Setelah mendengar penjelasanku, tiba-tiba saja Vira menangis.
"Sangat menyedihkan, aku rasa kamu harus bergabung dengan sekte kami agar terbebas dari penderitaan."
Bahkan di saat seperti ini dia bisa menggunakan hal-hal seperti ini untuk membuat seseorang masuk ke sekte.
Aku menarik pipinya.
"Awawa, sakit, sakit aku cuma bercanda."
Untuk melupakan apa yang telah aku katakan padanya, akhirnya kami berkunjung ke sebuah pasar yang menjual barang-barang bekas. Jika beruntung aku bisa membeli barang bagus dengan harga murah. Tentu saja, yang aku ingin beli adalah sebuah pedang.
Setelah persiapan kami selesai, kami akan kembali menantang Leaf of Tea seperti sebelumnya.
Setelah berkeliling kami akhirnya menemukan sebuah toko yang menyajikan seluruh senjata. Beberapa orang juga terlihat mengantri, bahkan meski bekas harganya hanya turun setengahnya dari yang biasa pandai besi berikan.
"Lihat ini Noir, bagaimana jika kamu membeli yang ini?"
Yang ditawarkan oleh Vira sebuah pedang besar yang terlihat bagus dan mengkilap.
"Kamu sangat jeli nona, pedang itu sebelumnya dimiliki oleh Kabold, petualang yang mengalahkannya memutuskan untuk menjualnya di sini."
"Petualang itu tidak menyimpannya ataupun menjualnya ke pandai besi?"
"Kebanyakan pandai besi tidak menerima senjata dari luar ataupun ditempa oleh orang lain jadi mereka menjual hal-hal seperti ini pada kami, kalau sebatas memperbaikinya kurasa pandai besi mau melakukannya meski dibuat oleh orang lain."
Para pandai besi memiliki aturan bahwa mereka tidak menjual hasil dari pandai besi lainnya, jika itu pembuatnya mereka bisa dengan mudah tahu bahwa itu bukan buatan mereka.
"Berapa ini?"
"Tiga puluh koin emas."
Mendengarnya sudah cukup membuatku sakit perut. Aku mencari lagi pedang yang lebih cocok dengan isi dompetku dan melihat bahwa ada sebuah pedang bagus yang berkarat.
Pedangnya pas di tanganku, itu tidak besar ataupun kecil serta berwarna hitam gelap, memiliki bentuk yang terlihat tidak seperti pedang pada umumnya.
"Apa ini?"
"Katana... aku mendapatkannya cukup lama, kalau tidak salah itu merupakan milik seorang pahlawan dari masa lalu."
"Berapa ini?"
"Hanya 15 koin perak."
"Aku akan membelinya."
"Kau serius mau membelinya, itu hanya pedang berkarat bahkan ketika aku bilang bahwa itu milik pahlawan, orang-orang menuduhku bahwa itu palsu."
"Tidak masalah, jika ini benar milik pahlawan aku harap bisa sekuat sepertinya, bagaimana menurutmu Vira?"
"Jika itu keputusanmu aku tidak keberatan, lagipula Noir sendiri yang akan menggunakannya."
Dengan begitu aku menempatkan pedangku di pinggang.
"Terlihat cocok untuk Noir, Anda terlihat keren."
"Dengan memujiku aku tetap tidak akan bergabung."
"Usaha boleh saja kan."
Vira naik ke dalam kereta lalu berkata padaku setelah ia duduk.
"Kalau begitu sampai jumpa, sesekali mampirlah ke kotaku aku akan memberikan pelayanan plus, plus."
"Jika seseorang mendengarnya itu hanya akan jadi salah paham."
Vira tertawa kecil lalu melambai tangannya yang kubalas dengan hal serupa. Terlepas bagaimana sifatnya dia seorang Priest sebenarnya.
Saat kami berjalan-jalan dia tidak ragu untuk menyembuhkan orang-orang yang butuh bantuan.
Untuk sekarang aku akan memeriksa keadaan yang lainnya.
Di lain hari kami mengunjungi pandai besi yang merupakan seorang Dwarf.
"Hoh, kalian butuh sesuatu?"
"Aku ingin tongkat baru."
"Aku juga ingin tongkat."
"Aku ingin pedang baru."
"Baiklah, kalian pilih saja dari sana... peralatan itu mahal sebaiknya kalian harus bisa membayarnya."
"Apa ada cicilannya?"
Jelas sekali tidak ada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments