Keyakinanku hancur begitu saja.
Tisa memenangkan bola emas hanya sekali percobaan saja.
"Selamat... dengan begini kita dapat juaranya."
"Yeay, keberuntunganku memang sangat baik."
Aku sempat berfikir apa kau benar-benar tidak bekerja sama dengan Vira untuk menjebakku pergi ke sana. Aku rasa itu hanya dugaan tidak berdasar saja.
Kami kembali ke distrik 4 untuk melanjutkan soal rencana sebelumnya, dengan orang yang harus kami jaga sangat banyak tidak ada keluhan soal itu.
"Dibandingkan satu orang tidak selamat, aku memilih untuk meracuni seluruh kota," bahkan untuk Nene yang merupakan seorang pendeta ia juga setuju.
"Ini demi kebaikan semua orang."
Ia terus mengatakan itu yang membuatku merasa tidak enak.
Malam harinya aku menggunakan penutup wajah untuk bergerak dalam kegelapan malam di luar kota Altina, berkat Kaguya aku bisa mengetahui orang-orang di sekitar dengan baik.
"Berhenti Noir."
Aku tepat berhenti di dahan pohon.
Terhadapku yang kebingungan, Kaguya menambahkan.
"Ada yang aneh, semua orang tidak bergerak sejak tadi, memang benar beberapa menyalakan api unggun namun setelahnya terlihat janggal."
Aku segera memeriksa salah satu perkumpulan dan melihat bahwa itu hanya sebuah boneka yang dibuat semirip mungkin dengan manusia.
"Mustahil."
Tepat saat aku menyadari sebuah gerakan kecil di belakangku, sebuah bola air menghantam tubuhku membuatku terlempar lalu menabrak pohon dengan basah kuyup.
Seseorang yang melakukannya adalah pria dengan rambut biru serta anting sebelah di telinganya.
"Ternyata benar, kau memang datang."
"Apa yang terjadi?" aku jelas kebingungan selagi mencoba untuk berdiri.
"Sayang sekali kami tahu bahwa kau hendak meracuni kota, apa kau benar-benar diminta oleh para Succubus itu?"
"Bagaimana kalian tahu?" kataku dengan suara yang tidak mungkin bisa didengarnya.
Seingatku hanya kami saja yang tahu, para Succubus juga tidak mungkin mau membocorkan informasi penting ini.
"Aku tidak perlu menjawabnya, yang harus kau tahu bahwa aku Miza, salah satu anggota dari Elemental Four yang bekerja untuk nyonya Lui, akan melenyapkanmu."
Dia mengarahkan tangannya untuk menciptakan lingkaran sihir biru raksasa.
"Sihir air, naga air."
Dari sana kepala naga menyeruak keluar dengan kecepatan tinggi menerjang ke arahku lalu membawaku beberapa puluh meter jauhnya sebelum meledak bersama kawasan di sekelilingnya.
"Tidak ada yang bisa hidup setelah menerima serangan tersebut, Wilayah ini benar-benar menjadi kuburanmu selamanya."
Setelah Miza pergi aku keluar dari tumpukan tanah selagi babak belur, berkat pedang Kaguya aku berhasil menahannya walaupun aku bisa merasakan sakit di beberapa bagian tubuhku.
"Noir kau tidak apa?"
"Iya."
"Aku penasaran bagaimana mereka bisa mengetahui rencanamu?"
"Aku punya satu hal dugaan yang tidak masuk akal."
"Apa itu?"
Meski aku ragu untuk mengatakannya pada akhirnya aku menjawabnya.
"Ada orang yang bisa meramalkan masa depan, jika bukan pemimpin mereka kemungkinan salah satu dari ras Kisin."
"Ah ras itu."
Kaguya yang hidup lebih lama dariku terlihat seolah mengingatnya.
"Jika begitu, sudah tidak aneh lagi."
"Aku sedikit khawatir dengan yang lainnya, mari segera kembali."
Aku menemukan bahwa semua orang ternyata baik-baik saja, Lifa, Nene dan Tisa memang ketahuan namun mereka masih sempat melarikan diri.
Itu adalah berita baiknya dan berita buruknya bahwa kota ini telah terkurung oleh semacam sihir.
Nene menunjukkan wajah pucatnya.
"Ini buruk, siapa yang tahu mereka bisa mengetahuinya dengan ramalan masa depan, hanya menunggu waktu mereka menemukan kita dan saat mereka mengintrogasi bahwa kita bekerja untuk Succubus mereka akan membantai semuanya tanpa sisa."
"Tapi ini hanya racun sakit perut kan?" bantah Lifa yang dijawab kembali oleh Nene.
"Mereka bisa mengatakan racun itu untuk membunuh, lebih buruk dari itu mereka akan menuduh kita bersengkongkol dengan raja iblis."
Aku beruntung bahwa ada Nene yang bisa membaca situasi dengan baik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments