Selang beberapa hari aku kembali berlari dengan kumpulan Orc yang marah di belakangku, kini aku tidak berlari sendirian, ada Lifa dan Nene di sebelahku, dan untuk Tisa aku menggendongnya di punggung.
"Apa-apaan semua ini? Bukannya kami hanya datang untuk berburu kelinci."
Kami datang ke hutan ini untuk itu tapi sekarang kami malah terlibat dengan sesuatu yang buruk.
Lifa yang tertawa berkata.
"Aku dengar Orc lebih suka memainkan para wanita sebelum dimakan, aku harap saat mereka melakukannya tidak akan sakit."
"Aku kira itu akan sakit untuk pertama kali."
"Kalian berdua apa yang kalian katakan?"
Di saat-saat panik Lifa menyodorkan novel padaku. Aku membaca judulnya.
"Orc menghamili ribuan gadis petualang, siapa orang gila yang menulis ini? Dan tunggu, ini bukan saatnya santai."
"Nah Noir, aku selalu penasaran apa kau tidak lelah berteriak-teriak terus?"
"Memangnya ini salah siapa!"
Lupakan soal menjadi petualangan tingkat atas, berhasil hidup juga kami sudah beruntung.
Nene mulai mengoceh meskipun aku tidak menanyakannya.
"Aku bermimpi suatu hari bisa mengalahkan raja iblis dan semua orang bisa membangun patung-patung diriku di setiap kota."
Yang aku ingin katakan, cepatlah pergi berobat. Aku berusaha memanggil-manggil Tisa sayangnya dia benar-benar pingsan, hanya dengan satu pukulan dia berakhir seperti ini.
Kami bersembunyi di balik batu yang tertutup rentetan pepohonan, entah bagaimana kami akhirnya bisa selamat dari kejadian yang mengerikan ini.
Lain kali mari jauhi hutan, kataku lemas.
Aku menjatuhkan Tisa di tanah selagi mengerang kesakitan, punggungku rasanya benar-benar hancur.
"Selanjutnya aku serahkan padamu Lifa."
"Tunggu, kau memintaku untuk menggendongnya pulang."
"Tidak perlu digendong, aku biasanya menyeret Tisa di tanah itu lebih efisiensi."
Aku tidak pernah tahu ternyata Priest ini kejam juga.
Sekembalinya ke guild Tisa akhirnya mulai sadar, apa yang dia lakukan pertama kali ialah memesan makanan.
"Tolong makanannya."
Orang ini.
Apa dia sadar masalah yang dia buat tadi?
Berkat uang yang kami dapat dari penjualan baru sihir slime, kami masih bisa makan.
Aku memperhatikan sekeliling dan melihat bahwa semua orang tampak jatuh ke dalam keputusasaan, mereka juga terlihat gelisah dan khawatir
Biasanya aku akan langsung bertanya pada Agil, sayangnya aku tidak bisa menemukannya di manapun jadi sebagai gantinya aku bertanya pada pelayan yang mengantarkan pesananku.
Guild ini beroperasi bersama bar karenanya keadaannya seperti ini.
"Sebenarnya apa yang terjadi di sini?"
"Kalian belum tahu, party pahlawan dikatakan sudah terbunuh oleh salah satu komandan pasukan raja iblis."
"Maksudmu pahlawan Mikado?"
"Benar, sekarang sepertinya umat manusia tidak aman. Aku harap mereka tidak berniat menyerang kota Artemis juga."
Ini sulit dipercaya, sebelumnya aku diselamatkan olehnya dan sekarang dia dikabarkan sudah tewas.
Sementara aku panik anggota kelompokku hanya asyik memakan cumi goreng di mulut mereka.
"Mau bagaimana lagi, menjadi pahlawan memang sulit."
"Aku turut berdukacita, tolong kecapnya."
"Silahkan."
Dasar tidak punya hati.
Orang-orang ini pasti tidak tahu bagaimana dampak yang akan terjadi nantinya.
Yang paling buruk aku bisa membayangkan manusia sebagai budak iblis atau sebagainya.
"Kamu tidak makan Noir, kalau begitu."
Aku buru-buru merebut piring milikku yang akan diembat elf sialan ini. Pengalaman adalah guru terbaik jadi aku selalu waspada terhadap makananku sekarang.
"Ini punyaku, walaupun kau mengembungkan pipimu aku tidak akan memberikannya."
"Dasar pelit."
Kata itu lebih cocok digunakan untuknya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments