Yang tersisa setelah kerusakan itu hanyalah sebongkah batu sihir. Jika sihir ini digunakan di kota aku sedikit khawatir jika kami dituntut untuk mengganti rugi.
Nene dan Tisa bertepuk tangan dengan hasil yang kami dapat, meski barusan monster lemah itu bisa membuat dari kami sangat bahagia.
Ketiganya memelukku dengan erat.
Kami memang kelompok tidak berguna meski begitu bukan berarti kami tidak bisa melangkah seperti kebanyakan orang, tujuan baru kami selanjutnya adalah menjadi petualang peringkat S.
Kami memutuskan untuk beristirahat di dekat sungai sembari menikmati ikan yang kami tangkap, kami berburu Salamander dan goblin dan semua batu sihir tersebut telah tersimpan aman di kantung penyimpanan, bagi para pedagang benda ini wajib dimiliki.
"Kurasa sudah matang."
Aku memberikan satu persatu pada mereka, hanya dibumbui garam tetap saja ini sangat enak.
"Lalu apa sekarang kita akan bertarung dengan Leaf of Tea, aku tidak sabar untuk mengalahkan mereka, aku ingin balas dendam karena telah meregangkan kakiku."
"Aku juga sama, aku entah kenapa membencinya... akan aku injak-injak mereka."
"Nene, bukannya kau terlalu keras sebagai seorang pendeta."
"Moto kami bantai seluruh monster dan iblis sampai tidak tersisa lagi."
Aku rasa semua gereja memiliki pemikiran sama.
Tisa di sisi lain terlihat akan menangis.
"Kenapa dia?"
"Aku hanya senang, ini sesuatu yang selalu aku inginkan sejak lama."
Aku dan Lifa melirik ke arah Nene yang mendesah pelan.
"Orang ini selalu diabaikan dan selalu sendirian. Saat aku bertemu dengannya dia sedang berusaha untuk bergabung dengan kelompok lain tapi malah diolok-olok."
Aku bisa mengerti itu.
Pada dasarnya itu juga yang menimpa kami semua.
"Aku penasaran kenapa Nene memutuskan untuk menjadi seorang petualang?" tanya Lifa.
"Tentu saja demi popularitas."
"Popularitas maksudmu mengalahkan raja iblis?"
"Benar sekali, jika aku berhasil mengalahkan raja iblis maka namaku akan dikenal selamanya bukan."
"Itu aneh karena kamu ingin dikenal sebagai seorang yang mengalahkan raja iblis?" aku menimpali dan Nene mengambil waktu sejenak untuk membalasnya.
"Hanya pembuktian saja, banyak orang yang merendahkanku dan mengatakan bahwa aku tidak cocok sebagai seorang pendeta, jika aku bisa melakukannya maka aku bisa membalas orang-orang yang sebelumnya mengataiku demikian."
Ternyata orang ini pendendam juga, menurutku dia lebih baik dibandingkan Vira yang licik serta penuh tipu muslihat.
Membayangkan wajahnya membuatku sedikit kerepotan. Setelah Tisa selesai menangis kami melanjutkan kembali penelusuran, kami hendak memasuki hutan lebih jauh namun teriakan orang-orang membuat langkah kami terhenti.
"Aku tidak suka ini," kata Nene jujur sementara Lifa tidak ada ragu-ragunya untuk menerjang ke depan.
"Dasar bodoh."
Sudah terlambat untuk melarikan diri jadi kami bertiga menyusulnya, ada beberapa petualang yang terpojok oleh seorang Orc raksasa.
"Kalian?"
Aku mengenal mereka karena berada di guild yang sama. Mereka petualang baru.
"Apa kalian tidak apa-apa."
"Iya."
"Bukannya guild sudah melarang petualang baru untuk masuk hutan."
"Maafkan kami."
Orc tersebut mengayunkan pedangnya dan Tisa berdiri menahannya hingga kedua senjata itu berbenturan, menciptakan suara memekakkan telinga.
"Nene tolong rawat luka mereka."
"Aku mengerti."
Aku menarik pedangku untuk membantu Tisa, Orc yang menyadarinya segera melompat mundur yang segera itu di bombardir oleh Fire Shooter.
Keduanya sama seperti sebelumnya namun Orc itu masih berdiri gagah.
"Kuat sekali."
Aku melirik Lifa dan ia sudah duduk selagi terengah-engah.
"Sudah tidak bisa lagi kah?"
"Kalau begitu biar aku yang melakukannya."
"Hentikan Tisa."
Tisa sudah menerjang maju, dia menggunakan Avoid untuk menghindar sekaligus menyerang, sayangnya Orc itu bisa membaca gerakannya lalu menangkis serangan tersebut hingga dia sendiri yang terlempar ke belakang.
Tisa langsung pingsan.
Seolah memamerkan kekuatannya, Orc itu berdiri sombong.
Hanya ada satu penjelasan tentang makhluk ini.
"Dia Raja Orc, monster peringkat atas yang hanya bisa diatasi petualang berlevel tinggi."
Tidak ada kesempatan untuk melarikan diri, jika kami tidak melawan kami semua akan dibantainya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments