Di dunia ini ada empat dewi yang mengelolanya dua diantaranya adalah Dewi Senia dan juga Lumira.
"Jadi aku hanya harus membantumu menyebarkan selembaran ini."
"Hm... setelah selesai aku akan pulang, ini kota yang terakhir, yah paling tidak semuanya ada 200 lembar."
"Akan aku bantu tapi dengan caraku, tidak ada manipulasi ataupun muslihat tertentu, setuju?"
"Aku mengerti."
Karena hari sudah mulai gelap aku meninggalkan Vira untuk beristirahat di penginapan yang tidak jauh dari tempat sebelumnya. Di luar penginapan Lifa tampak berdiri menungguku.
"Aku pikir Noir akan kembali besok pagi."
"Kenapa aku harus pergi selama itu," kataku lemas lalu masuk ke dalam kamar sebelum membaringkan tubuhku di ranjang.
Lifa mengikutiku untuk berbaring di dekatku walaupun aku jelas mengusirnya untuk pindah ke tempatnya sendiri.
"Bagaimana pekerjaanmu?"
"Meski ada sedikit kendala, sisanya oke."
Lifa mengacungkan jempolnya padaku, meski dia terlihat baik-baik saja aku tidak yakin padanya.
"Aku hanya meledakan tungku memasak, memecahkan banyak piring dan juga membuat orang marah, hanya itu."
Aku mengeluarkan upahku hari ini untuknya.
"Noir?"
"Ambilah, mulai besok kamu tidak perlu bekerja lagi biar aku yang menutupi kekurangannya nanti."
"Noir sangat baik sekali padaku, aku sangat senang."
Seberapa bodohnya orang ini, aku merasa tidak bisa membiarkannya begitu saja terlibat masalah.
"Apa kau sudah menerapkan apa yang selalu aku ajarkan?"
"Tentu saja Noir, ketika ada pria menggodaku aku akan berkata bahwa aku tidak tertarik apapun yang kau tawarkan, silahkan pergi dari sini dan mereka langsung pergi begitu saja."
Aku lega mendengarnya.
"Aku juga tidak menerima pemberian siapapun dari pria khususnya permen dan bunga, dan ketika seorang pria asing memanggilku aku langsung lari."
"Apa ada pria asing?"
"Benar."
Lifa meletakan ujung jarinya di bibir tampak memikirkannya.
"Dia berkepala botak, membawa pedang di punggung dan nada bicaranya sok keren, dia menyebut dirinya Agil tapi aku segera lari begitu saja."
Aku menghela nafas panjang.
"Paling tidak ingat wajah orang-orang di guild juga."
Aku akan meminta maaf pada Agil nanti, walau wajahnya sangar hatinya sangat rapuh. Kurasa jam segini dia sedang menghibur dirinya di tempat Succubus.
Pagi berikutnya di jalanan utama kota yang ramai aku dan Vira mulai membagikan flampet pendaftaran anggota baru untuk sekte dewi Lumira.
Beberapa orang tampak tidak peduli, beberapa orang lagi sudah memiliki kepercayaan lain dan beberapa lagi terlihat tertarik.
Kebanyakan adalah wanita.
"Di Kultus kami, wanita dan wanita bisa menikah, jadi bergabunglah."
"Benar-benar luar biasa."
"Jika bergabung kalian mungkin banyak dikaruniai anak."
Jangan melawak, sampai kapanpun mereka tidak akan memilikinya.
"Aku mau bergabung."
"Aku juga."
"Ngomong-ngomong aku suka di atas."
Tidak ada yang peduli dengan perkataan Vira tersebut.
Dia melanjutkan.
"Pergilah ke kota kami, di sana kebahagiaan akan menunggu kalian."
"Baik."
Dua wanita sesat itu berlari keluar kota.
"Kita dapat lumayan."
"Nah Vira, jangan bilang bahwa kamu juga Yuri."
"Tentu saja tidak Noir, aku omnivora aku bisa keduanya."
Itu lebih parah dari yang aku kira.
"Ngomong-ngomong aku masih perawan."
"Nggak naya."
"Jaga-jaga jika kamu penasaran."
Sama sekali tidak.
Atau mungkin iya.
Manapun, terserahlah.
"Silahkan."
Beberapa orang tampak menertawaiku hingga Vira berdiri di depanku selagi meletakan tangannya di pinggang.
"Apa yang kalian tertawakan?"
"Hey kakak, apa kamu tahu dia siapa?"
"Maksudmu Noir."
Vira berbalik sesaat padaku.
"Dia sebelumnya seorang pedagang terkenal, tidak aku sangka setelah bangkrut dia menjadi budak gereja Lumira."
"Siapa yang budak, kami melarang perbudakan... kemarilah, kalian pasti dari kultus Senia yang mencoba merusak reputasi kami."
"Lari."
"Sialan, awas kalian... Noir, kau tidak marah?"
Aku mengangkat bahuku lemas.
"Aku memang sudah bangkrut, kurasa sudah waktunya aku jadi kuli lagi, akan kulanjutkan nanti."
"Terima kasih atas bantuannya, maaf malah memaksamu untuk melakukan hal ini."
"Tidak masalah."
Aku melambaikan tangan ke arahnya untuk pamit pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments