jelas terlihat kalau dia sedang berjuang melawan rasa sakit yang menjalar di tubuhnya.
" Itu dia pasien mu, coba kau periksa dia!" Perintahnya dengan pogah, kemudian dia duduk di kursi di samping tempat tidur.
Jujur, aku serasa ingin pergi dari ruangan itu, menutup mata dan telinga atas apa yang aku saksikan, namun jiwa kemanusiaan ku ini memberontak sehingga aku mengurungkan niat ku.
Aku mendekati pria yang berbaring itu, memeriksa denyut nadinya, mulut dan juga matanya.
" Apa yang terjadi sebelum dia begini?" tanya ku sebelum memastikan penyakit pria yang berbaring itu.
" Aku tidak punya kewajiban menjelaskannya kepadamu, tugas mu hanya menyembuhkan dia!"
'apa-apaan dia? Arogan sekali, emangnya dia pikir aku tuhan yang tau segalanya, gila nih orang, ku tarik lagi pikiran-pikiran ku tentang dia', aku membatin.
Aku hendak membalas ucapnnya ketika seorang pria berambut panjang berwarna perak masuk ke ruangan, perawakannya cukup ramah, senyuman kecil tersungging di bibirnya kemudia dia menghampiriku dan dengan sopan menjawab pertanyaanku.
" Saya akan menjelaskan kondisi dia kepada anda, sebelumnya saya akan memperkenalkan diri dulu, saya Claude, dia adalah Z dan berbaring di sana Red."
" Kami mohon maaf atas ketidak sopanan orang-orang kami yang membawa anda ke sini, tapi kami benar-benar butuh bantuan anda, Red sudah seminggu seperti itu, dia terlihat lemah setiap harinya, itulah mengapa kami mengambil tindakan memalukan ini, saya harap anda memaklumi", pria yang menyebut dirinya Claude itu menjelaskan dengan nada bersahabat.
" Tidak usah basa-basi, langsung saja ke topiknya!" Perintah Z dengan tegas namun direspon Claude dengan geleng-geleng kepala.
Aku melihat ke arah Z dengan pandangan kesal, jelas sekali pria dingin itu tidak bersahabat sama sekali.
" Saat kami dalam misi, dia terkena panah beracun salah satu monster humanoid, kami belum pernah melihat kondisi yang seperti ini, dokter kami sudah mencoba memeriksanya tapi mereka angkat tangan dan hanya bisa mengurangi rasa sakitnya saja " jelas Claude lagi.
Aku mendekati Red, wajahnya sudah terlihat menguning dan bibirnya perlahan mulai berwarna gelap.
' situasinya benar-benar gawat' pikirku.
" Apa anda masih menyimpan panahnya?"
" Tunggu sebentar" jawab Claude pergi meninggalkan kami, beberapa saat kemudian dia kembali dengan membawa sebuah anak panah, lalu memberikannya kepadaku.
Aku menganalisa anak panah itu, berpikir sejenak lalu mengalihkan pandangan ku antara anak panah itu dan Red.
" Anda yakin anak panah ini yang membuat dia seperti itu?".
" Apa maksudnya?", tanya Claude heran.
" Aku tidak menemukan racun yang berbahaya di anak panah ini, cuma ada racun yang melumpuhkan dan dalam dua hari anda akan kembali seperti semula".
Mereka saling pandang dan menatapku dengan wajah tidak percaya.
" Yah kalau kalian meragukan ucapan ku terserah, aku bisa pergi kok, lagian aku disini bukan karena kemauan ku"
" Apa maksudnya? Kau sedang bermain-main dengan ku? Jelas-jelas dia seperi itu setelah terkena panah itu" Z terlihat marah kepadaku.
" Coba kalian pikirkan? Bagaimana kalau anak panah ini cuma pengalih perhatian dari hal besar yang lain?"
Mereka masih menatapku dengan heran.
" Maksudnya jika satu racun bertemu dengan racun lain, jadinya bagaimana?"
" Jadi menurut mu Red sudah kena racun sebelum dia dipanah?"
" Bisa jadi " jawab ku.
Z tampak berfikir begitu pula dengan Claude.
" Apa kau bisa menyembuhkannya?" Akhirnya Z memecah kesunyian.
" Hmm aku harus tau dulu racun yang satunya, aku butuh darahnya untuk menentukan jenis racun yang ada di tubuhnya jadi aku bisa membuat penawar"
Z menatap ku lagi tapi kali ini tidak dengan tatapan arogan.
" Aku akan mengambilkannya untukmu"
Z melukai jari telunjuk Red dan meneteskan beberapa tetes darah ke botol kecil, kemudian menyerahkannya kepada ku.
Aku memasukan darah itu ke cairan yang selalu aku bawa. Darahnya berubah menjadi warna keunguan. Aku tersentak kaget.
" Kenapa ?" Claude mendekati ku dan melihat ke dalam mangkok yang berisi cairan warna keunguan.
" Ini...."
" Benar Garaga Q, ini racun langka yang sangat sulit di dapatkan dan tampaknya racun ini sudah kompilasi dengan racun yang ada di anak panah. Menurut ku Red sudah mengkonsumsi racun ini dalam jangka waktu lama, maksud ku sekitar 4 sampai 5 bulan".
" Saya pernah mendengar tentang Garaga Q, racun yang tidak berasa dan berwarna dan orang yang terkena racun tidak akan pernah tau dia terkena racun, tidak tanda-tanda keracunan tapi mereka akan kehilangan indra perasa sehingga mereka akan kesulitan untuk makan dan dengan perlahan mereka akan kehilangan berat badan dan kalaupun di periksa ke dokter tidak akan di temukan penyakitnya, apa Garaga yang itu yang anda maksud?"
" Benar!"
" Kalau dia sudah mengkonsumsi racunnya cukup lama berarti sebelum misi berlangsung?"
" Apakah dia seseorang yang sangat penting?"
Claude hanya menganggukan kepala dan melirik Red dan Z bergantian.
Aku menghela nafas panjang, memutar otak memikirkan solusi yang bisa dilakukan dengan cepat dan tepat, hal ini juga berkaitan dengan kebebasanku dari mata elang Z yang mengawasi seperti predator . Aku beberapa kali menelan ludah, perasaan cemas dan was- was menghantui ku, ada hal yang tidak biasa dari keadaan Red.
" Apa kalian..." aku menghentikan pertanyaan ku, takut akan konsekuensi yang akan muncul karena pertanyaan ku yang dapat mengundang kontroversi.
" Apa?" jawab Z setelah sekian lama karena aku tidak kunjung melanjutkan ucapan ku, matanya masih tajam menatapku.
aku menelan ludah, aku yakin sekali jika pertanyaan ku bukanlah hal yang bagus untuk diucapkan, dari tatapan Z saja aku sudah merinding, tajam dan dingin. Kalau tatapan mata bisa membunuh seseorang mungkin aku sudah berulang kali mati tercabik-cabik oleh tatapannya.
Aku menatap Claude ragu, aku yakin dia tidak akan menjudge aku dengan pertanyaanku, mengingat pembawaannya yang ramah dan bersahabat.
" Boleh aku bertanya? tapi ini hanya spekulasi saja, tidak niat lain dalam pertanyaan ku ini" ucapku hati-hati.
" Apa pertanyaan ini ada hubungannya dengan Red?" tanya Claude masih dengan nada bersahabat.
" uhm ada sih, menurutku pertanyaanku ini bisa menjadi hal positif ataupun jadi hal negatif"
" Tidak usah bertele-tele, katakan saja!" ujar Z dengan nada tinggi dari pojok ruangan. Aku bergidik.
" Yang..ehm Z, jika anda bicara seperti itu, dia akan takut, bicaralah dengan pelan, untuk saat ini kita sangat membutuhkannya" Claude mengingatkan Z dengan tegas. " Jangan pedulikan dia, silahkan ajukan pertanyaan!"
" Mengingat Red sudah lama diracuni, sepertinya tujuan pelaku adalah membunuhnya dengan perlahan, sehingga saat racunnya sudah menumpuk di dalam tubuh, Red akan meninggal dengan sendirinya, menurut perkiraan ku dia menargetkan Red meninggal dalam dua tahun, tapi sepertinya tidak berjalan dengan sesuai rencana"
" Maksudnya ada seseorang dalam kelompok kami yang ingin Red mati?" tanya Claude tidak percaya, Z tidak kalah kagetnya, mereka berdua saling bertatapan tidak percaya.
" Ini baru asumsi ku saja, Apa kalian punya seseorang bertindak aneh akhir-akhir ini?"
" Tunggu sebentar, Ekspedisi kita baru jalan empat bulan, kalau dia sudah dirancuni sebelum ekspedisi di mulai, maka mereka berniat menjadikan ekspedisi ini kuburan bagi Red" Claude menatap Red dan Z bergantian.
" Bukankah menyembuhkan Red adalah prioritas utama kita?" sanggah Z seakan-akan ingin menutup diskusi tersebut. " Kita harus tau apa yang jadi prioritas". Kali ini suaranya tidak lagi dingin tapi tidak pula bersahabat.
" Garaga Q membutuh daun Linus dan bunga jempa untuk penawarnya, kalau kita bisa mendapatkan dua tumbuhan itu, nyawa Red sudah bisa diselamatkan"
" Daun Linus? bukankah itu tumbuhan yang hanya ada di dataran Tar-Tar, dekat sungai Baloki?"
Aku mengangguk, tampaknya Z memiliki pengetahuan yang cukup luas, mengingat tidak banyak orang yang tau tentang daun Linus, apalagi tempat tumbuhnya.
" Tapi daerah itu sangat berbahaya" ujar Claude
" Aku punya tumbuhan bunga jempa kering, tapi untuk menghilangkan racun Garaga Q dengan sempurna, kita butuh kedua tumbuhan itu, jika hanya bunga jempa, tidak ada bedanya dengan dia minum tanaman herbal"
" Aku akan pergi" ujar Z bergegas menuju pintu namun dicegat oleh Claude.
" Kau gila ya, bagaimana mungkin kau pergi ke tempat yang berbahaya seperti itu"
" Lalu apa pilihan yang kita punya, kalau apa yang dibilangnya itu benar, saat ini tidak ada yang bisa dipercaya kecuali kau dan aku, karena kita masih belum tau siapa yang jadi musuh kita!"
" Tapi.."
" Tenang saja Claude, kau fikir aku siapa?" tanyanya dengan bangga, ada sedikit senyuman yang tersungging di bibirnya.
" Baiklah, ingat kau harus berhati-hati, ini bukan soal keselamatan Red saja"
Dia mengangguk kemudian hilang di balik pintu, aku menghela nafas lega saat Z sudah pergi, tidak ada lagi tatapan tajam yang seperti melubangi punggung ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
✨Susanti✨
next
2023-10-30
0