Sekembalinya ke guild aku dan Lifa memesan banyak makanan dan menangis karenanya. Seorang petualang veteran berkepala plontos merangkulku dengan gelas bir di tangannya.
"Kalian ini terlihat bahagia, sebenarnya apa yang kalian makan selama ini?"
"Berisik, kami sudah lama tidak makan daging. Aku bahkan masih harus membayar hutang."
"Haha kehidupanmu cukup sulit Noir."
Orang ini bernama Agil, dia pria tua ramah yang sering berbicara denganku. Kami terkadang memiliki bisnis bersama yang hanya diminati para pria dewasa. Tentu itu bukan sesuatu yang mencurigakan hanya keluar malam Minggu ke tempat ramai yang dipenuhi para Succubus.
"Apa kalian berdua akan pergi ke tempat kotor itu lagi."
Aku buru-buru menutup mulut Lifa.
"Ingat rahasia, rahasia."
Dia mengangguk mengiyakan.
"Dibandingkan para Succubus lebih baik kau menyentuhku saja, itu lebih cepat memuaskanmu."
Orang ini saraf.
Aku bukan hanya datang untuk bersenang-senang dengan kakak cantik, aku juga mengumpulkan informasi di sana. Yah.. meski aku mengatakannya itu tidak akan merubah bagaimana semua orang memandangku.
Beberapa gadis waspada padaku dan sebisa mungkin memegangi rok mereka.
"Maaf Agil, hari ini aku libur."
"Tidak biasa kau mengatakan itu."
"Barusan aku dikejar slime raksasa, syukurlah bahwa aku diselamatkan seseorang hingga bisa duduk di sini makan-makan."
Agil menunjukan senyuman masam.
"Pasti hari ini cukup berat untukmu."
"Begitulah."
"Bukannya lebih bagus jika kau menambah anggota lagi, biasanya satu kelompok bergerak dengan empat orang atau lebih, kalian hanya berdua, karena itulah kalian tidak terlalu efesien."
"Lalu job seperti apa yang harus aku pilih?"
"Benar juga kau sebelumnya pedagang jadi tidak tahu, pertama kamu perlu seorang Priest dan selanjutnya petarung jarak menengah untuk membantu serangan, beberapa orang lebih memilih Vanguard dibanding Tank atau Paladin, yang jelas itu akan sangat membantu."
Aku berkata akan memikirkannya nanti dan melihat kepergian Agil dari tempatku duduk, ketika aku melihat makananku mereka telah lenyap.
"Di mana makananku?"
"Pasti kucing yang menghabisinya."
Aku menarik pipi Lifa sebisa yang aku mampu.
"Uweeeeh, aku masih lapar dan aku tidak ingin keluar uang."
Sampai sekarang aku bertanya-tanya kenapa tubuhnya kecil padahal makannya banyak. Aku membenamkan diriku di tempat tidur sembari menatap langit-langit kamar.
Lifa baru selesai mandi dan ia duduk di cermin selagi membersihkan rambutnya, kami terlalu miskin untuk menyewa dua kamar, kalau saja aku tidak memiliki hutang kami mungkin bisa menabung untuk rumah dan lainnya.
Kami harus puas dengan kamar murah dengan dua ranjang.
"Ngomong-ngomong Noir, aku penasaran kenapa perusahaan dagangmu bangkrut padahal aku merasa yakin bahwa kamu bukan orang yang buruk."
"Soal itu ceritanya panjang, aku tidak ingin mengatakannya."
Dia mengembungkan pipinya yang mana terlihat sangat imut, kalau saja dia intelektual bukan hal mustahil untuk dia menikahi seorang pangeran dari kerajaan tertentu. Jika pun ada yang menikahinya dia hanya menjadi pemuas nafsu saja.
Aku sebaiknya menjadi lebih selektif saat dia memutuskan menikahi seseorang.
Kepribadiannya patut disayangkan namun aku juga merasa senang, jauh di lubuk hatiku jika aku tidak bertemu dengan Lifa, aku akan selalu sendirian.
Orang-orang baik ketika kamu memiliki banyak uang dan kekuasaan, ketika kamu tidak memilikinya lagi maka mereka akan pergi.
Kurang lebih seperti itulah yang terjadi padaku, kendati demikian masa lalu hanya akan jadi masa lalu, sekarang aku memiliki masa depan serta jalan berbeda.
Tidak seperti sebelumnya lain kali mungkin tidak akan ada yang menyelamatkanku, sampai saat itu aku harus bertambah kuat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Tanpa Nama
lanjut
2023-07-04
3
Herdianti Putri
ditunggu kelanjutannya
2023-07-04
1
Herdianti Putri
Bisa-bisanya nih anak
2023-07-04
1