Dari Pedagang Menjadi Petualang Rank S
Namaku Noir Steel, umur 20 tahun dan sekarang aku sedang dikejar oleh seekor slime raksasa yang menyemburkan cairan asam ke sekelilingku.
"Uwaaaaaah," bersamaan teriakanku, slime yang tadinya jinak semakin bersemangat mengejarku.
Dia bahkan bisa melompat dan hampir menindihku dengan tubuh birunya kalau saja aku tidak berhasil menghindarinya.
"Apa-apaan dengan slime ini, ini bukan lagi monster lemah.. ini setara dengan raja iblis."
Sementara aku mengutuk akan dunia ini, seorang gadis elf dengan rambut pirang panjang berdiri di luar garis pertempuran selagi menyemangatiku.
"Bagus Noir, lari terus jika kau mati kemungkinan aku akan mendapatkan asuransi darimu nanti."
"Ngajak berantem lu."
Gadis itu memiliki mata emas serta wajah cantik, seluruh tubuhnya dibalut dengan keseragaman ideal dari jubah penyihir hitam, ia juga memiliki dada yang besar yang memungkinkan semua gadis akan cemburu padanya. Namun, hanya satu hal yang menghancurkan segalanya. Dia bodoh.
"Lu serang juga kek."
"Aku kehabisan mana, berjuanglah."
"Berjuang jidatmu."
Dia gadis yang tidak berguna, aku ingat bagaimana aku terlibat dengannya. Saat pertama kali aku datang ke kota Artemis aku memutuskan untuk menjadi petualang demi membayar hutang-hutangku sebelumnya.
Resepsionis menyarankan untuk membuat party sayangnya, karena aku lemah tidak ada yang mau merekrutku, pada akhirnya gadis elf itu muncul dan menawarkan kerja sama.
Awalnya aku tidak keberatan namun setelah aku tahu siapa dia, rasanya aku malah menyesalinya. Selain tidak berguna dia juga mata duitan yang selalu membuatku sakit perut.
Slime yang mengejarku menumbuhkan sebuah tantakel yang mana menjerat pergelangan kakiku lalu menarikku beberapa meter ke udara sebelum dijatuhkan ke tanah dengan bunyi memekakkan telinga.
"Guakh... sialan!"
Aku mengarahkan tanganku sembari berkata.
"Fire Bolt."
Tentu saja itu bukan sihir luar biasa yang dimiliki banyak orang, fire boltku hanya sebuah percikan api yang terlihat seperti kelereng. Bahkan slime tersebut meledekku dengan memiringkan kepalanya seolah berkata.
Apa yang sedang kau lakukan?
Sial, bahkan aku juga diledek oleh slime.
Aku berteriak ke arah gadis elf.
"Sepertinya aku akan mati oleh slime, katakan pada yang lainnya aku mati diserang naga."
"Aku mengerti, ngomong-ngomong aku akan mengambil tabunganmu yang kau sembunyikan di buku dewasa di bawah kasurmu di penginapan."
"Kenapa kau tahu?"
Apa dia reinkarnasi dewi berambut biru itu.
"Tidak ada yang bisa disembunyikan dariku terlebih kau suka sekali melihat dadaku."
"Entah kenapa aku ingin minta maaf soal itu."
Slime membuka mulutnya lebar-lebar mengisyaratkan bahwa inilah akhir dari perjalananku, yang kecil memang suka melarutkan pakaian namun jika ukurannya sebesar itu pasti dagingku yang larut.
Ketika aku akan menerima kematianku, sebuah teriakan dari skill tertentu terdengar. Itu merupakan skill dari pedang suci dengan kilauan yang menyilaukan.
"Aurora Blade."
Tubuh slime terbelah dua bagian lalu berubah menjadi batu sihir, dari sana seorang pria tampan dengan rambut pirang mengulurkan tangannya.
"Kau baik-baik saja."
Senyumannya yang khas adalah daya tarik darinya selain armor kuat yang berkilauan.
"Ah iya, terima kasih banyak."
Aku tidak ingin menyebutkannya tapi dia adalah seorang pahlawan dari dunia lain bernama Mikado, bersama temannya dia telah menaruh prestasi di mana-mana, aku bukannya iri hanya saja dia merupakan pria yang berkebalikan dariku.
Pria populer dengan banyak Harem dan kekayaan yang melimpah.
"Slime terkadang sulit dihadapi, jadi berhati-hatilah."
"Ah ya."
"Kalau begitu sampai nanti."
Aku biasanya hanya bilah hah? Hoh dan Hoh, ini sebuah peningkatan.
Mikado hanya melambaikan tangan dan pergi menuju kereta yang di tunggangi pria besar, gadis penyihir serta gadis pencuri.
"Dia seperti seorang pangeran saja," perkataan itu berasal dari gadis elf yang mendekat. Ia melanjutkan.
"Meski begitu aku tidak suka dengannya, dibandingkan pria yang terus menjaga imejnya lebih baik bersamamu Noir."
"Entah kenapa aku sama sekali tidak senang."
"Ayolah Noir mengaku saja, kau suka saat aku memujimu kan."
"Sama sekali tidak," balasku lemas.
Apapun yang terjadi yang terpenting aku selamat.
"Mari kembali Lifa."
"Yeaaay... pahlawan itu meninggalkan batu sihir untuk kita, kini kita tidak perlu mengais-ngais tempat sampah lagi."
"Sebaiknya kamu rahasiakan hal-hal seperti itu."
"Buku dewasa juga?"
"Buku dewasa juga," aku menegaskannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
zoro
gwenchanayoo
2024-02-12
0
Tanpa Nama
lucu
2023-07-04
1
Herdianti Putri
Aku mampir ya
2023-07-04
0