Di guild yang telah semakin ramai empat orang menundukkan kepalanya pada kami, lebih tepatnya satu pria dengan tiga anggota kelompoknya yang semuanya para gadis.
Singkatnya mereka adalah kelompok yang kami bantu sebelumnya.
Yang pria dengan rambut coklat poni belah dua bernama Rex, dia seorang pengguna pedang dengan job Swordman, umurnya mungkin lebih muda 5 tahun dariku.
Di sebelahnya seorang gadis penyihir dengan rambut kepang dua, lengkap dengan jubah dan topi, kepribadiannya terlihat kekanak-kanakan bernama Micel.
Kemudian seorang Priest yang terlihat paling tua di antara mereka, memiliki rambut merah panjang dengan mata sayu bernama Lulia dan terakhir seorang demi-human kucing berambut biru sebahu, Sirna.
Mereka kelompok dengan komposisi sempurna.
"Kalian terlalu banyak berterima kasih, sudah sepantasnya kami petualang saling membantu."
"Aku tidak enak sebelum mentraktir kalian, izinkan kami melakukannya."
Karena Rex bersikeras jadi kami meminta ditraktir satu gelar bir saja, harganya tidak terlalu mahal jadi walau kami menerimanya mereka tidak akan kerepotan.
"Kalau begitu kami akan mengambil quest yang lebih mudah dikerjakan, sampai jumpa."
Aku mengangguk sebagai balasan dan melihat bagaimana mereka telah pergi setelahnya. Agil secara misterius berkata dari belakangku.
"Mereka akan menjadi petualang hebat di masa depan."
"Mungkin begitu," kataku ragu karena pada dasarnya aku tidak terlalu pandai menebak masa depan.
"Benar juga, Noir para kakak Succubus menanyakanmu... mereka bilang kau seharusnya mampir ke sana, seperti biasanya mereka memintamu melakukan sesuatu."
Aku bisa melihat seluruh anggota partyku melihatku dengan tatapan dingin. Itu cukup menusuk.
"Kalian jangan salah paham, para Succubus tidak melakukan bisnis seperti itu, tidak secara langsung."
"Nah Agil, kau sebaiknya menjelaskannya juga pada mereka."
Nene sedikit memberikan tatapan yang pada Agil.
"Para Succubus hanya memberikan mimpi indah pada pria, kami tidak benar-benar melakukan itu dengan mereka, lagipula bukan hanya menyediakan jasa seperti itu mereka juga membuka bar dan kafe, setahuku Noir di sana hanya melakukan bisnis saja."
"Begitulah, aku mendapatkan penghasilan tambahan dari mereka, seperti membenarkan genteng yang bocor, mengecat rumah dan lainnya."
"Noir hanya tukang kuli dong."
Aku tidak bisa menyangkal perkataan Lifa.
Dunia ini keras dan untuk tetap hidup aku harus mengambil pekerjaan apapun walaupun itu sesuatu yang orang abaikan.
"Lalu sebelum ini apa ada yang lain yang dikerjakan Noir?" tanya Tisa penasaran.
"Aku pernah jadi kuli panggul di pasar dan juga, berjualan ayam warna"
"Ayam warna?"
"Itu ayam yang dicelupkan ke dalam cat," balas Nene membuat Tisa dan Lifa berteriak terkejut.
"Jadi ayam itu tidak memiliki warna seperti itu!'
"Mengejutkan sekali terlebih kerjaan Noir tidak jauh-jauh dari kuli."
Aku menarik pipi Lifa agar dia diam.
Karena aku sudah memiliki kelompokku aku tidak keberatan untuk mengajak mereka mampir ke distrik Succubus. Hanya di kota ini para Succubus dibiarkan untuk beroperasi terang-terangan.
Dengan keberadaan mereka bukan berarti bahwa kota ini buruk, ini hanya daya tarik lebih dari kota biasanya, dibandingkan rumah bordil kurasa ini jauh lebih baik.
Semua orang tampak penasaran, untuk Kaguya ia lebih banyak diam saat kami berada di dekat orang lain.
"Ara, ada wanita yang mampir juga kemari."
Seorang Succubus sexy dengan pakaian kurang bahan menyambut kami di depan sebuah bangunan mewah yang merupakan bar modern.
Aku menunjukan kartu VIP hingga ia terkejut
"Bukannya itu kartu terhormat, hanya ada tiga orang yang memilikinya di dunia ini."
"Kartu apaan?" tanya Nene.
"Aku tahu, itu kartu dimana siapapun yang memilikinya bisa bersenang-senang dengan Succubus di dalam kamar sepuasnya."
"Lu diam saja."
Serius keberadaan Lifa membuatnya semakin parah, di sisi lain Succubus yang kami ajak bicara tampak jijik.
"Kami tidak melakukan bisnis seperti itu, yah walaupun aku juga ingin mantap-mantap sesekali."
Nene mendengus kesal.
"Hentikan pembicara dewasa kalian, jadi apa yang akan kita lakukan?"
"Aku ingin bertemu nyonya."
"Kalau begitu silahkan ikuti saya."
Kartu ini hanya kartu yang menunjukkan bahwa orang tersebut dekat dengan pengelola distrik ini, hanya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments